mas akmal saya pernah ingat idul adha kita pernah beda dengan arab saudi
tapi lupa tahun berapa
salam,
--
Wikan
2012/8/2 Akmal N. Basral <anb99@yahoo.com>
>
>
>
>
>
> Betul sanak Mas Arcon, secara teknis perhitungan melalui software adalah
> termasuk hisab. Tapi mari kita lihat dari perspektif lebih luas, misalnya
> puasa sunnah 3 hari sebulan (Shaum Ayyamul Bidh) yang dianjurkan Nabi setiap
> tanggal 13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah, dan kaitannya dengan adanya
> perbedaan penafsiran jatuhnya 1 Ramadhan di Indonesia khususnya. Agar lebih
> masuk pada esensi, saya tak akan menyebut nama ormas, melainkan hanya
> kelompok 1 dan kelompok 2 saja.
>
> 1/. Kelompok 1 mulai puasa pada 20 Juli (1 Ramadhan), sehingga tanggal
> purnama pada 13-15 Ramadhan itu jatuhnya pada hari Rabu (1 Agt/13 R), Kamis
> (2 Agt/14 R), dan Jumat (3 Agt/15 R).
>
> 2/. Kelompok 2 mulai puasa pada 21 Juli (1 Ram), sehingga tanggal 13-15
> menurut kelompok ini jatuh mulai Kamis (2 Agt) sampai Sabtu (4 Agt).
>
> 3/. Seandainya Ramadhan ini bukan bulan wajib shaum, atau perbedaan
> perhitungan awal bulan di atas terjadi pada bulan Hijriyah lain, maka pada
> periode yang manakah Shaum Ayyamul Bidh sebaiknya dilakukan? Menurut
> perhitungan Kelompok 1 atau Kelompok 2?
>
> 4/. Jika kita berpegang pada perhitungan Kelompok 1, maka pada Sabtu 4
> Agustus sudah tak termasuk Ayyamul Bidh karena jatuhnya sudah tanggal 16.
> Sedangkan jika kita berpegangan pada Kelompok 2, maka hari Rabu 31 Juli juga
> bukan hari Ayyamul Bidh karena baru tanggal 12, bukan?
>
> 5/. Jadwal yang "aman" bagi perhitungan kedua kelompok terkait Ayyamul
> Bidh adalah pada hari Kamis dan Jumat (1-2 Agt) saja.
>
> Jadi mas Arcon, bahkan jika berpegang pada ketentuan Shaum Ayyamul Bidh
> pun, ternyata masalahnya tak sederhana, bukan? Karena siapa yang mau (berani
> dengan sengaja) berpuasa pada tanggal 12 atau 16 bulan hijriyah jika yang
> dianjurkan Rasul hanya puasa sunah pada tanggal 13, 14, 15 saja? Yang berani
> melakukannya, nanti akan menabrak kaidah Ushul Fiqh lagi bahwa ibadah itu
> pada hakikatnya haram/dilarang, kecuali yang diperintahkan.
>
> 6/. Semalam saat gambar bulan di email saya sebelumnya saya posting pada
> wall Facebook saya, seorang kawan saya saat SMA (SMAN 8 Jakarta) menulis
> komentar: Saya berpuasa mengikuti cara Nabi, dengan lebih dulu melihat
> hilal.
>
> Saya jawab, saya setuju. Bahkan bukan hanya untuk puasa, untuk berhaji pun
> kita ikut cara Nabi, yakni wukuf di Arafah 9 Zulhijjah dan Idul Adha pada 10
> Zulhijjah, bukan?
>
> 7/. Tetapi mengapa jika untuk 10 Zulhijjah umat Islam di Indonesia bisa
> sepakat dengan apa yang berlangsung di Saudi, tapi untuk menentukan 1
> Ramadhan selalu ada perbedaan, padahal kedua bulan itu merupakan satu
> kontinuum dalam penanggalan hijriyah yang berdasarkan perhitungan qomariyah
> (lunar year). Bukankah itu berarti ada penerapan standar ganda dari
> (sementara kalangan) di Indonesia tentang cara menetapkan awal bulan
> hijriyah?
>
> Tentu akan ada jawaban bahwa penetapan 1 Ramadhan di Indonesia tidak perlu
> dan tidak harus sama dengan di Saudi terkait dengan kondisi keterlihatan
> bulan di tempat masing-masing.
>
> 8/. Jika logika di atas mau dipegang konsisten, bukankah dalam menetapkan
> 10 Zulhijjah pun mestinya akan terjadi perbedaan tanggal di Indonesia? Tapi
> pernahkah kita lihat ada ormas (besar) di tanah air yang pernah menggelar
> shalat Idul Adha SEHARI setelah Id di Tanah Suci.
>
>
> Wallahu'alam bish shawab.
>
> Salam,
>
> Akmal Nasery Basral
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment