Advertising

Wednesday 12 May 2010

[wanita-muslimah] Memotong Besi Dengan Air, Sebuah Teknologi Mahacanggih

 

Teknologi
Mahacanggih Memotong Besi Dengan Air, Besi membelah es itu biasa. Memotong besi dengan goresan es: baru luar biasa.

oleh: Abu Ammar

Pengalaman langka, sejarah, ataupun peristiwa besar yang terjadi di Eropa
menjadi warna tersendiri di pengajian warga Indonesia di Jerman. Sebut saja
pengajian muda mudi muslim Indonesia di bulan April 2010 yang baru saja
berlalu, dan dikisahkan sebelumnya di Hidayatullah.Com (baca: "Siapakah
Yang Menciptakan Allah?").

Tenggelamnya si anti-tenggelam

Pengajian yang diselenggarakan di masjid yang dikelola Indonesisches
Islamisches Centrum e.V. itu bertepatan dengan bulan peringatan ulang tahun
ke-98 pelayaran perdana sekaligus pelayaran terakhir kapal Titanic. Kisah
tragis tenggelamnya kapal Titanic sengaja diketengahkan sang pembicara dalam
pengajian itu karena sejumlah pesan Ilahi yang bisa diambil sebagai pelajaran
berharga darinya.

Titanic diluncurkan pada tanggal 10 April 1912 untuk pelayaran pertamanya
beserta tak kurang dari 2200 penumpang berikut sang awak kapal. Pelayaran yang
dimulai dari pelabuhan Southampton, Inggris, menuju kota New York, AS, itu
berakhir mengenaskan setelah menyerempet gunung es di perairan Atlantik di
malam hari 14 April 1912. Dalam 2 jam 40 menit kemudian, tepatnya pukul 2:20
dini hari 15 April 1912, salah satu sarana perhubungan manusia paling canggih
kala itu pun diberitakan tenggelam.

Sebagaimana kisah tentang pesawat terbang sebelumnya (baca: "Kisah Tuhan
di Pesawat Terbang") ada hal menarik terkait kapal Titanic yang
pembuatannya memakan waktu selama sekitar 2 tahun ini. Kapal ini dilengkapi
teknologi bilik kedap air yang membatasi masuknya air di saat kecelakaan
terjadi, dan karenanya dijuluki ''practically unsinkable'' yang berarti
''praktis tak dapat ditenggelamkan'' atau ''tahan tenggelam''.

Namun kapal raksasa ini, yang termasuk teknologi maritim tercanggih karya
manusia kala itu, menemui ajalnya dalam usia 5 hari saja. Ini jauh lebih pendek
dari umur normal seekor lalat buah mungil. Kapal besar berukuran sekitar 260 m
panjang x 28 m lebar yang katanya tahan tenggelam itu justru jatuh ke dasar
samudra Atlantik dalam waktu singkat. Bersamanya, lebih dari 1000 penumpangnya
tewas tenggelam di lautan dingin nan kelam.

Bukan kebetulan belaka

Tak sebutir debu pun terbang di dunia ini secara kebetulan. Artinya, semua
kejadian, kecil atau besar, ada karena kesengajaan dan kehendak Allah SWT,
sehingga sudah pasti ada hikmah besar di balik setiap peristiwa itu. Demikian
pula Titanic. Sudah mutlak pasti ada banyak pelajaran berharga yang
diwariskannya. Betapa kapal yang digembar-gemborkan tak dapat ditenggelamkan
itu justru terbelah dan terkubur di dasar laut pasca tersayat oleh gunung es.

Yah, seolah sang Pencipta hendak mengingatkan sesiapa saja yang pernah
mendengar kisah itu bahwa takkan ada karya buatan manusia secanggih apa pun
yang mampu mengalahkan Maha Karya Allah Yang Maha Pencipta: air. Es, alias air
beku, yang terlihat sangat sederhana itu, ternyata jauh lebih digdaya
dibandingkan kapal Titanic yang diakui canggih tersebut.

Kapal raksasa besi nan kokoh itu ternyata tidak ada apa-apanya ketika disenggol
oleh gunung es ! Jika manusia selama ini biasa memotong es dengan besi, maka
Allah secara luar biasa justru melakukan kebalikannya : menjadikan besi
sedahsyat kapal Titanic terbelah justru dengan es ! Kapal Titanic tidaklah
menabrak gunung es berhadap - hadapan. Allah sekedar membiarkan kapal Titanic
tergores oleh permukaan gunung es di sisinya, searah dengan panjangnya, tanpa
perlu memotongnya melintang.

Hebatnya lagi, sang gunung es itu tidak dibentuk menyerupai pisau tajam, namun
mampu menggores sang kapal di titik mematikan. Goresan itu cukup untuk
memenggal Titanic menjadi dua potongan dan menjerembabkannya ke dasar samudra
Atlantik dalam waktu singkat.

Pendek kata, ciptaan Allah berupa gunung es-lah yang "truly unsinkable", yang
benar - benar tak dapat ditenggelamkan oleh ombak sedahsyat apapun, termasuk
oleh hantaman besi secanggih Titanic sekalipun. Sebaliknya, sang "practically
unsinkable" Titanic-lah yang malah terkapar di dasar samudra setelah dirobek
oleh es. Gelar Titanic "practically unsinkable" tak lebih dari isapan jempol
belaka.

Kisah itu bak menasihati manusia, bahwa tidaklah patut baginya memberi gelar
berlebihan atau menjadi terlampau bangga atas karyanya sehingga melampaui
batas. Menggembar - gemborkan dan terlampau mempercayai Titanic sebagai "tahan tenggelam" sungguhlah berlebihan
dan terdengar bak ungkapan kesombongan. Dan Allah tidak membiarkan kesombongan
hamba-Nya yang melampaui batas begitu saja di muka bumi.

Titanic dan Nyai Roro Kidul

Sang penceramah di pengajian itu mengisahkan Titanic sembari berdialog,
berdiskusi dua arah, dan menyelingi tanya jawab dengan peserta pengajian yang
masih belia itu. Peserta tampak serius mengikutinya. Sungguh inilah barangkali
cara penyajian yang tepat bagi muda-mudi metropolis jaman sekarang.

Tak dapat dibayangkan, betapa membosankan andai pengajian itu dijejali dengan
banyak ayat Al Qur'an dan Hadits melulu dan satu arah, tanpa memberi kesempatan
kepada pendengar untuk sering aktif mengemukakan pendapat. Apalagi jika sampai
si penceramah mudah menghardik peserta yang pertanyaannya terdengar aneh-aneh
itu, sebagaimana diterbitkan sebelumnya di hidayatullah.com (baca: "Tidak
Mungkin Menemukan Agama Paling Benar !")

Apa yang dipaparkan sang penceramah waktu itu mungkin akan lebih menarik,
jikalau sejarah asal usul nama Titanic dibahas pula. Titanic berasal dari
keyakinan legenda kuno Yunani yang meyakini bahwa alam semesta-lah yang
menciptakan Tuhan - Tuhan yang jamak, dan bukan sebaliknya. Titans, jamak dari
Titan, adalah Tuhan - Tuhan generasi pertama yang merupakan keturunan dari
tuhan bumi Gaia yang berkelamin wanita.

Jadi jika dikaitkan namanya, Titanic ibarat sesosok teknologi angkutan laut
supercanggih yang diberi nama Tuhan dan bergelar tak tertenggelamkan. Namun
kenyataannya, kapal Titanic bukanlah sesosok Tuhan, dan bukan pula bergelar ''tak dapat ditenggelamkan''. Kapal
Titanic adalah raksasa besi yang ternyata lemah tak berdaya di hadapan ciptaan
Allah yang tak kalah canggihnya: gunung
es.

Di tengah-tengah paparannya tentang Titanic, sang penceramah pun berseloroh
bahwa di masyarakat yang mengelu-elukan teknologi, mahakarya digdaya seperti
Titanic disanjung bak Tuhan. Sebaliknya, di masyarakat yang jauh dari teknologi
dan masih banyak mempercayai takhayyul dan klenik seperti di Jawa, maka yang
disanjung-sanjung adalah dedemit atau makhluk halus dan dituhankan seperti Nyai
Roro Kidul, penguasa laut selatan. Namun sejatinya baik sang dewa samudra kapal
Titanic dan si dewi laut selatan Nyai Roro Kidul, keduanya bukanlah Tuhan, dan
tidak semestinya digelari berlebihan, apalagi menyamai sifat Tuhan.

Mengulang sejarah Fir'aun

Dalam pengajian muda-mudi Hamburg itu, penceramah terlihat sengaja mengarahkan
agar para peserta pengajian turut aktif mengemukakan pendapatnya. Usahanya
tidak sia-sia, pengajian itu tampak hidup dan peserta tidak canggung berlomba
untuk turut melontarkan pertanyaan, jawaban, atau pun pengalamannya sendiri.
Mereka tampak bersemangat menyimak kisah Titanic itu.

Bagi sebagian orang, tragedi Titanic mungkin tak perlu dikaitkan dengan pesan
moral, tidak usah disentuhkan dengan urusan agama, atau tak ada gunanya
dipautkan dengan kehendak Tuhan. Namun, jika seseorang meyakini Allah sebagai
Tuhan yang tidak pernah tidur, lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan
yang memiliki kehendak luhur di setiap detik peristiwa apa pun di jagat raya
ini, maka sudah sepatutnya mengambil pelajaran ilahiah berharga dari kecelakaan
maritim akbar abad ke-20 itu.

Ini karena Allah sudah pasti sengaja menenggelamkan kapal itu, agar manusia
yang datang di kemudian hari mengambil pelajaran darinya. Tidak ada peristiwa
sekecil apa pun yang luput dari kesengajaan dan kehendak agung sang Pencipta
peristiwa itu, Allah SWT, kecuali dengan suatu tujuan mulia.

Penceramah
mengaitkan kisah Titanic dengan Fir'aun, yang menyatakan dirinya sebagai Tuhan
yang maha tinggi, sebagaimana diabadikan Al-Quran :

 

" Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai, Kemudian dia
berpaling seraya berusaha menantang (Musa), Maka dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.  Akulah Tuhanmu yang paling tinggi''. [QS. An Naazi'aat, (79) : 24]

 

serta penguasa sungai
dalam perkataannya:

 

Dan
Firaun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah
kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai -sungai ini mengalir di
bawahku; maka apakah kamu tidak melihat (nya)? [QS. Az Zukhruf, (43) : 51].

 

Namun kesombongan Fir'aun
yang mengaku Tuhan maha tinggi dan sang penguasa sungai-sungai itu sirna dengan
ditenggelamkannya di laut merah.

Kapal Titanic berukuran raksasa dan tinggi yang namanya berasal dari Tuhan
Titan, serta Fir'aun yang mengaku Tuhan yang Maha tinggi, keduanya dibinasakan
di tempat Maha Rendah di muka bumi: dasar lautan. Fir'aun yang mengaku penguasa
sungai-sungai, serta kapal Titanic yang dinyatakan tahan tenggelam, keduanya
bernasib naas dikuasai lautan, alias tenggelam di dalam air.

Peringatan bagi manusia

Pengulangan kisah Fir'aun pada kapal Titanic sudah pasti bukan peristiwa
kebetulan, namun sebagai sunnatullah, yang berlaku bagi sesiapa saja yang
melampaui batas yang telah diperingatkan Allah. Sebagaimana ketentuan yang
telah digariskan menyusul pernyataan sombong Fir'aun sebagai Tuhan yang
mahatinggi, "maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia

  

Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan
azab di dunia. [QS. An
Naazi'aat, (79) : 25].

Dengan peristiwa Titanic itu, yang karam pasca menyerempet gunung es, manusia
hendaknya tersadarkan bahwa pencapaian teknologi maritim sehebat apa pun takkan
pernah mengungguli ciptaan Allah berupa es, wujud beku air, sang anti-tenggelam
yang sejati. Kenapa? Sederhana saja, ribuan tahun sejarah manusia tak pernah
tercatat bahwa manusia mampu menciptakan air. Sejarah dipenuhi oleh kapal-kapal
yang tenggelam, tapi bukan es yang karam.

Bahkan manusia, termasuk Fir'aun dan para insinyur perancang kapal Titanic,
sangat bergantung pada air dan tidak mungkin bisa hidup jika saja air
dilenyapkan oleh Allah seketika. Fir'aun tak bakal mengaku penguasa sungai, dan
kapal Titanic takkan digelari anti-tenggelam, jika air tidak pernah diciptakan
Allah dalam bentuk sungai dan lautan.

Kapal Titanic dan sungai-sungai yang mengalir di wilayah kekuasaan Fir'aun
bukanlah pertanda kedahsyatan sang kapal, bukan pula kemahatinggian Fir'aun.
Tapi, keduanya merupakan tanda-tanda kehebatan penciptaan air. Air adalah
sebentuk mahakarya luar biasa Allah, Pencipta tanpa tara. Manusia sepatutnya
mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, dan tidak membanggakan karyanya maupun
dirinya di hadapan-Nya.

Sungai-sungai dan kapal Titanic sepatutnya digunakan sebagai sarana berdakwah
kepada manusia, untuk menyadarkan masyarakat luas bahwa keduanya terjadi karena
kekuasaan Allah semata :

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air
hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. [QS. Ibrahim, (14) : 32)

Manusia hendaknya mengambil pelajaran berharga dari tragedi Titanic, jika tidak
maka pasti berlakulah ketetapan Allah, sebagaimana yang menimpa Fir'aun dan
orang-orang sombong melampaui batas sepeninggalnya. Siapa pun yang sombong
melampaui batas, maka Allah tidak akan membiarkannya begitu saja di dunia ini.
Sunnatullah yang berlaku atas Fir'aun, Qarun, dan Haman, akan berlaku pula pada
orang-orang sepeninggalnya, tak terkecuali mereka yang terkait dengan tragedi
Titanic :

 

Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut
seperti gunung-gunung. Jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, maka
jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang
banyak bersabar dan banyak bersyukur, atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya
karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar (dari mereka). Dan
supaya orang-orang yang membantah ayat-ayat (kekuasaan) Kami mengetahui bahwa
mereka sekali-kali tidak akan memperoleh jalan ke luar (dari siksaan). Maka
sesuatu apa pun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia;
dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang
beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal. [QS. Asy Syuuraa, (42) : 36]

Sumber : http://www.hidayatullah.com dikisahkan langsung oleh Abu Ammar dari
Hamburg, Jerman)

http://www.hidayatullah.com/cermin-a-features/jalan-jalan/11706-teknologi-mahacanggih-memotong-besi-dengan-air-

--- On Wed, 5/12/10, abuabdurrauf <haamsyak@hotmail.de> wrote:

From: abuabdurrauf <haamsyak@hotmail.de>
Subject: [sd-islam] Nyata: Memotong Besi Dengan Air, Sebuah Teknologi Mahacanggih....
To: sd-islam@yahoogroups.com
Date: Wednesday, May 12, 2010, 2:09 PM

 

Nyata: Memotong Besi Dengan Air, Sebuah Teknologi Mahacanggih. ...

Selengkapnya:

http://www.hidayatu llah.com/ cermin-a- features/ jalan-jalan/ 11706-teknologi- mahacanggih- memotong- besi-dengan- air-

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment