Ini surat balasanku ke japri moderator - diedit utk hilangkan nama:
Bapak/Ibu Moderator Yth,
Sejak obrolan FPI itu saya belum kembali aktif di milis ini. Saya patuh pada moderator, yg pada waktu itu nggak melarang meneruskan, bahkan meng-encourage diskusi dengan tata cara santun. Dengan kata lain, saya mengerti situasi pada saat itu.
Saya surut dulu, rencananya mau ikut diskusi tentang lingkungan, infastruktur desa dan ketahanan petani, di suatu daerah tertinggal dimana kita sedang berkegiatan.
nDilalah, lalu datang email dari tim moderator ini, yg langsung mengeluarkan saya, tanpa peringatan sebelumnya. Apakah itu memang peraturan standar milis ini?
Setahuku, sayalah yang diancam dan ditekan oleh salah satu anggota, dan sejujurnya sempat membuatku takut (kalau saya merasa takut, maka berarti instink ku itu bener, sedang memperingatkan diriku). Yang membuat saya lega adalah, beberapa anggota lain di milis membela dan menghibur.
Selain itu saya merasa berhutang kepada anggota milis, soal habaib - karena berjanji akan menjelaskan dari pengalamanku sendiri.
Berikut penjelasanku ttg habaib:
Saya adalah orang Betawi, dari keluarga NU, Muhammadiyah, pimpinan lokal. Bagi orang Betawi, terutama yang NU atau tradisional, legacy habib adalah warisan yg nyaris tak terpisahkan dari sejarah ke-betawian.
Apakah ada di antara kalian, anggota milis ini, yang pernah mencium tangan dan mencuci kaki Habib Ali (alm), turun temurun, pimpinan dari Kwitang? Kurasa nggak, tapi saya sempet mengalaminya. Dari keluarga NU, kami diwajibkan sowan ke Kwitang. Dari keluarga Muhammadiyah, setiap beberapa bulan kami menyambut ulama dari Saudi (Wahhabiyah, yg memusuhi Habib keturunan nabi!) di rumah kakek, yg mengadakan pengajian rutin. Kurang apanya penghormatan kami selama ratusan tahun turun temurun kepada para Habaib, Sayyid dan ulama Saudi? Kita, bangsa Indonesia, khususnya orang Betawi, telah memberikan tempat indah dan terhormat kepada keturunan Nabi, yg di negerinya asalnya sendiri malah disingkirkan oleh rejim Saud-Wahabi?
Betapa mirisnya kami sekarang (habaib dan kami), melihat para "habib" FPI ini memimpin FPI dg cara2 kekerasan (bukan anarkis, tapi pake cara2 kekerasan). Kebanyakan kami diam, sebagian membela FPI, namun demikian sebagian lagi mulai menggaungkan penolakan pada kekerasan yg dilakukan terhadap kelompok2 yang berbeda.
Yg bapak/ibu lakukan terhadap sipil yang diancam adalah malah menindak dan mengeluarkan saya secara sepihak. Ok, mungkin saya masih terlalu banyak mengharap kepada aparat militer/polisi. Yo wis, sing waras ngalah!
Salam
sebenarnya saya merasa aneh, kenapa Mbak Mia yang didepak dari milis
tersebut karena ngomongin soal FPI
saya pikir, seharusnya temen saya yang memperjuangkan khilafah lebih
pantas didepak dari milis tersebut :)
lha wong lagi ngomongin soal NKRI kok dibawanya ke khilafah :))
salam,
--
Wikan
2012/2/29 Ari <masarcon@gmail.com>
>
>
>
> saya dari tgl 16-26 kemarin nyaris gak menyentuh internet. jadi saya
> tidak mengikuti diskusinya. saya nimbrung milis lagi buat posting foto foto
> bangunan heritage di tanah seberang yg nampak terawat.
>
> mungkin bisa japri mbak mia, biar saya jelas ceritanya ?
> btw, saya juga sempat dibegitukan berkali kali, mbak. cuman posisi saya
> yg bikin mereka susah mendepak huehehe :p cuman kalau mbak mia, mungkin
> posisinya lebih vulnerable, soalnya mereka nothing to loose jika mendepak
> mbak mia. saya kayak di milis al ikhwan saya juga didepak begitu saja,
> karena mereka nothing to loose juga kalau saya nggak member situ lagi. :D
>
>
>
> salam,
> Ari
> status : mahasiswa
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment