TISU, SASE, 5R
Obrolan iseng-asyik di FB antara Si, Ns, Fs, Km, Hs
Si: Sebelum 1940s kertas tissue belum begitu banyak diproduksi dan hutan2 di dunia masih sangat asri dan lebat dan mengagumkan...seberapa pentingnya kertas tissue saat ini. Bisakah kita kembali untuk tidak menggunakannya? Perlukah pabrik kertas tissue tetap ada? *yg dulu selalu bw sapu tangan kemana-mana.
Ns: ‎""Products made with APP fiber linked to forest destruction are flooding the US market and landing in grocery stores, other retail chains, restaurants, hotels, schools and municipalities in the form of toilet tissue, paper towels, copier paper, stationery, paper bags and paper-based packaging," WWF reported"
Asia Times Online :: Indonesia pays for US bargains
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/NB23Ae03.html
(Ini juga mengimplikasikan perang pasar antar MNC Indonesia dan MNC barat)
Si: Tidakkah kita perlu berfikir ulang ttg kehilangan besar ini?
Ns: Maksutnya gimana mbak?
Si: Kehilangan besar atas hutan kita dan kehilangan atas kebiasaan asli kita untuk tdk menggunakan tissue. Bukankah di link mbak diatas jelas2 ditulis dikalimat pertama ttg forest destruction.. Kalau bicara ttg bisnis mah tdk akan pernah nyambung dgn issue lingkungan.
Ns: Bisnis korporat/BUMN nyambung banget dengan lingkungan, yaitu deforestasi... Ada konsep bisnis yg nyambung dg hutan, dengan pendekatan mix antara adat setempat, social entrepreneurship dan pengelolaan bersama - yg melibatkan multipihak (masyarakat,perusahaan,pemerintah), dg syarat sesuai ekosistem. Ada dua strategi kebijakan: demand-side (konsumen dan tisu), supply side (kebijakan mata rantai produksi).
Si: wah iya juga ya....bener-bener...maaf aku salah. Darimana bisa aku bilang bahwa issue lingkungan tidak nyambung dengan kegiatan bisnis. Justru sangat berkaitan erat... aku hanya merasa bahwa kebiasaanku dalam menggunakankertas tissue ternyata berhubungan dengan produk tissue yang secara gaksadar sudah kita jadikan "keharusan"....padahal dulu gak ada tissue juga gak masyalah......bahkan naik gunung kalo gak bawa kertas tissue jadisedikit "fanik" =)) seandainya kertas tissue tidak diproduksi lagi, apakah kita akan punyakebiasaan baru yang lebih baik? atau sebaliknya?*......
‎(kebijakan mata rantai produksi)."Tapi kan tissue bukan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan (correct me please). Jadi ketersediaan tissue sangat dipengaruhi oleh iming2 gaya hidup. JIKA supply tissue dihentikan katakanlah secara drastis, tentunya kebiasaan hidup dengan tissue-pun akan berubah untuk tidak hidup dengan tissue (mungkin ada alternative lain).
Ns: Iya itu betul, kebiasaan yg berubah.(Aku selalu bawa 2 handuk kecil).begini saja sementara ini, promosikan pemakaian 60% saputangan/handuk, dan 40% tisu. Setiap kita ikuti isu2 dan kebijakan di mata rantai produksi (perkayuan) supaya lebih well-informed, dukung usaha2 yg sifatnya wirausaha sosial (yaitu usaha menanggulangi permasalahan lingkungan/sosial dg cara2 yg inovatif entrpreneurial- sebagai solusi yg workable)
Si: Setuju, memang harus dimulai dari diri sendiri. Kurasa kebiasaan bawahanduk kecil untuk bepergian adalah satu langkah yang sesuai untuk issue ini. Mengurangi pembelian komodity serat kain dan kapas, juga mengurangijajan produk2 sepele yang tidak berguna. Kadang ketersediaan barangtersebut adalah hanya hasil coba-coba produsen yang ingin tau apakah konsumen-nya mau membeli dan menggunakan. Sebagai konsumen kita tidak lepasdari rasa ingin tau dan mencoba. Jadi hati-hati!.. Kalo kata Tintin "Awas!kalau tidak hati-hati anda bisa membeli barang2 yang tidak anda perlukan!!"Ok mudah2an niat berubah sedikit demi sedikit ini ada hasilnya.....^_^
Ns: Iya "personal is political resulting in multiplier effect", dimulai dari kesadaran diri sendiri utk suatu perubahan. Di mata rantai produksi saya sebagai social entrepreneur yg bekerjasama dengan petani dan pemda/tokoh setempat. Kami sedang menanam 8000 pohon, 5000 utk bubur kayu (tisu nantinya). Yg saya tanam setahun lebih lalu,di lahan bukit yg gundul-gersang.
Saya juga (kadang) berkiprah di CSR perusahaan2 besar MNCs yg politiknya kental sekali. Ringkasnya, di nusantara dan di dunia ini, korporat adalah binatang yg paling diuntungkan secara profit dan posisi ekonomi-politik.
Si: Memang bikin frustasi kalo mikirin ttg korporate..makanya kita sebagai konsumen (sebaiknya juga dibekali pengetahuan) bahwasebuah produk selain harus berkualitas dan original, ramah lingkungan dan terutama "berguna".
Ns: Hehe iya betul ttg pemberdayaan konsumen. Walaupun lagi2 faktor eksternal sementara ini jauh lebih kuat mengepung kita dibandingkan faktor2 internal pada kesadaran konsumen ini (beda dengan di Prancis misalnya, kesadaran konsumen lebih kuat, makanya korporatnya pada lari ke sini hahaha..ihikss). Di Indonesia ini khususnya, ada yg juga atau lebih berbahaya tapi kita nggak sadar, yaitu produk2 sase, kemasan kecil "ekonomis".
Si: Aaaaaaaaaaahhhhh....bener banget!!! Ini bener-bener mengerikan...akhir2 ini aku juga mulai berpikir tentang makin ramainya produk2 sachet. Dipasaran sekarang ini (terutama di Indonesia karena aku agak susahmenemukannya di malaysia) mulai dari makanan susu, mie, biscuit, bubur dll sampai keperluan kamar mandi baik sabun, shampoo dllll..... .. maka semakin penuhlah sungai kita dengan sampah plastik, semakin banyaklah produsenkantong plastik, semakin tinggilah sampah plastik, semakin banyaklah energy untuk memproduksi bungkusan2 plastik kecil, semakin susahlah penguraianlimbah plastik, dan semakin panaslah tanah tepat kita berpijak....
Ns: Bingo! Kalo tisu kan cepet terurai jadi pupuk lagi.Indonesia adalah penghasil sase terbesar di Asteng, menurut salah satu MNC, dan belum bisa terurai atau belum umum didaurulang.Secara psikologis kita terkecoh oleh prinsip "ekonomis" kemasan utk rakyat miskin,atau utk penghematan. Padahal ini karena kita punya kebiasaan nenek moyang membeli eceran, karena nggak nyimpen2 barang, wong iklim tropis. Kebiasaan ini terbaca oleh orang2 marketing korporat yg emang pinter2 itu. More, sekarang pun warung2 pada nggak bisa bikin kopi sendiri, teh sendiri, kemaren gw pesen kopi saring-tubruk di kantin kok encer banget...dimana2 jualan kopi sase...anak2 muda minumnya kopi sase..salah didik
Si: hmmmm....bicara tentang kopi tubruk, memang bener mbak...bahkan kalo ke pelosok-pelosok desapun mereka sudah tidak menyediakan kopi tubruk...adanyakopi sachet. Sudah mulai hilang pemandangan bubuk kopi seduh yang nempel2di pinggir gelas....=((Jadi bicara suatu produk, ternyata rantainya panjang sekali ya.... dari raw material yang "ada kemungkinan" merusak/membahayakan lingkungan, kualitasproduk yang berhubungan dengan komposisi asli produk dasar, manfaat dari si produk berhubungan dengan kualitas proses pengolahan, kemasan yang juga berhubungan dengan lingkungan, sampai tahap akhir faktor possibillity of changing the way of life karena hadirnya suatu produk.oiya, di supermarket di indonesia baik yang besaaaaaaar apalagi yang kecil, penjualan barang juga lebih banyak dalam bentuk sase...hampir semu barang dikemas dalam paket satuan daripada paket besar. hehe...kebiasaan belingecer memang sepertinya selain atas dasar prinsip praktis dan coba-coba,juga berlatar oleh kurangnya daya beli masyarakat atas produk.Padahal dalam prinsipnya semakin besar toko maka semakin murahlah produk yang dijual karena.
Fs: yah salah tindis malah ke hapus, saya ketik ulang ya. asik juga mengikuti thread nya mulai dari tissue, sampah non-organik, sampe kopi. kalau mau membantu sedikit, mari kita mulai dengan orang sekitar kita. kita ajakin peduli lingkungan dengan skala kecil saja, misalnya menanam pohon. 1 orang menanam satu pohon. mulai dengan mengajakin, papa, mama, adik, teteh, bibi, paman, teman2. dan di minta setiap orang juga menanam untuk orang yang dikasihi (termasuk kucing juga loh), jadi mari kita buat FB group nya menaman satu pohon. mari kita mencoba langkah2 kecil ini yang bisa menjadikan kebiasaan kita semua
Si: Taman pohon,hmm...ini sebetulnya memang sangat perlu dilakukan. Sebetulnya selaindengan menanam pohon kita juga bisa ikut menjaga tanam-tanaman yang ada disekitar kita untuk tidak hidup merana, misalnya bantu siram-siram tanamandan mengajaknya bicara sekali sekala. Kalau bisa memberi mereka teman untuk hidup bersama itu akan lebih baik lagi (baca : menanam pohon). ^_^Dirumahku ada tanaman dalam pot....dan ternyata tanaman itu bisaberkomunikasi juga lho....coba saja perhatikan satu putik bunga yangperlahan mekar.....
Ns: Mbak, kalau mau dipersoalkan, kemasan sase itu bertentangan dg UU Sampah No 8/2007, yaitu Reduce di 3R. Maaf,saya nggak percaya dg teori "kurang daya beli". Itu kan logika marketing korporat, yaitu "kurang daya beli produk2 korporat". Wong di desa mereka beli ketengan di pasar2/warung tradisional kok. Di Flores tempo hari aku nggak temuin kopi sase,pada sangrai sendiri dan giling di warung penggilingan kopi. Thank god belum ada alfamart,7-11 di sana. Jaman aku kecil dulu belanja bawa tas belanja, botol minyak, kopi2 diketeng pake kertas, ato kita bawa tempat juga. Bukan karena keluargaku kurang "daya beli". Emang kita punya budaya ngeteng.
Mbak Fs, betul, di Aceh masih ada adat itu, bayi lahir ditanamin pohon. Konon itu adat Nusantara yg dilupaken entah kemana. BTW, saya tanam 3000 pohon mahoni, tumbuh bagus di daerah tertinggal, utk dinamakan nama2 semua orang yg terlibat/kerjasama dg pengelolaan di sana. Diah,bunga adalah ekspressi "kesadaran" tertinggi dari makhluk tuhan jenis tanaman.
Si: Jadi, penciptaan produk "sase" ini murni oleh faktor "budaya ngeteng (baca: beli eceran)?? Aku gak begitu ngikutin, kukiran ini ada faktor daya beli masyarakat juga.
Hahaha..lha iya betul itu, emang ada faktor daya beli masyarakat yaitu "daya beli produk sase korporat". Maksutku tuh, produk sase bersaing dan menghilangkan "produk" warung/pasar tradisional. Lha produk sase korporat kan sebanding dengan ketengan di pasar tradisi.
Pernah ndak ada temenmu yg bilang, dia demennn deh barang2 yg dikemas kecil mungil? Obviously, temenmu ini daya belinya okeh dong. Lha yg kayak gini banyak....adikku hobi banget beli kueh2 yg dibungkus satuan itu, ketimbang yg ukurannya lebih besar dan ditaruh ditoples...apa ini fenomena "daya beli"? No, it s lifestyle..
Si: Hahahahaha....kukira dari dulu sebetulnya masyarakat kita emangkaya...(makanya aku binun ^_^). Emang bener banget dulu kalo ke pasar bawa keranjang sendiri (bentuknya kalo gak salah hampir sama sak Indonesiaraya), gak kenal kantong kresek, beli minyak bawa botol minya sendiri dantempe "selalu" berselimutkan daun jati ato daun pisang.... hmm...saat ini, bahkan tahu-pun udah kemasan siap goreng, bubur ayam-pun sudah dalamgelembung plastik (harusnya orang bandung protes nech!!)...
Astaga.......bener juga ya mbak.....yang namanya "GAYA HIDUP" ini semakin menarik tuk di perhatikan. Gak usah jauh-jauh...aku sendiri pernah ngalaminyang namanya extasi dalam budaya "shopping"...hiiiiiiiiiiiiiih serem bangetkalo diliat kebelakang. Mudah2an gak kejangkit lagi dech....serem dalamarti itu adalah expresi ketidaksadaran yang mengerikan bahwa konsumsikomoditi bisa sangat-sangat meracuni akal sehat.
Ns: Tul banget. Makanya prinsip ekonomi pasar/industri mesti terintegrasi dalam kaidah 5R (reduce,reuse,recycle,repair,redistribute). Yah, bahasa kerennya 5R, padahal sih emak2 kita jaman dulu pada akrab dengan kearifan lokal ini, demikian juga pengusaha2 kita jaman dulu. Kesadaranmu bagus, it s almost like "awakening". Mudah2an direstui Allah dan nenek moyang kita, dan ditularkan, supaya bisa kuat percaya diri ngelawan keserakahan korporat, korupsi birokrat dan parpol yang membentuk mafia kapitalis yg akan makin menterpurukkan kita kalo kesadaran kita nggak ngumpul dan bangkit!
Si: Amiiiiiiiiinn....Insya'allah mbak..makasih juga diskusinya yang seru dan sangat informatif ini...jarang2 dapet temen diskusi yang asyik... Sesungguhnya pe-er kita banyak sekali ya.......
Km: di negara maju proses daur ulang limbah polimer sudah lama dilakukan, salah satunya dalam bentuk promosi di event olahraga besar : sebuah kostum kesebelasan prancis dan belanda dibuat dari 13 botol mineral bekas, coba kalau semua kostum olahraga bahkan baju biasapun dibuat dari limbah plastik...
http://www.bolanews.com/read/sepakbola/sepak-bola-lain/2667-Belanda-dan-Prancis-Luncurkan-Kostum-Baru.html
Belanda dan Prancis Luncurkan Kostum Baru - Bolanews Sports News Portal
www.bolanews.com
Dua partisipan Euro 2012, Belanda dan Prancis baru saja memperkenalkan kostum ta...ndang terbarunya, Kamis (23/2). Dua kostum keluarkan Nike itu ternyata terbuat dari sampah daur ulang.See more
Si: Iya betul, proses recycle mmg membantu tp ingat energy untuk proses ini juga gak kalah besar..
Km: Sdh saatnya kita beralih ke sumber energi ramah lingkungan non fosil,negara2 di eropa sdh membuat PLT angin atau surya,Indonesia negara terkaya panas bumi punya lebih dr 130 gunungapi aktif yg bs jd energi,masalah political will saja yg blm ada selain kepentingan bisnis migas kapitalis tentunya...
Ns: Persoalan di tiap negara emang berbeda. Botol2 dan kemasan di Indonesia umumnya masih bisa di Reuse, bahkan ada mata rantai mafianya (udah sampah, mafia pulak!). Yang belum terurai adalah sampah sase itu. Salah satu persoalan juga, menguliti label2nya. Bagian dalam sase yg spt aluminum itu (lupa namanya poly..something), bisa diurai dan dijadikan macem2, lapis dinding, genteng, dsb. Tapi seperti yg Di bilang, menurut manajemen suatu MNC, biaya pengolahan lebih besar, artinya fixed costnya masih jauh dg pemasarannya.
Hs: waduh....kayaknya udah harus ngurangin tissue nih kalau naik gunung
SEKIAN DI SINI
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.