Advertising

Thursday, 27 October 2011

Re: [wanita-muslimah] Antara Aborsi dan Konversi Agama

Pak KM,

salah satu keberatan kaum pro-choice (pembela hak aborsi) adalah perempuan
yang datang untuk aborsi sudah pasti punya pertimbangan untuk melakukannya
kenapa mesti ditunda lagi? Apalagi selama masa penundaan itu
harus "begini, begitu" yang porsi terbesarnya adalah kampanye anti-aborsi
itu sendiri.

Mengenai konversi, ya apa mungkin agama memberikan info yang tidak bias?
Misalnya ada orang ingin masuk Islam,
apa ada ulamanya mewanti-wanti sebelumnya, kalau sudah masuk Islam,
ngga boleh keluar lho ya, soale murtad hukumannya mati.
Belum lagi nanti ada FPI yang teriak-teriak murtadisasi.


2011/10/26 kmjp47@indosat.net.id <kmjp47@indosat.net.id>

> **
>
>
> Bung DWS yth, prinsip dari sikap (UU) seperti ini adalah memberikan hak
> kepada ybs (perempuan yang
> ingin aborsi) untuk secara bertanggung jawab mengambil keputusan untuk
> dirinya sendiri setelah
> mendapatkan informasi yang tidak bias. Perempuan yang ingin melakukan
> aborsi (mengalami kehamilan
> yang tidak ia inginkan) sering berada dalam keadaan cemas, bingung, dan
> desperate. Dengan pemberian
> konseling dan menunda satu hari tindakan medisnya, diharapkan ia dapat
> merenungkan kembali
> keputusannya. Kalau besoknya ia tetap datang, berarti tekadnya benar-benar
> sudah bulat bahwa ia
> tidak ingin melanjutkan kehamilannya. Dalam hal ini sikap kalangan
> kedokteran Indonesia lebih maju
> karena penundaan tindakan dilakukan bisa sampai satu minggu.
> Jika dipadankan dengan pindah agama (konversi agama), memang menarik. Ini
> dapat mengubah pola
> pendidikan agama di sekolah agar tidak menjadi dogmatis dan satu arah.
> Siswa diberikan pemahaman
> historis dulu mengenai agama-agama, termasuk kekerasan yang pernah
> dilakukan, lalu biarkan siswa
> memilih sendiri agama apa yang ia ingin peluk. Tetapi saya yakin semua
> agama tidak siap untuk itu,
> termasuk Islam, dan para orang tua akan menolak. Harus diakui bahwa padsa
> umumnya kita memeluk
> agama bukan karena pilihan kita sendiri tetapi dipilihkan oleh orang tua.
> Rasionalisasi kita
> mengenai "agama kita yang terbaik dan terbenar" sudah terlebih dahulu
> dilandasi oleh "kebiasaan
> agama" yang kita anut sejak kecil. Kita sudah merasa nnyaman dengan
> "kebiasaan" itu dari sejak anak-
> anak. Sehingga rasionalisasi kita lebih merupakan upaya pembenaran diri.
> Jika kita mau memahami
> bahwa orang lain juga mengalami proses serupa dalam "memilih" agama, maka
> prinsip "lakum dinukum
> waliyadin" dapat kita terima. Persaingan untuk merebut pengikut dilakukan
> secara "fair", seperti
> pedagang bersaing merebut konsumen. Siapa yang dapat meyakinkan orang lain
> bahwa agamanya yang
> terbaik, tanpa pemaksaan dan kekerasan, akan memenangkan persaingan itu.
> Meng-"iming-imingi" dengan sesuatu yang baik boleh tetapi memaksa atau
> mengancam harus dilarang.
> Maka setiap agama kemudian akan berlomba mendidik da'i-da'i yang cerdas dan
> cerdik, bagaikan
> salesman dan perancang promosi produk-produk konsumen kebutuhan
> sehari-hari.
> KM
>
>
> ----Original Message----
> From: soegardi@gmail.com
> Date: 26/10/2011 23:16
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Subj: [wanita-muslimah] Antara Aborsi dan Konversi Agama
>
> Negara bagian North Carolina sedang menyiapkan RUU yang membatasi
> aborsi. Meskipun aborsi telah legal di seluruh Amerika menyusul
> keputusan Mahkamah Agung dalam kasus Roe v. Wade tahun 1973,
> beberapa negara bagian berusaha membatasi kebebasan prakteknya.
> Di North Carolina pembatasan itu berupa:
> - pasien harus menunggu minimal 24 jam antara penjadwalan aborsi
> dan menjalankan prosedur medisnya.
> - pasien perempuan yang akan aborsi harus diberikan informasi
> sepenuhnya tentang resiko-resiko medisnya, tentang usia fetus,
> tentang alternatif lain seperti melahirkan dan perawatan bayi, berikut
> situs-situs onlinenya, dan juga informasi bahwa ayah si bayi
> secara hukum bertanggung jawab untuk pembiayaannya.
> - pasien diharuskan melihat monitor dan gambar USG
> keadaan fetusnya saat itu.
>
> Tak ayal lagi, polemik antara kaum pro-choice dan anti-aborsi yang
> tak pernah reda itu, memanas lagi.
>
> Salah satu pendukung RUU ini adalah Uskup Gereja Katolik.
>
> Nah, dalam sebuah tanggapan surat pembaca, mungkin tergelitik
> oleh dukungan sang Uskup, seorang pembaca menulis:
> "..... bagaimana kira-kira tanggapan Uskup mengenai seorang yang
> akan pindah (konversi) agama? Saya usulkan dibuat RUU agar orang
> yang pindah agama harus diberi informasi sepenuhnya
> mengenai kekerasan atas nama agama tersebut selama
> 1500 tahun terakhir ini: perang, penindasan, perbudakan,
> kolusi antara gereja, penguasa dan kaum hartawan."
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment