Demikian dikemukakan Kepala Bidang Kelembagaan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Barito, Sutisna, di Banjarmasin, Minggu (30/9). Menurutnya, luas lahan kritis di Kalsel saat ini mencapai 761.042 hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
"Akibat gencarnya penebangan dan alih fungsi kawasan hutan, berpengaruh pada terus bertambahnya lahan kritis. Setiap tahunnya luas lahan kritis bertambah 66.500 hektare. Sementara, kemampuan rehabilitasi kawasan hutan oleh pemerintah dan masyarakat setiap tahunnya hanya 16.500 hektare," ujarnya.
Ia mengatakan perlu komitmen jelas semua pihak dan upaya luar biasa untuk menekan laju kerusakan hutan dan bertambahnya lahan kritis ini. Laju kerusakan, lanjutnya, juga terjadi pada areal hutan konservasi di pesisir sejumlah wilayah Kalsel.
Pada bagian lain, Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Rahmadi Kurdi, mengatakan telah membuat kebijakan agar setiap perusahaan pertambangan yang mendapatkan izin pinjam pakai kawasan hutan harus merehabilitasi lahan kritis.
"Rehabilitasi lahan kritis ini, juga mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan nomor 18/2011 tentang Pinjam Pakai Kawasan Hutan," ujarnya.
Lokasi pencadangan utama rehabilitasi lahan kritis ini adalah kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam yang berada di wilayah Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.
Menurut data Dinas Kehutanan, dari 112 ribu hektare kawasan Tahura, 60 ribu hektare atau 65% dalam kondisi kritis. Dalam ketentuan Permenhut 18/2011, setiap perusahaan pertambangan yang mendapatkan izin pinjam pakai kawasan hutan, harus melakukan penanaman di lahan pengganti seluas lahan dipinjamkan.
Saat ini di Kalsel tercatat ada 54 perusahaan pertambangan batubara yang telah mendapatkan ijin pinjam pakai kawasan hutan dengan luasan keseluruhan seluas 50 ribu hektare. (DY/OL-8)
Presiden SBY: Hutan Tidak Akan Dikorbankan Demi Pengentasan Kemiskinan
"Sebagai negara berkembang, Indonesia memprioritaskan promosi pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan. Tapi, kita tidak mencapai tujuan ini dengan mengorbankan hutan kita," ujar Presiden SBY dalam pidato di konferensi tentang hutan Indonesia di Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Dia mengingatkan, hutan yang sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan, ketersediaan kayu dan bahan bakar, juga sangat terkait dengan perubahan iklim. Karena itu, perlu kerjasama semua pihak untuk tidak memperlakukan hutan secara semena-mena.
"Kita harus mengubah cara kita memperlakukan hutan, sehingga hutan bisa dilestarikan. Kita juga harus mengintensifkan upaya-upaya untuk mengurangi emisi dari penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dan eksploitasi hutan," tandas dia. (BN25)
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment