Advertising

Saturday, 1 September 2012

Re: [wanita-muslimah] Fw: OOT: Kasihan Para Isteri Indonesia

 

NASIHAT ISMAIL :

Kehidupan ber-keluarga bersuami isri yang menyakitkan hati menjadi2 ?

Karena itu, Islam sangat mewajibkan suami-istri yang sebelum nikah memahami terlebih dulu agama dalam ILMU2 FIQIH-TAUHIUD DAN AHLAQ pada ulama2 yang benar, ISLAM YAN G KAFFAH atau ISLAM YANG TIDAK SETENGAH2 ...

Apa yang dikeluhkan sahabat GENE Inilah yang disebut suami-istri KORBAN2 ISLAM LIBERALIS-SEKULARIS DAN PLURALIS yang melanda indonesia, tapi banyak tidak disadari mereka sendiri karena asal usulnyapun sudah lama datang : dari Syaithan Iblis sang penggoda hawa nafsu manusia ...

Makanya jangan cuma belajar di Universitas2-Institut2 tentang Mathematik, bahasa Inggris, Bisnis, manajemen, akuntansi, dlsb ...lalu lulus, lalu cari nafkah dapat wang banyak lalu bergaul suami istri dengan cara2 liberal yaitu menurut akal logika sendiri tanpa pengetahuan agama yang sempurna, terutama dalam hal larangan2 Islam.

MAKNAILAH AGAMA ITU SEBAGAI KEBUTUHAN DAN TIDAK HANYA SEBAGAI  SEMATA2 KEWAJIBAN

Mereka rajin Shalat, baca Al Qur'an, Puasa Ramadhan, Bayar Zakat, banyak sedeqah, sopan, baik hati pada sesma manusia, bahkan sampai tunaikan naik Haji atau Sunnah Umrahpun.

Tetapi ketika egosime telah meliputi diri mereka dan hawa nafsu mulai disesatkan Syaithan Iblis, maka mereka mamakai akal logika sendiri dan tidak tahu apa yang namanya ilmu Fiqih, Ilmu Tahudi dan Ilmu Ahlaq.

Tidak tahu apa yang namanya AMANAH SETELAH MENJADI ANGGOTA KELUARGA, BAIK ITU SUAMI, ISTRI MAUPUN SEBAGAI ANAK KANDUNG ITU ... .... ..

Yaa sudah ..... terjadilah apa2 yang diobral luas oleh sahabat kita GENE itu atau apa2 yang terliput di media2 elektronik dan media cetak ..

Ayo ajak anak2 kita baik sebelum atau sesudah berhasil dalam studi duniawi mereka, untuk menghapus mereka sebagai KORBAN2 HIDUP SECARA LIBERALIS, PLURALIS DAN SEKULARIS itu ..

Misalnya ( contoh terbaik) belajar ke Pondok Pesantren Daarul Lughwah wal Dakwah di Bangil Pasuruan.

Pesantren ini telah berhasil merubah citra kehidupan anak2 ABG liberalis dalam satu tahun menjadi ANAK2 MUSLIMAH YANG SHALEHAH.

Demikian pula anak2 ABG yang laki2 ...

Karena dengan keilmuan dan amal2 yang Kaffah ( sempurna ) Syaithan-Iblis tidak mampu lagi bahkan takut sekali pada orang2 yang berilmu demikian ...

Kalau mau lebih hebat lagi ?

Ke Hadramaut atau Makkah ( Pesantren Imam Muhammad al Maliki alm ) atau Madinah ( Habib Ibrahim al Semith ) ...

Jangan  ke Kairo, Libanon, Iraq, Iran atau seperti ke USA, Inggris, Eropa yang ilmu Islamnya terkena Liberalisasi atau jangan ke insitut2 Islam di Makkah-Madinah yang Wahabiyyah ( Islamnya terlalu keras ) dan Ilmunya bukan dari guru2 yang ilmunya dituntunkan Rasulullah SAW secara turun temurun dalam penuh ke tauhidan, keahlaqan dan keadaban tinggi

Insya Allah kelak kehidupoan setelah ijab qabul / berumah tangga kalian akan manjadi apa yang diidam2kan Rasulullah SAW bagi umat2 beliau : dalam nuansa keluarga suami-istri anak2 yang SAKINAH * TENTERAM ), MAWADDAH ( PENUH CINTA ) dan RAHMAH ( PENUH KESAYANGAN ) .. Aaamiin ..

Wallahu a'laam / ISMAIL

2012/8/30 L.Meilany <wpamungk@centrin.net.id>
 

Pada tanggal 28/08/12, Nugroho Laison <nugon19@yahoo.com> menulis:
>http://groups.yahoo.com/group/Muhammadiyah_Society/message/45988
>
>
> OOT: Kasihan Para Isteri Indonesia
>
> Posted By:  * genenetto
> *
> *
> *  Tue Aug 28, 2012 1:19 pm
>
> Kasihan Para Isteri Indonesia
>
> Assalamu'alaikum wr.wb.,
> Apakah bisa lewat satu minggu tanpa ada perempuan hubungi saya untuk curhat,
> bahwa dia tidak bahagia dalam pernikahannya? Sepertinya ada suatu masalah
> besar di negara ini, di antara para suami-isteri. Di dunia barat, lebih
> mungkin mereka akan ribut dan cerai. Di sini, lebih mungkin mereka akan
> pura-pura bahagia di depan umum, di depan keluarga dan teman, tapi di dalam
> rumah ribut terus dan tidak bahagia. Tapi karena merasa harus "dirahasiakan"
> supaya tidak "malu", maka si perempuan menderita terus, tanpa bisa
> berkomunikasi dengan banyak orang, termasuk keluarga kandungnya sendiri.
>
> Ada suami yang selingkuh, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang
> narkoba, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang mabuk-mabukan, tapi
> isteri tidak mau cerai. Ada suami yang menikah lagi tanpa memberitahu isteri
> pertama, lalu abaikan isteri pertama, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami
> yang tinggalkan isteri bertahun2, lalu ditemukan kembali hidup dengan
> perempuan baru di kota lain, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang
> berjudi, dan uang keluarga habis terus, tapi isteri tidak mau cerai. Ada
> suami yang berubah dan bersikap dingin, alias tidak mencintai isterinya lagi
> dan malas bicara, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang mengancam dan
> memukuli isterinya secara rutin, tapi isteri tidak mau cerai. Ada suami yang
> menghinakan dan mengancam isteri secara psikologis terus, tapi isteri tidak
> mau cerai. Dan seterusnya.
>
> Ada perempuan yang jatuh cinta sama pria bule yang tidak mau masuk Islam,
> tapi si perempuan tidak mau tinggalkan dia karena masih "mencintai" dia
> katanya. Ada perempuan yang suaminya muallaf, yang setelah menikah berhenti
> shalat atau kembali ke agama lamanya, tapi si perempuan tidak mau tinggalkan
> dia. Ada perempuan yang jatuh cinta, dan setelah itu baru tahu kekasihnya
> sudah menikah, tapi si perempuan tidak mau tinggalkan dia. Ada perempuan
> yang punya pacar di lain negara, dan hanya kenal lewat Facebook atau situs
> lain, dan tiba2 merasa siap kabur ke luar negeri untuk menikah dengan pria
> itu, dan berharap akan baik-baik saja, karena takut tidak akan bisa dapat
> calon suami yang lain kalau tidak menikah dengan dia. Ada perempuan yang
> dapat calon suami yang jauh dari harapannya (agama tidak baik, akhlak tidak
> baik, dsb), tapi si perempuan tidak mau tinggalkan dia karena takut tidak
> bisa dapat yang lain. Dan seterusnya.
>
> Non-stop ada perempuan yang berkonsultasi tentang pernikahan kepada saya,
> dan teman2 saya yang ustadz juga dapat terus katanya. Kesan saya, perempuan
> Muslim yang menikah, dan bahagia di dalam pernikahan, hanya sekian persen.
> Mungkin tidak mencapai 50%. Semuanya pura-pura bahagia di depan umum karena
> merasa "malu" di negara ini kalau pernikahannya tidak berhasil dan bahagia.
> Jadi mereka menderita terus, sambil mencari tempat curhat dengan orang yang
> tidak dikenal (seperti saya, hanya dikenal lewat internet) biar tidak malu.
> Membahasnya dengan teman dan saudara tidak mau, karena malu. Cerai tidak mau
> karena malu. Datang ke tempat konseling keluarga tidak mau karena malu.
> Lebih hati-hati memilih calon suami juga tidak mau karena ada "cinta", atau
> karena takut tidak akan dapat lagi kalau tidak segera menikah, walaupun
> calon suami yang satu itu dianggap kurang berkualitas. Diharapkan dia akan
> berubah nanti dan menjadi lebih baik kalau sudah menikah.
>  Ternyata…
>
> Saya merasa kasihan sekali dengan ummat Islam di sini. Penuh dengan pasangan
> suami isteri yang tidak bahagia, dan merasa terpaksa pura-pura bahagia agar
> tidak malu. Tidak boleh jujur, karena jujur (mengakui ada masalah) akan
> membuat mereka malu. Dan walaupun suami melakukan hal2 yang buruk yang
> diharamkan di dalam Islam, sang isteri tetap merasa tidak bisa cerai karena
> kasihan sama anak2 kalau orang tuanya cerai. Atau takut malu di antara
> tetangga dan keluarga. Atau takut tidak ada nafkah hidup untuk anak2 nanti.
> Berkali2 ada cerita dari perempuan yang berani cerai dan setelah itu hidup
> sengsara karena tidak dapat nafkah hidup lagi untuk anak2nya dari mantan
> suami. Jadi hakim Islam yang memberikan izin cerai tidak sekaligus
> mewajibkan nafkah hidup untuk anak2. Artinya, kalau perempuan berani
> menikah, sama saja dengan berjudi: bisa menang dan bahagia, bisa kalah dan
> menderita bertahun2, tanpa bisa bicara dengan orang terdekat, karena akan
> malu kalau orang
>  lain tahu.
>
> Sikap "takut malu" itu membuat banyak sekali perempuan menderita bertahun2
> dan tidak banyak yang mau membela mereka, walaupun suami mereka yang
> bermasalah. Kasihan para wanita Muslim di Indonesia. Jadi korban terus.
> Berapa persen yang benar2 bahagia dalam pernikahan? Kenapa bukan ini yang
> dibahas pada ustadz dan kyai dalam shalat jumat dan pengajian, untuk
> memberikan petunjuk kepada para suami agar mereka menjaga diri dan menjaga
> kualitas keluarganya, demi masa depan anak2nya? Kebanyakan ustadz dalam
> khutbah jumat hanya mau bicarakan urusan umum, seperti keimanan kepada Allah
> dan Al Quran, sorga dan neraka secara global saja. Dan mungkin di antara
> ribuan hadirin, yang kebanyakan setengah tidur, ada banyak suami yang
> berakhlak tidak baik yang membutuhkan petunjuk. Tapi mereka tidak akan dapat
> binaan dari siapapun, karena masalah pernikahan mereka tidak akan dibahas
> sama teman dan saudara. Takut malu. Berapa banyak keluarga dirugikan dan
> menjadi
>  bermasalah karena suami-isteri "takut malu" kalau harus mencari bantuan?
>
> Kasihan para isteri Indonesia. Suatu kaum yang penuh dengan korban
> tersembunyi. Seharusnya "parenting" diajarkan di dalam sekolah, dan masuk ke
> kurikulum dari SMP ke atas. Seharusnya ada pengajian khusus di tivi yang
> fokus ke masalah ini. Tapi kebanyakan orang sepertinya tidak mau membahas
> masalah ini di tempat umum. Takut malu.
>
> Wassalamu'alaikum wr.wb.,
> Gene

--

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment