Rabu, 08 Agustus 2012 13:30 WIB
Pemerintah Dukung Indonesia jadi Kiblat Busana Muslim Dunia
Penulis : Prita Daneswari
Antara/Widodo S. Jusuf
MENJADIKAN Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia bukanlah hal yang tak mungkin. Selain semangat para pelaku industri fesyen dan konsumen yang terlihat jelas, pemerintah pun terbukti sangat mendukung langkah positif tersebut.
"Pemerintah sadar bahwa sektor ini memang menjanjikan, ekonomi kreatif bisa mendatangkan pendapatan devisa negara. Memang masih banyak PR yang harus diselesaikan, tapi kami tak khawatir karena Indonesia memiliki potensi besar. Maka itu, kita semua bergandengan tangan bersama dalam berusaha mencapai cita-cita tersebut," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Perancang Muda Indonesia (APPMI) yang juga menjadi Fashion Director IIFC, Taruna K Kusmayadi di Hotel Grand Sahid awal pekan kemarin.
Sementara itu, dari sisi pemerintah, Direktur Jenderal Kementerian Perindustrian untuk Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah menjelaskan kini telah banyak wadah tersedia bagi para peminat fesyen muslim, mulai dari berbagai asosiasi hingga media. "Adapun pemerintah menyediakan tiga hal yakni support, guidance, dan facility," katanya.
Namun, Euis mengakui masih ada tantangan yang dirasakan pemerintah dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai world Islamic commercial. "Kita memang menemui hambatan dari bahan baku yang sebagian harus diimpor dari China, kemudian teknologi karena mesin tenun yang harga per unitnya tidaklah murah hingga ratusan juta rupiah. Lalu, kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang terlihat dari banyaknya orang yang terjun ke dunia ini semata-mata hanya karena hobi tapi ia tak memiliki basis ilmu yang cukup. Ditambah pemasaran dan permodalan," terangnya.
Optimis
Meski begitu, pemerintah tetap optimistis dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki pelaku industri fesyen Tanah Air. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar berujar, "Kami selalu akan mendukung karena kami melihat desainer fesyen Indonesia semakin kreatif."
Maka itulah, desainer Irna Mutiara sekaligus Ketua Pelaksana IIFF 2012 berpendapat yang pertama kali mesti dilakukan adalah mendapatkan kepercayaan dari umat muslim Indonesia. "Dengan meningkatnya jumlah pengguna hijab di Indonesia, industri ini otomatis juga akan berkembang, tapi jangan sampai kita kecurian oleh negara lain seperti Taiwan yang bisa menawarkan harga lebih murah. Jangan sampai masyarakat kita malah beralih," ingatnya. (Pri/OL-06
"Pemerintah sadar bahwa sektor ini memang menjanjikan, ekonomi kreatif bisa mendatangkan pendapatan devisa negara. Memang masih banyak PR yang harus diselesaikan, tapi kami tak khawatir karena Indonesia memiliki potensi besar. Maka itu, kita semua bergandengan tangan bersama dalam berusaha mencapai cita-cita tersebut," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Perancang Muda Indonesia (APPMI) yang juga menjadi Fashion Director IIFC, Taruna K Kusmayadi di Hotel Grand Sahid awal pekan kemarin.
Sementara itu, dari sisi pemerintah, Direktur Jenderal Kementerian Perindustrian untuk Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah menjelaskan kini telah banyak wadah tersedia bagi para peminat fesyen muslim, mulai dari berbagai asosiasi hingga media. "Adapun pemerintah menyediakan tiga hal yakni support, guidance, dan facility," katanya.
Namun, Euis mengakui masih ada tantangan yang dirasakan pemerintah dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai world Islamic commercial. "Kita memang menemui hambatan dari bahan baku yang sebagian harus diimpor dari China, kemudian teknologi karena mesin tenun yang harga per unitnya tidaklah murah hingga ratusan juta rupiah. Lalu, kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang terlihat dari banyaknya orang yang terjun ke dunia ini semata-mata hanya karena hobi tapi ia tak memiliki basis ilmu yang cukup. Ditambah pemasaran dan permodalan," terangnya.
Optimis
Meski begitu, pemerintah tetap optimistis dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki pelaku industri fesyen Tanah Air. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar berujar, "Kami selalu akan mendukung karena kami melihat desainer fesyen Indonesia semakin kreatif."
Maka itulah, desainer Irna Mutiara sekaligus Ketua Pelaksana IIFF 2012 berpendapat yang pertama kali mesti dilakukan adalah mendapatkan kepercayaan dari umat muslim Indonesia. "Dengan meningkatnya jumlah pengguna hijab di Indonesia, industri ini otomatis juga akan berkembang, tapi jangan sampai kita kecurian oleh negara lain seperti Taiwan yang bisa menawarkan harga lebih murah. Jangan sampai masyarakat kita malah beralih," ingatnya. (Pri/OL-06
__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
.
__,_._,___
0 comments:
Post a Comment