########################################################
Bahaya Laten Orang-Orang Yahudi. Dan Orang-Orang Musyrik
########################################################
oleh: Zon at Jonggol
Secara umum bahaya laten adalah bahaya atau ancaman secara sistemik, terorganisir yang ada, namun kehadirannya tidak disadari dan mengganggu sendi-sendi kehidupan manusia baik dalam hal beragama, berpolitik, berideologi, bernegara dll.
Lalu mengapa kita harus menyoroti orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik?
Sesuai dengan firman Allah,
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik" (Al Maaidah: 5:82).
Selanjutnya kami menulis mereka (dalam huruf miring/italic) adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik. Kecuali dalam firman Allah atau Hadits yang memang biasa tertulis dalam huruf miring/italic
==============================
Bahaya Laten pada zaman Rasulullah
==============================
Abu Al-Yaman telah menceritakan pada kami, Syuaib telah mengabarkan pada kami dari Al-Zuhri, ia berkata: Abu Salamah ibn Abdurrahman telah mengabarkan kepadaku bahwa Abu Said Al-Khudri r.a. berkata, "Ketika kami berada di samping Rasulullah, sementara Beliau sedang membagikan bagian harta (ghanimah), datang kepadanya Dzul Huwaishirah. Ia adalah seorang laki-laki dari Bani Tamim. Kemudian ia berkata, "Wahai Rasulullah, berlaku adillah Engkau!" Rasul pun menjawab, "Celakalah engkau! Siapa lagi yang akan berbuat adil kalau aku tidak berlaku adil? Kau pasti akan kecewa dan merugi kalau aku tidak berbuat adil." Umar kemudian berkata, "Izinkan aku, wahai Rasulullah, untuk memukul tengkuknya." Beliau menjawab, "Biarkan saja dia. Sebab, dia memiliki teman-teman yang salah seorang di antara kalian akan menganggap shalatnya sendiri belum seberapa kalau dibandingkan dengan shalat mereka, begitu pula dengan shaumnya dibandingkan dengan shaum mereka. Mereka membaca Al-Quran, tapi tidak sampai melewati tenggorokan mereka......
Dalam kasus Rasulullah Saw. mereka yang kurang ilmu ini memprotes Rasulullah saat membagikan ghanimah. Mereka menuduh Rasulullah Saw. tidak adil karena tidak membagi rata harta itu. Jelas ini kebodohan. Rasulullah tentu lebih tahu daripada orang ini. Tapi, dia merasa bahwa dialah yang benar. Inilah sifat dasar orang-orang Khawarij.
Semasa Rasulullah Saw. memang belum terjadi fitnah karena mereka. Sebab, saat para sahabat ingin memerangi mereka, oleh Rasulullah Saw. dicegah. Rasulullah Saw. tahu di belakangnya ada teman-teman mereka yang sifatnya sama. Sangat mungkin saat temannya dianiaya, mereka akan mengobarkan perang melawan Rasulullah Saw. dan sahabatnya. Padahal, mereka bukan orang "kafir." Shalat, shaum, dan ritual mereka boleh dikatakan di atas rata-rata orang kebanyakan. Tidak akan ada yang menyangka bahwa mereka adalah orang-orang yang akan merusak Islam. Rasulullah Saw. memilih menjauhkan mereka dari Madinah. Dan mereka memilih tinggal di suatu kampung bernama Haruri. Oleh sebab itu pula, mereka sering disebut kaum Haruriyyah.
===============================
Bahaya laten pada zaman sahabat nabi
===============================
Fitnah paling besar yang ditimbulkan oleh orang-orang Khawarij terjadi pada masa kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib yang dimulai saat terbunuhnya Utsman ibn `Affan. Kekerasan yang mereka lakukan dipicu oleh kekecewaan mereka terhadap keputusan Ali ibn Abi Thalib untuk berdamai dengan Mu'awiyah setelah Perang Shiffin melalui perundingan Tahkim.
Mereka semula mendukung Ali ra. dan berlindung di bawah kekuasannya setelah sebelumnya terlibat dalam pembunuhan Utsman ibn `Affan. Agar kejahatan mereka tidak terbongkar, mereka ingin memanfaatkan Ali ra. dengan bersegera membai'atnya sebagai Khalifah dan masuk menjadi barisan pendukung Ali.
Mereka tahu bahwa Aisyah, Thalhah, Zubair, dan Mu'awiyah sangat vokal meuntut alas atas kematian Utsman. Namun, mereka pula yang memprovokasi Ali dan pasukannya untuk memerangi mereka atas nama tindakan bughât.
Perang Jamal dan Shiffin yang sama-sama tidak diinginkan oleh para sahabat yang mulia itu akhirnya terjadi. Pemicu meletusnya kedua perang itu adalah orang-orang Khawarij yang posisinya juga dimanfaatkan oleh Abdullah ibn Saba, pentolan Yahudi-Munafik yang menjadi dalang dari semua fitnah pada masa Khulafaur-Rasyidin.
Saat Ali memutuskan untuk berdamai dengan Mu'awiyah dan melakukan perundingan (Tahkîm), serta masng-masing pihak menyadari kekeliruannya, terlihatlah watak asli kelompok ini. Mereka terlihat sangat kecewa; dan akhirnya membuat makar terhadap otoritas kekuasaan Ali ra. Makar yang berakhir dengan pembunuhan keji yang mereka lakukan terhadap Khalifah kekasih Rasulullah Saw. ini.
Orang yang membunuh Ali bernama Abdullah ibn Muljam. Siapa pun tidak akan menyangka bahwa pembunuh ini sebenarnya sangat tidak pantas menjadi seorang pembunuh, apalagi membunuh Ali bin Abi Thalib yang sudah dijanjikan Allah Swt. akan masuk surga.
Abdurrahman ibn Muljam adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Shalat dan shaum, baik yang wajib maupun sunnah, melebihi kebiasaan rata-rata orang di zaman itu. Bacaan Al-Qurannya sangat baik. Karena bacaannya yang baik itu, pada masa Umar ibn Khattab, ia diutus untuk mengajar Al-Quran ke Mesir atas permintaan gubernur Mesir, Amr ibn Al-'Ash.
Namun, karena ilmunya yang dangkal, sesampai di Mesir ia malah terpangaruh oleh hasutan orang-orang Khawarij yang selalu berbicara mengatasnamakan Islam, tapi sesungguhnya hawa nafsu yang mereka turuti. Ia pun terpengaruh. Ia tinggalkan tugasnya mengajar dan memilih bergabung dengan orang-orang Khawarij sampai akhirnya, dialah yang ditugasi menjadi eksekutor pembunuhan Ali ibn Abi Thalib.
Pada masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan, ia diadili. Hukuman Qishash pun dijatuhkan padanya. Saat hendak dipenggal kepalanya, ia berteriak, "Jangan kau penggal kepalaku sekaligus! Potonglah bagian-bagian tubuhku sedikit demi sedikit supaya aku menyaksikan bagaimana tubuhku disiksa di jalan Allah!" Lihatlah betapa ia dengan sangat percaya diri meyakini bahwa apa yang dilakukannya terhadap Ali ibn Abi Thalib kekasih Rasulullah Saw. adalah sebuah kebenaran. Ia tidak pernah merasa bahwa hal demikian melanggar aturan yang jelas dalam Islam.
Sedemikian hebat peran Khawarij dalam menghancurkan barisan umat Islam. Sampai-sampai Rasulullah Saw. mensinyalir bahwa sampai kiamat orang-orang yang berperilaku semacam ini akan ada sampai hari kiamat.
Mereka tetap akan mengibarkan panji-panji Islam. Perilaku keseharian mereka mencerminkan orang yang dekat dengan Allah Swt., namun kebodohan mereka telah menyeret mereka ke lembah kenistaan dan pelanggaran terhadap aturan-aturan Allah Swt.
Pada umumnya mereka akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan kekuasaan atau ekonomi untuk melakukan tindakan-tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip Islam, namun mereka melakukannya atas nama Islam.
Dalam kasus ini yang paling dirugikan adalah Islam. Rasulullah mengibaratkan apa yang mereka lakukan seperti anak panah yang mengoyak binatang buruan dengan sangat cepat, tapi tanpa bekas. Dari ujung sampai pangkal anak panah tidak terlihat bekas sama sekali saking cepatnya anak panah itu menyambar dan menembus tubuh binatang buruan itu. Binatang itu mati, tapi tidak ada yang tahu siapa yang membunuhnya. Jangankan pelakunya, jejak pada anak panah pun tidak ada.
Belajar dari peristiwa gencatan senjata dalam perang "Shiffin" antara tentara Saidina `Ali dan Saidina Mu'awiyah maka kedua belah pihak mengangkat suatu panitia yang terdiri dari dua golongan yang bermusuhan ini. Panitia ini tujuannya untuk menjadi hakim dalam perselisihan ini, yakni mencari jalan untuk terlaksananya perdamaian antara dua golongan ummat Islam yang melakukan perang saudara.
Sekumpulan orang "khawarij" tidak mau menerima terbentuknya panitia penyelesai itu, karena menurut pendapat mereka hukum tidak boleh diminta kepada manusia, tetapi harus diminta kepada Allah. Mereka mengeluarkan semboyan: "La hukma illah lillah", tidak ada hukum melainkan hanya dari Allah.
Ketika disampaikan kepada Saidina `Ali semboyan orang khawarij ini, beliau menjawab: "kalimatu haqin urida bihil batil" (perkataan yang benar dengan tujuan yang salah)
Pesan Saidina `Ali ini sebaiknya untuk selalu diingat kaum muslim untuk menghadapi bahaya laten dari orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
===============================================
Bahaya Laten pada masa akhir kekhalifahan Turki Ustmani
===============================================
Sebuah episode sejarah keemasan Turki saat dipimpin oleh Khalifah Sultan Abdul Hamid II di awal abad ke-20. Saat itu Theodore Hertzl, pemimpin Gerakan Zionis Internasional, mendatangi Abdul Hamid untuk meminta agar Turki Utsmani mau membagi sebagian tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel.
Permintaan Hertzl ini disertai dengan bujuk rayu dan janji, jika keinginannya dituruti maka Turki dan juga Sultan Abdul Hamid II akan diberi hadiah sangat besar oleh gerakan Zionis Internasional.
Namun dengan sikap tegas Abdul Hamid mengusir Hertzl seraya berkata, "Turki tidak akan pernah sekali pun menyerahkan Tanah Palestina kepada kamu hai orang-orang Yahudi. Tanah Palestina bukanlah milik Turki, melainkan milik seluruh umat Islam dunia. Jangan bermimpi bisa menginjak Tanah Palestina selama saya masih hidup!"
Sebab itu, Hertzl dan para tokoh Zionis lainnya merancang suatu konspirasi untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki Utsmani sehingga kekhalifahan ini benar-benar ambruk pada tahun 1924 dan Turki pun diubah menjadi negeri Sekuler.
Salah satu proyek mereka adalah mendirikan pusat-pusat kajian ketimuran yang pada akhirnya meracuni pemikiran-pemikiran Islam generasi muda Turki dengan model Islam yang berpihak ke Barat. Di Indonesia, gerakan ini sama persis dengan gerakan Islam liberal.
Secara perlahan namun pasti, "lembaga-lembaga pengkajian" yang dipimpin para orientalis Barat ini meracuni pemikiran umat Islam Turki. Para orientalis menjelek-jelekkan sistem Islam dan membangga-banggakan sistem nasionalisme. Jumlah orang-orang kafir pun meningkat. Lewat penguasaan jaringan media dunia, Yahudi Internasional menghembuskan stigma jahat kepada Turki Utsmani jika Turki merupakan "The Sickman From Asia", Orang Sakit Dari Asia. Sejumlah kebijakan ekonomi Turki disabotase. Dan perekonomian Turki pun terpuruk.
Dari luar, strategi Yahudi adalah dengan memisahkan Turki Utsmani dengan Arab. Dari sinilah lahir gerakan nasionalisme Arab. Jenderal Allenby mengirim seorang perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence ke Hijaz untuk menemui para pemimpin di sana. TE. Lawrence ini diterima dengan sangat baik dan seluruh hasutannya di makan mentah-mentah oleh tokoh-tokoh Hijaz. Maka orang-orang dari Hijaz ini kemudian membangkitkan nasionalisme Arab dan mengajak tokoh-tokoh pesisir Barat Saudi untuk berontak terhadap kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmaniyah, dan setelah itu mendirikan Kerajaan Islam Saudi Arabia. Adalah hal yang aneh, gerakan Wahabi yang mengakui sebagai pengikut sunnah Rasulullah SAW ternyata mendukung pendirian kerajaan, monarkhi absolut, yang tidak dikenal dalam khasanah keislaman. Sistem Monarkhi Absolut merupakan bid'ah kubro.
Para pemuda Arab diracuni pemikirannya untuk meninggalkan Islam dan menuhankan Nasionalisme Arab. Maka pada 8 Juni 1913, para pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan nasionalisme Arab sebagai jalan baru untuk berjuang. Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis Damsyik telah membongkar rencana pengkhianatan kepada khilafah yang didukung Inggris dan Prancis.
Dari dalam kekhalifahan sendiri, Konspirasi Yahudi menanamkan banyak orang untuk bisa bekerja demi kepentingannya. Salah satunya adalah Rasyid Pasha, menteri luar negeri di era Sultan Abdul Majid II (1839) ini memperkenalkan Naskah Terhormat (Kholkhonah), yang sesungguhnya merupakan copy-paste dari UU sekuler Eropa.
Pada 1 September 1876, pihak Konspirasi berhasil mengangkat Midhat Pasha, seorang Mason, jadi perdana menteri. Dia membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD sekuler Belgia (dikenal sebagai Konstitusi 1876). Namun Sultan Abdul Hamid II dengan tegas menolak Konstitusi ini karena isinya bertentangan dengan syari'at Islam. Midhat Pasha pun dipecat. Hal ini menyebabkan Konspirasi menjalankan agenda B, yakni melakukan pemberontakan yang dijalankan oleh Gerakan Turki Muda yang berpusat di Salonika, sebuah pusat komunitas Yahudi Dunamah, tempat Mustafa Kemal berasal (1908). Kemudian, atas bantuan Barat, Sultan Abdul Hamid II dipecat dan dibuang ke Salonika.
Dalam Perang Dunia I (1914), Inggris menyerang Istambul dan menduduki Gallipoli.
Inggris kemudian sengaja mendongkrak popularitas Mustafa Kemal dengan memunculkannya sebagai pahlawan Perang Ana Forta (1915). Mustafa Kemal menjadi populer dan kemudian menggerakan revolusi nasionalisme. Dia menghasilkan Deklarasi Sivas (1919 M), yang mencetuskan Turki merdeka dan melucuti semua wilayah kekhalifahan Utsmaniyah. Akhirnya Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dan sebagainya mendeklaraskan diri sebagai negara nasionalis sendiri yang lepas dari Utsmaniyah. Ideologi Islam dibuang dan digantikan dengan ideologi Nasionalisme.
Saat itu, banyak tokoh Islam yang tertipu dan termakan propaganda Barat mengatakan jika politik Islam atau "politik aliran" sudah bukan masanya lagi, alias sudah ketinggalan zaman.
Sejak saat itu, Mustaf Kemal secara cepat dan gradual berhasil menguasai Turki. Pada 29 November 1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama Turki. Namun rakyat masih banyak yang mendukung kekhalifahan yang kekuasaannya sebenarnya sudah banyak yang lumpuh. Oleh rakyat, Mustafa Kemal dinyatakan murtad. Namun Mustaf Kemal melakukan aksi tandingan dengan mengorbankan darah Muslim Turki. Akhirnya pada 3 Maret 1924, Mustafa Kemal memecat Khalifah dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Turki dijadikan negara sekuler. Semua simbol-simbol keagamaan, terutama Islam, dihapuskan dan terlarang.
==================================================
Bahaya Laten dalam Pemikiran / Pemahaman / Akidah / I'tiqad
==================================================
Mereka adalah Paulus (Yahudi dari Tarsus) yang mengubah esensi dasar agama Nasrani dari yang hanya sebagai agama kaum Nabi Isa menjadi agama misi ke seluruh dunia. Mereka adalah Abdullah bin Saba' (Yahudi dari Yaman) yang memecah umat Islam. Mereka adalah Mustafa Kemal Attaturk (Yahudi dari Dunamah) yang menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani. Mereka adalah Terrence E. Lawrence (Yahudi dari Inggris) yang harum namanya di Saudi dan disebut sebagai Lawrence of Arabia. Mereka adalah Snouck Hurgronje (Yahudi Belanda) yang pura-pura masuk Islam dan menggunakan `keIslamannya' sebagai senjata untuk menghancurkan umat Islam Indonesia.
Mereka juga membuat/mengarahkan agama baru seperti Bahaiyah yang didirikan seseorang Freemason Abdulbaha.
Ahmadiyah didirikan oleh seorang Freemasonry India Mirza Ghulam Ahmad, yang radikal disebut aliran Qadyani, dan yang halus disebut aliran Lahore. Biaya dakwah dan tablighnya itu dari Freemasonry International melalui penguasa Inggris.
Freemasonry pun mensponsori terbentuknya tharekat-tharekat Islam yang berfatwa dan bergerak sejalan dengan ajaran Freemasonry itu, di bentuknya pada tahun 1946 gerakan Quraniyah dipimpin oleh Syekh Yakub dari Palestina, segala sesuatu harus berdasar Qur'an tanpa tafsir dan semua hadits Nabi saw ditolaknya, sehingga mereka shalat dan saum hanya berdasarkan Qur'an, tidak ada raka'at dalam shalat, tidak ada bacaan tertentu dalam shalat, tidak ada adzan, qamat dsb.
Mereka melakukan pengrusakan sumber-sumber tulisan, buku-buku karya Imam Muslim terdahulu, manuskrip yang banyak tersimpan di perpustakaan-perustakaan dan pelbagai tempat penyimpanan. Biasa mereka lakukan pengrusakan disaat peperangan/penyerangan wilayah/negara Muslim. Tidak seluruhnya mereka rusak namun mereka mempelajari terlebih dahulu yang mana sesuai dengan maksud/tujuan mereka. Ingat pesan Saidina Ali Rda, "kalimatu haqin urida bihil batil" (perkataan yang benar dengan maksud/tujuan yang salah).
Setelah mereka pelajari dan sesuai dengan maksud/tujuan mereka maka mereka "menyebar luaskan" dan membantu/mendanai penerbitan buku-buku / tulisan tersebut. Setelah mereka berhasil "menyusupi" Terrence E. Lawrence (Yahudi dari Inggris) ke Arab Saudi, diawali dengan konsep keamanan dan bentuk negara kerajaan maka selanjutnya mereka "seolah-olah" mendukung kemajuan Islam dengan membantu menerbitkan buku-buku karya Imam Muslim yang sesuai dengan maksud/tujuan mereka minimal adalah upaya menimbulkan konflik dan pertentangan dikalangan muslim diseluruh dunia.
Sebagian orang tua di negara kita dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia mulai ada ke khawatiran jika anaknya melanjutkan pendidikan di Universitas Islam (IAIN dahulunya) di Indonesia karena mereka khawatir jika anaknya selesai pendidikan akan berpahaman liberal.
Paham liberal yang didapat oleh ulama/imam Indonesia yang didapat dari pendidikan di Barat seperti Amerika. Pendidikan yang dibiayai oleh mereka yang sesungguhnya adalah orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman.
=========================================
Bahaya laten dengan mecerai-beraikan umat muslim
=========================================
Sejak Nabi shollallahu 'alaih wa sallam menjadi kepala negara Daulah Islamiyyah (Negara Islam) pertama di Madinah, ummat Islam hidup dalam sistem aqidah-state (negara berdasarkan kesatuan aqidah) selama bertahun-tahun sampai dengan berakhirnya kesultanan Turki Ustmani pada tahun 1924M. Lalu "mereka" (orang-orang yang keras permusuhannya dengan orang beriman) merubahnya dan memecah ukhuwah Islamiyah kedalam nation-state (negara bedasarkan kesatuan bangsa) atau yang lebih kita kenal dengan nasionalisme. Sehingga saat ini, kita dengan sesama negara tetangga seperti Malaysia yang muslimpun dapat terjangkit permusuhan hanya berdasarkan nasionalisme.
Kemudian dalam bentuk nation-state atau negara dalam kesatuan bangsa, "mereka" memecahkan kekuatan negara dengan konsep desentralisasi atau otonomi daerah.
Mereka juga mengupayakan memecah "kekuatan" negara kepada warganegara masing-masing dengan memasyarakatkan demokrasi secara langsung, yakni pemilihan kepala negara / presiden dipilih langsung oleh rakyat. Padahal Negara kita bertahun-tahun telah menerapkan pemilihan kepala Negara / presiden dipilih dengan sistem perwakilan, oleh orang-orang berkompeten, berilmu dan utusan golongan. Hal ini menyerupai dengan system syariah Islam yang salah satunya menggunakan prinsip perwakilan/legislatif atau dikenal dengan istilah ahlu halli wal aqdhi ., berisikan orang-orang yang berkompeten, berilmu dan utusan golongan yang diharapkan dalam memutuskan berpegang teguh pada Al Qur'an dan Hadist.
Saat ini, pemilihan presiden/kepala negara di negeri kita bagaikan acara pemilihan penyanyi secara idola atau besarnya tanggapan pemirsa/penonton (idol). Kita bisa bandingkan hasil pemilihan yang dilakukan oleh pemirsa/penonton dengan pemilihan yang dilakukan oleh orang-orang berkompeten seperti dewan juri.
Begitu juga dalam urusan akidah, mereka memecah kekuatan berjamaah, berkelompok, bermahzab menjadi kekuatan-kekuatan individu masing-masing dengan mensoalisasikan pemikiran anti mahzab, hizb, kelompok. Tanpa kita sadari mereka membuat sebagian umat muslim tidak mempercayai ulama/imam, padahal Allah telah berfirman, " Wahai orang-orang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rosul-Nya dan ulil amri di antara kamu " (QS An Nisa' : 59 ). Sebenarnya mereka memang telah berniat untuk menghilangkan pengaruh ulama/imam/mujtahid (mereka menyebut rohaniawan non yahudi) dari kaum muslimin.
===========================
Protokol Zionis yang ketujuhbelas
===========================
Kebebasan hati nurani yang bebas dari faham agama telah dikumandangkan diaman-mana. Tinggal masalah waktu maka agama-agama itu akan bertumbangan..
Dengan memasyarkatkan "tidak mempercayai ulama/imam/mujtahid", mereka juga berupaya "memberatkan" kaum muslim untuk seluruhnya mempunyai kemampuan ijtihad (pemahaman/penafsiran) atau memecah kekuatan kaum muslim kepada kemapuan/kekuatan individu muslim masing-masing.
Arti Ijtihad menurut ilmu Usul-fiqih yang terpakai dalam syari'at Islam ialah "usaha seorang ahli fiqih menggali dan mengeluarkan hukum-hukum fiqih yang tersirat di dalam Qur'an dan Hadits"
Di dalam ta'rif ini ada beberapa unsur:
1. Usaha seorang ahli fiqih.
2. Ahli fiqih.
3. Menggali dan mengeluarkan hukum fiqih.
4. Hukum fiqih yang tersirat.
5. Dari dalam Al Qur'an dan Hadits.
Usaha seorang yang bukan ahli fiqih tidaklah dinamakan ijtihad, sebagaimana dikumandangkan oleh kaum liberal yang berupaya berijtihad dengan : Fiqih Lintas Agama, Buku Pembaruan Hukum Islam: Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam disusun oleh Tim Pengarustamaan Gender diketuai oleh DR. Siti Musdah Mulia(*). Padahal yang dinamakan ahli fiqih ialah seorang ulama atau katakanlah sarjana yang dalam ilmunya dalam bahasa Arab, dan dalam pula ilmunya dalam tafsir Al Qur'an dan Tafsir Hadits, yang dengan ilmunya itu mempunyai kesanggupan mengeluarkan hukum-hukum agama yang akan dipakai seluruh ummat Islam. Ahli fiqih yang seperti itu dinamai Imam Mujtahid.
Adapun orang awam atau rakyat banyak yang tidak sanggup berijtihad boleh mengikuti saja kepada Imam Mujtahid itu dan mereka dinamai "pengikut" atau "muqallid" atau orang yang taqlid. Jadi arti taqlid ialah mengikuti imam-imam Mujtahid; bukan mengikuti bapak-bapak, bukan mengikuti orang-orang dulu, bukan mengikuti nenek-moyang.
Mereka berupaya agar umat muslim terpecah kepada kekuatan individu dengan memperjuangkan hak-hak indinvidu. Sehingga memungkinkan terjadi kompetisi pada sesama individu dan individu yang kuat yang akan berkuasa dan memimpin. Sehingga pada akhirnya akan tercipta penghambaan kepada manusia sesuai dengan maksud/tujuan mereka menguasai dunia, satu pemimpin (the new world order). Bagi mereka, manusia dalam perwujudan tertinggi menyerupai Tuhan yang dalam politik kontemporer dikumandangkan: suara rakyat adalah suara Tuhan. Bahkan saking keblingernya mereka meyakini "manusialah yang menciptakan Tuhan, bukan sebaliknya".
****
Akhirnya, baiklah kita selalu mengingat bahwa sesama muslim adalah bersaudara meskipun di negara yang berbeda. Marilah kita teguhkan Ukhuwah Islamiyah, persatuan dalam aqidah Islam apapun cara, jalan, metode, manhaj, mazhab, aliran, kelompok dalam hal mendalami agama Islam, asalkan selalu berpegang pa Al-Qur'an dan Hadits. Dan berhati-hatilah terhadap kaum liberalis.
Sebaiknya selalu diingat firman Allah bahwa,
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik (Al Maaidah: 5:82)
Ingat, kaum liberalis itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik yang disebutkan dalam ayat (5:82)
Marilah kita intropeksi diri sendiri maupun jamaah/kelompok/organisasi adakah tersusupi kaum liberalis itu atau adakah tersusupi pemikiran/pendapat dari kaum liberalis itu.
Setinggi apapun pencapaian pemahaman agama Islam, sebaiknya tidak menganggap muslim lain lebih rendah dan berlaku sombong. Allah berfirman,
"Janganlah kamu terlalu bangga; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (QS al-Qashash : 28:76).
Dalam berda'wah kepada non muslim apalagi mengingatkan kepada sesama muslim lakukanlah dengan sebaik-baiknya perlakuan dan bersabarlah. Sungguh umat muslim yang marah, emosi dalam berda'wah menunjukkan ketidak-dekatan dengan Allah dan bukanlah sebagai muslim yang terbaik (muslim yang pada tingkatan seolah-olah melihat Allah atau paling tidak muslim yang yakin bahwa segala perbuatannya selalui dilihat Allah).
Seberapapun kita merasa tinggi dalam beribadah ingatlah selalu hadits Rasulullah bahwa, .. yang salah seorang di antara kalian akan menganggap shalatnya sendiri belum seberapa kalau dibandingkan dengan shalat mereka, begitu pula dengan shaumnya dibandingkan dengan shaum mereka. Mereka membaca Al-Quran, tapi tidak sampai melewati tenggorokan mereka.
"Tidak sampai melewati tenggorokan mereka", inilah yang terjadi, ada sebagian umat muslim, semakin hari semakin merasa ibadah mereka seperti rutinitas yang "kering". Pengajian yang mereka ikuti, bagi mereka memang terasa lebih "ilmiah"dan "masuk-akal" namun kurang terasa "kedalamannya" pada lubuk hati mereka. Mereka mendalami Al-Qur'an dan Hadist sebagaimana ilmu pengetahuan semata. Wallahu a'lam
------------------------------------
(*)
Salah satu hasil ijtihad Siti Musdah Mulia dapat dibaca dalam artikel di bawah:
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Haian Fajar]
822 Siti Musdah Mulia Mengakui Lesbian dan Homoseksual
Berita ini ditimba dari <http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=6605&itemid=1>
Senin, 31 Maret 2008 aktivis "Islam" liberal Siti Musdah Mulia mengatakan, lesbian dan homosekstual diakui dalam Islam. Homoseks-Homoseks dan homoseksualitas bersifat alami (wajar) yang diciptakan oleh Allah, seperti itu diizinkan dalam Islam, dan bahwa pelarangan homoseks dan homoseksualitas hanya merupakan tendensi para ulama. Demikian salah satu ucapan Musdah Mulia dalam sebuah diskusi di Jakarta pada hari Kamis, 27 Maret 2008. Diskusi itu diorganisir oleh LSM Arus Pelangi. Perlu diketahui, bahwa Arus Pelangi dibentuk pada tanggal 15 Januari 2006 di Jakarta dengan kantor secretariat di Jalan Tebet Dalam 4 no 3 Jakarta Selatan. Arus Pelangi, adalah LSM tempat mangkalnya kaum lesbian dan homoseks.
Salah satu azab Allah paling dahsyat yang dikisahkan dalam Al-Quran dan Perjanjian Lama adalah tentang pemusnahan kaum yang melakukan praktek homoseksual. Sodomi atau aktivitas homoseks, berasal dari nama negara-kota Sodom, yang penduduknya sudah demikian jatuh ke dalam limbah kebobrokan dekandensi moral, yaitu kaum laki-lakinya hampir semuanya homoseksual dan kaum perempuannya juga hampir semuanya lesbian. Negara-kota tetangganya yaitu Gomorra (Qamran) juga telah mengalami hal yang sama, sehingga dalam Perjanjian Lama selalu disebut beruntun Sodom dan Gomorra. Celakanya ummat Nabi Luth AS yang meninggalkan Ur singgah bermukim di luar kota Sodom dan Gomorra, hampir semuanya juga ikut terseret ke dalam aktivitas homosex dan lesbian yang biadab itu.
Serangkaian percobaan ilmiah dengan metode simulasi di Universitas Cambridge membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Sodom dan Qamran di laboratorium, lalu mengguncangnya dengan gempa buatan. Simulasi dataran terbenam dan miniatur rumah tergelincir masuk lalu terbenam di dalamnya. Penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting, bahwa kaum Sodom dan Qamran bukanlah suatu mitos, melainkan disebutkan dalam Al-Quran dan Perjanjian Lama, mereka itu sungguh-sungguh pernah hidup di masa lalu, kemudian mereka punah diazab Allah akibat kebejatan moral mereka. Semua bukti terjadinya bencana itu kini telah terungkap secara arkeologis dan sesuai benar dengan pemaparan Al Qur'an dan Perjanjian Lama.
-- FAKhDzTHM ALShYht MSyRQYN . FJ'ALNA 'ALYHA SAFLHA WAMThRNA 'ALYHM hJARt MN SJYL (S. AlhJR, 15:73,74), dibaca:
-- fa akhdzathumush shaihatu musyriqi-n . fa ja'alna- 'alaiha- sa-filaha- wa amthrna- 'alaihim hija-ratan min sijji-l, artinya
-- Maka ledakan keras menyambar mereka itu waktu matahari terbit . Lalu Kami jadikan negeri mereka yang di atas jadi di bawah (terbongkar) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.
[Kejadian 19:15,24] Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini."
[Kejadian 19:27,28] Dan Ibrahim bangun pagi-pagi sekali menuju ke tempat ia telah berdiri menghadap hadirat Tuhan . Dan ia melihat ke arah Sodom dan Gomorrah, dan ke arah segenap tanah padang datar itu, dan amboi, asap membubung naik dari negeri itu laksana asap dari tungku.
Apa yang dikatakan aktivis "Islam" liberal Siti Musdah Mulia di atas itu, bahwa pelarangan homoseks dan homoseksualitas hanya merupakan tendensi para ulama, itu bohong besar. Berani dan lancang benar aktivis "Islam" liberal Siti Musdah Mulia membohongi publik. Padahal Allah telah menghukum kaum Sodom dan Qamran yang homoseks dan lesbian itu seperti diungkap oleh Al-Quran dan Perjanjian Lama.
Dalam sebuah hadits yang shahih, Nabi SAW bersabda, "Allah telah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseks), Allah telah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseks), Allah telah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseks)." (HR.Ahmad dan Abu Ya'la)
Dalam hal ini, tidak ada hadits yang memuat ancaman dengan laknat sedemikian tegas hingga Rasulullah SAW sampai mengulanginya tiga kali. Dalam kasus zina, beliau hanya menyebut laknat sekali saja, demikian juga dengan laknat yang diarahkan kepada sejumlah pelaku dosa-dosa besar; tidaklah lebih dari sekali. Hal itu, ditambah lagi dengan sikap para shahabat yang sepakat memberikan ancaman mati bagi homoseks di mana tidak seorang pun dari mereka yang mengambil sikap berbeda. Mereka hanya berbeda dalam hal bagaimana eksekusi terhadapnya.
***
Seperti dituliskan di atas, ummat Nabi Luth AS berasal dari Ur. Mereka beremigrasi meninggalkan Ur kemudian singgah bermukim di luar kota Sodom dan Qamran. Mereka di tempat asalnya Ur tidaklah homoseks dan lesbian, nanti setelah bermukim di daerah Sodom dan Qamran, barulah hampir semuanya juga ikut terseret ke dalam aktivitas homoseks dan lesbian yang biadab itu. Itu artinya homoseks dan lesbian penyebabnya bukanlah genetik, melainkan penyakit sosial yang menular. Jadi apa yang dikatakan oleh aktivis "Islam" liberal Siti Musdah Mulia bahwa homoseksualitas bersifat genetik(*) atau alami (wajar), itu adalah bohong besar.
Indonesia ini kini mendapat serangan bertubi-tubi secara bergiliran dari tentera Allah: angin (puting beliung), api (gunung meletus) air (banjir), tanah (longsor), itu adalah pringatan keras dari Allah SWT. Maka para homoseks/lesbian dan para pendukungnya, para pezina dan managernya, para koruptor dan para pelindungnya, bertobatlah. WaLlahu a'lamu bishawab.
------------------
(*)
Sebenarnya klepto maniak, homoseks, koruptor, penjudi, peminum, pecandu narkoba, seks maniak, tukang makan, rasa rendah diri, orang yg merasa selalu sial, pecundang, tukang ngibul, perokok berat, dsb perasaan dan kebiasaan yg sudah sulit diubah, sesungguhnya semua itu sama kejadiannya dalam tubuh, tetapi bukan genetik.
Segala sesuatu yg terjadi di luar tubuh, seperti seorang klepto maniak, awalnya dia tidak klepto, perasaan yg dia alami saat itu diterjemahkan di dalam tubuhnya menjadi peptida tertentu. Kemudian suatu waktu ketika ia mengincar barang, karena sudah pernah sekali merasakan peptida tersebut, muncullah reseptor (penerima) khusus di sel-sel tubuh. Nantinya reseptor ini 'minta makan' kalau peptidanya habis, kepada badannya jadi ada dorongan untuk merasakan perasaan yg sama lagi, perasaan yg hanya muncul kalau lagi mengincar barang. Makin sering dikasih makan, maka reseptornya jadi makin banyak. Itu yang disebut umpan balik positif yang berujung pada ketagihan.
*** Makassar, 6 April 2008
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2008/04/822-siti-musdah-mulia-mengakui-lesbian.html]
[Non-text portions of this message have been removed]