Advertising

Monday 24 May 2010

Re: [wanita-muslimah] Dahsyatnya Gelombang Penghancur Iman dan Akhlaq

 

Dahsyatnya gelombang penghancur akhlaq memang pasti terjadi - karena sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw bagi umat akhir zaman - tidak aneh lagi, sehingga kekhawatiran tidak perlu terjadi, kecuali dengan berusaha keras memahami Al Qur'an bagi setiap individu manusia kalau mau selamat dunia akhirat - terutama bagi anak-cucu kita generasi penerus Islam kelak - itulah satu2nya cara untuk mencapai Taqwa dengan Iman dan amal shaleh - sebagai  " super devensive Islam " - karena bagaimanapun juga apabila iman dan taqwa serta amal shaleh telah meliputi seseorang - Allah SWT. akan menjadi pelindung dari apa saja yang merusak, termasuk perusak2 ahlak dan aqidah ( Zionis-JIL-ICRP dan aliran2 yang memisahkan diri dari faham ulama2 yang salaf : mazhab Imam Syafi'i-Hanafie-Hambali dan Hanafie ra ) - ingatlah Islam yang tnapa mzhab yang empat itu sudah bukan Islam lagi ... keempatnya sebagai mazhab hasil jerih payah gemblengan Rasulullah saw. melalui para sahabat
dan wali2 Allah SWT. serta para ulama2 yang berderajat tinggi setelah zaman Rasulullah SAW..

Perkuat pemahaman Al Qur'an, baca dan fahami setiap hari - ikuti pengajian2 Majelis Taklim dari ulama2 yang shaleh yang senantiasa membahas Tafsir Al Qur'an dan Als Sunnah serta nasihat ulama2 pendahulu kita yang sangat warok ...setiap saat diwaktu luangpun - jauhkan hiburan yang tak perlu sekarang ini ...

Selamatkan Al Qur'an sebagai kitab ( ketetapan2 ) Allah SWT. bagi seluruh umat manusia dengan banyak2 membaca-memahami dan mengamalkannya - Al Qur'an adalah sesuatu yang paling mulia dimuka bumi in - lebih dahsyat dan lebih kuat dari perusak aqidah dan akhlaq akibat orang2 yang " ditipu Staithan " ....siapapun mereka ... amiin.

Wa'assalaam / ISMAIL
--- On Tue, 25/5/10, Mujiarto Karuk <mkaruk@yahoo.com> wrote:

From: Mujiarto Karuk <mkaruk@yahoo.com>
Subject: [wanita-muslimah] Dahsyatnya Gelombang Penghancur Iman dan Akhlaq
To: tahajjud_call@yahoogroups.com, mualafindonesia@yahoogroups.com
Cc: pemudapersis@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 25 May, 2010, 11:52 AM

 

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bissmillahirrohmaanirrohiim

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku,

jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan

kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari

kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri

kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah

seburuk-buruk tempat kembali". QS. Al-Baqarah (2) : 126.

Ada gelombang

dahsyat yang menimpa ummat Islam sedunia, yaitu gelombang budaya jahiliyah yang

merusak akhlaq dan aqidah manusia yang disebarkan lewat televisi dan media

lainnya. Gelombang itu pada hakekatnya lebih ganas dibanding senjata-senjata

nuklir yang sering dipersoalkan secara internasional. Hanya saja gelombang

dahsyat itu karena sasarannya merusak akhlaq dan aqidah, sedang yang paling

menjunjung tinggi akhlaq dan aqidah itu adalah Islam, maka yang paling prihatin

dan menjadi sasaran adalah  ummat Islam. Hingga, sekalipun  gelombang

dahsyat itu telah melanda seluruh dunia, namun pembicaraan hanya sampai pada

tarap keluhan para ulama dan Muslimin yang teguh imannya, serta sebagian

ilmuwan yang obyektif.

Gelombang dahsyat  itu

tak lain adalah budaya jahiliyah yang disebarkan lewat aneka media massa, terutama

televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid, koran,dan buku-buku yang merusak

akhlak. 

Dunia Islam seakan menangis

menghadapi gelombang dahhsyat itu. Bukan hanya di Indonesia, namun di

negara-negara lain pun terlanda gelombang dahsyat yang amat merusak ini.

 

Bukti dari meratanya

musibah itu, kita simak suatu penuturan kenyataan yang dirasakan oleh

masyarakat Muslim di negeri lain, walaupun negerinya relatif telah ketat dalam

menyensor  tayangan televisi.  Bagaimana keluhan yang ditulis

pemerhatinya, kita simak sebagai berikut:

 

Di antara pengaruh negatif

televisi adalah membangkitkan naluri kehewanan secara dini... dan  dampak

dari itu semua adalah merosotnya akhlak dan kesalahan yang sangat mengerikan

yang dirancang untuk menabrak norma-norma masyarakat.

 

Ada sejumlah contoh bagi

kita  dari pengkajian Charterz  (seorang peneliti) yang berharga

dalam masalah ini di antaranya ia berkata : "Sesungguhnya  pembangkitan

syahwat dan penayangan gambar-gambar porno, dan visualisasi (penampakan

gambar)  trik-trik porno, di mana sang bintang film menanamkan rasa senang

kepada jiwa para penonton, dan membangkitkan syahwat bagi para remaja dengan

cara yang sangat membahayakan bagi kalangan anak-anak itu amat sangat

berbahaya."

 

Peneliti ini telah

mengadakan statistik kumpulan film-film yang ditayangkan untuk anak-anak 

sedunia, ia mendapatkan bahwa:

 

29,6% film anak-anak bertemakan

seks

27,4%  film anak-anak

tentang menanggulangi kejahatan

15% film anak-anak berkisar

sekitar  percintaan dalam arti syahwat buka-bukaan.

 

Terdapat pula film-film yang

menampilkan kekerasan yang menganjurkan untuk balas dendam, memaksa, dan

brutal.

 

Hal itu dikuatkan oleh

sarjana-sarjana psikologi bahwa berlebihan dalam menonton program-program

televisi dan film mengakibatkan kegoncangan jiwa dan cenderung kepada sifat

dendam dan merasa puas dengan nilai-nilai yang menyimpang. (Thibah Al-Yahya, Bashmat

'alaa waladi/ tanda-tanda atas anakku, Darul Wathan, Riyadh, cetakan II,

1412H, hal 28).

Jangkauan lebih luas

Apa yang dikemukakan oleh

peneliti beberapa tahun lalu itu tidak menjadi peringatan bagi para perusak

akhlaq dan aqidah. Justru mereka tetap  menggencarkan program-programnya

dengan lebih dahsyat lagi dan lebih meluas lagi jangkaunnya, sebab diproduksi

dengan VCD dan CD yang ditonton oleh masyarakat, dari anak-anak sampai kakek -

nenek, di rumah  masing-masing. Gambar-gambar yang merusak agama itu bisa

disewa di pinggir-pinggir jalan atau dibeli di kaki lima dengan harga murah. 

 

Video dan komputer / CD telah

menjadi sarana penyaluran budaya  kaum jahili untuk merusak akhlaq dan

aqidah ummat Islam. Belum lagi internet (home page) dari kalangan orang-orang

yang tak bertanggung jawab yang menampilkan situs-situs ataupun gambar-gambar

yang merusak akhlaq dan aqidah.

 

Budaya jahiliyah itu jelas akan

menjerumuskan manusia ke neraka. Sedangkan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala 

memerintahkan kita agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Firman Allah:

 

"Hai orang-orang yang

beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya

adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."  [QS At-Tahriim (66) : 6].

 

Sirkulasi

perusakan akhlaq dan aqidah

Dengan  ramainya

lalulintas  tayangan yang merusak aqidah dan akhlaq lewat berbagai jalur

itu penduduk dunia dalam pembicaraan ini ummat Islam dikeroyok oleh

syetan-syetan perusak akhlaq dan aqidah dengan aneka bentuk.

 

Dalam bentuk gambar-gambar

budaya jahiliyah, di antaranya disodorkan lewat televisi, film-film di VCD, CD,

bioskop, gambar-gambar cetak berupa foto, buku, majalah, tabloid dsb. Bacaan

dan cerita pun demikian.

 

Tayangan gambar suara, dan

bacaan yang merusak aqidah dan akhlaq itu telah mengeroyok muslimin, kemudian

dipraktekkan langsung oleh perusak-perusak aqidah dan akhlaq dalam bentuk diri

pribadi, yaitu perilaku.

 

Lalu masyarakatpun meniru

dan mempraktekkannya. Sehingga praktek dalam kehidupan sehari-hari yang sudah

menyimpang dari akhlaq dan aqidah yang benar itupun mengepung ummat Islam.

 

Dari sisi lain, praktek

tiruan dari pribadi-pribadi pendukung kemaksiatan itupun diprogramkan pula

untuk dipompakan kepada masyarakat dengan aneka cara, ada yang dengan paksa,

misalnya menyeragami para wanita penjaga toko dengan pakaian ala jahiliyah.

 

Sehingga, ummat Islam

didesak dengan aneka budaya yang merusak aqidah dan akhlaq, dari yang sifatnya

tontonan sampai praktek paksaan.

 

Nabi Muhammad saw.

memperingatkan agar ummat Islam tidak mematuhi suruhan siapapun yang

bertentangan dengan aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

 

  قال رسول

الله ص م : لاطاعة لمخلوق في معصية الله تبارك وتعالى. (رواه أحمد في مسنده نمرة 20191).

 

"Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam maksiat pada Allah Tabaraka wa Ta'ala. ( Hadits

Riwayat Ahmad, dalam Musnadnya nomor 20191).

 

Sikap ummat Islam

Masyarakat Muslim pun

beraneka ragam dalam menghadapi kepungan gelombang dahsyat itu : . 

 

Golongan pertama,  prihatin

dengan bersuara lantang di masjid-masjid, di majlis-majlis ta'lim dan

pengajian, di tempat-tempat pendidikan, dan di rumah masing-masing.

Mereka  melarang anak-anaknya menonton televisi karena hampir tidak

diperoleh manfaat darinya, bahkan lebih besar mudharatnya.

 

Mereka merasakan kesulitan dalam

mendidikkan anak-anaknya. Kemungkinan, tinggal sebagian pesantrenlah yang relatif

lebih aman dibanding pendidikan umum yang lingkungannya sudah tercemar akhlaq

buruk.

 

Ummat Islam

golongan pertama yang ingin mempertahankan aqidah dan akhlaq anak-anaknya itu

di zaman sekarang ini ibarat orang yang sedang dalam keadaan menghindar dari

serangan musuh. Harus mencari tempat perlindungan yang sekiranya aman dari

aneka "peluru"  yang ditembakkan.

 

Golongan

kedua, Ummat Islam yang biasa-biasa saja sikapnya.

Diam-diam masyarakat Muslim yang awam itu justru menikmati aneka tayangan yang

sebenarnya merusak akhlaq dan aqidah itu dengan senang hati. Mereka

beranggapan, apa-apa yang ditayangkan itu sudah lewat sensor, sudah ada yang

bertanggung jawab, berarti boleh-boleh saja.

 

Sehingga mereka tidak merasa

risih apalagi bersalah. Hingga mereka justru mempersiapkan aneka makanan kecil

untuk dinikmati sambil menonton tayangan-tayangan yang merusak namun dianggap

nikmat itu. Sehingga mereka pun terbentuk jiwanya menjadi penggemar

tayangan-tayangan itu, dan ingin mempraktekkan dalam kehidupan. Tahu-tahu,

mereka secara bersama-sama dengan yang lain telah jauh dari agamanya.

 

Golongan

ketiga, masyarakat yang juga mengaku Islam, tapi 

lebih buruk dari  sikap orang awam tersebut di atas. Mereka

berangan-angan, betapa nikmatnya kalau anak-anaknya menjadi pelaku-pelaku yang

ditayangkan itu. Entah itu hanya jadi penjoget di belakang penyanyi (namanya

penjoget latar), atau berperan apa saja, yang penting bisa tampil.

Syukur-syukur bisa jadi bintang top yang mendapat bayaran banyak.

 

Mereka tidak lagi memikir

tentang akhlaq, apalagi aqidah. Yang penting adalah hidup senang, banyak duit,

dan serba mewah, kalau bisa agar terkenal.  Untuk mencapai ke "derajat"

itu, mereka berani mengorbankan segalanya termasuk apa yang dimiliki anaknya.

Na'udzubillaah. Ini sudah bukan rahasia lagi bagi orang yang tahu

tentang itu.

 

Golongan pertama yang ingin

mempertahankan akhlaq dan aqidah itu dibanding dengan golongan yang ketiga yang

berangan-angan agar anaknya ataupun dirinya jadi perusak akhlaq dan aqidah,

boleh jadi seimbang jumlahnya. Lantas, golongan ketiga --yang ingin jadi pelaku

perusak akhlaq dan aqidah itu-- digabung dengan golongan kedua yang merasa

nikmat dengan adanya tayangan maksiat, maka terkumpullah jumlah mayoritas.

Hingga Muslimin yang  mempertahankan akhlaq dan aqidah justru menjadi

minoritas.

 

Itu kenyataan.

Buktinya, kini masyarakat lebih jauh mengunggulkan pelawak daripada ulama'.

Lebih menyanjung penyanyi dan penjoget daripada ustadz ataupun kiai. Lebih

menghargai  bintang film daripada guru ngaji. Dan lebih meniru penjoget

daripada imam masjid dan khatib.

 

Ungkapan ini secara wajar tampak

hiperbol, terlalu drastis secara akal, tetapi justru secara kenyataan

adalah nyata. Bahkan, bukan hanya suara ulama' yang tak didengar, namun Kalamullah pun sudah banyak tidak didengar.

Sehingga, suara penyayi, pelawak, tukang iklan dan sebagainya lebih dihafal

oleh masyarakat daripada Kalamullah, ayat-ayat Al-Quran. Astaghfirulaahal

'adhiem.

 

Tayangan-tayangan televisi dan

lainnya telah mengakibatkan berubahnya masyarakat secara drastis. Dari

berakhlaq mulia dan tinggi  menjadi masyarakat tak punya filter lagi.

Tidak tahu mana yang ma'ruf (baik) dan mana yang munkar (jelek dan dilarang).

Bahkan dalam praktek sering mengutamakan yang jelek dan terlarang daripada yang

baik dan diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

 

Berarti manusia ini telah

merubah  keadaan dirinya. Ini mengakibatkan dicabutnya ni'mat Allah akibat

perubahan tingkah manusia itu sendiri, dari baik menjadi tidak baik. Allah SWT

berfirman:

 

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas

perintah Allah.  Sesungguhnya Allah tidak

mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada

diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu

kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung

bagi mereka selain Dia.

[QS Ar-Ra'd

(13) : 11].

 

Mencampur kebaikan dengan kebatilan 

Kenapa masyarakat menjadi

tidak tahu membedakan kebaikan dan keburukan?

Karena  "guru utama

mereka" adalah televisi. Sedang program-program televisi adalah menampilkan

aneka macam yang campur aduk.

 

Ada aneka macam

kebohongan misalnya iklan-iklan yang sebenarnya bohong,  tak sesuai dengan

kenyataan, namun ditayangkan terus menerus. Kebohongan ini kemudian dilanjutkan

dengan acara tentang ajaran kebaikan, nasihat atau pengajian agama.

 

Lalu ditayangkan film-film

porno, merusak akhlaq, merusak aqidah, dan menganjurkan kesadisan. Lalu

ditayangkan aneka macam perkataan orang dan berita-berita yang belum tentu

mendidik. Sehingga, para penonton lebih-lebih anak-anak tidak bisa membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk.

 

Masyarakat pun demikian.

Hal itu berlangsung setiap waktu, sehingga dalam tempo sekian tahun, manusia

Muslim yang tadinya mampu membedakan yang haq dari yang batil, berubah menjadi

manusia yang berfaham menghalalkan segala cara, permisive atau ibahiyah,

apa-apa boleh saja.

 

Munculnya masyarakat permisive

itu karena adanya penyingkiran secara sistimatis terhadap aturan yang normal,

yaitu larangan mencampur adukkan antara yang haq (benar) dan yang batil.

 

Yang ditayangkan adalah

jenis pencampur adukan yang haq dan yang batil secara terus menerus,

ditayangkan untuk ditonton oleh masyarakat. Padahal Allah SWT telah melarang

pencampur adukan antara yang haq dengan yang batil :

  

"Dan janganlah kamu campur

adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu

sedang kamu mengetahui." [QS Al-Baqarah (2) : 42].

 

Dengan mencampur adukkan

antara yang benar dengan yang batil secara terus menerus, akibatnya

mempengaruhi manusia untuk tidak menegakkan yang haq / benar dan menyingkirkan

yang batil. Kemudian berakibat tumbuhnya jiwa yang membolehkan kedua-duanya

berjalan, akibatnya lagi, membolehkan tegaknya dan merajalelanya kebatilan, dan

akibatnya pula menumbuhkan jiwa yang berpandangan serba boleh.

 

Dan terakhir, tumbuh jiiwa

yang tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Padahal,

orang yang melihat kemunkaran (keburukan) sedang dia hanya mampu merubah dengan

hati (yaitu dengan membenci keburukan / kemunkaran itu) saja tinggal

selemah-lemah iman. Lantas, kalau sudah tidak mampu membedakan mana yang baik

dan mana yang buruk, mana yang haq dan mana yang batil, lantas keimanannya di

mana?

 

Tidak adanya iman lagi

itulah bencana yang paling parah yang menimpa ummat Islam dari proyek

besar-besaran dan sistimatis serta terus menerus yang diderakan kepada ummat

Islam sedunia. Yaitu proyek mencampur adukkan antara kebaikan dan keburukan

lewat aneka tayangan.

 

Apakah

upaya kita untuk membentengi keimanan kita sekeluarga ?

 

Sumber Buku : Tasawuf,

Pluralisme, & Pemurtadan. Oleh : H Hartono Ahmad Jaiz

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment