Mungkin sama pemiliknya yaitu Jawa Pos
-----Original Message-----
From: Dwi Soegardi
Sent: Monday, October 17, 2011 6:35 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Jihad Membangun Karakter Bangsa
kayaknya websitenya Ambon Express dan Fajar Online sama tuh yang bikin
(maintenancenya)
lagian ini profesor yang dulu itu ya
yang nulis soal orang kaya Indonesia yang "nitip" Ferrari di bank New York,
untuk menggambarkan keculasan bangsa Indonesia?
sekarang ada lagi karakter bangsa yang suka ngutil sendok garpu .....
kok seneng banget sih bikin2 artikel kayak begini berdasarkan anekdot?
apa para mahasiswanya dibolehkan menulis skripsi dengan referensi sms,
anekdot di internet, dll?
2011/10/17 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
> **
>
>
> Sunny mengutip artikel tanpa pengarang dari
> http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=42&id=34911
>
> Fyi, pengarang artikel itu adalah: Hamdan Juhannis (Guru Besar Sosiologi
> UIN Alauddin Makassar)
> Silakan klik
> =>
> http://www.fajar.co.id/read-20111014003300-jihad-membangun-karakter-bangsa
>
> Wasssalam
> HMNA
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Lestyaningsih, Tri Ning
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Monday, October 17, 2011 8:56 AM
> Subject: RE: [wanita-muslimah] Jihad Membangun Karakter Bangsa
>
> Assalaamu'alaykum wR wB
>
> Tulisan yang menarik.. lucu.. miris bacanya..
>
> Tempo hari saya berdiskusi dengan teman-teman yang menjadi guru SMP di
> sini. Mereka bercerita tentang training yang baru mereka ikuti tentang
> pendidikan berbasis karakter bangsa. Saya lupa termnya karakter bangsa
> atau
> karakter kebangsaan 'gitu. Just curious, maksudnya pendidikan seperti apa
> yang berbasis karakter bangsa.. Kalau karakter bangsa seperti yang
> diceritakan di bawah ini, wah gimana ?
>
> Waktu saya tanya ke teman-teman saya, apa bedanya pendidikan yang sekarang
> dengan yang berkarakter bangsa itu, teman2 saya yang nota bene baru
> mengikuti training pun tidak bisa menjelaskan dengan jelas perbedaannya.
> Ya,
> kalau tidak ada bedanya, ya untuk apa dibuat program itu ?
>
> Wassalaam,
> -Ning
>
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:
> wanita-muslimah@yahoogroups.com] On Behalf Of Sunny
> Sent: Monday, October 17, 2011 10:56 PM
> To: Undisclosed-Recipient:;
> Subject: [wanita-muslimah] Jihad Membangun Karakter Bangsa
>
> http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=42&id=34911
> SABTU, 15 Oktober 2011 | 611 Hits
> '
>
> Jihad Membangun Karakter Bangsa
>
> Saya memulai tulisan ini dengan sms dari seorang teman tentang sebuah
> survey yang awalnya saya anggap sebagai 'joke' tetapi kemudian mewakili
> realitas yang sesungguhnya. Survey ini tentang table manner (cara makan)
> beberapa bangsa saat naik pesawat terbang.
>
> Yang disurvey adalah Bangsa Amerika, Rusia, Jepang, dan Indonesia.
> Hasilnya adalah, Orang Amerika kalau sudah makan, sendok dan garpunya
> disimpan dengan cara silang dan terbalik di atas tempat makannya. Orang
> Jepang melakukan dengan cara silang juga tetapi dengan sendok dan garpu
> yang
> tetap terbuka. Adapun orang Rusia, sendoknya dan garpunya disimpan lurus
> dan
> terbuka.
>
> Yang menarik adalah cara makan orang Indonesia. Sendok dan garpunya tidak
> menyilang dan terbalik, tidak menyilang dan terbuka dan tidak pula lurus
> dan
> terbuka. Tetapi sendok dan garpu tersebut sudah tidak ada.
>
> Mengapa sms joke di atas saya anggap mewakili realitas prilaku bangsa
> Indonesia? Saya sendiri pernah mendengar pengakuan seseorang yang memang
> memiliki beberapa sendok dan garpu dari pesawat di rumahnya. Saya juga
> beberapa kali menyaksikan penumpang menyelipkan sendok dan garpu setelah
> makan di pesawat garuda. Penumpang yang mengambil sendok adalah prilaku
> yang
> sering dianggap wajar saja.
>
> Tetapi bila ditempatkan pada konteks karakter, bisa dimaknai sebagai
> indikasi prilaku negatif, yakni prilaku mengambil yang bukan haknya. Bisa
> saja kebiasaan mengambil sendok dan garpu di pesawat itu berlanjut dengan
> mengambil sandal, handuk, seprei, gelas, dan peralatan hotel lainnya
> ketika
> menginap di sebuah hotel. Terbukti, seorang pegawai hotel yang saya tanya
> mengapa begitu rinci memeriksa barang-barang di kamar sesaat saya check
> out,
> dia menjawab bahwa penghuni sebelumnya membawa pergi gelas hotel.
>
> Bagi anda yang pernah naik pesawat di negara maju, pasti anda tidak pernah
> mendengar pengumuman dari crew pesawat sesaat setelah landing tentang
> peringatan bagi penumpang untuk tidak membawa pergi pelampung, karena
> prilaku itu bagi bangsa-maju adalah kekonyolan. Maksud dari pengumuman
> seperti itu di negeri ini, bahwa ada kebiasaan penumpang membawa pulang
> pelampung yang disimpan di bawah tempat duduk pesawat.
>
> Mengapa dalam anekdot di atas, orang Amerika, Jepang, dan Rusia di pesawat
> hanya berfikir menaruh sendok dan garpu di atas tempat makannya setelah
> makan? Karena mereka tidak punya entri dalam kamus hidupnya untuk
> 'mengambil
> bukan haknya'. Secara tradisi, mereka tidak diajari untuk berprilaku
> curang
> dan mencuri sejak kecil.
>
> Jadinya, saat berhadapan dengan aturan bernegara, mereka begitu mudahnya
> patuh pada aturan itu. Kita melakukan sebaliknya. Ketika sebuah aturan
> diproduksi, kita begitu mudahnya melumpuhkan aturan itu, karena kita sudah
> dibiasakan oleh tradisi-tradisi curang di ruang publik, dan telah menjadi
> prilaku yang 'diizinkan' oleh tradisi. Seapik apapun aturan yang dibuat,
> aturan itu hanya untuk dilanggar.
>
> Pembaca pasti tahu peraturan three in one pada sistem berlalu lintas di
> beberapa jalan di Jakarta, di mana hanya mobil yang berpenumpang 3 ke atas
> yang diizinkan lewat pada jam tertentu. Apa yang terjadi? Sehari setelah
> peraturan three in one itu keluar, muncullah perusahaan 'joki' bagi
> pengendara yang butuh penumpang ekstra di jalan dengan sistem three in one
> itu.
>
> Anekdot di atas adalah gambaran tentang karakter bangsa. Karakter adalah
> watak yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini
> dan
> digunakan sebagai landasan untuk pola pikir dan prilaku. Dari prilaku
> korupsi yang merajalela pada berbagai segmen kehidupan bernegara, jelas
> menunjukkan bahwa bangsa ini sedang dititik nadir krisis karakter.
>
> Jihad untuk Hidup
> Ditengah derasnya tuntutan membangun karakter bangsa seperti yang
> terdengar
> akhir-akhir ini, kita juga sering disuguhi dengan issu keagamaan yaitu
> jihad. Issu ini muncul sehubungan dengan banyaknya issu global yang
> diinterpretasi sebagai perseteruan agama. Interpretasi Jihad menjadi
> begitu
> beragam, mulai dari perang melawan musuh nyata, perang melawan iblis,
> sampai
> perang melawan hawa nafsu.
>
> Tidak dipungkiri bahwa yang sering mencekoki banyak masyarakat Muslim
> bahwa
> Jihad selalu diartikan dengan perang melawan musuh nyata. Sebuah aksi
> dianggapnya Jihad bila seseorang itu betul-betul beraksi nyata berahadapan
> dengan musuh yang telah didefenisikan secara fisik. Pemahaman seperti
> inilah
> yang bisa melahirkan bom bunuh diri karena diyakininya sebagai 'bom
> syahid.'
>
>
> Namun, Jihad melawan musuh nyata adalah hanya sebagian dari interpretasi
> jihad itu. Jihad tidak selamanya harus mati. Berjihad tidak harus sampai
> 'mati syahid'. Jihad bisa mengalami evolusi sesuai dengan konteksnya.
>
> Konteks yang perlu ditegakkan sekarang adalah jihad dari 'berani mati' ke
> 'berani hidup demi kesejahteraan umat'. Konteks yang paling relevan dengan
> jihad hidup bangsa Indonesia saat ini adalah membangun karakter. Caranya
> dimulai dari paling sederhana, berhenti mengambil sendok dan garpu saat
> naik
> pesawat, berhenti menyontek saat menjadi menjadi pelajar, atau berhenti
> melakukan manipulasi saat mengerjakan data apapun.
>
> Jihad membangun karakter adalah jihad hidup untuk menghidupkan nurani.
> Karena bila nurani mati, agamapun dijadikan sarana untuk 'menipu' Tuhan.
> Saya pun berfikir, orang-orang yang suka mengambil sendok dan garpu di
> pesawat adalah juga orang-orang beragama. Ritual agama jalan terus tetapi
> ritual itu belum mampu menggugah nurani keberagamaan. Wajarlah, seorang
> koruptor yang berpredikat haji ketika ditanya: "Mengapa bapak korupsi,
> korupsi itu mencuri, bukankah bapak sudah haji?" Jawabnya: "Haji adalah
> ibadah, sementara mencuri itu adalah pekerjaan!" Naudzubillah.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment