Mohon maaf Uda Darwin, belum bisa menjawab karena kemarin masih "fully booked", tetapi hari ini baru akan mengisi bakda Jumatan.
Begini, saya sudah menjawab sms-sms yang sama dari teman-teman tentang hal ini. Intinya, ayat 5:51 itu adalah menyatakan bahwa "orang-orang beriman dilarang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai awliya' karena Yahudi dan Nasrani itu saling menjadi awliya'"
Kata awliyaa' (jamak dari walii) artinya teman dekat, dan bukan pemimpin. Ini kalau kita mau memperhatikan semua kata walii (awliyaa') dalam Alquran yang jumlahnya (44 + 43) 77 kata. Jadi, yang dilarang oleh Allah adalah menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan dalam membangun komunitas orang-orang beriman --pada waktu itu. Ayat ini diturunkan di Madinah, dan waktu itu orang Yahudi dan Nasrani bersekongkol satu sama lain dalam menghadapi bangunan umat yang baru ditegakkan itu.
Kalau diartikan pemimpin, maka jelas sekali bahwa dalam sejarah Katholik maupun sekte Kristiani yang ada di Jazirah Arabia pada waktu itu --hingga sekarang-- tak pernah menjadikan orang Yahudi sebagai pemimpinnya.
Jadi, ayat 5:51 bukanlah ayat yang bisa digunakan untuk menjustifikasi pelarangan terhadap memilih Jokowi-Ahok. Jelas, kalau ayat itu digunakan untuk itu, artinya orang yang menggunakannya telah melakukan fitnah dan menzalimi makna ayat. Kalau ayat itu digunakan untuk mendiskreditkan Jokowi-Ahok (atau yang lainnya), maka orang yang mendiskreditkan itu sama persis dengan kalangan khawarij yang membunuh Ali dengan alasan Ali bin Abi Thalib telah kafir dan halal darahnya.
Pilkada adalah pemilihan pemimpin pemerintahan, dan bukan memilih teman dekat untuk menmgatur komunitas. Yang terpilih adalah orang yang harus mengikuti UUD dan UU dan bukan mengikuti kitab agama yang dianutnya.
Maka, menggunakan ayat 5:51 untuk mendiskreditkan calon yang beragama selain Islam adalah perbuatan fitnah. Dan, fitnah itu lebih besar daripada pembunuhan!
Wassalam,
chodjim
----- Original Message -----
Sent: Thursday, August 02, 2012 7:36 AM
Subject: [wanita-muslimah] Pertanyaan Kepada Pak Chodjim mengenai Al-Maidah : 51
Saya merasa nyesak dan gregetan sekali dengan untuk kesekian kalinya digunakannya ayat-ayat Al-Quran secara murahan , yakni Al-Maidah : 51, dalam perpolitikan guna monohok Ahok dalam putaran 2 Pilkada DKI yang tampaknya cukup mangkus juga.
Karena saya ingin bertanya pada Pak Chodjim, bagaimanakah cara membumikan yang paling tepat mengenai Al-Maidah : 51 dalam urusan bernegara dan berbangsa.
Terima kasih dan salam,
Darwin
0 comments:
Post a Comment