Advertising

Monday 24 May 2010

[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - “HASTA MITRA” INSPIRATOR PERGERAKAN PEMUDA

*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita*

*Senin, 24 Mei 2010*

*-------------------------------------------*


"*HASTA MITRA" INSPIRATOR PERGERAKAN PEMUDA*


"TANGAN SAHABAT" – '"HASTA MITRA" Dalam Kenangan. Demikian sebuah judul
ulasan Tempo Online, 26 April 2010. Liputan Tempo itu adalah tentang
pertunjukan film yang berdurasi 38 menit. Dipertunjukkan dalam rangka
memperingati Ultah Ke-30 HASTA MITRA, yang lahir dibawah kekuasaan rezim
otoriter Orba, pada bulan April 1980.


Para pendiri HASTA MITRA – Jusuf Isak, Hasyim Rachman dan Pramudya
Ananta Tur, semuanya sudah tiada. Kebetulan kukenal dari dekat
ketiga-tiga pejuang KEBEBASAN BERFIKIR , KBEBASAN BERKESPRESI dan
KEBEBASAN PERS itu. Persis seperti dilukiskan dalam film dokumenter tsb.
Mereka-mereka itu adalah pejuang-pejuang tangguh dan berani. LUAR BIASA
BERANI dan penuh insiatif serta kreatif. Tak pernah 'jera' meskipun
keluar masuk penjara penguasa. Tak takut susah payah, tak kenal lelah.
Tak takut berkorban demi cita-citanya!


Mereka-mereka itu benar-benar adalah pejuang teladan bagi generasi muda.
Adalah pejuang bangsa, pemikir pencerah-pencecrah yang tak kenal lelah,
tak kenal takut pada penguasa bengis Orba. Jasa-jasa sumbangsih mereka
pada bangsa tak akan bisa dihapuskan dari sejarah perjuangan emansipasi
bangsa ini.


Cocok sekali apa yang dikatakan Wilson, aktivis PRD: B*uku-buku terbitan
Hasta Mitra menginspirasi pergerakan pemuda. "Menjadi ikon dan
membangkitkan semangat kaum muda," *


*Sejarawan Aswi Warman Adam, pas sekali meyatakan: Hasta Mitra adalah
perusahaan penerbitan yang melakukan perlawanan. "Dia melawan dengan
menerbitkan tanpa peduli berapa kali dilarang," katanya. Buku-buku yang
diterbitkan, menurut dia, hampir menghasilkan pemenang Hadiah Nobel,
sehingga Hasta Mitra bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk dunia*


* * *


Bagaimana selanjutnya dengan HASTA MITRA yang telah membuat cemerlang
dan harum nama bangsa, dalam sejarah perjuangan emasipatoar nasion. Itu
menjadi kepedulian generasi dewasa ini. Betapapun, cita-cita perjuangan
yang dirintis pendiri-pendiri HASTA MITRA dan rekan-rekan
seperjuangannya 30 tahun yang lalu akan tetap menyuluhi dan menyemangati
generasi muda.


Di bawah ini dipublikasikan ulang (siaran GELORA45.COM hari ini) tulisan
wartawan Tempo, RINI KUSTIANI, sekitar pertunjukan film dokumenter
TANGAN SAHABAT DALAM KENANGAN, sbb:


* * *


*Tangan Sahabat dalam Kenangan *

LEBIH dari lima puluh orang khusyuk menyimak film berdurasi 38 menit
yang disemprotkan pada sebuah layar putih. Tanah becek dan udara lembap
setelah hujan turun tak menyurutkan para tamu hadir dalam perayaan 30
tahun penerbit Hasta Mitra di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa
petang pekan lalu.


Film berjudul Pikiran Orang Indonesia itu mengisahkan perjalanan hidup
Joesoef Isak yang tak lepas dari Hasta Mitra. Perusahaan penerbitan yang
berdiri sejak April 1980 ini digagas tiga eks tahanan politik,

*Joesoef Isak, Pramoedya Ananta Toer, dan Hasjim Rachman*. Gagasan
mendirikan perusahaan percetakan dicetuskan Hasjim ketika masih di Pulau
Buru. Ketika mantan Pemimpin Redaksi Bintang Timur ini membaca hasil
karya Pram, dia mendatanginya dan meminta izin suatu saat akan
menerbitkan tulisan-tulisannya. Pramoedya menyetujui. Ketiganya bertemu
setelah Pramoedya dan Hasjim keluar dari Pulau Buru pada 1979.


Nama Hasta Mitra disematkan Pramoedya, yang artinya "tangan sahabat".
Penerbitan ini menjadi wadah penyaluran karya eks tahanan politik yang
pada saat itu sulit mendapatkan pekerjaan. Dari semua tulisan yang
diterbitkan, yang paling laris adalah hasil karya Pramoedya selama di
Pulau Buru.

Cerita bagaimana mengamankan naskah-naskah Pramoedya menarik disimak.

Tumiso ditugasi membawa sekarung buku yang ditulis Pramoedya selama di
Pulau Buru. Ketika ia hendak masuk ke Lembaga Pemasyarakatan Magelang,
pria yang kini berusia 71 tahun itu pura-pura sakit supaya buku-buku
tersebut selamat dari sitaan petugas. Walhasil, buku-buku Pramoedya
dapat disebarluaskan.

Dimulai dengan modal seadanya, rumah Joesoef Isak di daerah Duren Tiga,
Jakarta Selatan, disulap menjadi kantor Hasta Mitra. Peralatan kerja pun
serba terbatas, hanya ada satu mesin ketik listrik yang digunakan
Pramoedya dan Joesoef secara bergantian.


Bumi Manusia, terbitan pertama Hasta Mitra pada 1980, memecahkan rekor
penjualan buku, 5.000 eksemplar ludes dalam tempo 12 hari. Keberhasilan
ini menarik minat investor, salah satunya Bank Negara Indonesia, untuk
turut membantu menyuntik modal. Namun tawaran itu sirna setelah Jaksa
Agung mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 052/JA/5/81 tanggal 29 Mei
1981, yang melarang penyebaran buku-buku berbau komunisme dan Marxisme.
Pendek kata, semua terbitan Hasta Mitra yang juga karya Pramoedya
dilarang, seperti Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Pelarangan itu tak menciutkan nyali Hasta Mitra untuk kembali
menerbitkan buku. "Kalau terbit satu dilarang, kami terbitkan lagi,
dilarang, ya terbitkan lagi," kata Hasjim Rachman dalam film. Untuk
menyiasati pelarangan tersebut, Joesoef bersiasat buku-buku diterbitkan
pada Jumat agar memiliki waktu dua hari untuk disebarkan sebelum tiba
Senin, ketika kantor kejaksaan kembali buka.

Pelarangan demi pelarangan mengakibatkan kondisi keuangan Hasta Mitra
tak menentu. Karyawan perusahaan yang semula mencapai 20 orang mulai
diberhentikan satu per satu. Budi Asni, istri Joesoef, mengatakan
dirinya berduka selama ada Hasta Mitra. "Bagaimana bapak-bapak ini,
sudah tahu buku dilarang, kok diterbitkan lagi," keluhnya. "Lalu dari
mana duitnya?"

Asni mengatakan suaminya kadang meminjam uangnya dan belum dikembalikan
hingga kini. "Yang penting buku ini terbit dan dibaca orang," ujar Asni
menirukan kata-kata suaminya. Setali tiga uang, nasib perhiasan istri
Hasjim Rachman, Teti Thairani, juga digadaikan dan belum ditebus. Setiap
kali ditanya, Hasjim hanya menjawab, "Tenang sajalah."


Selain itu, kekhawatiran jika sang suami sampai ditahan lagi terus
membayangi.
Selama rezim Soeharto, metode pemasaran buku terbitan Hasta Mitra
dilakukan sembunyi-sembunyi. Soegeng, kepala bagian pemasaran,
mengatakan tidak ada toko buku yang mau menjual buku terbitan Hasta
Mitra karena takut. "Jadi saya jual door to door," kata pria yang
mengenyam pendidikan sampai kelas dua sekolah menengah pertama ini.
Selain itu, dia menjual buku di kampus-kampus dalam acara diskusi.
Pelarangan buku ini juga memakan korban.


Tiga mahasiswa di Yogyakarta dibui karena menyimpan dan menyebarluaskan
buku-buku Pramoedya. Mereka, Bambang Subono, Bambang Isti Nugroho, dan
Bonar Tigor Naipospos, diadili dengan pasal-pasal antisubversi. Bonar
mendapat hukuman
paling berat, yakni delapan setengah tahun penjara lantaran dituduh
sebagai aktor intelektual dalam distribusi buku Pramoedya. Subono dan
Bambang Isti dihukum enam tahun penjara.

Sampai rezim Soeharto tumbang, buku karya Pramoedya tadi tak dicabut
larangan edarnya. Begitupun dengan beberapa buku terbitan Hasta Mitra
lainnya, salah satunya Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan
Kudeta Soeharto yang ditulis John Roosa, yang dilarang pada akhir 2009.


Pada Juni 1999 Hasjim meninggal akibat kanker. Pembagian tugas yang
semula, Pramoedya menulis, Joesoef menyunting, dan Hasjim mencari modal
usaha, berubah. Pramoedya tetap menulis, sisanya ditangani Joesoef.
Pembagian tugas ini tak berjalan mulus. Di Yogyakarta, Pramoedya
mendapati karya-karyanya dibajak. Akhirnya dia memutuskan melepaskan
"saham"-nya di Hasta Mitra (baca "Memilih Berpisah").


Hasta Mitra akhirnya dipegang Joesoef seorang.
Hingga akhir hayatnya, pada Agustus 2009, tak ada pesan apa pun yang
ditinggalkan mengenai usaha penerbitan yang bukunya paling banyak
dilarang beredar ini. "Kami belum tahu bagaimana kelanjutannya," kata
Asni. Alasannya, kata dia, sejak suaminya meninggal, tidak ada kegiatan
apa pun di Hasta Mitra.

Sejumlah naskah juga masih tertumpuk di ruang kerja Joesoef.
Lalu bagaimana Hasta Mitra selanjutnya? Putra sulung Hasjim Rachman,
Johan Teranggi, angkat bicara. Sebulan sebelum Joesoef wafat, dia
dimintanya meneruskan bisnis penerbitan itu. Namun Johan mengatakan enam
anak Hasjim sudah sepakat untuk tidak melanjutkan perusahaan itu. "Saya
hormati Hasta Mitra sebagai wadah tempat mereka berkiprah," katanya.
Putra bungsu Joesoef, Desantara, juga tak tahu bagaimana nasib Hasta
Mitra selanjutnya. "Ini terlalu berat karena buku-buku itu tidak
mendatangkan profit," ujarnya.


Bagi sejarawan Asvi Marman Adam, Hasta Mitra adalah perusahaan
penerbitan yang melakukan perlawanan. "Dia melawan dengan menerbitkan
tanpa peduli berapa kali dilarang," katanya. Buku-buku yang diterbitkan,
menurut dia, hampir menghasilkan pemenang Hadiah Nobel, sehingga Hasta
Mitra bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk dunia. Adapun Wilson,
aktivis Partai Rakyat Demokratik, mengatakan buku-buku terbitan Hasta
Mitra menginspirasi pergerakan pemuda. "Menjadi ikon dan membangkitkan
semangat kaum muda," katanya. Hasta Mitra mungkin masih tetap menunggu
uluran tangan sahabat yang lain.

*Rini Kustiani *


** * **

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment