Advertising

Friday, 28 October 2011

[wanita-muslimah] Wacana Kadaluwarsa

 

Wacana Kadaluwarsa
 Kusni Sulang
 
"Pantha Rei",
segalanya mengalir, ujar filosof Yunani Kuno. Mengalir artinya berubah,
bergerak. Gerak adalah hukum yang mengendalikan segala, berada di luar
kemampuan dan kemauan manusia untuk mengendalikannya. Karena itu Mao Tse-dong
mengatakan bahwa kemerdekaan itu jika kita mengenal hukum hal-ihwal dan
berdasarkan hukum itu kemudian bertindak untuk mengubah hal-ihwal, termasuk
keadaan. Jika diterapkan pada keadaan sosial, maka yang dimaksudkan adalah
melakukan perubahan sosial manusiawi. Sebab mengenal keadaan adalah salah satu
tahap saja dari suatu proses keberpihakan manusiawi. Tesis ke-11 Marx tentang
Feuerbach menyebutkan bahwa: "The philosophers
only interpreted the world differently, but what counts, is to change it (the
world)". Para filsuf telah menafsirkan dunia secara berbeda-beda, tapi yang
terpenting adalah mengubah dunia itu" (Dikutip dari makalah Frans Sani
Lake, "Reintegrasi Kebudayaan Dayak, Oktober 2011).
 
Kalimantan Tengah pun tidak bisa mengelak dari hukum
gerak yang universal. Kalimantan Tengah sekarang berbeda dengan Kalimantan
Tengah zaman Tumbang Anoi 1894, berbeda pula dengan Kalimantan Tengah zaman
Pakat Dayak 1919 yang mengkroreksi kesalahan Pertemuan Tumbang Anoi, berbeda
dengan zaman Tjilik Riwut 1957 dalam hampir seluruh bidang. Dari segi
demografis, Kalimantan Tengah tidak lagi didominasi oleh orang Dayak. Di
beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), bahkan orang Dayak hanya berjumlah 5% atau
45%. Perubahan komposisi demografis in akan terus berlangsung. Perubahan juga
sangat nampak di bidang kebudayaan. Budaya Dayak. Kebudayaan dan masyarakat
Dayak, oleh Frans Sani Lake dinilai mengalami "tragedi historis di tengah
modernitas yang menghasilkan disintegrasi historis" (Frans Sani Lake, 2011). Perubahan
juga melanda dunia politik, ekonomi dan sosial.
 
Di hadapan perubahan demikian, elit Dayak dan Kalimantan
Tengah menawarkan budaya yang disebut  filosofi budaya huma betang. Isi filosofi
budaya huma betang itu pada tahun 1990 dirumuskan sebagai "berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Di
mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung'', rumusan yang diambil
dari  pepatah Melayu lama untuk
melukiskan keniscayaan beradaptasi, menghormati adat-istiadat setempat di mana
sesorang sedang berada, tanpa tanggungjawab pemberdayaan dan pembangunan. Hanya
saja oleh perkembangan, agaknyacommon
sense begini sudah menjadi ketinggalan zaman, tidak lagi  tanggap terhadap  perkembangan serta rangkaian nlai republikan
dan berkeindonesiaan.
 
Uluh Kalimantan Tengah bukan hanya Uluh Itah (Orang
Dayak). Tapi semua yang tinggal, bekerja, dan hidup di Kalimantan Tengah.
Ketika menjadi Uluh Kalimantan Tengah, tanggung-jawab mereka terhadap Kalimantan
Tengah mestinya sama. Kalimantan Tengah adalah kampung-halaman mereka. Jika
hanya menjunjung langit yang mereka pijak, mereka tidak mempunyai tanggung-jawab
dan tidak pernah merasa satu dengan Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah tidak
pernah mereka hayati sebagai kampung-halaman. Mereka selamanya akan menjadikan Kalimantan
Tengah sebagai tempat usaha, numpang kerja mencari hidup. Mereka akan selamanya
jadi wisatawan domestik. Selamanya akan merasa diri sebagai pendatang. Padahal
Manusia Indonesia, demikian juga republik dan berkeindoesiaan sesungguhnya
mengandung gagasan yang berbeda dengan pandangan, sikap dan perasaan demikian.
Pandangan, perasaan dan sikap demikian bertolak belakang dengan rangkaian nilai
republikan dan berkeindonesiaan. Jika common
sense begini yang dominan maka tidak terelakkan sekat-sekat tebal akan
memisahkan unsur-unsur komposisi demografis yang heterogen. Pandangan budaya
begini akan menjadi dasar pembenaran secara filosofi untuk memelihara ghetto-ghetto dalam diri semua pihak,
menyemai kekerasan (secara tidak disadari), yang bisa menyeret Kalimantan
Tengah meluncurkan akhtret, laju ke
belakang. Apabila pandangan, perasaan dan sikap demikian dijadikan pegangan
maka ia lagi-lagi hanya memperlihatkan bahwa Republik Indonesia dan Manusia
Indonesia  adalah sesuatu yang sedang menjadi. Republik dan
keindonesiaan sekarang tidak lebih dari sesuatu yang formal. Dasarnya belum
solid. Lagi-lagi hal ini pun memperlihatkan betapa perlunya politik kebudayaan
yang tanggap dan apresiatif untuk mengejawantahkan rangkaian nilai republikan
dan berkendonesiaan, bukan retorika. Saya khawatirkan retorika hanya membuat
"tragedi historis"  dan "disintegrasi
historis", meminjam istilah Frans Sani Lake, akan menjadi-jadi. Hal ini
berlangsung oleh pandangan kita yang meremehkan kebudayaan dan belum menghayati
makna  kebudayaan sesungguhnya. Masyarakat
Kalimantan Tengah sekarang pada dasarnya mengarah ke hedonisme yang meremehkan human value dan valuation, dibayangi
oleh  "budaya" kekerasan, mulai dari
kalangan elit hingga ke akar rumput.
 
Pandangan, sikap, dan perasaan yang tanggap zaman dan
apresiatif sekarang tidak lain "dimana
bumi dipijak di sana langit dibangun". "Di mana bumi dipijak di situ langit
dijunjung" sudah kadaluwarsa. Il n'y a
plus de sense (tak punya arti apa-apa lagi). Common sense yang ketinggalan zaman dan berbahaya. Yang good sense adalah "di mana bumi dipijak di sana langit dibangun". Ia meniscayakan
pembauran, tanggung-jawab  (hak dan
wajib) warga negara dan  tanggung-jawab manusiawi
yang dalam sastra lisan Dayak Katingan disebut "rengan tingang nyanak jata" (anak enggang putera-puteri naga).***
 
Kusni
Sulang, Anggota Lembaga Kebudayaan Dayak Kalimantan Tengah

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment