Advertising

Sunday, 7 April 2013

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- Pada Malam Minggu . . . kumpul-kumpul di,,Oudeschans . . . Merayakan Ultah Si Sulung -

 

/*Kolom IBRAHIM ISA*/
/*Minggu, 07 April 2013*//*
--------------------------*/

/*Pada Malam Minggu . . . kumpul-kumpul di */

/*Oudeschans . . . Merayakan Ultah Si Sulung*/

/*<Sebuah Catatan Santai . . . . >*/

/Rasanya ketika masih kanak-kanak dulu, di keluarga kami tidak pernah
diadakan peringatan apalagi . . . merayakan hari ulangtahun siapapun.
Tidak untuk ayah atau ibu. Juga tidak untuk siapa-siapa. Tidak ingat
lagoi . . . kapan persisnya aku terlibat merayakan hari-ultah.
Diingat-ingat kembali, kalau tidak salah jadi kebiasaan memperingati
bahkan merayakan hari ultah sesorang . .. . ketika aku mengajar di
*Perguruan KRIS *pada permulaan tahun limapuluhan abad lalu. /

/Di kalangan guru-guru KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi),
kebanyakan para pengajar di situ berasal dari suku Indonesia-Manado.
Agamanya Kristen-Protestan. Rupanya di kalangan orang-orang Manado
kebiasaan itu sudah tradisi./

/Ya, sekarang aku ingat betul. Aku mulai ikut dengan kebiasaan
memperingati hari ultah seseorang teman.... dimulai kira-kira sejak dari
Perguruan KRIS. Sering sekali kami ramai-ramai menyanyikan lagu "Panjang
Umurnya serta mulia", untuk kawan guru yang berultah. Kadang-kadang
dibikin acara makan kecil, kueh-kuah dan penganan lainnya. Sekali-sekali
juga makan b e s a r. Tergantung siapa yang /

/j a r i g , yang berulang-tahun. Sering juga kami hanya menyanyikan
lagu saja dan berjabatan tangan, mengharapkan dan mendoakan panjang umur
dan bahagia!/

/Mungkin di keluarga kami, dulu ada juga dilakukan kumpul-kumpul untuk
memperingati hari ultah seseorang anggota keluarga. Tidak begitu ingat
lagi!/

/* * */

/Ketika sudah bermukim di Eropah, memperingati hari ultah itu menjdi
kebiasaan, Memang, . . . . sering mengyenangkan. Kami jadi "ketularan"
kebiasaan ini. Yang menyenangkan, kumpul-kumpulnya itu! Bertukar cerita,
tukar pengalaman, dan ngobrol ngalor-ngidul!! . . . .Diantara keluarga
besar dan kawan-kawan akrab lainnya, yang pada pada kumpul. Ada yang
memperagakan kebolehannya menyanyi, memperdengarkan suaranya (yang
kadang-kadang juga tidak begitu merdu!! Endak apalah), -- memainkan
instrumen musik tertentu, atau memabacakan sajak yang dibuat khusus
untuk kesempatan itu/

/Lama-lama menjadi kebiasaan mengadakan peringatan atau perayaan yang
agak besar, bila yang bersangkutan mencapai umur 25, atau 50. Apalagi
yang umurnya mancapai 70. Ketika Murti dan aku mencapai 80 tahun. Wah,
cukup meriah. Dapat kado segala. Dari anak-anak dan menantu, yang sudah
pada punya penghasilan lumayan. Juga keika usia perkawinan Murti dan
aku, mencapai ultah ke-50. Wah,dibikinkan surprise oleh anak-anak kami.
Sambil diundang kawan-kawan yang terdekat. Dikenng-kenang kembali . . .
. . memang suatu peristiwa yang indah,. . . bayangkan sudah setengah
abad hidup berkeluarga!!/

/* * */

/Malam Minggu kemarin, dengan menyewa taxi perusahaan taxi Connexion,
kami berkunjung ke rumah Si Sulung, Pratiwi Tjandra Rini. Di Oudeschans,
centrum kota Amsterdam. Lokasinya indah. Di samping dan depan belakang
rumahnya terdapat kanal yang dikedua tepinya terdapat pohon-pohon besar
yang rindang. /

/Menggunakan taxi Connexion memang praktis dan murah. Kotapraja
Amsterdam memberikan subsidi pada perusahaan taxi itu. Sehingga
orang-orang "manula" (manusia usia lanjut) seperti kami, dan siapa sqja
yang diatas 65^th , bisa menyewa taxi mereka dengan bayaran yang murah.
Lagipula dijemput dan diantar. Mereka bilang itu pengaturan "from door
to door". Kalau cuaca sedang buruk, dan akan pulang malam, . . . memang
bagi orang-orangtua seperti kami lebih nyaman dan aman menggunakan taxi
Connexion./

/* * */

/Tiwi, . . . . . begitu nama panggilan Si Sulung .. . kemarin itu
mencapai 58 tahun. Dan Tiwi sudah punya dua orang cucu. Yang satu
Shayeen, wanita berumur 6 tahun dan yang kedua, Thierry, seorang putra,
lahir tanggal 18 Maret yang lalu. Jadi kami sudah punya dua CICIT. Ya,
betatapun, kami merasa bangga dan bahagia. Punya dua cicit./

/Yang datang kemarin malam di hari Ultah Tiwi itu, cukupan. Ada 20
orang. Sebagian besar keluarga sendiri. Tetangga Tiwi, orang Belanda
juga diundang dan kalau diindang mereka selalau datang. Tetangga baik!
Mereka datang berdua, suami-istri./

/Istrinya: Rosane namanya, adalah seorang penuis drama. Suaminya: Bart
Dieho, baru saja pensiun. Tadinya dosen "Toneel Wetenschap" di
Universitas Utrecht. Meskipun sudah pensiun, Bart merasa puas. Karena
untuk beberapa lamanya ia masih bisa menikmati fasilitas dari
Universitas Utrecht, sebagai mantan dosen./

/Kebetulan aku duduk lama disamping Bart Dieho. Ia banyak tanya dan
banyak cerita. Biasalah pada kumpul-kumpul seperti itu pembicaraan bisa
berkisar dari soal-soal sehari-hari sampai ke SOAL "POLITIK DAN NEGARA". /

/Belum apa-apa Bart sudah nyeletuk : "Anda Kiri, kan?" . . . . Aku
mengangguk-angguk: "Ya, aku Kiri". Dia tidak ngomong, tetapi maksudnya
dia juga berpndangan "Kiri". Tampaknya bila sama-sama Kiri percakapan
jadi lebih leluasa!/

/Ya, Bart tanya begitu, karena aku bilang aku tertarik pada sebuah
tulisan di harian "de Volkskrant" dua hari yang lalu. Kenal enggak
penulisnya? Tanyaku. Siapa, sih namanya, kok lupa-lupa inget. Pokoknya,
namanya dimulai dengan MAX . .". Menantu kami yang duduk di sebelah,
nimbrung: Oh, itu kan Max Westerman. Ia wartawan stasiun TV Belanda RTL
yang ditempatkan di Amerika, kata Homayun Zahidi. Ya, ya, dia itu sudah
30 tahun dinas di AS. Tadinya pandangannya "monarkis". Lama-lama di
Amerika berubah. Max beranggapan sudah tidak zamnnya lagi bentuk negara
monarki untuk negeri Belanda. /

/Coba, tulis Max, masakan kedudukan yang paling tinggi, --- kepala
negara, itu diatur "turun-temurun". Anggota Parlemen saja harus dipilih
4 tahun sekali. Ini kok terus-terusan saja jadi kepala negara. Dan
ongkos yang dikeluarkan negeri untuk kehidupan keluarga Ratu Beatrix itu
, . . . . aduh mak... ratusan juta Euro setahunnya. Padahal yang
kongkrit mengurusi negara kan pemerintah yang dipilih parlemen.
Begitulah kira-kira tulisan Max Westerman. /

/Nyeletuk lagi sahabat dosen kita: Bart Dieho. Tapi, Max Westerman itu
sesungguhnya pandangan politiknya, Kanan lho! Oh, ya, kataku. Ya, ya,
ya, kata Bart. Dia orang Kanan./

/Pembicaraan kami menyinggung soal apakah Nederland mau terus-terusan
jadi kerajaan atau diubah saja jagi sebuah republik, masalahnyha, nanti
tanggal 30 April ini, Putra Mahkota Willem Aelxander akan dinobatkan
jadi Raja Kerajaan Belanda. Ibunya, Ratu Beatrix akan mundur./

/* * */

/Lalu cakap-cakap Bart dan aku beralih ke dibukanya kembali RIJKSMUSEUM,
Musium Kerajaan. Itu beberapa hari yang lalu., Ratu Beatrix hadir dalam
pembukaan itu. Sepuluh tahun lamanya Musium Kerajaan Belanda ditutup
karena direnovasi. /

/Aku bilang pada Bart, bahwa masyarakat luas Belanda, punya perhatian
besar pada Musium Kerajaan. Ini pertanda baik! Masyarakat, orang-orang
biasa, punya perhatian pada Musium. Di situ kan, terhimpun sejarah
panjang bangsa dan negeri, kataku./

/Nanti dulu, kata Bart. Yang penting, sesudah renovasi -- yang makan
ongkos ratusan juta Euro, bahkan seratus juga Euro melebihi anggaran
semula, . . . . bagaimana isi Muisum Kerajaan itu sekarang. Dengan rasa
kesal Bart yang Kiri itu menggerutu bahwa di kalangan kita (kita,
maksudnya banyak orang Belanda) masih belum jelas bagaimana peranan
Belanda dalam sejarah ratusn tahun lalu. Ingat penjajahan VOC terhadap
Indonesia: Bagaimana peristiwa itu dipresentasikan di Musium.Masih
banyak yang belum mau melihat dan mengakui bahwa peranan kerajaan
Belanda dalamn sejarah TIDAK BERES!. Ingat peranan VOC di Asia, di
Indonesia, di Suriname, kata Bart. Dan di Afrika ,kataku. /

/Cakap-cakap kami berlangsung terus. Berkisar pada tingkat seni MUSICAL,
Sendra-Tari, di Belanda dengan tokoh Joop van den Ende, jutawan yang
telah memberikan perhatian dan sumbangan besar bagi perkembangan seni
Musical di Bel;anda. Menurut Bart yang dikenal banyak orang adalah
Musical yang Spektakuler, besar dan megah. Padahal di Belanda banyak
musicals yang ukuran sedang dan kecil. Memainkan peranan penting dalam
kehidupan budaya bangsa, kata Baart./

/Lalu disinggung pula sekitar literatur modern dinegeri ini. Aku sudah
membaca buku sastrawan kawakan Belanda HARRY MULICH, dengan karyanya DE
AANSLAG, yang kemudian dibikin filmnya. Ya, karya sastra dan film itu,
bagus, kataku. Aku sudah membaca bukunya dan melihat filmnya. Ya, ya,
kata Bart memang Harry Mulich adalah seorang penulis ulung Belanda./

/* * */

/Banyak lagi yang kami perkakapkan. Menarik cakap-cakap dengan orang
yang mengetahui situasi negerinya. Kta bisa memper;luas horizon
pengetahuan megenai negeri Belanda dan kehidupan rakyatnya. Bisa banyak
belajar! /

/Memasuki masa pensiunnya, Bart Dieho punya rencana untuk menulis buku
bersama temannnya. Bagus, kataku./

/Aku ceritanya bahwa aku juga sedang siap-siap untuk menulis lagi sebuah
buku. Wah, katanya pada umur lanjut Anda masih bersemangat, /

/Aku bilang, IT KEEPS ME ALIVE!!/

/Betul-betul, kata Bart, sambil mengangguk-angguk. Itu berlaku juga bagi
saya, katanya./

/* * */

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment