Advertising

Monday 20 February 2012

[wanita-muslimah] Kader Demokrat Serukan Boikot Media Massa

 

Refl: Apakah boikot media massa sama dengan usaha menutup kecurangan yang dilakukan?
 
 
 
Kader Demokrat Serukan Boikot Media Massa
JAKARTA ­

Ada media yang mendasarkan berita hanya pada isu, bukan fakta."

Seluruh kader Partai Demokrat diminta tidak melayani permintaan wawancara media yang dianggap mengadu domba kalangan internal partai. "Saya meminta agar seluruh kader bisa menahan diri untuk tidak memberikan keterangan," kata Kepala Biro Bidang Hukum dan HAM Partai Demokrat, Jemmy Setiawan, kemarin.

Jemmy mengakui, seruan ini bukan merupakan sikap partai melainkan seruan dia sebagai fungsionaris Partai Demokrat. Menurut dia, adu domba di depan publik oleh media massa terhadap kader Partai Demokrat tidak hanya dilakukan sekali-dua kali, tetapi sudah berkali-kali. Dia menegaskan, ada media yang memiliki tendensi politik untuk menghancurkan Partai Demokrat. Sebelumnya, Jemmy Setiawan juga mengirim siaran pers untuk menyampaikan seruan yang sama.

Menurut Jemmy, seruan itu seha rusnya menjadi otokritik kepada seluruh kader partai dan media itu sendiri. Dia meminta agar kader yang mengeluarkan pernyataan kepada media massa memiliki kapasitas dan pengetahuan untuk menjelaskan masalah."Agar tidak dipelintir,"ujarnya.

Menurut dia, kader Partai Demokrat seharusnya bisa memilih untuk tidak menyampaikan keterangan jika terus diperlakukan tidak adil.

Jemmy tidak secara spesifik menyebutkan media massa apa saja yang dia seru untuk boikot. Namun secara implisit dia menyatakan, dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, media memiliki kewajiban melakukan pemberitaan secara berimbang. Seruan ini dilakukan dengan menolak menjadi narasumber untuk media yang terindikasi memiliki kepentingan politik.

Dia menjelaskan, masih banyak media yang mengedepankan informasi berbasis fakta dan berimbang dalam pemberitaan."Ada media yang mendasarkan berita pada isu, bukan fakta,"ujarnya. Jemmy meminta seluruh kader segera sadar untuk tidak dipermainkan oleh lawan-lawan politik menjelang Pemilu 2014.

Adapun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa membantah partainya mengeluarkan seruan untuk melakukan aksi boikot terhadap media. "Tidak ada istilah boikot-memboikot,"kata Saan kemarin.

Saan menyatakan Partai Demokrat tidak pernah sekali pun menyuruh kadernya melakukan aksi boikot. Dia menegaskan, partainya sangat menghargai kebebasan pers dan independensi wartawan untuk menulis apa pun. "Pada prinsipnya saling menghormati dan menghargai,"ujar Saan.

Menurut Saan, kemarin pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat berada di Bangka-Belitung untuk menghadiri pelantikan pengurus Demokrat. Dia berjanji akan segera mengecek nama Jemmy Setiawan, yang mengeluarkan rilis. Dia belum bisa memastikan tindakan apa yang akan diambil oleh DPP Partai terhadap kader yang dimaksud. Anggota Komisi Hukum ini akan mengecek terlebih dulu bentuk rilis tersebut."Yang pasti, kami tidak ada dan tidak pernah bersikap seperti itu," kata Saan. ● I WAYAN AGUS PURNOMO | SUNUDYANTORO

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

1 comments:

saya bukan anggota / kader . tp prestasi Parpol islam pemilu kemarin lumayanlah. tp akhir2 ini ada kecenderungan ikut2 an liberal ( terpancing arus dan akhirnya ikut hanyut) kedalam pemikiran Pragmatis dan Praktis.

Itulah bedanya antara berpolitik dan bersiyasah. Dalam konsep Islam, yang dipakai itu adalah konsep 'siyasah', bukan 'berpolitik'. Anak-anak Partol Islam yang sekarang menjadi elit di pusat-pusat kekuasaan itu, kayaknya lebih berorientasi kepada pendekatan politik, dan jarang yang mau memakai lagi pendekatan 'siasah' itu.

Post a Comment