Advertising

Friday, 24 February 2012

[wanita-muslimah] Belajar dari Jerman

 

Refl:
Jangan lupa untuk juga belajar dari :
Di Jepang malah kalau terbukti membuat kesalahan, karena malu berani bunuh diri. Di Tiongkok ditembak mati.
Di USA, Blagojevitch, mantan gubernur Ilinois gara-gara korupsi dihukum 14 tahun penjara ( http://www.huffingtonpost.com/2011/12/07/blagojevich-sentence-14-y_n_1134230.html )
 
Berapa tahun paling lama hukuman penjara bagi petinggi koruptor di NKRI?
 
 

Belajar dari Jerman

NEGERI ini terlampau sedikit menyimpan hal-hal yang baik untuk dijadikan panduan, sehinggauntuk hal sepele pun, kita harus belajar dari luar negeri. Misalnya, untuk sekadar memiliki rasa malu, kita mesti berguru ke negeri orang.

Presiden Jerman Christian Wulff mengajarkan rasa malu itu kepada kita. Wulff memilih mundur dari jabatan presiden pada Jumat (17/2), karena malu diguncang pemberitaan skandal korupsi.

Dua kesalahan yang dilakukan Wulff. Dia diduga kuat menerima fasilitas saat meminjam dana dari bank untuk mencicil rumahnya sebelum menjadi presiden. Kedua, Wulff diduga menekan harian Jerman Bild yang memberitakan skandal korupsinya itu.

Wulff bukanlah sosok pengecut. Dia menggelar konferensi pers di Istana Presiden, Berlin, bersama istrinya, Bettina. Secara tegas Wulff mengatakan Jerman membutuhkan presiden yang didukung publik. Namun kepercayaan itu semakin tergerus dan mulai mengganggu. Itulah alasan Wulff mundur.

Tentu saja Wulff bukanlah tokoh pertama yang mengundurkan diri saat duduk di puncak singgasana kekuasaan. Di Brasil, banyak menteri mundur karena tuduhan korupsi.

Sepanjang 2011 paling kurang lima menteri Brasil melepaskan jabatan karena diguncang skandal korupsi. Juga di Jepang dan Korea, banyak pejabat mundur bahkan bunuh diri karena terbelit isu korupsi.

Pengunduran diri Wulff mengajarkan moral, etika, dan rasa malu. Para pejabat publik mestinya memiliki standar tentang nilai-nilai yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Pejabat juga harus memelihara perasaan enggan melakukan sesuatu yang nista. Itulah rasa malu.

Namun moral, etika, dan rasa malu para pejabat publik kita sudah lama luntur. Pejabat publik di sini meski sudah menjadi tersangka, terdakwa, atau bahkan telah divonis masuk bui karena perkara korupsi pun, enggan mundur. Jabatan dan kekuasaan dijadikan tameng untuk berlindung.

Skandal korupsi muncul hampir setiap hari melibatkan baik pejabat pemerintah, DPR, maupun hakim, jaksa, dan polisi. Ada kasus Wisma Atlet, ada perkara proyek Hambalang, ada skandal Bank Century, dan sejumlah kasus korupsi lain yang diduga melibatkan para elite negara.

Beberapa nama anggota DPR, ketua umum partai, hingga menteri sudah terus terang disebut dalam sidang di pengadilan. Namun, tidak seorang pun memberi contoh secara sukarela menanggalkan jabatannya karena malu.

Rasa malu memang sudah hilang dari para pejabat publik kita. Padahal, rasa malu merupakan kekuatan preventif yang membentengi seseorang melakukan tindakan hina seperti korupsi. Jika elite tidak lagi memiliki rasa malu, mereka mudah dikuasai nafsu keserakahan.

Sungguh memprihatinkan negeri ini. Sekadar rasa malu pun kita sudah tidak punya sehingga harus belajar dari luar. (*)

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment