Advertising

Monday 24 May 2010

[wanita-muslimah] Dahsyatnya Gelombang Penghancur Iman dan Akhlaq

 



Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bissmillahirrohmaanirrohiim

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri
kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali". QS. Al-Baqarah (2) : 126.

Ada gelombang
dahsyat yang menimpa ummat Islam sedunia, yaitu gelombang budaya jahiliyah yang
merusak akhlaq dan aqidah manusia yang disebarkan lewat televisi dan media
lainnya. Gelombang itu pada hakekatnya lebih ganas dibanding senjata-senjata
nuklir yang sering dipersoalkan secara internasional. Hanya saja gelombang
dahsyat itu karena sasarannya merusak akhlaq dan aqidah, sedang yang paling
menjunjung tinggi akhlaq dan aqidah itu adalah Islam, maka yang paling prihatin
dan menjadi sasaran adalah  ummat Islam. Hingga, sekalipun  gelombang
dahsyat itu telah melanda seluruh dunia, namun pembicaraan hanya sampai pada
tarap keluhan para ulama dan Muslimin yang teguh imannya, serta sebagian
ilmuwan yang obyektif.

Gelombang dahsyat  itu
tak lain adalah budaya jahiliyah yang disebarkan lewat aneka media massa, terutama
televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid, koran,dan buku-buku yang merusak
akhlak. 

Dunia Islam seakan menangis
menghadapi gelombang dahhsyat itu. Bukan hanya di Indonesia, namun di
negara-negara lain pun terlanda gelombang dahsyat yang amat merusak ini.

 

Bukti dari meratanya
musibah itu, kita simak suatu penuturan kenyataan yang dirasakan oleh
masyarakat Muslim di negeri lain, walaupun negerinya relatif telah ketat dalam
menyensor  tayangan televisi.  Bagaimana keluhan yang ditulis
pemerhatinya, kita simak sebagai berikut:

 

Di antara pengaruh negatif
televisi adalah membangkitkan naluri kehewanan secara dini... dan  dampak
dari itu semua adalah merosotnya akhlak dan kesalahan yang sangat mengerikan
yang dirancang untuk menabrak norma-norma masyarakat.

 

Ada sejumlah contoh bagi
kita  dari pengkajian Charterz  (seorang peneliti) yang berharga
dalam masalah ini di antaranya ia berkata : "Sesungguhnya  pembangkitan
syahwat dan penayangan gambar-gambar porno, dan visualisasi (penampakan
gambar)  trik-trik porno, di mana sang bintang film menanamkan rasa senang
kepada jiwa para penonton, dan membangkitkan syahwat bagi para remaja dengan
cara yang sangat membahayakan bagi kalangan anak-anak itu amat sangat
berbahaya."

 

Peneliti ini telah
mengadakan statistik kumpulan film-film yang ditayangkan untuk anak-anak 
sedunia, ia mendapatkan bahwa:

 

29,6% film anak-anak bertemakan
seks

27,4%  film anak-anak
tentang menanggulangi kejahatan

15% film anak-anak berkisar
sekitar  percintaan dalam arti syahwat buka-bukaan.

 

Terdapat pula film-film yang
menampilkan kekerasan yang menganjurkan untuk balas dendam, memaksa, dan
brutal.

 

Hal itu dikuatkan oleh
sarjana-sarjana psikologi bahwa berlebihan dalam menonton program-program
televisi dan film mengakibatkan kegoncangan jiwa dan cenderung kepada sifat
dendam dan merasa puas dengan nilai-nilai yang menyimpang. (Thibah Al-Yahya, Bashmat
'alaa waladi/ tanda-tanda atas anakku, Darul Wathan, Riyadh, cetakan II,
1412H, hal 28).

Jangkauan lebih luas

Apa yang dikemukakan oleh
peneliti beberapa tahun lalu itu tidak menjadi peringatan bagi para perusak
akhlaq dan aqidah. Justru mereka tetap  menggencarkan program-programnya
dengan lebih dahsyat lagi dan lebih meluas lagi jangkaunnya, sebab diproduksi
dengan VCD dan CD yang ditonton oleh masyarakat, dari anak-anak sampai kakek -
nenek, di rumah  masing-masing. Gambar-gambar yang merusak agama itu bisa
disewa di pinggir-pinggir jalan atau dibeli di kaki lima dengan harga murah. 

 

Video dan komputer / CD telah
menjadi sarana penyaluran budaya  kaum jahili untuk merusak akhlaq dan
aqidah ummat Islam. Belum lagi internet (home page) dari kalangan orang-orang
yang tak bertanggung jawab yang menampilkan situs-situs ataupun gambar-gambar
yang merusak akhlaq dan aqidah.

 

Budaya jahiliyah itu jelas akan
menjerumuskan manusia ke neraka. Sedangkan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala 
memerintahkan kita agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Firman Allah:

 

"Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."  [QS At-Tahriim (66) : 6].

 

Sirkulasi
perusakan akhlaq dan aqidah

Dengan  ramainya
lalulintas  tayangan yang merusak aqidah dan akhlaq lewat berbagai jalur
itu penduduk dunia dalam pembicaraan ini ummat Islam dikeroyok oleh
syetan-syetan perusak akhlaq dan aqidah dengan aneka bentuk.

 

Dalam bentuk gambar-gambar
budaya jahiliyah, di antaranya disodorkan lewat televisi, film-film di VCD, CD,
bioskop, gambar-gambar cetak berupa foto, buku, majalah, tabloid dsb. Bacaan
dan cerita pun demikian.

 

Tayangan gambar suara, dan
bacaan yang merusak aqidah dan akhlaq itu telah mengeroyok muslimin, kemudian
dipraktekkan langsung oleh perusak-perusak aqidah dan akhlaq dalam bentuk diri
pribadi, yaitu perilaku.

 

Lalu masyarakatpun meniru
dan mempraktekkannya. Sehingga praktek dalam kehidupan sehari-hari yang sudah
menyimpang dari akhlaq dan aqidah yang benar itupun mengepung ummat Islam.

 

Dari sisi lain, praktek
tiruan dari pribadi-pribadi pendukung kemaksiatan itupun diprogramkan pula
untuk dipompakan kepada masyarakat dengan aneka cara, ada yang dengan paksa,
misalnya menyeragami para wanita penjaga toko dengan pakaian ala jahiliyah.

 

Sehingga, ummat Islam
didesak dengan aneka budaya yang merusak aqidah dan akhlaq, dari yang sifatnya
tontonan sampai praktek paksaan.

 

Nabi Muhammad saw.
memperingatkan agar ummat Islam tidak mematuhi suruhan siapapun yang
bertentangan dengan aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

 

  قال رسول
الله ص م : لاطاعة لمخلوق في معصية الله تبارك وتعالى. (رواه أحمد في مسنده نمرة 20191).

 

"Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam maksiat pada Allah Tabaraka wa Ta'ala. ( Hadits
Riwayat Ahmad, dalam Musnadnya nomor 20191).

 

Sikap ummat Islam

Masyarakat Muslim pun
beraneka ragam dalam menghadapi kepungan gelombang dahsyat itu : . 

 

Golongan pertama,  prihatin
dengan bersuara lantang di masjid-masjid, di majlis-majlis ta'lim dan
pengajian, di tempat-tempat pendidikan, dan di rumah masing-masing.
Mereka  melarang anak-anaknya menonton televisi karena hampir tidak
diperoleh manfaat darinya, bahkan lebih besar mudharatnya.

 

Mereka merasakan kesulitan dalam
mendidikkan anak-anaknya. Kemungkinan, tinggal sebagian pesantrenlah yang relatif
lebih aman dibanding pendidikan umum yang lingkungannya sudah tercemar akhlaq
buruk.

 

Ummat Islam
golongan pertama yang ingin mempertahankan aqidah dan akhlaq anak-anaknya itu
di zaman sekarang ini ibarat orang yang sedang dalam keadaan menghindar dari
serangan musuh. Harus mencari tempat perlindungan yang sekiranya aman dari
aneka "peluru"  yang ditembakkan.

 

Golongan
kedua, Ummat Islam yang biasa-biasa saja sikapnya.
Diam-diam masyarakat Muslim yang awam itu justru menikmati aneka tayangan yang
sebenarnya merusak akhlaq dan aqidah itu dengan senang hati. Mereka
beranggapan, apa-apa yang ditayangkan itu sudah lewat sensor, sudah ada yang
bertanggung jawab, berarti boleh-boleh saja.

 

Sehingga mereka tidak merasa
risih apalagi bersalah. Hingga mereka justru mempersiapkan aneka makanan kecil
untuk dinikmati sambil menonton tayangan-tayangan yang merusak namun dianggap
nikmat itu. Sehingga mereka pun terbentuk jiwanya menjadi penggemar
tayangan-tayangan itu, dan ingin mempraktekkan dalam kehidupan. Tahu-tahu,
mereka secara bersama-sama dengan yang lain telah jauh dari agamanya.

 

Golongan
ketiga, masyarakat yang juga mengaku Islam, tapi 
lebih buruk dari  sikap orang awam tersebut di atas. Mereka
berangan-angan, betapa nikmatnya kalau anak-anaknya menjadi pelaku-pelaku yang
ditayangkan itu. Entah itu hanya jadi penjoget di belakang penyanyi (namanya
penjoget latar), atau berperan apa saja, yang penting bisa tampil.
Syukur-syukur bisa jadi bintang top yang mendapat bayaran banyak.

 

Mereka tidak lagi memikir
tentang akhlaq, apalagi aqidah. Yang penting adalah hidup senang, banyak duit,
dan serba mewah, kalau bisa agar terkenal.  Untuk mencapai ke "derajat"
itu, mereka berani mengorbankan segalanya termasuk apa yang dimiliki anaknya.
Na'udzubillaah. Ini sudah bukan rahasia lagi bagi orang yang tahu
tentang itu.

 

Golongan pertama yang ingin
mempertahankan akhlaq dan aqidah itu dibanding dengan golongan yang ketiga yang
berangan-angan agar anaknya ataupun dirinya jadi perusak akhlaq dan aqidah,
boleh jadi seimbang jumlahnya. Lantas, golongan ketiga --yang ingin jadi pelaku
perusak akhlaq dan aqidah itu-- digabung dengan golongan kedua yang merasa
nikmat dengan adanya tayangan maksiat, maka terkumpullah jumlah mayoritas.
Hingga Muslimin yang  mempertahankan akhlaq dan aqidah justru menjadi
minoritas.

 

Itu kenyataan.
Buktinya, kini masyarakat lebih jauh mengunggulkan pelawak daripada ulama'.
Lebih menyanjung penyanyi dan penjoget daripada ustadz ataupun kiai. Lebih
menghargai  bintang film daripada guru ngaji. Dan lebih meniru penjoget
daripada imam masjid dan khatib.

 

Ungkapan ini secara wajar tampak
hiperbol, terlalu drastis secara akal, tetapi justru secara kenyataan
adalah nyata. Bahkan, bukan hanya suara ulama' yang tak didengar, namun Kalamullah pun sudah banyak tidak didengar.
Sehingga, suara penyayi, pelawak, tukang iklan dan sebagainya lebih dihafal
oleh masyarakat daripada Kalamullah, ayat-ayat Al-Quran. Astaghfirulaahal
'adhiem.

 

Tayangan-tayangan televisi dan
lainnya telah mengakibatkan berubahnya masyarakat secara drastis. Dari
berakhlaq mulia dan tinggi  menjadi masyarakat tak punya filter lagi.
Tidak tahu mana yang ma'ruf (baik) dan mana yang munkar (jelek dan dilarang).
Bahkan dalam praktek sering mengutamakan yang jelek dan terlarang daripada yang
baik dan diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

 

Berarti manusia ini telah
merubah  keadaan dirinya. Ini mengakibatkan dicabutnya ni'mat Allah akibat
perubahan tingkah manusia itu sendiri, dari baik menjadi tidak baik. Allah SWT
berfirman:

 

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah.  Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.
[QS Ar-Ra'd
(13) : 11].

 

Mencampur kebaikan dengan kebatilan 

Kenapa masyarakat menjadi
tidak tahu membedakan kebaikan dan keburukan?

Karena  "guru utama
mereka" adalah televisi. Sedang program-program televisi adalah menampilkan
aneka macam yang campur aduk.

 

Ada aneka macam
kebohongan misalnya iklan-iklan yang sebenarnya bohong,  tak sesuai dengan
kenyataan, namun ditayangkan terus menerus. Kebohongan ini kemudian dilanjutkan
dengan acara tentang ajaran kebaikan, nasihat atau pengajian agama.

 

Lalu ditayangkan film-film
porno, merusak akhlaq, merusak aqidah, dan menganjurkan kesadisan. Lalu
ditayangkan aneka macam perkataan orang dan berita-berita yang belum tentu
mendidik. Sehingga, para penonton lebih-lebih anak-anak tidak bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.

 

Masyarakat pun demikian.
Hal itu berlangsung setiap waktu, sehingga dalam tempo sekian tahun, manusia
Muslim yang tadinya mampu membedakan yang haq dari yang batil, berubah menjadi
manusia yang berfaham menghalalkan segala cara, permisive atau ibahiyah,
apa-apa boleh saja.

 

Munculnya masyarakat permisive
itu karena adanya penyingkiran secara sistimatis terhadap aturan yang normal,
yaitu larangan mencampur adukkan antara yang haq (benar) dan yang batil.

 

Yang ditayangkan adalah
jenis pencampur adukan yang haq dan yang batil secara terus menerus,
ditayangkan untuk ditonton oleh masyarakat. Padahal Allah SWT telah melarang
pencampur adukan antara yang haq dengan yang batil :

  

"Dan janganlah kamu campur
adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu
sedang kamu mengetahui." [QS Al-Baqarah (2) : 42].

 

Dengan mencampur adukkan
antara yang benar dengan yang batil secara terus menerus, akibatnya
mempengaruhi manusia untuk tidak menegakkan yang haq / benar dan menyingkirkan
yang batil. Kemudian berakibat tumbuhnya jiwa yang membolehkan kedua-duanya
berjalan, akibatnya lagi, membolehkan tegaknya dan merajalelanya kebatilan, dan
akibatnya pula menumbuhkan jiwa yang berpandangan serba boleh.

 

Dan terakhir, tumbuh jiiwa
yang tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Padahal,
orang yang melihat kemunkaran (keburukan) sedang dia hanya mampu merubah dengan
hati (yaitu dengan membenci keburukan / kemunkaran itu) saja tinggal
selemah-lemah iman. Lantas, kalau sudah tidak mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk, mana yang haq dan mana yang batil, lantas keimanannya di
mana?

 

Tidak adanya iman lagi
itulah bencana yang paling parah yang menimpa ummat Islam dari proyek
besar-besaran dan sistimatis serta terus menerus yang diderakan kepada ummat
Islam sedunia. Yaitu proyek mencampur adukkan antara kebaikan dan keburukan
lewat aneka tayangan.

 

Apakah
upaya kita untuk membentengi keimanan kita sekeluarga ?

 

Sumber Buku : Tasawuf,
Pluralisme, & Pemurtadan. Oleh : H Hartono Ahmad Jaiz

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment