Advertising

Tuesday, 26 June 2012

Bls: [wanita-muslimah] Ternyata al-Ghazali tidak terlalu kenal Bukhari daripada kita.

 

Sebenarnya upaya mengkritisi, lebih tepatnya upaya penelitan hadits Bukhari sudah dimulai atau dilakukan oleh :

Fazlur Rahman (1919-1988 M),
Abu Hasan al-Daruquthni (306-385 H),
al-Sarkhasi (w 493 H/1098 M),
Muhammad Abduh (1849-1905 M),
Muhammad Rasyid Ridla (1865-1935 M),
Ahmad Amin (w 1373 H/1945 M), dan
Muhammad Ghazali (w 1416 H/1996 M)

Menurut Muhibbin Noor, seorang guru besar IAIN Walisongo, Semarang tidak semua hadits yang terdapat dalam kitab Jami' al-Shahih karya Imam Bukhari itu benar-benar shahih. Terdapat beberapa hadis yang termasuk kategori lemah dan palsu serta yang bertentangan dengan al-Quran maupun antarhadis di dalam kitab tersebut. Penelitian disertasi Muhibbin ini telah dibukukan dengan judul Kritik Kesahihan Hadis Imam al-Bukhari:Telaah Kritis atas Kitab al-Jami' al-Shahih, yang diterbitkan Penerbit Waqtu, tahun 2003, dengan ketabalan buku 236 halaman.

Dalam kitab Jami' al-Shahih, setelah diteliti oleh Muhibbin ada yang tidak sesuai dengan fakta sejarah. Misalnya, tentang Isra Mi'raj. Di dalam kitab itu, disebutkan bahwa terjadinya Isra Mi'raj itu sebelum jadi Nabi. Faktanya, Isra Mi'raj itu setelah Rasulullah diutus menjadi Nabi. Kemudian, ada pula hadits Nabi yang bertentangan dengan ayat al-Quran. Contohnya, tentang seseorang yang meninggal dunia akan disiksa bila si mayat ditangisi oleh ahli warisnya (Lihat Kitab Jenazah, bab ke-32, hadits ke 648/I), bertentangan dengan ayat al-Quran, bahwa seseorang itu tidak akan memikul dosa orang lain (Lihat ayat al-Quran surah Al-Fathir ayat 18, Al-An'am ayat 164, Az-Zumar ayat 7, Al-Isra ayat 15, dan An-najm ayat 38).

Kelemahan dari Bukhari dalam kitabnya, salah satunya tentang minimal jumlah perawi hadits yang harus meriwayatkan hadits. Di dalam kitab tersebut, ditemukan cukup banyak hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi.

Begitu juga dalam hal persambungan sanad hadits terdapat kelemahan, yaitu ada hadits yang muallaq, mursal, dan munqathi` (terputus). Bahkan, ada perawi hadits yang tidak tsiqah, bahkan dituduh majhul (tidak diketahui identitasnya), dianggap kadzab (berbohong), dan lainnya. Misalnya, Asbath Abu al-Yasa` Al-Bashri. Ia tidak diketahui identitasnya atau majhul, dan menyalahi riwayat orang-orang tsiqah; Ismal bin Mujalad, seorang perawi yang dhaif (lemah) dan tidak termasuk orang yang kuat hafalannya; dan Hisyam bin Hajir, Ahmad bin Yazid bin Ibrahim Abu Al-Hasan Al-Harani, dan Salamah bin Raja' sebagai perawi dhaif. Begitu juga Ubay bin Abbas, dikenal sebagai perawi yang tidak kuat hafalannya dan munkir al-hadits.

Doktor lulusan IAIN Sunan Kali Jaga ini juga menilai, selain ada hadits yang bertentangan dengan al-Quran maupun hadits Nabi saw sendiri dan tidak sesuai dengan fakta sejarah, juga diragukan hadits yang banyak mengungkapkan tentang masa depan. Misalnya, tentang ungkapan, 'alaikum bi sunnati wa sunnati khulafa`ur rasyidin (Ikutlah kalian akan sunahku dan sunah khulafa`ur rasyidin). Bagaimana mungkin Rasulullah saw mengucapkan hadits ini, padahal saat itu belum ada khulafa`ur rasyidin. Khalifah yang empat baru ada setelah Rasulullah saw wafat. Tentunya ini janggal.

Muhibbin Noor mengutip Al-Daruquthni, menyatakan terdapat sekitar 110 hadits palsu dalam kitab Jami' al-Shahih karya Imam Bukhari dari sejumlah 6.000-an hadits. Beberapa di antara hadits yang dinilainya lemah dan palsu, yaitu tentang poligami, kehidupan dalam rumah tangga, pernikahan, dan lainnya. Misalnya, dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan, Rasulullah saw menikahi Maimunah pada saat berihram. Ini bertentangan dengan hadits Nabi saw yang melarang melakukan pernikahan selama masa haji atau berihram. Kemudian, pernyataan Rasulullah menikahi Maimunah pada waktu ihram itu juga bertentangan dengan hadits yang ditulis Al-Bukhari sendiri, yang menyatakan Rasulullah menikahi Maimunah ketika usai bertahalul.

Karena itu, Muhibbin Noor menilai bahwa dalam kitab Jami' al-Shahih terdapat ketidaklayakan sebagai hadits sahih karena adanya pertentangan atau ketidaksesuaian dengan nash al-Quran dan sunah mutawatirah, bertentangan dengan sirah nabawiyah dan fakta sejarah, adanya materi hadis yang mengandung prediksi atau ramalan dan bersifat politis, serta mengandung fanatisme kesukuan.

Lantas sejak kapan kumpulan kitab hadis Bukhari disucikan sehingga kalau dikaji tidak boleh dan mereka yang menolaknya disebut sesat ? Aapakah kira-kira itu hanya alasan ulama atau ustadz-ustadz saja agar tidak ada yang berani melawan atau mendebat argumen saat dalam ceramah atau kajian agama ?.

Wassalam
Abdul Mu'iz


Dari: chodjim <chodjima@gmail.com>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Dikirim: Rabu, 27 Juni 2012 9:32
Judul: Re: [wanita-muslimah] Ternyata al-Ghazali tidak terlalu kenal Bukhari daripada kita.

 
Al-Bukhari lahir pada 194 H dan wafat pada 256 H. Era Bukhari adalah era menguatnya faham fikih yang mendominasi abad II H. Pada sisi lain, era Bukhari adalah era runtuhnya dominasi faham teologi Mu'tazilah. Meskipun demikian, Daulah Abbasiyyah masih berjaya di bidang pengetahuan dan filsafat hingga abad lahirnya Al-Ghazali.
 
Pada abad III H, di dunia Islam diwarnai konflik golongan dan faham yang luar biasa. Namun, istana tetap menjunjung tinggi kalangan ilmuwan (termasuk filosof). Oleh karena itu, muncul ahli kimia Jabir Ibnu Hayyan, al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan lainnya. Di masyarakat muncul kelompok-kelompok yang menjauhi konflik, dan mereka adalah tokoh-tokoh sufi. Itulah sebabnya, Al-Ghazali yang hidup di abad V H, selain menguasai filsafat, juga akhirnya memilih sebagai seorang sufi fikiyah.
 
Ibnu Taimiyah lahir pada saat Kedaulatan Abbasiyyah dihancurkan oleh Mongol, yaitu pada abad VIII H (XIII M). Ia sebagai seorang ketrunan Turki yang belajar Hadis secara tuntas (menguasai Hadis Kutubus Sittah). Di sisi lain, Ibnu Taimiyah adalah pengikut mazhab fikih Hanbali. Di kemudian hari mazhab tafsir-hadis yang dikembangkan oleh Ibnu Taimiyah ini pada abad XII H (XVIII M) digunakan sebagai pijakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Selanjutnya....., Mbak Mia sudah tahu... 
 
Wassalam,
 
chodjim  
 
 
----- Original Message -----
Sent: Wednesday, June 27, 2012 3:36 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Ternyata al-Ghazali tidak terlalu kenal Bukhari daripada kita.

 
Apakah Gazhali di abad 5H itu hidup di wacana yg berbeda dengan Bukhari di abad ke 3? Dimana era Ghazali filsafat dan mistik mendominasi dan Islam telah menterjemahkan dan mengenal karya Yunani?

Di era Bukhari apakah Islam pada waktu itu baru saja melangkah ke luar daerah jazirah dan sedang sibuk mengkompilasikan sunnah nabi dengan teks?

Sejak kapan wacana filsafat dan mistik bergeser ke fiqh, di abad Taimiyyah kah? Dan kemudian didistorsi habis2an sejak abad 18 oleh Wahhabi yg sangat mempengaruhi wacana Islam di Indonesia sekarang ini?

Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 26 Jun 2012 21:03:30 +0700
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Ternyata al-Ghazali tidak terlalu kenal Bukhari daripada kita.

 
Cak Arcon,
 
Baik Al-Bukhari maupun Al-Ghazali sama-sama dalam:
1. Mazhab Suni.
2. Kekhalifahan Bani Abbas.
3. Ada di wilayah Bagdad.
4. Keduanya berasal dari wilayah Persia.
 
Yang membedakan hanyalah:
1. Waktu hidupnya, Al-Bukhari pada abad III H, sedangkan Al-Ghazali abad V H.
2. Al-Bukhari sebagai penerus Ahmad bin Hanbal, sedangkan Al-Ghazali pengikut mazhab Syafii.
 
Kalau di Indonesia, Bukhari dikenal sebagai perawi Hadis malah di abad XX Masehi atau abad 15 H, hehehe.....  Kalau kita buka serat-serat Jawa tentang Islam abad 17 hingga 19 M, malah tidak kita temukan nama Bukhari.
 
Dulu, sehabis peristiwa G-30-S, nama Bukhari-Muslim di Indonesia belum setenar sekarang. Ketika nyantri di Gontor pada awal 1970-an, nama Bukhari-Muslim juga belum sekondang sekarang. Bahwa kami, para santri Gontor, belajar Hadis yang telah dibuat secara sistematik oleh para kiai Gontor memang benar. Artinya, kami diajari Hadis tentang keutamaan belajar misalnya ada di Hadis yang diriwayatkan oleh A, B, C, dan lain-lain. Sikap seorang muslim itu harus "XYZ" sebagaimana yang dinyatakan dalam Hadis A, B, C dll.
 
Penguatan Hadis Bukhari-Muslim di Indonesia seingat saya dimulai dengan hadirnya Darul Hadis (= Islam Jamaah, Lemkari, LDII), lalu semakin menguatnya gerakan salafiyah wahabiyah pada era 1980-an.
 
Wassalam,
 
chodjim
 
 
----- Original Message -----
From: Ari
Sent: Tuesday, June 26, 2012 9:24 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Ternyata al-Ghazali tidak terlalu kenal Bukhari daripada kita.

kalau analisanya secara lokasi geografis bagaimana, pak chodjim ?  dan mereka berada pada kekhalifahan yang sama atau tidak ?
 
bukhari sendiri accepted sebagai perawi hadist dan mulai dikenal di dunia islam sejak kapan ?
 

salam,
Ari
status : mahasiswa




2012/6/26 chodjim <chodjima@gmail.com>
Ini masalah analisis, Mbak Mia. Jadi, tak ada kaitannya dengan yang tersirat.
 
Justru, analisis ini menunjukkan bahwa seharusnya Al-Ghazali lebih kenal terhadap Al-Bukhari --karena Al-Bukhari hanya 200 thaun sebelum Al-Ghazali-- daripada kita yang sudah 1200 tahun daripada Al-Ghazali yang hanya berjarak  200 tahun dari Al-Bukhari.
 
Kalau, memang Al-Bukhari itu pada masanya dikenal sebagai Ahli Hadis Sahih, mengapa Al-Ghazali tidak menyebutnya, dan bahkan tidak mencupliknya. Malah orang yang di abad ke-15 H ini yang mentakhrij hadis-hadis yang dicantumkan dalam buku-buku Al-Ghazali, misalnya Hadis A yang dikutib Al-Ghazali sahih menurut Bukhari, menurut Muslim dan sebagainya.
 
Jadi, begitulah Mbak Mia... Malah kalau ada pernyataan pemutlakan pendapat, saya malah balik bertanya, siapa yang dimutlakan di situ.. Al-Ghazali atau Al-Bukhari, atau malah saya.. :)



__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment