Advertising

Sunday, 7 April 2013

Re: [wanita-muslimah] Bau dan Berkutu, Warga Miskin Tetap Konsumsi Raskin + Penyebab Beras Miskin Bau dan Berkutu

 

ISMAIL IBRAHIM

Minta tolong kalau ada yang bisa menyampaikan pada pejabat2 yang bisa memutuskan .. termasuk anggota2 DPR dll itu ...

Sebaiknya kita sebagai manusia mukmin harus yakin bahwa Beras Raskin itu harus dirubah istilahnya, sangat menyakitkan dan memilukan termasuk mutu berasnya

Yang wajib Pemerintah lakukan adalah istilah RASKIN ( Beras Miskin ) karena kata2 miskin begitu menghinakan sekali ...diganti saja dengan misalnya RASTU ( Beras bermutu ) dan disebarkan dalam bentuk benar2 beras bermutu tinggi seperti Pandan Wangi ...

Mahal ? Kikir betul sama orang2 miskin ... Justru orang2 miskin itu yang harus dimuliakan ,,, karena mereka2 itulah penolong2 kita di akhirat kelak bukan ? Apa salahnya Pemerintah bersadaqah lebih banyak lagi ... ? Semoga boleh jadi itu juga akan menjadi penolak bala2 di negeri ini yang bertubi2 di setiap saat dan keadaan, mulai dari bencana alam, kecelakaan2, wabah penyakit HIV dll, tawuran sesama Mukmin pelajar masa kelompok suku, narkoba gila2an, sex bebas para remaja, korupsi ( korupsi termasuk bala pemerintah .. korupsi bisa ditolak sadaqah Pemerintah sehingga turun hidayah Allah pada koruptor2 agar ogah korupsi lagi ), wanita2 buka aurat bebas dimana2 ...agama2 sesat Ahmadiyyah sampai sekarang ini ... semua itu bala2 besar bagi umat Islam ..

Agama memerintahkan kalau mau memberi orang lain itu jangan dikasih barang2 bekas atau barang2 yang tidak kita sukai lagi, tetapi hendaklah berikan sesuatu yang kita sukai juga ... Bukankah Pemerintah kita ( Bangsa Indonesia ) ( karena Pemerintah adalah kepanjangan tangan bangsa Indonesia yang diberi amanah untuk mengatur tanah dan bangsa ini  ) akan bersedaqah secara baik2 bukan ?

Lagi pula salah besar, kalau orang2 miskin itu selalu dianggap orang2 rendahan lalu diberi yang murahan. Setiap Muslim itu bersaudara maka belum beriman kalian orang2 Mukmin sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri ...

Apalagi jihad Fiisabilillah bagi saudara2 kta yang mau perang melawan pasukan Kafir Romawi ( USA -NATO ) misalnya ...

Kita lihat bagaimana Sayyidina Abu Bakar RA mensadaqahkan seluruh hartanya dengan yakin atas penggantian dari Allah SWT. Sampai2 Rasulullah SAW bertanya : " Bagaimana dengan keperluan keluargamu ? " Dan dijawab beliau " Allah dan Rasul-Nya yang menjamin aku " ... Karena saat itu memang dalam keadaan darurat perang yang membutuhkan biaya besar sekali. Sayyidina Abu Bakar RA adalah seorang yang ditaqdirkan disamping sebagai sahabat pertama ( utama ) juga sebagai saudagar kaya raya ...

Sayyidina Ustman RA dan Umar RA mensadaqahkan separuh hartanya untuk tegaknya Islam Jihad Fii sabilillah ...

Wahai orang2 mukmin, apabila engkau yakin dengan Allah SWT maka sadaqahkan separuh harta kita ( misalnya setiap tahun ) setelah zakat yang setengah prosen kita tunaikan. ...jangan tanggung2 ...Insya Allah ditahun depan Tuhan akan ganti kita lipat ganda ... bahkan bisa smpai 700 kali lipat ! Setidak2nya akan kita jumpai dengan penuh ketakjuban ( celengan2 ) di Akhirat kelak ...



Wallahu a'laam bish sahwwab / Wassalam / Ismail Ibrahim


2013/4/7 Sunny <ambon@tele2.se>
 

Ref:  Dari tahun ke tahun rezim NKRI mengkonsumsikan rakyat miskinnya dengan beras berkualitas buruk. Alangkah manis dan sangat cinta kasihnya rezim kepada rakyatnya, tetapi apakah rakyat miskin tidak berhak memperoleh beras berkwalitas baik seperti yang dimasak oleh ibu negara untuk presiden makan siang?
 
 

Bau dan Berkutu, Warga Miskin Tetap Konsumsi Raskin

Selain berkutu, timbangan raskin juga berkurang 2 kg per kantong.

ddd
Sabtu, 6 April 2013, 23:36 Hadi Suprapto, Diki Hidayat (Garut)
Selain berkutu, timbangan raskin juga berkurang 2 kg per kantong.
Selain berkutu, timbangan raskin juga berkurang 2 kg per kantong. (Antara/Yudi Mahatma)
 
VIVAnews - Puluhan warga Kampung Anggrek, Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, terpaksa makan beras bau dan berkutu lantaran raskin yang mereka terima jelek.

Menurut salah seorang warga penerima raskin, Yaman, 42, kualitas beras bagi warga miskini ini sangat jelek. Selain apek, warna beras kumal, dan berkutu. Namun karena mereka butuh, tetap diterima dan dikonsumsi.
"Ya harus bagaimana lagi," katanya, pasrah.

Setiap pendistribusian raskin, warga hanya memperoleh jatah 3 Kg dengan harga tebus Rp2.500 kg. Beras itu cukup dinanti karena harga beras di pasar mencapai Rp8.700. "Kalau beli dari warung sangat mahal," kata Yaman kepada wartawan, Sabtu 6 April 2013.

Sementara itu, petugas RW 14 di Kampung Anggrek, Supandi (43) mengatakan, jatah raskin untuk warganya setiap kali pendistribusian hanya 525 kg. Selain kualitasnya jelek, timbangan tiap karung beras juga kurang 2 kg."Tiap karung beras itu berisi 15 kg, tapi setelah ditimbang ulang cuma 13 kg," katanya.
 
+++++
 
 

Penyebab Beras Miskin Bau dan Berkutu

Regulator tidak memberikan sanksi bila pengadaan tidak memenuhi standar kualitas.

Senin, 23 April 2012, 13:22
VIVAnews - Pusat Telaah & Informasi Regional (Pattiro) menyatakan beras miskin alias raskin yang sampai ke masyarakat ternyata tidak layak konsumsi. Buruknya kualitas itu antara lain adanya tingkat patahan yang tinggi, warna beras kusam, berbau, serta berkutu. "Untuk sebuah program adhoc yang sudah berjalan hampir 14 tahun, maka kenyataan demikian memunculkan pertanyaan besar," kata Peneliti Pattiro Abdul Waidl di Jakarta, Senin 23 April 2012.

Menurut dia, meski keluhan atas kualitas beras itu kerap disuarakan, tetapi belum ada evaluasi serius dan signifikan bagaimana membenahinya. Temuan di lapangan, masyarakat menghadapi kualitas raskin yang buruk itu dengan menerima dan dikonsumsi, menerima dan dibuang, menolak pemberian, hingga mengadukannya kepada DPRD. "Bila kenyataan ini terus terjadi, maka makin besar pula ketidakpercayaan publik kepada pemerintah," ujar Waidl.

Regulasi dinilai Waidl menjadi penyebab buruknya kualitas itu. Dia memaparkan, regulasi hanya mengatur standar kualitas beras dari dalam negeri. Padahal, sebagian besar pengadaan beras dari luar negeri. "Beras impor didatangkan ketika pengadaan dalam negeri tidak mencukupi. Tetapi, perum Bulog tetap mengimpor bahkan saat Indonesia per 2008 sudah dinyatakan swasembada beras," katanya.

Menurutnya, pada 2011, dari 3,1 juta ton kebutuhan raskin, minimal 2,5 juta ton dipenuhi melalui impor. "Regulator tidak memberikan sanksi bila pengadaan tidak memenuhi standar kualitas," ujarnya.

Kepala Divisi Pengawasan Kualitas Beras Perum Bulog Bambang Januardi mengatakan, monitoring terhadap kualitas gabah dan beras yang disimpan di gudang Perum Bulog dilakukan secara rutin 15 hari sekali atau dua kali dalam sebulan. "Hasil monitoring dituangkan dalam bentuk laporan dan sebagai dasar untuk pelaksanaan perawatan kualitas," kata Bambang.
 
 
 


__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment