Advertising

Tuesday, 23 February 2010

[wanita-muslimah] Re: Bls: [Mayapada Prana] Re: Buku Anand Krisna

 


----- Original Message -----
From: Wal Suparmo
To: mayapadaprana@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 23, 2010 11:13
Subject: Re: Bls: [Mayapada Prana] Re: Buku Anand Krisna

Salam,
Yang pertama mempergunakan istilah DIBAWAH TEMPRUNG adalah saya
#############################################################################################
HMNA:
WS bermasturbasi lagi, mengklaim yang pertama mempergunakan DIBAWAH TEMPRUNG. Padahal saya sudah mempergunakan DIBAWAH TEMPRUNG sejak Januari 1994:
"Seperti katak di bawah tempurung", pepatah ini dahulu populer memasyarakat. Sekarang pepatah itu tidak memasyarakat lagi, namun belum dilupakan. Katak yang di bawah tempurung itu wawasannya sempit. Tempurung itu dikiranya langit. Dalam cerita silat Cina ada sebuah nasihat, agar seorang hiap (pendekar) tidak sepicik katak itu. Tidak boleh picik, tidak boleh berwawasan sempit, lalu mengira dirinyalah yang paling hebat di kolong langit. "Di laur thian (langit) ada thian," demikian nasihat dalam kalngan kang-ow (dunia persilatan), yang bergaya pepatah itu.

Lengkapnya, baca Seri di bawah:
*********************************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
110. Melihat Melalui Celah Pepohonan

Saya mendapatkan isteri saya sedang mengutip dari buku yang berjudul "Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP) serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal demi Pasal", halaman 216. Buku itu ditulis oleh B.Soesilo, diterbitkan oleh Politea Bogor, tahun 1981. Ia sementara sibuk menulis laporan penelitian tentang "Delik Pencurian di Kecamatan Tallo', Ujung Pandang". Seperti lazimnya hasil penelitian itu tidaklah mempunyai dampak langsung terhadap pembangunan, melainkan secara tidak langsung hasil penelitian itu ada juga gunanya untuk pembangunan. Yaitu untuk meningkatkan kualitas SDM bagi dosen-dosen untuk kenaikan golongan/jabatan akademis.

Kutipan itu tujuannya untuk memberikan pengertian tentang "Delik Pencurian", yang sebagaimana lazimnya dalam suatu laporan penelitian ataupun makalah didahului dengan tinjauan pustaka untuk menjelaskan pengertian yang sebenarnya sudah jelas. Saya katakan kepadanya buat apa mengutip pendapat yang salah. Tidaklah benar kalau diakatakan bahwa listrik dan gas adalah barang yang tidak berwujud.

Maka terjadilah perdebatan. "Itu pendapat seorang pakar hukum", kata isteri saya. Saya katakan: "Setiap orang dapat saja mempergunakan istilah sendiri, untuk kalangan sendiri, atau sekurang-kurangnya dalam rumah sendiri, di antara keluarganya. Akan tetapi kalau istilah itu sudah dikomunikasikan dalam bentuk publikasi, soalnya sudah lain." "Lalu saya mesti apa?" kata isteri saya menuntut pemecahan. "Ya, pakailah pendapat sendiri, kaukan juga pakar! Cobalah melihat di antara celah-celah pohon, ke disiplin ilmu fisika. Kaukan dahulu dari SMA jurusan B (pasti/alam). Juga lihatlah ke disiplin ilmu ekonomi. Di situ ada barang tak berwujud yaitu jasa. Lihatlah guru-guru, mereka penjual jasa." "Sudah, sudah, saya akan coba memakai pendapat sendiri", katanya merengut, kebiasaan perempuan.

Saya biarkan isteri saya sendiri di kamar kerjanya, bergelut dengan laporannya itu. Tidak lama kemudian ia memanggil saya. "Coba baca ini." Ia tetap mengutip juga, tetapi di bawah kutipan itu ia membantah pendapat R.Soesilo. Nah, inilah tulisannya. "Tidak benar kalau gas dan listrik itu barang yang tidak berwujud. Gas dan listrik itu dapat ditangkap pancaindra. Gas yang berbau ditangkap indra pencium, yaitu hidung. Gas yang tidak berbau dapat ditangkap oleh indra peraba, yaitu kulit. Angin yang dihembuskan oleh kipas dirasakan oleh kulit. Angin adalah udara yang bergerak, dan udara adalah gas. Kalau kawat beraliran listrik tersentuh walaupun sejenak, kulit akan merasakan sengatannya. Lagipula listrik dan gas dapat diukur dengan meteran. Matapun dapat ikut mengindra melihat jarum dalam meteran. Jadi gas dan listrik adalah barang yang berwujud. Barang yang tidak berwujud adalah jasa. Penumpang gelap adalah pencuri jasa, karena mengambil sebagian barang atau komoditi berupa jasa angkutan dari pemiliknya yaitu Pelni atau GIA. Guru-guru yang ditahan gajinya adalah penggelapan yang dilakukan oleh bendaharawan yang membayar gaji, karena menggelapkan barang orang lain yaitu jasa guru-guru." Bagus saya katakan, "Kau telah melihat melalui celah-celah pohon ke arah daerah disiplin Biologi, Fisika, Ekonomi, Transportasi
dan Administrasi keuangan."

***

"Seperti katak di bawah tempurung", pepatah ini dahulu populer memasyarakat. Sekarang pepatah itu tidak memasyarakat lagi, namun belum dilupakan. Katak yang di bawah tempurung itu wawasannya sempit. Tempurung itu dikiranya langit. Dalam cerita silat Cina ada sebuah nasihat, agar seorang hiap (pendekar) tidak sepicik katak itu. Tidak boleh picik, tidak boleh berwawasan sempit, lalu mengira dirinyalah yang paling hebat di kolong langit. "Di laur thian (langit) ada thian," demikian nasihat dalam kalngan kang-ow (dunia persilatan), yang bergaya pepatah itu.

Judul di atas itu berasal dari pepatah Belanda: "Kijken tussen de bomen". Pepatah itu sangat kena juga jika ditujukan kepada katak yang dalam tempurung itu. Namun dalam konteks ini katak itu bukan hiap, melainkan orang yang tak mau tahu tentang disiplin ilmu , selain disiplin ilmu yang digelutinya. Di negeri Belanda tidak ada pohon kelapa, sehingga tempurung tidak dikenal dalam budaya mereka. Jadi tentu saja tempurung itu tidak mungkin mengambil partisipasi dalam perbendaharaan sastra mereka, yang dalam hal ini khususnya adalah pepatah. Maka orang sempit wawasan itu tidak diimajinasikan berupa katak di dalam tempurung, melainkan diimajinasikan berupa orang yang ada dalam kebunnya yang dipagar dengan pepohonan di sekelilingnya.

Penggambaran orang yang dikelilingi pohon ini sangat bagus untuk dikembangkan dalam berda'wah. Janganlah engkau terpaku dengan pandanganmu yang sempit itu. Lihatlah melalui celah-celah pohon, di situ terdapat wawasan yang lebihluas. Di luar dari disiplin ilmu yang engkau geluti, ada pula sejumlah disiplin ilmu yang lain. Celah-celah pohon itu adalah penghubung antara duniamu dengan dunia ilmu di luar wawasanmu. Bahwa ada "lintas sektor" di antara ilmu-ilmu itu. Bahwa ilmu itu tidak terkotak-kotak, melainkan merupakan satu kesatuan.

Allah mengajarkan kepada kita melalui risalah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa ilmu itu bersumber dari Satu Maha Sumber, Allah SWT. Wala- yuhiythuwna bi syay.in min 'ilmihi- illa- bima- sya-a, dan tidaklah mereka itu mengetahui sesuatu apapun dari IlmuNya, melainkan dengan kehendakNya (S. alBaqarah, 2:255). Allah SWT Maha Esa dalam Sifat, Maha Esa dalam Oknum, Maha Esa dalam PerbuatanNya, maka ilmu yang diberikanNya kepada manusia juga merupakan satu kesatuan.
Kalaupun ada pembagian beberapa disiplin ilmu dalam kebudayaan, maka pembahagian itu tidaklah berarti pengkotakan ilmu yang dibatasi oleh dinding-dinding yang ketat dan kedap. Bukan pemisahan ilmu yang berkotak, melainkan pembedaan disiplin ilmu yang tetap dalam satu kesatuan, yang merupakan satu sistem. Yaitu bagian-bagian itu ada kaitannya antara satu dengan yang lain, ada lintas sektor, ibarat celah-celah pohon. Ya, kijken tussen de bomen, kata orang Belanda. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 2 Januari 1994
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2007/06/110-melihat-melalui-celah-pepohonan.html

########################################################################################

--- Pada Sen, 22/2/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id> menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id>
Judul: Re: Bls: [Mayapada Prana] Re: Buku Anand Krisna
Kepada: mayapadaprana@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 22 Februari, 2010, 8:19 AM

Fakta-fakta Sejarah Penemuan Sains Dan Teknologi Islam Yang Disembunyikan Barat
Selasa, 25-08-2009 09:26:16 oleh: Anwariansyah
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu sebagai kebenaran. Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.

Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat
Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans, sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha mereka.

Fakta-fakta sejarah sebenarnya
Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai atau korban teknologi.

----- Original Message -----
From: Wal Suparmo
To: mayapadaprana@ yahoogroups. com
Sent: Sunday, February 21, 2010 21:29
Subject: Re: Bls: [Mayapada Prana] Re: Buku Anand Krisna

Sakam,
Mohon Anda tidak berlilah bak ppokrol bambu.Silahkan memenunjukkan dengan KONKRIT
aoa PENEMUAN yang berguna b agman usia seperti LISTRIK,KOMUNIKASI( DARAT,LAUT.UDARA) , OBAT2AN,MESIN, KOM PUTER
--- Pada Sab, 20/2/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id> menulis:


Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id>
Judul: Re: Bls: [Mayapada Prana] Re: Buku Anand Krisna
Kepada: mayapadaprana@ yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 20 Februari, 2010, 1:55 PM
Belajarlah sejarah supaya tahu kontribusi Islam dalam kultur/peradaban kemanusiaan. Jangan hanya bercokol beronani seperti katak di bawah tempurung. Di luar langit ada langit seperti ujar2 dalam dunia Kang Ouw.
HMNA


----------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment