Advertising

Tuesday 25 May 2010

Re: [wanita-muslimah] Latar Belakang Timbulnya Radikalisme

 


----- Original Message -----
From: "akmal.n.basral" <anb99@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, May 25, 2010 12:50
Subject: Re: [wanita-muslimah] Latar Belakang Timbulnya Radikalisme

radikal itu berasal dari kata latin "radix" yang artinya akar (pohon). anak-anak smp yang belajar biologi pun sudah tahu arti kata ini. silakan cek buku-buku biologi anak-anak kita.
#######################################################################
HMNA:
Bukan radikal saja yang mengalami perubahan makna bernuansa negatif. Kata-kata lain seperti antara lain: fundamentalis, wahabi, gerombolan demikan pula.
#####################################################################

jadi orang yang radikal (radical, adjective) sebenarnya adalah orang yang mengerti sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya, dan karena itu mereka lebih sering memegang teguh sebuah prinsip dibandingkan orang yang tidak mengerti akar masalah.

terma politik lah yang membuat kata radikal jadi mengandung makna negatif seperti sekarang. hegemoni bahasa, kooptasi kekuasaan.

harusnya setiap orang diimbau agar menjadi radikal, agar mengerti masalah sampai ke akar-akarnya, untuk mengurangi jumlah orang-orang asbun di dunia ini, pak hmna.

karena itu kalau kita kembalikan makna sesungguhnya ke dalam kata, maka setiap orang profesional itu sesungguhnya juga orang yang radikal.

bill gates itu radikal dalam piranti lunak, sehingga dia bisa memudahkan pekerjaan milyaran orang di seluruh dunia.

bono vokalis grup u2 itu radikal dalam musik (krn itu dia tahu musik bertaut dg problem utang negara dunia ketiga, dan bisa bertemu para pemimpin dunia seperti clinton atau mandela untuk membahas skema Jubilee 2000, penghapusan utang negara-negara dunia ketiga akibat kapitalisme barat). Musisi yang tidak radikal seperti bono, taunya hanya memainkan ALAT musik, dan tidak sampai pada ESENSI musik.

mahatma gandhi itu radikal dalam politik tanpa kekerasannya yang hanya mau menggunakan pakaian yang dibuat tangannya sendiri

muhammad yunus dari bangladesh itu radikal dalam menerobos sistem perbankan lewat grameen bank yang fenomenal, dan meminjamkan uang kepada masyarakat tanpa perlu assesment spt pada bank-bank konvensional.

tahu siapa sponsor utama prof. yunus dalam mendapatkan hadiah nobel perdamaian? tak lain tak bukan adalah bill clinton yang terpukau dengan radikalisme prof yunus yang sangat santun dan rendah hati itu (kebetulan saya pernah mendapat kesempatan mewawancarai dua nobelis, satu prof. yunus, satu lagi prof. stiglitz di bidang ekonomi).

bung hatta itu seorang yang radikal dalam upaya menjadikan orang-orang indonesia sebagai bangsa yang bermartabat, dan tak gemar berutang agar semata terlihat glamor.

jadi tetaplah radikal pak hmna (tapi luwes dalam bergaul).

salam,

~a~
Sent from ANB's BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 25 May 2010 11:27:08
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Latar Belakang Timbulnya Radikalisme

Latar Belakang Timbulnya Radikalisme
oleh HMNA

Fenomena radikalisme yang belakangan banyak terjadi tidak dapat ditudingkan sebagai implikasi dari pemahaman nash-nash Alquran yang literal. "Kekerasan" (baca: jihad dengan harta dan nyawa) yang dilakukan umat Islam sesungguhnya muncul sebagai reaksi atas ketertindasan dan perlakuan tidak adil yang kerap diterima umat Islam. Tak ada asap tanpa api. Seorang Muslim tidak mungkin berpangku tangan melihat saudara-saudaranya dizalimi. Ibarat satu tubuh, bila ada bagian tubuh yang sakit, maka yang lainnya turut merasakan. Laskar Jihad, misalnya, tidak akan repot-repot mengirim anggotanya ke Ambon(*), Poso(**), , dll. sekiranya umat Islam di sana tidak dizalimi; Front Pembela Islam tidak akan susah-susah merekrut relawan untuk dikirim ke Palestina, seandainya ada pihak-pihak yang mau dan mampu mengendalikan perilaku barbar bangsa Yahudi; aksi bom syahid dan intifadhah tidak akan ada kalau bangsa Palestina tidak diteror secara membabi-buta oleh bangsa Yahudi; dan seterusnya dan seterusnya.

Radikalisme berwujud "terror" di Indonesia, adalah ijtihad meeka yang menganggap Indonesia ini adalah Dar al-Harbi, daerah perang. Padahal menurut ijtihad yang lain (termasuk yang difahami penulis dan Abu Bakar Ba'asyir), Indonesia ini BUKAN Dar al-Harbi. WaLla-hu a'lamu bi shshawa-b.

-------------------------
(*)
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
408. Masalah Ambon dan Maluku Utara

Respons dan sikap ummat Islam sehubungan dengan masalah Ambon dan Maluku Utara haruslah dipilah secara "regional", yaitu: Pertama, sikap ummat Islam di daerah yang terlibat langsung dalam "perang". (Untuk selanjutnya akan dipakai bahasa Al Quran, yaitu qital, yang akar katanya dibentuk oleh qaf, ta dan lam, QTL qatala artinya membunuh. Jika dibubuhkan alif diantara qaf dan ta, menjadilah QATL qa-tala yang berarti saling bunuh = perang). Kedua, sikap ummat Islam di daerah yang tidak terlibat dalam qital. Daerah pertama ialah Ambon dan Maluku Utara sedangkan daerah kedua adalah daerah di luarnya.

Untuk daerah Ambon dan Maluku Utara pembahasan harus dimulai dari permulaan yang menyulut qital (pembantaian), yaitu pada waktu ummat Islam sedang shalat Iyd pada 19 Januari 1999 sekonyong-konyong diserbu dan dibantai oleh gerombolan pengacau liar non-Muslim, kemudian ummat Islam diusir meninggalkan tempatnya bermukim. Apapun alasannya, apakah itu kesenjangan sosial, lebih-lebih jika itu berbau SARA ataupun apakah itu ulah penghasut (provokator) elit politik yang bertujuan mengacaukan Sulawesi Selatan (para exodus Muslim etnis Bugis-Makassar dari Ambon dan Kupang) untuk mendiskreditkan Habibie yang mempunyai hubungan emosional dengan orang Bugis-Makassar, maka bagi ummat Islam yang sedang shalat Iyd yang dizalimi di Ambon itu setahun yang lalu, akan merasakan dan meresapkan betul dalam hati sanubari akan makna Firman Allah:
-- ADZN LLDZYN YQATLWN BANHM ZHLMWA WAN ALLH 'ALY NSHRHM LQDYR. ALDZYN AKHRJWA MN DYARHM BGHYR HQ ALA AN YQWLWA RBNA ALLH (S. ALHJ, 39-40), dibaca: Udzina lilladzi-na yuqa-talu-na biannahum zhulimu- wainnaLla-ha 'ala- nashrihim laqadi-r. Alladzi-na ukhriju- min diya-rihim bighayri haqqin illa- ayyaqu-lu- rabbunaLla-hu (s. alhjj), artinya:
-- Diizinkan berperang karena mereka dizalimi. Yaitu orang-orang yang diusir dari tempatnya bermukim dengan tidak benar hanya karena mereka berkata Maha Pemelihara kami adalah Allah (22 : 39-40).
-- KTB 'ALYKM ALQTAL WHW KRH LKM W'ASY AN TKRHWA SYY^N WHW KHYR LKM W'ASY AN THBWA SYY^AN WHW SYR LKM WALLH Y'ALM WANTM LA T'ALMWN (S. ALBQRT, 216), dibaca: Kutiba 'alaykumul qita-lu wahuwa karhul lakum wa'asa- an takrahu- syay.aw wahuwa khayrul lakum wa'asa- an tuhibbu- syay.aw wahuwa syarrul lakum waLla-hu ya'lamu waantum la- ta'lamu-n (s. albaqarah), artinya:
-- Diwajibkan atas kamu berperang padahal itu kamu benci, dan boleh jadi kamu benci akan sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu senang akan sesuatu tetapi itu buruk bagimu, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak ketahui (2 : 216).

Al Quran adalah ibarat lemari yang di dalamnya terdapat rak-rak yang tersusun berisi pakaian yang dapat diambil untuk dipakai oleh ummat yang membutuhkannya sesuai dengan "suasana kebatinan" ummat itu. Bagi ummat Islam yang dizalimi waktu shalat Iyd setahun yang lalu itu yang cocok dengan suasana kebatinannya adalah kedua ayat di atas itu.

Untuk daerah yang diluar Ambon dan Maluku Utara perlu disimak Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Nu'man ibn Basyir seperti berikut:
-- ALMW^MNYN FY TRAHMHM WTWADHM WT'AATHFHM KMTSL ALJSD ADZA ASYTKY 'ADHWA TDA'AY LH SA^R JSDH BALSHR WALHMY, dibaca: Almu'mini-na fi- tara-humihim watawa-dihim wata'a- thifihim kamatsalil jasadi idzasy taka- 'udhwan tada-'a- lahu sa-iru jasadihi bissahri walhumma, artinya:
-- Para mu'min dalam kasih mengasihi, cinta mencintai, tolong menolong, ibarat tubuh, jika ada salah satu anggota yang terkena luka, seluruh tubuh ikut menderita tidak dapat tidur dan ditimpa demam. (The Messenger of Allah (SAWS) said: "The example of the believers in their mutual love, compassion and mercy is like a single body.If there is a pain in any part of the body, the whole body feels it." [Bukhari, Muslim])

Demam itu membara di Mataram dan meriang kecil di Makassar dalam wujud penggeledahan KTP dengan ekses penganiayaan serta "perpeloncoan" disusuh merayap, yang dilihat dari segi hukum positif termasuk tindakan kriminal. Hendaknya tanpa embel-embel murni, sebab dengan itu mengandung nuansa anak-anak kita mahasiswa yang demam itu disamakan dengan preman. Untuk meredam demam ini jalan satu-satunya ialah menyelesaikan akar permasalahannya di Ambon dan Maluku Utara. Untuk itu sebaiknya ditempuh upaya yang bersifat taktis dan strategis.

Upaya yang bersifat taktis supaya ditempuh oleh pemerintah cq polisi. Buat sekat, artinya pisahkan kelompok Muslim dengan non-Muslim. Kemudian batas-batas berupa sekat itu dijaga oleh polisi dibantu oleh TNI yang profesional dalam arti tidak memihak, tidak menjadi partisan. Status quo ini dipertahankan hingga tercapai suasana cooling-down. Termasuk dalam upaya taktis ini adalah segera menangkap sumber penghasut, dalang yang menghasut massa non-Muslim untuk membantai ummat Islam yang shalat Iyd setahun yang lalu. Supaya tidak salah tangkap harus difokuskan kepada yang non-Muslim, elit politik dari partai yang tidak berasaskan Islam dan yang tidak berbasis massa Muslim, dengan pertimbangan sejahil-jahilnya orang Islam di Ambon itu, ia tidak akan mungkin menyuruh membantai ummat Islam yang sedang shalat Iyd setahun yang lalu.

Upaya yang bersifat strategis ialah supaya ditempuh rekonsiliasi "regional". Ini yang paling berat. Pendapat Presiden Abdurrahman Wahid bahwa masalah Maluku harus diselesaikan oleh orang Maluku sendiri sesungguhnya ada benarnya jikalau dalam konteks upaya strategis rekonsiliasi "regional". Yang memegang peran dalam upaya rekonsiliasi ini haruslah dalam kalangan ulama, pendeta, tokoh-tokoh adat dan masyarakat orang Maluku yang ada di Maluku, bukan mereka orang Maluku yang ada di Jakarta atau di Makassar, atau di tempat-tempat lain di luar Maluku. Rekonsiliasi yang bersifat protokoler, formal, bahkan yang berbau hura-hura seperti menyanyi-menyanyi, menari-menari di luar Maluku apapula di Maluku sendiri supaya dihentikan, sebab tidak ada gunanya, berhubung tidak menyentuh grass-root.
Firman Allah:
-- LQD JA^KM RSWL MN ANFSKM 'AZYZ 'ALYHI MA 'ANTM HRYSH 'ALYKM BALMW^MNYN R^WF RHYM (S. ALTWBT, 128), dibaca: Laqad ja-akum rasu-lum min anfusikum 'azi-zun alayhi ma- 'anittum hari-shun 'alaykum bilmu'mini-na rau-fur rahi-m (s. attawbah), artinya:
-- Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kalanganmu, yang amat berat "dirasakan" olehnya akan derita kamu serta harap akan keimananmu, lagi sangat kasihan dan penyayang kepada orang-orang yang beriman (9 : 128).

Jiwa ayat di atas itu ialah masyarakat hanya akan mendengarkan seruan pimpinannya, hanya jika pimpinannya itu dari kalangan mereka yang ikut menderita, ikut menjadi korban qital dari konflik horisontal. Sebab berat mata memandang, lebih berat bahu memikul. WaLla-hu a'lamu bi shshawa-b.

*** Makassar, 30 Januari 2000
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/01/408-masalah-ambon-dan-maluku-utara.html

------------------------------------
(**)
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
724 Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu.

Poso dihuni dua kelompok besar pemeluk agama. Daerah pinggir Poso Kota dan pegunungan dihuni penduduk asli, suku Toraja, Manado, dan lain-lain. Mereka beragama Kristen Protestan dengan pusatnya di Tentena, pusat Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST). Daerah Poso Pesisir kebanyakan dihuni oleh pendatang Bugis, Jawa, Gorontalo, dan penduduk asli. Agama mereka Islam. Pemeluk Katolik hanya sedikit, termasuk Tibo Cs yang datang dari Flores.

Vonis mati dijatuhkan Pengadilan Negeri Palu pada 5 April 2001, diperkuat Pengadilan Tinggi Sulteng, 17 Mei 2001, dan Mahkamah Agung, 21 Oktober 2001. Penolakan grasi dari presiden 9 November 2005. Pengajuan kembali perkara (PK) telah dilakukan, tetapi dianggap tidak benar. Menurut ahli hukum, PK boleh diajukan bila syaratnya memang terpenuhi.

Ir. Lateka adalah mantan pejabat di Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah. Dia adalah pimpinan "perang" Kelompok Merah yang membakar pemukiman dan membunuh masyarakat Muslim di Poso Pesisir pada 23 Mei 2000. Pada hari itu Tibo Cs yang setelah menyerang dan merusak beberapa kelurahan, ternyata ketahuan oleh massa Muslim berlindung dan terperangkap dalam kompleks Gereja Santa Maria. Segera kompleks itu dikepung oleh massa. Tibo Cs bernegosiasi dengan polisi agak lama dan alot, akhirnya polisi melepas Tibo Cs melalui pintu belakang kompleks mengikuti rombongan penghuni kompleks yang dievakuasi. Massa Muslim yang jumlahnya makin banyak menjadi naik pitam lalu merusak dan membakar kompleks, karena polisi membiarkan Tibo Cs lolos,

Pada 2 Juni 2000, Lateka dan pasukannya masuk Poso Kota, setelah menelpon Kapolres Baso Opu bahwa Lateka akan masuk Poso pada malam itu juga. Kapolres yang berasal dari Selayar ini menyarankan agar Lateka mengurungkan niatnya, tetapi Lateka tidak perduli. Dia datang dengan massa dalam jumlah besar, dengan menggunakan truk dan mobil mikrolet. Sasarannya adalah membumi-hanguskan Poso Kota. Di Kayamanya, mereka dihadang oleh Jamaah Majelis Dzikir Nurul Khairaat dan para santri pimpinan Habib Shaleh Alaydrus serta penduduk setempat, sehingga terjadi pertempuran sengit di depan masjid di Kelurahan Kayamanya itu. Sekitar 1 jam pertempuran itu terjadi, dan tiba-tiba terdengar pekik Allahu Akbar yang keras disertai robohnya kedua orang pimpinan Kelompok Merah, yaitu Lateka dan Paulina. Pasukan Merah mundur, setelah tahu kedua pemimpinnya itu menemui ajalnya oleh pasukan Habib Shaleh. Saat itu sudah sangat pagi, sekitar jam 06.15 Wita.

Setelah Lateka menemui ajalnya, di Tentena berlangsung konsentrasi massa yang sangat besar di sebuah lapangan sepak bola. Saat itu, dibacakan "surat wasiat" dari Lateka yang menunjuk Tibo sebagai pimpinan Kelompok Merah. Maka saat itulah, Tibo resmi menjadi pimpinan Kelompok Merah. Sebagai tambahan informasi, jaksa agung muda Prasetyo dalam wawancara di AN TV menyebutkan latar belakang Fabianus Tibo yang pernah menjadi residivis karena membunuh 4 orang Muslim atas dasar masalah agama !!!

Puluhan istri dan anak-anak mengaku bahwa suami dan ayah mereka digantung dan dipenggal di depan mata kepala mereka, lalu mayatnya dibuang ke sungai Poso. Semuanya menunjuk Tibo, Dominggus dan Marinus. Korban Muslim di Tagolu dan sekitarnya itu dibantai oleh pasukan Tibo. Ditemukan di baruga (tempat pertemuan) di Desa Tagolu, banyak sekali tali bekas gantungan dan bekas darah orang diseret dan sudah mengering. Ada kuburan massal yang berisi 19 mayat. Ada yang tinggal kepala, ada yang hanya kaki, tangan dan ada yang masih utuh. Tibo Cs juga menyerang dan membunuh warga Muslim di Pesantren Walisongo dan sekitarnya. Pesantren Walisongo dibakar habis dan penghuninya dibunuh. Pada pembantaian dan pembakaran ini banyak saksi hidup yang melihat Tibo Cs sebagai penjagal. Pesantren Walisongo terletak di Kilometer 9 menuju Tentena dari arah Poso Kota.

Pantaslah kalau ketiga PENJAGAL POSO itu dihukum mati karena perbuatannya. Penolakan grasi dari presiden 9 November 2005 kepada Tibo Cs, itu sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat.

Itulah peristiwa penting dan pahit dalam Kerusuhan Poso. Mereka sudah didamaikan atas prakarsa HM Yusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudoyono di Malino, Sulawesi Selatan. Salah satu butir kesepakatan dalam Perdamaian Malino adalah proses hukum bagi yang bersalah berjalan terus. Mengingat itu kasus Tibo Cs mestinya tidak diposisikan sebagai subjek tunggal. Dilihat dari latar belakangnya, riwayat hidup dan tingkat pemahaman terhadap konflik yang terjadi, dapat dipastikan sangat tidak mungkin Tibo Cs sebagai otak (aktor intelektual), melainkan hanya sekadar sebagi operator lapangan. Tibo Cs menunjuk 16 orang tokoh, terutama dari pihak Tentena.

Setelah Tibo bernyanyi tentang 16 nama dalam Kerusuhan Poso, Tibo Cs kembali melantunkan nyanyian baru pada 15 April 2006 di Lapas Kelas II A di Jalan Dewi Sartika Palu, soal keterlibatan Majelis Sinode GKST di Tentena dalam konspirasi dgn Yahya Patiro untuk cari jabatan sebagai Bupati Poso saat itu, yang berakibat Kerusuhan Poso. "Saya tidak tahu mengapa (mereka yang memegang jabatan di Majelis Sinode) tidak pernah diperiksa polisi," kata Tibo dalam wawancara eksklusif dengan sejumlah wartawan. "Saya katakan bahwa sebelum kami turun ke Poso, kami didoakan di halaman GKST oleh para pendeta," kata dia meyakinkan. Senada dengan nyanyian Tibo, Dominggus juga bernyanyi: "Bagaimana mereka tidak terlibat kalau mereka yang mendanai dan memimpin doa saat suruh kita pergi baku bunuh," katanya. Dengan nada bicara meledak-ledak, Dominggus bahkan mendesak polisi segera menangkap Yahya Patiro, yang menjabat sekretaris daerah Poso saat itu. "Saat itu saya berada di kantor GKST dan mengangkat telepon dari Yahya yang mencari Tungkanan. Karena Tungkanan tidak ada di tempat, Yahya kemudian menitip pesan supaya Tungkanan menghalangi jalan (Trans Sulawesi) yang akan dilalaui pasukan TNI dari arah Palopo, Sulawesi Selatan," katanya. "Justru dia itu (Yahya Patiro) yang mau cari jabatan hingga Poso jadi bagini," timpal Marinus Riwu. Berita sepenting ini tidak muncul di Koran KOMPAS ! Padahal beberapa hari sebelum nyanyian itu KOMPAS cukup rajin menampilkan artikel yang mendukung "pembebasan" Tibo! Nyanyian baru Tibo Cs ini diberitakan oleh Republika dan Media Indonesia.
Untuk Republika di http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=243803&kat_id=375
Untuk Media Indonesia di http://www.mediaindo.co.id/berita.asp?id=96740

Hasil nyanyian Tibo Itu perlu dituntaskan untuk memenuhi rasa keadilan, sehingga memang sebaiknya eksekusi Tibo Cs ditunda, untuk dijadikan saksi dalam pengusutan. Tentu saja dengan tidak mengganggu-gugat keputusan hukuman mati yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dengan ditolaknya grasi mereka ketiganya oleh Presiden RI. Artikel-artikel tentang "pembebasan" Tibo yang dimuat di Kompas itu sungguh-sungguh menyinggung rasa keadilam masyarakat.

Khutbah kedua dalam khutbah Jum'at biasanya ditutup dengan S. An Nahl, 90:
-- AN ALLH YWaMR BAL'ADL WLAhSAN, dibaca: innaLlaha ya'muru bil 'adli wal ihsa-n, artinya:
-- Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil dan kebajikan (16:90). WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 23 April 2006
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2006/04/724-fabianus-tibo-dominggus-da-silva.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment