Achmad Chodjim wrote :
Anak tunggal
Dalam budaya Semitik, yang dianggap anak adalah anak dari permaisuri. Selain itu, pada masa remajanya Ishaq, memang yang berkumpul dengan Ibrahim adalah Ishaq saja. Oleh karena itu, Ishaq secara antropologis disebut "anak tunggal". Hal ini sama dengan Isa al-Masih yang disebut sebagai anak tunggal Tuan (Lord, bukan God)) semesta alam, meski dalam budaya Semitik orang-orang beriman disebut sebagai anak-anak Tuan semesta alam. Di Jazirah Arab, para malaikat juga disebut sebagai putri-putri atau anak-anak perempuan Tuan (Q. 17:40, 37:150)
Abdul Mu'iz replies :
Saya sudah memposting, kalau pak Chodjim mengatakan budaya smith menganut bahwa yang dianggap anak adalah anak permaisuri, maka ada sikap diskriminatif bani Israel antara keluarga Ibrahim dengan keluarga ya'qub. Karena kalau Isma'il tidak diakui karena dilahirkan dari ibunda Hajar yang berstatus budak tetapi tidak demikian halnya pada keluarga Ya'qub, dari empat istri ya'qub, tidak semuanya berstatus perempuan merdeka ada dua istri yang berstatus budak padahal keempat istri semuanya melahirkan putra/putri dan semuanya tanpa kecuali diakui sebagai anak (puak) duabelas bani israel.
Achmad Chodjim wrote :
Tradisi
Sebuah tradisi yang terus-menerus dilestarikan tidak berarti itu sebuah kenyataan asal tradisi itu. Penerusan suatu tradisi dalam ilmu budaya bisa dianggap sebagai suatu "strategi budaya". (strategy of culture). Contohnya, baik masyarakat Islam di ranah Minang, Bengkulu, Jambi dan Palembang, maupun masyarakat Islam di Jawa, ada tradisi "Suran" (membuat bubur Suro, melakukan festival Suro, dan sejenisnya) hingga hari ini; yang notabene itu adat saudara-saudara kita dari Syi'ah. Namun, kita tidak bisa mengatakan bahwa masyarakat di daerah-daerah itu sebagai orang Syi'ah. Malah, hampir semua pelaku itu adalah orang-orang Islam yang bermazhab Syafii.
Pelestarian kurban oleh orang Arab (jangan lari ke Islam dulu) pra-Islam dan selanjutnya diteruskan di era Islam menunjukkan "strategi kebudayaan" dalam Islam untuk dapat memenangkan persaingan dengan Yahudi dan Nasrani waktu itu. Jikalau dilihat dari asal-usul, banyak hal yang dilakukan oleh orang Arab itu ditiru dari orang-orang Yahudi yang menghuni daerah-daerah subur di Jazirah Arabia. Sebelum Nabi membangun umat, orang Arab itu minder terhadap para Yahudi. Nah, dengan strategi budaya yaitu dengan cara mempertahankan budaya kurban, haji, salat, puasa, ternyata Kanjeng Nabi Muhammad memenangkan pertarungan ajaran.
Akan tetapi, keadaan telah berubah jauh daripada kehidupan di masa awal-awal perkembangan agama Islam. Akankah kurban (hewan) yang dilestarikan di masa sekarang bisa memenangkan dalam "istabiq al-khayrat"?
Silakan merenung..., dan memikirkan strategi budayanya.
Abdul Mu'iz reply :
Di setiap komunitas (bangsa) sudah biasa mengalami sintesa atau asimilasi, karena interaksi sosial terjadi antar komunitas (bangsa) sebagai konsekuensi dari teori dinamika sosial. Maka suroan yang notabene berasal dari tradisi syi'ah di timteng (pendukung Ali) sebenarnya secara ritual tidak jauh beda dengan sunni (terutama madzhab syafi'i) banyak yang beropini bahwa perbedaan syi'ah dan sunni adalah sikap pada Ali (masalah politik), kalau Syi'ah hanya mengakui Ali, maka Sunni mengakui semua sahabat utama. NU yang bermadzhab syafi'i tidaklah aneh mengadopsi tradisi syuro milik syi'ah.
Begitu pula tradisi umat islam menyembelih hewan ternak pada moment idul adha tidak semata strategi budaya. Sama halnya perubahan qiblat sebelum turun perintah shalat menghadap ke ka'bah di mekkah, sebelumnya umat islam era nabi Muhammad menghadap qiblat masjidil aqsha di yerusalem sebagaimana kaum yahudi (bani israel). Nabi Muhammad sukses membangun identitas pribadi/bangsa khas bangsa arab agar tidak minder dengan kaum yahudi yang lebih dulu muncul ke bumi. Jadi tidak semata strategi budaya sebagaimana sudut tinjauan antropologis.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
0 comments:
Post a Comment