Pak muiz,kalo menulis di wm di bilang omdo,saya kurang setuju.waktu kita terlalu mahal utk omdo.saya nilai tulisan2 pak muiz sensible sekali.
Kupikir orang fpi nggak akan punya kesabaran debat di wm. Kalo mereka termasuk kelompok yg sabar mereka nggak akan mengandalkan kekerasan, sangar menjarah orang. Maqamnya pak muiz dalam sikap sabar tawaddhu jauh di atas preman2 ini,jadi nggak level.
Reformasi polisi yang belum jalan adalah persoalan bangsa bukan hanya persoalan fpi. Jadi pak muiz,apakah caranya kita semua ngamuk2,tambah bumbu agama,karena polisi belum reformasi? Atau,paling tidak mungkin kita merasa terwakili dengan ulah fpi? Jadi,kita berniat fpi yang melakukan,gitu?
Tafsiran kita "merubah kemaksiatan dengan tangan" artinya terwakili dengan cara fpi?astagfirullah.
Bagaimana dengan cara yang dianjurkan pak dwi, pak hmna bikin partai fpi,ketimbang omdo membela agama kekerasan?yang omdo tuh hmna,bukan kita.dan kita kudu membersihkan niat kita sendiri,itu relevansi diskusi wm dalam hal ini.
Ada ngo yang menangani terorisme,dg program yg membuat sebagian kelompok insyaf. Utk menangani teror dan daerah konflik militer cukup sukses.ini kan kredit untuk sby dalam jaringan teror internasional.fpi kan beda, mereka kelompok preman perkotaan yang dipelihara polisi.
Kerjanya teror rakyat, berpotensi menimbulkan social unrest. Apakah administrasi sby peduli? Selama dia adem ayem dg reformasi polisi yg bermasalah, tapi polisi mendukung blio secara politik dalam kasus2 pemilu,century dll - jangan harap ulah fpi dipikirin. Kalo social unrest terjadi lagi, baru rasain deh..
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Abdul Muiz <muizof@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 29 Jun 2010 11:51:32
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Pembagian kerja di antara tiga kelompok <= Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
kalau meresponse atau reply e-mail apapun topiknya ya cuma membahas doang alias omdo. Memang akan lebih asyik kalau ada aktivis atau tokoh intelektual FPI yang ikutan diskusi di milist ini. Jadi tidak cuma satu arah.
Saya jadi ingat fenomena lasykar jihadnya Ja'far Umar Thalib yang menjadi Tentara Swasta tempo dulu, begitu TNI dinilai menjalankan fungsinya secara optimal, maka dengan sukarela Ja'far Umar Thalib membubarkan kelompoknya dan grass rootnya taat dan tidak terdengar lagi kiprahnya. Mungkin ada perbedaan fenomena FPI dan Lasykar Jihad, apakah kalau POLRI menjalankan fungsinya secara optimal akan menutup ruang gerak polisi swasta yang diambil oleh FPI ? Kalau POLRI menjalankan peran maksimalnya seperti TNI boleh jadi Habib Rizieq akan mengambil langkah yang tidak jauh beda dengan Ja'far Umar Thalib. Ataukah ada aktivis FPI di WM ini yang care untuk diskusi di sini ??
Wassalam
Abdul Mu'iz
--- Pada Sel, 29/6/10, aldiy@yahoo.com <aldiy@yahoo.com> menulis:
Dari: aldiy@yahoo.com <aldiy@yahoo.com>
Judul: Re: Bls: Pembagian kerja di antara tiga kelompok <= Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 29 Juni, 2010, 8:22 AM
Mbahas fpi bukan diskusiin ihsan muhsin amar nahi. Mereka adalah organisasi preman grass root, yg dibeking sebagian polisi. Jadi persoalannya bagaimana memperkecil ruang gerak mereka effectively. Sama juga dg hti, lantaran mau mendirikan khalifah/syariat islam.
Gimana caranya di wm ini mengecilkan ruang gerak ulama ahli surga seperti hmna dan dulatif,misalnya? Ya jangan ditanggepin. Tuman! Biarkan saja pak dwi sesekali smash hit mereka,ato pak sabri gladrahin mereka. Kalo ada orang pks yang punya nyali tahan lama di wm ini, mereka lebih bermanfaat diajak diskusi, nggak buang waktu.
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Abdul Muiz <muizof@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Mon, 28 Jun 2010 11:00:05
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Pembagian kerja di antara tiga kelompok <= Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
maka itulah harus berani mengatakan bahwa konsep dan metode yang diambil FPI mensweeping, main gebuk dan membubarkan suatu pertemuan adalah tidak ihsan. Menjadi muhsinin bukan berarti menjadi preman kan ??
Wassalam
Abdul Mu'iz
--- Pada Sen, 28/6/10, aldiy@yahoo.com <aldiy@yahoo.com> menulis:
Dari: aldiy@yahoo.com <aldiy@yahoo.com>
Judul: Re: Bls: Pembagian kerja di antara tiga kelompok <= Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 28 Juni, 2010, 6:42 AM
Lha..diskusinya mundur.amar nahi saja nggak ada apalagi rahmatan lil alamin.jauh amat.
Emangnya ada elemen amar nahi rahmatan lil alamin dalam kiprah2 fpi dan hti? Kalo pks bisa digolongkan di situ, blum tentu berhasil tapi itulah proses transformasi.
Seperti yg disiratkan mba mei, fpi itu premanisme akar rumput.jangan dikira orang kelas bawah yang termarjinalkan nggak punya ego dalam arti negatif.asal usul pembentukan fpi itu kan dari perebutan kekuasaan militer,elit penguasa negeri kita ini yang mengandalkan premanism.
Ngurusin preman itu jelas strateginya, kurangi ruang gerak mereka sehubungan dg kekerasan seperti itu,bukannya diajak diskusi amar nahi. Kalau dengan pengikutnya yang emang ikut2an,tunjukkan empati kita. Empati artinya memahami situasi mereka,dan memberikan solusi/kesempatan, tapi bukannya menyetujui konsep dan metode mereka ttg amar nahi.
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Abdul Muiz <muizof@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sun, 27 Jun 2010 04:32:34
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Bls: Pembagian kerja di antara tiga kelompok <= Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
secara umum saya setuju tiga ide tiga kelompok yang disampaikan Abah HMNA, namun dari segi implementasi saya punya catatan :
1) saya yakin FPI adalah elemen islam juga yang sadar betul makna rahmatan lil 'alamin, terjadi kegalauan yang amat sangat terhadap fenomena kemaksiatan yang merajalela di depan mata, betul bahwa qur'an dan hadits telah memberikan inspirasi bagi FPI untuk meresponse kemaksiatan yang merisaukan. Hadits misalnya yang paling sering dipakai sandaran adalah,"jika kamu melihat kemungkaran, hendaknya kau ubah dengan tangan, kalau tidak sanggup ubahlah dengan lisan, kalau tidak sanggup juga dengan hati, yang demikian itu adalah iman yang paling rendah". Alangkah indahnya kalau hadits ini di singkronkan dengan firman Allah dalam qur'an, bahwa berdakwah itu hendaknya dengan bilhikmah wal mauidhzotil hasanah. Mustahil hikmah diraih melalui aksi main hakim sendiri meskipun dibungkus dengan nilai agama plus jubah ala timteng. Tetap saja akan menghasilkan citra buruk bahwa islam biadap, islam pro hukum rimba padahal hanya diwakili satu komponen saja, tetapi akan kebal
kritikan karena terbuai janji dari langit bahwa resiko buruk di dunia akan dibalas syurga dan bidadari jelita. Padahal Allah mencintai orang yang berbuat ihsan, apakah konsep muhsinin di mata FPI itu berbeda ?? Wallahu a'lam.
2) Cinta kasih itu mirip dengan hukum gravitasi ada proses tarik menarik. Terjadi interaksi antara subyek dan obyek. Subyek yang mencintai obyek, cenderung akan menarik sang obyek untuk masuk dalam magnit yang dipancarkan sang subyek. Begitu juga dengan sikap kebencian (termasuk kebencian pada perilaku atau pelaku kemaksiatan) akan memaksa sang obyek yang dibenci itu masuk ke dalam magnit sang subyek. Mungkin karena magnitnya sudah pecah maka terjadi gaya tolak menolak, saling menjauh dan saling resisten.
Wassalam
Abdul Mu'iz
--- Pada Sab, 26/6/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id> menulis:
Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Judul: Pembagian kerja di antara tiga kelompok <= Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 26 Juni, 2010, 10:42 PM
Pembagian kerja di antara tiga kelompok
Firman Allah:
Waltakun minkum ummatun yad'uwna ila l-khayri waya'muruwna bi l-ma'ru-fi wa yanhawna 'ani l-munkar wa ulaaika humu l-muflihuwn (S. Ali 'Imraan 3:104), artinya:
-- Mestilah ada di antara kamu kelompok yang menghimbau kepada nilai-nilai kebajikan dan memerintahkan berbuat baik dan mencegah kemungkaran, serta mereka itulah orang-orang yang menang (3:104).
Waltakun, di dalamnya ada lam al-amar, lam yang menyatakan perintah, jadi Allah memerintahkan mesti ada tiga kelompok, yaitu organisasi yang menghimbau, organisasi yang memerintahkan dan organisasi yang mencegah. Organisasi yang menghimbau seperti MUI, Muhammadiyah, NU, dll. organisasi yang beroperasi di bidang da'wah kultural dan organisasi yang beroperasi di bidang da'wah politik / struktural, yaitu birokrasi yang memerintah dengan peraturan perundang-undangan yang ditimba dari Nilai Mutlak Nash (Al-Quran dan Hadits Shahih), serta pranata hukum (polisi, jaksa, hakim) yang mencegah kejahatan. Membuat peraturan perundang-undangan sebagai mekanisme "law enforcement" adalah suatu keputusan politik. Itulah sebabnya dikatakan pendekatan da'wah politik / struktural, karena membuat mekanisme peraturan perundangan-undangan adalah suatu keputusan politik, sehingga pendekatan struktural tidak dapat dipisahkan dari perjuangan politik. Partai Politik yang
memperjuangkan "law enforcement" yaitu undang-undang yang ditimba dari Nash, bagi yang kurang faham ditanggapi dengan "memperalat agama untuk kepentingan politik", atau oleh Islam Liberal distigmatisasi sebagai "Islam Politik".
Beberapa kemungkaran (pelacuran, perjudian, seks bebas berupa perzinaan dengan sejenis maupun dengan lawan jenis) yang tidak dibuatkan peraturan perundang-undangan yang ditimba dari Nash, menyebabkan ada kelompok yang menjadi "polisi jalanan" yang menjadi pressure group terkadang terjadi bentrok dengan polisi, seperti FPI, atau yang membantu polisi, seperti Forum Bersama (Forbes) di Sulawesi Selatan.(*)
Alhasil, agar Syari'at Islam menjadi Rahmatan lil'a-lamin, haruslah tegak di atas tiga kaki:
Kaki yang pertama, masyarakat yang sadar akan Nilai Mutlak Al Furqan, kaki yang kedua, peraturan perundang-undangan yang ditimba dari Syari'at Islam, serta kaki yang ketiga, pranata hukum yang bersih dari KKN. Maka bertemulah di sini da'wah kultural (kaki yang pertama) dan da'wah politik / struktural (kaki kedua dan ketiga). Maka hasilnya adalah seperti penutup ayat [3:104], ulaaika humu l-muflihuwn, mereka itulah orang-orang yang menang, yang outputnya: Syari'at Islam membawa Rahmatan li l-'aalamiyn.
---------------------
(*)
Vide Laporan Khusus - Tempo 15 Desember 2002, antara lain seperti berikut: "Tapi ada juga yang 'berat' seperti yang terjadi di Gowa dan Jeneponto, Sulawesi Selatan. Mereka menerapkan hukum potong tangan pada pelaku kejahatan
di kawasan tersebut."
Sebenarnya bukan hanya di Kabupaten Gowa dan Je'neponto saja, tetapi sampai ke Bulukkumba, Bantaeng dan Bone bersinergi memerangi kejahatan dengan pranata hukum yang dalam hal ini kepolisian. Organisasi masyarakat dalam da'wah nahi mungkar membentuk organisasi dalam wujud Forum Bersama (Forbes), yang tokoh-tokohnya dari anggota KPPSI . Polisi menjadi kewalahan dalam memproses secara hukum karena tidak ada yang berani menjadi saksi. Sejak Forbes bergerak membantu polisi, sudah tidak ada lagi perampok ternak yang ganas, yang tidak segan membunuh korbannya, yang sangat meresahkan dan ditakuti penduduk. Perampok ternak yang tertangkap tangan "dimassa" dengan dipotong tangannya atau dibunuh kalau melawan dalam pengepungan. Dalam hal "dimassa" ini para pelaku yang memassa itu tidak "diketahui" sehingga perbuatan para eksekutor yang "melanggat hukum positif" itu tidak bisa diproses secara hukum. Sayang sekali, setelah pergantian Kapolda saling pengertian
antara Forbes dengan Polisi sudah tidak berlanjut. Namun kegiatan Forbes sekali-sekali menggigit, menampakkan giginya. Pernah almarhumah isteri saya tatkala pulang berdawah dari pedalaman menjumpai di daerah Je'neponto kerumunan orang di pinggir jalan. "Ada apa itu?" tanya supir. "Anu katte, paellaq mate nimassa," (Anu mas, perampok ternak mati dimassa), jawab dua tiga orang bersamaan.
----- Original Message -----
From: <aldiy@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, June 26, 2010 17:26
Subject: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
Nah,diskusi dg pak muiz bermanfaat sekali,kita nggak keberatan saling membetulkan kekeliruan dalam dialektika. Amar makruf nahi munkar bukanlah dulisme. Ketika kita mengedepankan salah satu, berarti juga mengikutkan yang lain,menampilkan nahi munkar berarti juga amar makruf. Dalam tindakan fpi yg menjarah atau hti yg anti demokrasi,nggak ada nilai itu.
(Ada tesis anggota wm ttg dialektika kekerasan fundamentalisme ini,saya harapkan suatu waktu dijadikan buku, utk luruskan persepsi kita ttg komunikasi simbolik bahasa)
Aparat polisi yg lebih cepet menangkap kasus video ketimbang tangkepin preman fpi,misalnya, makin mengaburkan nilai amar nahi itu. Kalo terus begini pembodohan ummat islam makin sistemik.
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Abdul Muiz <muizof@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sat, 26 Jun 2010 17:02:01
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
Tentu saja aksi FPI CS membubarkan aparatur negara (anggota Komisi DPR RI) adalah bermasalah, FPI menuduh bahwa acara pengobatan gratis sebagai kedok untuk temu kangen dengan generasi PKI, tuduhan tanpa bukti justru bisa berbalik pada FPI bahwa aksi FPI adalah pemuasan syahwat berkedok nahi mungkar. Tentu saja umat islam yang jujur tidak setuju prinsip amar makruf nahi mungkar menjadi alat pembungkus demi pembenaran aksi melanggar HAM.
Wassalam
Abdul Mu'iz
--- Pada Sab, 26/6/10, aldiy@yahoo.com <aldiy@yahoo.com> menulis:
> Dari: aldiy@yahoo.com <aldiy@yahoo.com>
> Judul: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX DPR
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Tanggal: Sabtu, 26 Juni, 2010, 3:22 PM
> Hikmah ajarnya yaitu amar makruf nahi
> munkar adalah rencana aksi yg seimbang,gitu kan? Lalu pada
> prakteknya melabrak minoritas,menjarah orang
> seminar,melarang orang beribadah - memukuli orang demo,itu
> bukan aksi nahi munkar apalagi amar makruf? Emangnya ada
> kandungan hikmah ajar tradisi nabi dalam aksi2
> kayak gitu?
>
> Di sinilah test utk kita muslim cinta damai , dimana
> keberpihakan kita? Sikap ini mempengaruhi keputusan,aksi
> kita yg akhirnya terkumpul jadi nilai yg kita wariskan pada
> generasi mendatang. Maksudku, implikasi dari keberpihakan
> kita besar sekali.
>
> Salam
> Mia
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL,
> Nyambung Teruuusss...!
>
> -----Original Message-----
> From: Abdul Muiz <muizof@yahoo.com>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Sat, 26 Jun 2010 11:18:37
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi
> Kesehatan Komisi IX DPR
>
> FPI dan HTI itu lebih mengedepankan nahi mungkar, sehingga
> kesannya amar makrufnya jadi samar-samar.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
> --- Pada Sab, 26/6/10, aldiy@yahoo.com
> <aldiy@yahoo.com>
> menulis:
>
> > Dari: aldiy@yahoo.com
> <aldiy@yahoo.com>
> > Judul: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan Sosialisasi
> Kesehatan Komisi IX DPR
> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Tanggal: Sabtu, 26 Juni, 2010, 9:04 AM
> > Kalo fpi,hti,hmna dkk nggak sadar
> > sendiri maka orang lain akan menyadarkan
> mereka.membuat
> > arcon jadi rindu suharto :-( Caranya ruang mereka
> mesti
> > diperkecil, bukan malah dilebarin atau disejajarkan.
> Yg
> > mengganggu ketertiban umum ditangkepin semua ketika
> mereka
> > berulah,biang2nya dipenjara lebih lama ato dikucilin
> secara
> > sosial. Pengikutnya dibimbing disadarkan.saya nggak
> pernah
> > capek berdakwah di kalangan pks hti kapan saja
> sempet:-)
> > Saya berceramah karena rasa sayang kpd mereka. Kalo
> lagi
> > kesel mendingan diam dulu.
> > Sayap muhammadiyah nu yg moderat mesti jadi sparring
> > partner mereka, jangan malah apologis. Kurasa lsm/ngo
> utk
> > capacity building jamaah sesat ini mesti didirikan
> karena
> > ngo punya strategi inovatif utk ini. Warna islam yg
> > diajarkan adalah warna kemanusiaan dg konteks
> indonesia ke
> > masa depan, bukan arab abad 6.
> > Gimana temans? Setuju?
> > Salam
> > Mia
> >
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus
> XL,
> > Nyambung Teruuusss...!
> >
> > -----Original Message-----
> > From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setijadi@gmail.com>
> > Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Date: Fri, 25 Jun 2010 11:33:54
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan
> Sosialisasi
> > Kesehatan Komisi IX DPR
> >
> > Mbak Mia,
> >
> > In their universe, mereka kan merasa jadi subyek yang
> > beraksi.
> > Orang lain kan kerak neraka, pastinya takut dah sama
> > mereka....
> >
> > Apa mereka merasa jadi "tools" dari suatu Subyek lain
> dalam
> > kaitannya sama
> > mediasi ke Obyek tertentu (activity theory, sekalian
> pake
> > teori buatan orang
> > Sovyet :-D)? Kayaknya gak... :-(
> > Dan kayaknya juga, gak ada mekanisme perbaikan diri
> yang
> > memugkinkan mereka
> > sadar itu.
> >
> >
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: <aldiy@yahoo.com>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Saturday, June 26, 2010 8:32 AM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan
> Sosialisasi
> > Kesehatan Komisi IX
> > DPR
> >
> >
> > > Arcon grombolan fpi dan sejenisnya ini makin
> > merajalela saja.bagian dari
> > > premanism akar rumput dg warna
> fundamentalis.menurutmu
> > sikap kita
> > > memelihara fpi ini bagian dari taktis manajemen
> preman
> > ato karena kita
> > > takut?
> > > Salam
> > > Mia
> > >
> > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal
> Bagus
> > XL, Nyambung
> > > Teruuusss...!
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: Ari Condro <masarcon@gmail.com>
> > > Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Date: Fri, 25 Jun 2010 07:52:14
> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > > Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan
> > Sosialisasi Kesehatan Komisi
> > > IX
> > > DPR
> > >
> > > 1. acaranya jelas sosialisasi masalah kesehatan,
> bukan
> > inisiasi ideologi
> > > pki. (lain kali kalo ada yg bikin inisiasi
> > ideologi islam yg berbau makar
> > > pada pemerintah kayak bikin bikin kerajaan islam
> ala
> > khilafah gue bisa
> > > doenk
> > > bubarin secara sepihak, palagi yg bau baunya
> ngedukung
> > terorisme)
> > >
> > > 2. yg membuat acara anggota DPR dan bukan dalam
> rangka
> > penyebaran
> > > komunisme
> > >
> > > 3. forum banyuwangi cinta damai dan fpi gak
> punya
> > wewenang ngebubarin
> > > acara
> > > secara sepihak.
> > >
> > >
> > > salam,
> > > Ari
> > >
> > >
> > > 2010/6/25 H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
> > >
> > >>
> > >>
> > >> Pantulan:
> > >> Ada sebuah kejadian tentang kasus seorang
> pencuri
> > yang sempat ketahuan
> > >> dan
> > >> melarikan diri sambil diteriaki oleh sang
> pemilik
> > rumah dengan ucapan:
> > >> "PKI...", lalu pencuri ini membalas teriakan
> > tersebut dengan: "Saya bukan
> > >> PKI, saya pencuri".
> > >>
> > >> UU No.27 thn 1999 dengan tegas menyatakan
> melarang
> > penyebaran,
> > >> pengembangan
> > >> marxisme-komunisme atau bentuk perwujudan
> lainnya
> > (Psl.107a), serta
> > >> menegaskan bahwa dipidana penjara 15 (lima
> belas)
> > tahun barang siapa yang
> > >> mendirikan yang diketahui atau patut diduga
> > menganut ajaran
> > >> komunisme/marxisme-leninisme dalam segala
> bentuk
> > perwujudannya, barang
> > >> siapa
> > >> yang mengadakan hubungan dengan atau
> memberikan
> > bantuan kepada
> > >> organisasi,
> > >> baik di dalam maupun di luar negeri, yang
> > diketahui berasaskan
> > >> marxisme-komunisme dalam segala bentuk dan
> > perwujudannya (Psl.107e).
> > >>
> > >> Salam
> > >> HMNA
> > >>
> >
> ****************************************************************
> > >>
> > >> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> > >>
> > >> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> > >> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> > >> 476 Lindungilah Tunas Bangsa dari Marxisme
> > >>
> > >> "Pembakaran buku Franz hanya satu simbol.
> Seluruh
> > buku komunis harus
> > >> dimusnahkan, sebab meracuni generasi muda,"
> ujar
> > HM Suaib D, Ketua Umum
> > >> Gerakan Pemuda Islam (GPI) kepada pers. GPI
> adalah
> > salah satu di antara
> > >> 33
> > >> ormas pendukung Aliansi Anti Komunis (AAK).
> Yang
> > dimaksud dengan buku
> > >> Franz
> > >> adalah buku berjudul Pemikiran Karl Marx
> oleh
> > Franz Magnis Suseno. Ratna
> > >> Srumpaet yang mewakili Aliansi untuk
> Kemerdekaan
> > Berpikir dan Bersuara
> > >> (AKBB) menyahut: "Iqra, bacalah, bukan
> bakarlah!"
> > Hai, Ratna, jangan
> > >> memotong ayat. Lengkapnya Firman Allah (demi
> > keotentikan transliterasi
> > >> huruf
> > >> demi huruf):
> > >> -- AQRA^ BASM RBK ALDZY KHLQ (S. AL 'ALQ,
> 1),
> > dibaca: Iqra' bismi
> > >> rabbikal
> > >> ladzi- khalaq (s. al 'alaq), artinya:
> > >> -- Bacalah atas nama Maha Pemeliharamu Yang
> > mencipta (96:1).
> > >>
> > >> Apakah masuk dalam logika sehat, para remaja
> dan
> > mahasiswa Muslim disuruh
> > >> atas nama Allah Yang Maha Pemelihara Maha
> Pencipta
> > untuk membaca
> > >> buku-buku
> > >> beraliran kiri yang berlandaskan paradigma
> > atheisme historische
> > >> materialisme, hai Sarumpaet? Sekali lagi
> kami
> > ingatkan, jangan mengelabui
> > >> para remaja dan mahasiswa Muslim dengan
> menjual
> > ayat secara memotong
> > >> ayat,
> > >> hai Sarumpaet!
> > >>
> > >> AAK berjanji akan menyisir dan membakar
> buku-buku
> > kiri pada Hari
> > >> Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2001. Penyisiran
> dan
> > pembakaran itu tidak
> > >> jadi
> > >> dilaksanakan, bukan karena Pemerintah
> melarang
> > sweeping buku kiri.
> > >> "Gertakan
> > >> yang serius" dari AAK berhasil menciutkan
> nyali
> > pemilik toko buku yang
> > >> berorientasi pada pertimbangan ekonomis.
> Para
> > pemilik toko buku tidak
> > >> berani
> > >> mengambil risiko, sehingga mengembalikan
> buku-buku
> > kiri kepada
> > >> penerbitnya
> > >> sebelum 20 Mei.
> > >>
> > >> ***
> > >> Bertebarnya buku-buku marxisme pada
> hakekatnya
> > tidak terpisahkan dari
> > >> gerilya politik yang dilancarkan oleh
> komunis
> > gaya-baru. Buku-buku aliran
> > >> kiri itu sangat bermanfaat bagi gerakan
> komunis
> > gaya baru tersebut dalam
> > >> upaya menjaring para remaja dan mahasiswa
> Muslim
> > untuk dibina melalui
> > >> diskusi sehingga para remaja dan mahasiswa
> Muslim
> > itu tanpa sadar menjadi
> > >> pion-pion orang-orang komunis, karena mereka
> telah
> > diberi suntikan
> > >> "narkoba"
> > >> marxisme sehingga terbius. Beberapa mahasiswa
> saya
> > di Fakultas Teknik UMI
> > >> menjadi simpatisan Partai Rakyat Demokratik
> (PRD)
> > dari bacaan-bacaan yang
> > >> dibacanya dan dari diskusi-diskusi yang
> > diikutinya. Mereka menyangka
> > >> seorang
> > >> marxist dapat saja menjadi Muslim yang baik.
> > Bahkan Drs H. Abdurrahman,
> > >> seorang dosen senior IAIN, mengakatakan
> dalam
> > sebuah forum mubahatsah,
> > >> bahwa
> > >> tidak kurang dari mahasiswa-mahasiswanya
> adalah
> > simpatisan PRD yang
> > >> menyangka bahwa marxisme itu sangat Islami.
> Di
> > Jakarta onderbouw dari PRD
> > >> yaitu Forum Kota (Forkot) dan Front Aksi
> Mahasiswa
> > dan Rakyat Untuk
> > >> Demokrasi (Famred), berbasis massa di IAIN.
> > >>
> > >> Cerita lama berulang kembali. Riwayatmu dulu
> > (meminjam ungkapan Gesang
> > >> dalam Bengawan Solo), Alimin, yang orang
> tuanya
> > Muslim yang baik, sejak
> > >> umur
> > >> 16 tahun "dicuri" dari orang tuanya dikirim
> ke
> > Rusia ditempa menjadi
> > >> kader
> > >> komunis. Pulang ke Indonesia menjadi
> benggolan
> > komunis yang menyusup ke
> > >> dalam Syarikat Islamnya Allahu yarham HOS
> > Tjokroaminoto. Riwayatmu ini
> > >> (juga
> > >> meminjam dari Gesang), Budiman Sudjatmiko,
> yang
> > orang tuanya Muslim taat
> > >> di
> > >> Bogor menjadi Ketua PRD dan Faisal Reza,
> yang
> > kemanakan Tosari Wijaya,
> > >> menjadi Sekjen PRD, merupakan reklame yang
> baik
> > sekali untuk memikat para
> > >> remaja dan mahasiswa Muslim dengan slogan
> palsu:
> > "Seorang marxist dapat
> > >> saja
> > >> menjadi Muslim yang baik, dan marxisme itu
> sangat
> > Islami."
> > >>
> > >> Agar para remaja, mahasiswa dan buruh Muslim
> dapat
> > menjaga diri tidak
> > >> kena
> > >> suntik narkoba marxisme oleh gerilya politik
> > komunis gaya-baru, maka di
> > >> samping PRD, Famred dan Forkot yang telah
> > disebutkan di atas, perlu
> > >> mengetahui pula ormas-ormas yang sejenisnya:
> Liga
> > Mahasiswa Untuk
> > >> Demokrasi
> > >> (LMUD), Komite Buruh Aksi untuk Reformasi
> (Kobar),
> > Front Nasional
> > >> Perjuangan
> > >> Buruh Indonesia (FNPBI), dan Serikat Buruh
> > Sejahtera Indonesia (SBSI).
> > >> Agitasi yang dilancarkan mereka berselubung
> > ataupun bertopengkan
> > >> memperjuangkan demokrasi, HAM dan membela
> kaum
> > buruh.
> > >>
> > >> ***
> > >>
> > >> UUD 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah
> untuk
> > mencerdaskan kehidupan
> > >> bangsa. Maka berkatalah Tri Agus,
> koordinator
> > AKBB: "Bagaimana bangsa ini
> > >> mau cerdas kalau bukunya dibakar". Bangsa ini
> akan
> > tetap dapat dibuat
> > >> cerdas
> > >> tanpa peredaran buku-buku kiri, hai Agus.
> Bahkan
> > tunas bangsa harus
> > >> dilindungi dari racun atheisme yang
> ditebarkan
> > oleh buku-buku kiri. UUD
> > >> mengamanatkan kepada Pemerintah untuk
> melindungi
> > segenap bangsa
> > >> Indonesia.
> > >> Terhadap racun atheisme Tap MPRS
> No.XXV/MPRS/1966,
> > yang dikukuhkan oleh
> > >> Tap
> > >> MPR No.V/MPR/1973, mengamanatkan kepada
> Pemerintah
> > untuk melarang
> > >> penyebaran
> > >> ajaran komunisme, leninisme dan marxisme.
> Lagi
> > pula UU No.27 thn 1999
> > >> menegaskan pelanggaran terhadap larangan itu
> > adalah tindak pidana.
> > >> WaLlahu
> > >> A'lamu bi Al Shawa-b.
> > >>
> > >> *** Makassar, 27 Mei 2001
> > >> [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> > >>
> > >> http://waii-hmna.blogspot.com/2001/05/476-lindungilah-tunas-bangsa-dari.html
>
> > >>
> > >>
> >
> ###############################################################
> > >>
> > >>
> > >> ----- Original Message -----
> > >> From: "sunny" <ambon@tele2.se
> > <ambon%40tele2.se>>
> > >> To: <Undisclosed-Recipient:;>
> > >> Sent: Friday, June 25, 2010 07:11
> > >> Subject: [wanita-muslimah] FPI Bubarkan
> > Sosialisasi Kesehatan Komisi IX
> > >> DPR
> > >>
> > >>
> > >> http://www.antaranews.com/berita/1277385567/fpi-bubarkan-sosialisasi-kesehatan-komisi-ix-dpr
>
> > >>
> > >> FPI Bubarkan Sosialisasi Kesehatan Komisi IX
> DPR
> > >> Kamis, 24 Juni 2010 20:19 WIB | Peristiwa |
> > Kesehatan |
> > >> Banyuwangi (ANTARA News) - Front Pembela
> Islam
> > (FPI) bersama Forum
> > >> Banyuwangi Cinta Damai dan LSM Gerak
> membubarkan
> > acara sosialisasi
> > >> kesehatan
> > >> gratis yang digelar Komisi IX DPR di salah
> satu
> > rumah makan di Kelurahan
> > >> Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
> Kamis.
> > >>
> > >> "Ini ada komunitas anggota PKI (Partai
> Komunis
> > Indonesia). Kenapa ada di
> > >> sini?" kata Ketua FPI Banyuwangi, Aman
> Faturahman,
> > kepada sejumlah
> > >> peserta
> > >> pertemuan yang terkejut melihat kehadiran
> anggota
> > FPI itu.
> > >>
> > >> Acara sosialisasi kesehatan gratis itu
> dihadiri
> > Ketua Komisi IX DPR, dr.
> > >> Ribka Tjiptaning Proletariati dan anggota
> Komisi
> > IX, Rieke Dyah Ayu
> > >> Pitaloka.
> > >>
> > >> Melihat suasana yang semakin memanas,
> panitia
> > segera mengevakuasi Ribka
> > >> dan
> > >> Rieke ke kantor DPC Partai Demokrasi
> Indonesia
> > Perjuangan (PDIP) di Jalan
> > >> Jaksa Agung Suprapto, Banyuwangi.
> > >>
> > >> Menurut Ketua FPI Banyuwangi, pertemuan itu
> > merupakan acara temu kangen
> > >> bekas anggota PKI dan keturunannya, sehingga
> > pertemuan tersebut harus
> > >> dibubarkan.
> > >>
> > >> "Sosialisasi kesehatan gratis dari Komisi IX
> hanya
> > sebagai kedok. Saya
> > >> curiga acara itu merupakan kegiatan
> terselubung
> > untuk menumbuhkan
> > >> semangat
> > >> komunisme lagi karena banyak peserta dari
> luar
> > Kabupaten Banyuwangi yang
> > >> datang," kata Aman.
> > >>
> > >> Untuk itu, lanjut dia, FPI bersama
> organisasi
> > masyarakat Islam di
> > >> Banyuwangi membubarkan acara tersebut untuk
> > menjaga kondusivitas keamanan
> > >> di
> > >> kabupaten paling timur Pulau Jawa itu.
> > >>
> > >> "Kami mengantisipasi tumbuhnya bibit PKI
> baru
> > karena gerakan PKI pada
> > >> tahun
> > >> 1965 berawal dari Kabupaten Banyuwangi,"
> katanya
> > menambahkan.
> > >>
> > >> Sementara itu, Ribka Tjiptaning mengaku
> kecewa
> > dengan sikap FPI yang
> > >> membubarkan secara paksa acara sosialisasi
> > kesehatan gratis Komisi IX
> > >> DPR.
> > >> Padahal, menurut dia, sosialisasi tersebut
> sangat
> > diperlukan oleh
> > >> masyarakat
> > >> di daerah.
> > >>
> > >> "Kami tidak melakukan temu kangen bekas
> anggota
> > atau keturunan PKI di
> > >> Banyuwangi. Acara kami ini murni tugas Komisi
> IX
> > DPR tentang sosialisasi
> > >> pentingnya penyediaan fasilitas kesehatan
> gratis
> > di daerah," katanya.
> > >>
> > >> Penulis buku berjudul "Aku Bangga Jadi Anak
> PKI"
> > itu pada 2002 mengaku
> > >> sudah terbiasa mengalami intimidasi seperti
> itu.
> > >>
> > >> "Ini menunjukkan bahwa negara kita belum
> > demokratis sehingga orang lain
> > >> masih berpikir awam tentang latar belakang
> saya,"
> > katanya.
> > >>
> > >> Sementara itu, Rieke menambahkan, kegiatan
> > sosialisasi kesehatan gratis
> > >> tersebut merupakan kegiatan umum dan bisa
> dihadiri
> > siapa saja, termasuk
> > >> bekas anggota atau keturunan PKI.
> > >>
> > >> "Saya menyayangkan sikap yang dilakukan FPI
> karena
> > bekas anggota atau
> > >> keturunan PKI juga warga negara Indonesia,"
> > katanya.
> > >>
> > >> Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Banyuwangi,
> > Muhammad Abas, mengatakan
> > >> undangan yang hadir dalam kegiatan
> sosialisasi
> > kesehatan gratis tersebut
> > >> berasal dari berbagai elemen, namun beberapa
> > peserta yang hadir merupakan
> > >> keturunan keluarga bekas anggota PKI.
> > >>
> > >> "Memang benar, ada beberapa peserta yang
> keturunan
> > keluarga bekas anggota
> > >> PKI," kata Abas yang juga menjadi panitia
> dalam
> > kegiatan tersebut.(*)
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment