Yvonne Ridley: Aku Bergabung dengan Thaliban Keluarga Terbaik di Dunia
Posted By Aidil Heryana, S.Sosi On 15 Mei 2008 @ 07:19
Yvonne Ridley, bekerja sebagai wartawan Sunday Express, koran terbitan Inggris, Ridley pada September 2001 yang lalu diselundupkan dari Pakistan ke perbatasan Afghanistan untuk melakukan tugas jurnalistik. Ia menututurkan pengalamannya di Afghanistan saat ditangkap Thaliban yang justru membuatnya masuk Islam bahkan menyebutnya sebagai keluarga terbesar dan terbaik didunia.
Alkisah, mantan guru sekolah Minggu yang juga mantan peminum itu masuk Islam setelah membaca Al-Quran usai dilepas oleh Thaliban. Ia pernah ditahan, diinterogasi oleh pasukan pemerintah Thaliban di Afghanistan, sosok yang selalu digambarkan "kejam" oleh media AS. Ia ditangkap pada 28 September 2001 dan dibebaskan pada 8 Oktober 2001.
Sinar mentari pagi menyelinap perlahan-lahan dari balik teralis jendela, membangunkanku dari tidurku yang tidak pernah lelap. Hari ini aku akan ke Afghanistan! Kalimat itulah yang selalu menghantui pikiranku sepanjang malam. Nama Afghanistan, dan hanya Afghanistan, yang senantiasa bergema di seluruh penjuru otakku. Tegang, takut,
semangat, antusias, semuanya bercampur menjadi satu.
Aku sudah kenyang meliput berbagai kawasan konflik, aku diutus Sunday Express ke perbatasan Pakistan-Afganistan, beberapa hari usai tragedi 11 September, segera setelah Amerika menudingkan telunjuknya kepada Usamah bin Ladin dan rezim Thaliban sebagai penanggungjawab serangan.
Aku ingin segera melihat lebih dekat bagaimana brutalnya pemerintahan Thaliban, yang disebut Presiden Bush sebagai rezim syetan. Dan dorongan utamaku adalah untuk membuktikan image yang kerap mangkal di benakku sendiri, bahwa pria Thaliban sangat membelenggu dan meminggirkan wanita. Aku tak punya agenda politik, aku hanyalah reporter. Aku hanya ingin menjadi orang pertama menyaksikan invasi terhadap negeri ini. Talentaku inilah yang mendorongku untuk bisa masuk ke wilayah Afganistan.
Dipandu penerjemah, Hamid, dan pengawal keamanan, Munir Abdullah, aku memasuki Afganistan secara ilegal, tanpa paspor dan visa. Untuk menyamarkan identitas, aku mengenakan burqa layaknya wanita Afgan. Inilah petualangan yang paling mendebarkan sepanjang aku menjalani profesiku sebagai jurnalis.
Sebuah papan besar yang menunjukkan bahwa kami akan memasuki daerah terlarang, tribal area merupakan peringatan bahwa perjalanan melintas daerah ini bukan perjalanan main-main atau piknik akhir pekan. Memasuki daerah ini, semua orang asing harus mendapatkan izin dari Political Agency dan dikawal tentara bersenjata. Daerah ini adalah
daerah tanpa hukum, di mana kekuasaan hukum Pakistan tak lagi mampu menunjukkan taring kekuasaannya di sini. Hukum Pakistan hanya berlaku sepanjang jalan raya dan daerah 16 m di sebelah kanan dan kiri dan jalan. Tidak lebih dari itu. Bila seorang asing tewas tertembak di sini, tak seorangpun dapat dituntut tanggung jawabnya. Karena di
daerah liar ini, hanya hukum suku yang berlaku. Suku-suku "liar" yang mendiami tribal area.
Di gerbang masuk itu, yang mirip gerbang perbatasan pemisah dua Negara. Di wilayah tribal area ini, di kanan-kiri jalan sesekali nampak rambu-rambu berwarna kuning yang bergambar tentara lengkap dengan senapan laras panjang di bahunya. Rambu-rambu yang tidak kumengerti apa maknanya ini, namun sudah cukup untuk memperingatkan bagi para pendatang, bahwa daerah ini adalah daerah sensitif yang berbahaya. Pemeriksaan dokumen-dokumen mulai diperiksa dengan teliti. Lembar demi lembar halaman paspor pun diamati dengan seksama oleh para petugas. Mulailah keteganganku mengalami peningkatan yang drastis luar biasa.
Perjalananku memang terbilang nekad, tak berpaspor dan tak punya visa. Walaupun ditemani dua orang guide profesional, namun tidak bisa dipungkiri bahwa aku tengah mengalami ketegangan hebat. Tiba-tiba tustel mini milikku terjatuh. Maka penyamaranku ketahuan juga. Di desa Kama yang sepi, tentara Thaliban mengarahkan moncong senjata, dan
memaksaku turun dari punggung keledai. Entah darimana asalnya, tiba-tiba kerumunan lelaki berjenggot tebal mengitariku. Dan akupun diangkut mobil pick up tua. Aku ditahan di desa Kama dekat Jalalabad di sebuah tempat yang seperti bekas tempat peristirahatan musim dingin Raja Shah. Ruangan itu berpendingin udara dan aku diberi sebuah kunci
untuk mengunci diri di malam hari.
Aku sadar bahwa aku tak pernah diculik oleh Thaliban. Aku ditangkap karena masuk ke negeri itu secara ilegal tanpa paspor dan visa. Aku tahu persis apa kesalahanku. Tentara Thaliban menuduhku sebagai mata-mata Amerika. Aku langsung berpikir, tak mungkin lagi bisa melihat matahari. Aku mengira akan mati dan walaupun para penahanku bersikap
baik, pengalaman itu sangat menakutkan.
Aku mempercayai propaganda bahwa orang-orang ini adalah bagian dari rezim paling kejam di dunia. Segala hal buruk yang pernah terjadi di penjara Abu Ghraib, Bagdad, kutakuti akan terjadi padaku. Aku terus menunggu kapan saatnya orang jahat yang membawa alat penyetrum muncul, tapi itu tak pernah terjadi. Salah satu pengalaman paling sulit bagiku
adalah terisolasi secara total dari dunia luar. Walaupun aku hanya ditahan selama sepuluh hari, aku sama sekali tak tahu apa yang terjadi di luar sana dan mengira bahwa aku akan segera dilupakan.
Kecurigaanku kepada Thaliban membuatku berkali-kali yakin bakal dicambuk atau dieksekusi. Itulah yang membuatku kehilangan kendali, marah, memaki-maki, sesuatu yang tak mungkin dilakukan para sandera pengidap Stockholm syndrome. Eh, bukannya siksaan atau hukuman mati. Kaum Thaliban malah tersenyum mendengar makianku. Mereka bilang, aku adalah tamu dan saudari mereka.
Aku terkejut. Dan selama menjalani hari-hari penawananku, kejutan demi kejutan kembali berulang, yang kian menggerogoti habis dugaan burukku selama ini terhadap kaum Taliban. Masih terngiang dalam ingatan, hari itu penerjemahku, Hamid, sambil menyerahkan baju kurung pengantin, bilang bahwa aku adalah tamu penting dan terhormat Thaliban. Hatiku tersanjung, sambil kukenakan baju pemberian Thaliban
Aku melakukan mogok makan selama 10 hari itu di Jalalabad. Para penahanku membentangkan sehelai kain di atas lantai dan menyajikan makanan untukku tiga hari sekali. Setiap kali tiba waktu makan, mereka datang ke ruanganku dan mencuci tanganku dengan sekendi air. Mereka selalu mengatakan kepadaku bahwa aku adalah tamu mereka. Mereka
sungguh-sungguh gusar karena aku tidak mau makan dan mencoba membujukku agar mau makan, termasuk dengan menawariku Anggur !
Setiap hari selama enam hari aku diinterogasi oleh sekelompok lelaki bertampang seram. Terkadang ada orang yang berbeda dan mereka melibatkan seorang penerjemah muda bernama Hamid. Ada saat-saat ketika ia tampak lebih ketakutan daripadaku karena ia harus menerjemahkan kata-kataku, padahal terkadang jawaban-jawabanku sangat menjengkelkan. Pertanyaan-pertanyaan itu monoton dan biasanya interogasi baru berakhir setelah berjam-jam.
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah mengapa aku masuk ke negara mereka secara ilegal. Mereka pada mulanya tak mau percaya bahwa aku adalah seorang wartawan dan mereka tak bisa memahami konsep berita eksklusif. Karena frustasi, pada suatu hari, aku mengangkat tangan dan berkata aku akan menceritakan alasan yang sebenarnya mengapa aku masuk secara ilegal. Mereka semua mencondongkan tubuh kedepan saat Hamid menerjemahkan kata-kata itu.
Lalu aku berkata, "Aku datang ke Afganistan untuk bergabung dengan Thaliban!" Mereka tertawa terbahak-bahak dan menunjukkan rasa humor yang membuatku merasa lega. Mereka tak pernah mengancamku secara fisik. Walaupun mereka melakukan semacam mind game terhadapku dan seseorang mengancamku bahwa aku akan dikurung selama 20 tahun jika aku tidak mau berkata jujur pada mereka.
Tak lama masuklah seorang lelaki bergamis dan bersorban serba putih ke ruang tahananku. Dari caranya bersikap, aku tahu dia seorang pemuka agama. Dia menanyakan status keagamaanku - Protestan, pandanganku terhadap Islam, dan menawarkan dengan santun kemungkinanku memeluk Islam.
Sungguh menakutkan. Selama lima hari aku telah menghindar bicara soal agama di negara yang kata Presiden George W. Bush dipimpin para ekstrimis. Jika aku memberi jawaban salah - lagi-lagi kata sahabat-sahabat Baratku, aku akan dilempari batu hingga mati. Setelah berpikir panjang, aku berterima kasih atas tawaran itu, namun kubilang sulit bagiku untuk mengambil sebuah keputusan penting dalam hidup sedangkan aku di penjara. Tapi aku berjanji, jika dilepas dan kembali ke London, aku akan belajar Islam. Karena jawaban itulah, aku dipindahkan ke sebuah penjara kumuh di Kabul, disatukan bersama enam tahanan wanita lain beragama Protestan yang juga pernah ditawari masuk
Islam.
Waktu kecil, aku dididik ajaran Yesus, bergabung dalam paduan suara gereja, dan belajar di sekolah Kristen. Belakangan, citra ekstrimitas Kristen yang kurasakan sama seperti bayanganku tentang ekstrimitas kaum Thaliban. Masih jelas teringat ketika suatu malam aku duduk di lapangan penjara, tiba-tiba telinga kiriku menangkap suara hymne gereja, sementara telinga kananku mendengar suara azan. Aku terperangkap di antara dua jepitan ajaran kaum fundamentalis. Ketika malam kian larut dan bintang-gemintang bersinar terang, aku seperti terjebak dalam cengkraman alam semesta, yang menghendakiku segera menentukan sikap.
Beberapa hari kemudian aku dibebaskan tanpa syarat, atas perintah langsung Mullah Muhammad Umar, pemimpin spiritual Thaliban yang bermata satu. (Dalam sebuah pertempuran melawan Soviet, bola mata kanan Mullah Muhammad Umar terkena pecahan peluru dan keluar menggantung dari tempatnya. Dengan tangannya sendiri ia menarik bola mata tersebut hingga lepas dari mangkuk mata, dan menyeka darah yang mengucur pada dinding sebuah masjid dan terus bertempur -HMNA-). Selama dalam penjara, kaum Thaliban memperlakukanku dengan ramah dan rasa hormat, meskipun aku kerap memaki mereka. Jika rasa lapar menerjangku, kala waktu makan tiba, mereka selalu mengambilkan air kobokan untuk membasuh tanganku. Mereka juga rajin shalat lima waktu, tak peduli apapun yang terjadi. Sebagai imbalan rasa salutku pada mereka, kupenuhi janjiku untuk mendalami agama mereka.
Itulah niatku pada awalnya, dan caraku mempelajari Islam sama seperti cara akademisi non muslim mendalami agama Muhammad. Tapi baru beberapa halaman kubaca, aku sungguh terpikat, dan makin tergoda untuk mendalami kalimat demi kalimat. Kudatangi sejumlah tokoh cendekiawan muslim, seperti Dr. Zaki Badawi dan Syekh Abu Hamzah Al-Masri yang sebelumnya pernah kutemui dalam sebuah debat keagamaan di Universitas Oxford.
Aku juga mengaji kepada Dr. Muhammad Al-Massari, dan mendapat pencerahan setelah berdiskusi dengan tiga wanita anggota Hizbuttahrir. Referensi terpenting tentu kutemukan dari internet, khususnya ketika chatting dengan para netter muslim di situs New Muslim Project, yang juga memberiku akses untuk berdiskusi bersama kawan-kawan senasib yang tengah berjalan menuju Islam. Mereka sangat mendukung dan bersahabat, namun yang mengejutkan, tak seorang pun menekanku memeluk Islam.
Tapi sejumlah media Barat kemudian menuduhku membuka madrasah untuk rekrutmen anggota Al-Qaidah di apartemenku di Soho. Namaku juga tiba-tiba masuk dalam website "Watch on Terror" di Amerika, yang
membuatku digolongkan dalam daftar pelaku subversif oleh sejumlah agen intelijen Amerika.
Peristiwa yang kian memuakkanku adalah ketika tentara Israel mengepung dan menembaki gereja tempat kelahiran Yesus, Church of Nativity. Tak satu pun pemimpin gereja - kecuali Paus, yang mengecam tindakan Israel. Bahkan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang taat beragama dan bangga jika keluarganya diidentikkan dengan kesalehan, diam saja.
Aku sangat shock, sedih dan merasa sendirian. Lalu kupikir, kenapa aku harus memikirkannya sedangkan para pemimpin spiritual dan pemerintahan pun tak peduli. Sedangkan dengan Islam, aku bisa bicara lantang, dan langsung tanpa perlu perantara pemimpin spritual. Kepada Tuhanpun aku bisa berhubungan langsung kapanpun kumau.
Berbeda dengan saudara sesama muslim, tekanan justru datang dari kerabat dan kawan-kawan jurnalis yang sinis dan melontarkan kritik atas niatku memeluk Islam. Kata mereka, agama apapun akan menyusahkanku, sedangkan dengan Islam, akan lebih buruk lagi kondisiku. Mereka mengiraku masuk ajaran syetan, ahli sihir, atau semacam sekte Ku Klux Klan. Yang lain lagi menganggapku menjalani pencucian otak, yang membuatku tak lama lagi mengenakan burqa kain penutup ala perempuan Afganistan, dan membisu selamanya seperti wanita muslim lain.
Namun semua itu omong kosong. Tak pernah kutemui kelompok wanita yang sangat terpelajar, cerdas, berbicara lantang dan sangat melek politik melebihi kelompok wanita Muslim Inggris. Memang benar, masih banyak wanita muslim yang terbelakang, akibat "pembajakan" kultural atau kesalahan interpretasi terhadap ajaran Al-Qur?an. Padahal Kitab Suci
Islam ini, setahuku, mensejajarkan kedudukan pria dan wanita dalam keberagamaan, pendidikan, kesempatan kerja dan tanggungjawab sosial. Kalau aku diberi kesempatan lagi mengunjungi Afganistan, tema kesejajaran inilah yang akan kukumandangkan pada kaum pria di sana.
Dahulu aku adalah seorang feminis sekuler selama bertahun-tahun dan kini, sebagai seorang Muslim, aku masih mempromosikan hak-hak kaum perempuan. Perbedaannya adalah kami lebih radikal daripada rekan-rekan sekuler. Kami semua membenci pemilihan ratu kecantikan dan nyaris tak bisa menghentikan gelak tawa kami ketika pemunculan putri Afghanistan dalam balutan bikini disambut sebagai lompatan raksasa untuk pembebasan perempuan di Afghanistan.?
Para muslimah seharusnya melihat hijab dan feminis sebagai prasyarat keagamaan dan cara untuk menunjukkan pada dunia bahwa mereka menolak dampak-dampak buruk gaya hidup Barat seperti minuman keras, seks bebas, dan penggunaan narkoba yang terbukti amat merusak. Pendek kata, segala yang diperjuangkan oleh kaum feminis pada dasawarsa 1970-an ternyata sudah didapat oleh para perempuan Muslim 1400 tahun silam. Bahkan ditegaskan di dalam Islam, wanita merupakan tiang negara dan sesungguhnya surga berada di bawah telapak kaki ibu. (Yvonne kini aktif berdakwah -HMNA-)
----- Original Message -----
From: "encosid" <encosid@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, June 27, 2010 19:49
Subject: Bls: [wanita-muslimah] DULLATIF-TALIBAN TERNYATA ORANG2 MULIA
wartawati itu bernama Yvonne ridley
http://en.wikipedia.org/wiki/Yvonne_Ridley
Conversion to IslamIn freedom, she kept this promise, as she said partly to
find out why the Taliban treated women as they do[38]. She said it changed her
life [39].
The Qur'an, she says describing the holy book of Islam, is a "magna carta for
women" [40]. She converted to Islam in the summer of 2003, stating that her new
faith has helped put behind her broken marriages and a reputation as the "Patsy
Stone of Fleet Street." When comparing her treatment to female prisoners' held
in American custody, such as Aafia Siddiqui, she said that in Taliban's custody
she was given her full privacy as a woman, and was handed the key to the door
of her cell to lock from the inside.[41] In 2004, she described her journey of
faith for the BBC's religion site (see A Muslim in the Family), as well as in
other publications and on other occasions in which she emerged as a "fierce
critic of the West" [42].
________________________________
Dari: istiaji sutopo <issutopo@yahoo.com>
Kepada: WANITA MUSLIMAH <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Cc: ujung blangutama <ujungblangutama@gmail.com>
Terkirim: Ming, 27 Juni, 2010 18:25:33
Judul: [wanita-muslimah] DULLATIF-TALIBAN TERNYATA ORANG2 MULIA
ISMAIL-Assalamu'alaikum wr.wb.
FORUM WANITA MUSLIMAH YANG BUDIMAN - INI ADA KOREKSI PENGETIKAN YANG LEBIH
SEMPURNA ...
Bismillahir Rahmaanir Rahiim,
Allahumma Shalli 'ala Sayyidina Muhammad ...
WANITA TALIBAN MENURUT ABDULLATIF ? - TIDAK BENAR BERITANYA
Wanita ALLAH swt. PERINTAHKAN LEBIH BANYAK DIRUMAH - itu bukan berarti
seperti dipingit, tetapi dimuliakan sekali - jangan dibilang wanita Taliban
orang hutan
...meski dihutan pokoknya manusia hidup dimana saja selama berada di
bumi milik Allah SWT...karena itu halal2 saja ..dan Allah SWT. tidak
pilih2 yang penting dia BERTAQWA BUKAN ?
Justru yang hidup dikota2 dikhawatirkan campur aduk yang haram dan halal
tak bisa dibedakan lagi ..itulah banyaknya dosa orang2 kota ..apalagi
kalau wanita2nya sampai berkeliaran dalam hal2 yang tak manfaat ....
Dunia kota sekarang ini begitu indah, nyaman, bersih, rapih, disiplin
..tetapi semu karena keharaman terjadi dimana2 ..dan menjadi kotor dan
kumuh dipandangan Allah SWT ..Ingatlah itu Dul ..jangan terbuai dengan
modernisasi disekelilingmu ..ingat ..dan ingat ..
Wanita ( yang dinginkan Allah SWT. ) meski dirumah, tetapi kalau
menuntut ilmu diluar rumah atau ilmu dari suaminya - apa saja ya tentu
saja wajib hukumnya - tetapi bukan untuk ber-KARYA ..MELAINKAN UNTUK
DITURUNKAN KE ANAK2NYA ..sekaligus menghadirkan kehangatan pergaulan ibu
dan anak2nya setiap hari ..senantiasa ada kontak lahir-bathin yang
sangat didambakan anak2 balita sejak bayi sampi kira2 kelas 6 SD ...serta tak
ada pengaruh lingkungan
anak2 nakal yang ada disekolah bila dia sekolah ( SD ) itu yang bisa2 merubah
tabiat anak kita yang suci sejak bayi ..seperti yang terjadi salah kaprah saat
ini ..tawuran, merokok, pelecehan, brandal, melawan ortu dlsb...itu disebabkan
bapak sibuk diluar, ibu sibuk diluar, anak disuruh sibuk sendiri -rusak
akhlaqnya ..yaa begitulah akibatnya ..
Memangnya pak Dul sudah lihat wanita Taliban seperti apa ?... orang2
Barat cuma lihat kulitnya ..cuma dari foto2 yang dijelek2kan yang dul
lihat itu ..apa anda pernah masuk kamp TALIBAN ..?
Dengar ceritanya bung .. ada wartawati Eropa Cantik nekat ..nyamar
..masuk kubu Taliban ..ketahuan dan ditangkap ..
Sungguh tidak dikira, dia yang wanita muda cantik ..benar2 dimuliakan
diberi makan yang wajar, diajak bicara sopan, dijaga kesopanannya ..
..disentuh saja tidak ..subhaanallahu.
Itulah orang Islam yang benar bahwa sangat yang takut Tuhannya dengan
haramnya zinah ( memperkosa ) .. mereka mampu menahan syahwat dan
kejahatan hati ...SERTA KEBRUTALAN 'ALA BARAT ..
Beda dengan serradu2 muda USA memperkosa wanita2 Iraq dan Afghanistan ..
sangat melanggar HAM ..kenapa OBAMA tidak juga segera menarik semua
pasukannya ? Apa yang dicari2 mereka di Iraq dan Afghanistan ..tidak lain
KEKHAWATIRAN YANG BELUM TENTU TERJADI .. TAKUT SAMA ISLAM TEGASNYA ..
Nah, apa kemudian yang terjadi ..
setelah dibebaskan ..WARTAWATI ITU LANGSUNG MASUK ISLAM ..
cuma media barat besar tak ada yang mau meliputnya ..
Taliban dan wanitanya Ibarat buah durian yang dilihat orang yang tak punya punya
penciuman ..buah
ditakuti karena berduri ..padahal isinya manis, sedap dan wangi ..begitu
dong Dul ..
Kalau saja ibu2 mau dirumah, seperti kehendak Allah SWT. maka dunia tidak
akan rusak seperti sekarang .. dan kalau ibu2 punya ilmu agama ( utama )
dan ilmu dunia ( sekunder ) ..didik anak2nya bisa sampai tingkat kelas 6
SD tanpa disekolahkan di SD lagi - masa gak bisa ? ..-
Agama-Tauhid-Sunnah-Fiqih-Akhlaq Islam
...baca-tulis-fisika-aljabar-sejarah-bahasa
... niscaya tak perlu lagi ada sekolah SD ..langsung anak2 masuk SMP
..karena umur mereka membuat sudah bisa kesekolah sendiri, mandiri tak
perlu diantar2, seragam, jajanan,transporatsi, buang2 waktu-biaya .... dan ..
Pemerintah cukup
konstentrasi untuk gratiskan seluruh sekolah SMP-SMA-PT
Ibu2 yang dapat ilmu agama Allah SWT. dengan benar niscaya ada kemuliaan
tambahan dan Rahmat Allah SWT. yang segera turun kepada suami2nya
..gampang dapat nafkah, rezeki melimpah ... BERKAT SANG ISTRI YANG
MENJALANI KODRATNYA ...( DOA DAN KESUCIANNYA - ALLAH SWT. MERIDHAINYA ).
Begitulah Abdul - RAHASIA GHAIB ALLAH SWT. YANG BANYAK MANUSIA TAK
MEMAHAMINYA ....
jangan kita mudah berkomentar asal2an karena cuma termakan berita media /
foto2 yang belum tentu benar dan murni lagi itu ..SEDIKIT2 TALIBAN
..SEDIKIT2 FUNDAMENTALIS ..
SIAPA TAHU JUSTRU TALIBAN ITU MENJALANKAN ISLAM DENGAN BENAR ...DALAM AL
QUR'AN PUN ALLAH SWT. MELARANG KITA BERKASIH MESRA DENGAN ORANG2 KAFIR
...( PEMIMPIN2 USA-EROPA ) ...
EEH ..PEMIMPIN2 NEGERI2 ISLAM MALAH MELANGGARNYA ...DAN MENGAGUNG2KANNYA
( MANUT2 SAJA ) ... SAUDI-MESIR-AFGHANISTAN-PAKISTAN-LIBANON-BANGKA
DESH-IRAQ-INDONESIA ...
AWAS HATI2 DIAKHIRAT NANTI KATA ALLAH SWT ...
Wallahu a'lam bish shawwab / ISMAIL
--- On Thu, 24/6/10, abdul <latifabdul777@yahoo.com>
wrote:
From: abdul <latifabdul777@yahoo.com>
Subject: [wanita-muslimah] Re: tentang syariah islam
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 24 June, 2010, 5:42 PM
istiaji sutopo--------------Bismilahirrahmanirrahiim.
Kalau anda masih berpaham bahwa wanita harus di pingit di rumah
silakan saja......saya merasa kasihan....seperti wanita2 Taliban
Sesunguhnya, wanita2 yg mempunyai anak2 wajib berada dirumah
untuk mengasuh anak2.....ini adalah Fitrah wanita diberikan oleh
ALLAH..lihatlah wanita2 tanpa ilmu di hutan2...mereka mengasuh anak2nya,
walaupun rasul atau ulama2 tidak pernah mengatakan atau mengajarkan
kepada mereka2 itu.Benar bukan?
Kalau wanita2 sudah berilmu, kalau anak2 sudah dewasa atau belum
mempunyai anak2 seharusnyalah wanita2 atau istri2 menyumbangkan ilmunya
,tenaganya atau waktunya untuk mesarakat......itulah yg disebut amal2
saleh yg nyata......
Jadi memahami ayat2 ALLAH itu haruslah dgn ilmu sdr Istiaji
janganlah mengikuti istri2 manusia di hutan, karena mereka tdk berilmu
sama sekali...
salam
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
istiaji sutopo <issutopo@...> wrote:
>
> Ikut menambahkan ...
>
> Al Qur'an menjelaskan perintah Allah SWT. agar wanita2 Istri2 Nabi
dan Wanita Muslimah tetaplah berada dirumah mereka ..Adalah suatu
kemuliaan pada wanita, yang seharusnya terus dijaga sampai hari Kiamat
.. kecuali untuk keperluan yang mendesak sekali ..
>
> Wanita itu ibaratnya mutiara yang sangat mulia dihadapan Allah SWT
...harus terbungkus rapi ..( dirumah saja ) .. boleh dipakai &
sebagai perhiasan tetapi hanya untuk suami saja ( dan orang2 yang masih
mahromnya ) .. Untuk itulah wanita diciptakan dari rusuk Adam AS...
dengan balasan kemuliaan baginya ..
>
> Tentu saja dizaman baru ini sangat berat .. makanya diwajibkan
tutup aurat ..bahkan Mahzab Maliki mewajibkan tutup wajah ( cadar )
...sebagaimana orang2 Syi'ah dan beberapa negeri Timur Tengah ..kalau
mau keluar rumah ..dibolehkan ...
>
> Istri itu dalam ketetapan Tuhan adalah 100% milik suaminya ..apapun
dia tubuhnya, wajahnya, perhiasannya .. itu yang benar ... karena
mereka diciptakan memang untuk laki2 ..menemani / penyejuk laki2 ..jadi
suami istri -pasangan2 ..
>
> Tetapi dengan langkah Zionisme Mustapha Kemal Pasha ..1924 ..semua
itu mulai dirusak - wanita dilarang berjilbab, Sunnah2 Nabi dimatikan
..dll dll liberalisme melanda Islam keseluruh penjuru dunia - menular
kemana2 sampai ke Indonesia ..
>
> Jadilah sekarang wanita2 meski istri orang ..pramugari, sekretaris,
waiters, sales girl, penyanyi, penari ..yang haram hukumnya bagi Islam
kalau tidak tutup aurat ..karena tidak boleh jadi tontonan laki2 lain
diluar suaminya ...
>
> Tapi Yahudi Zionis ambil keuntungan bisnis dari fenomena tersebut
.. agar pemasaran komoditi internasional menjadi lebih laku ..dengan
tampilnya wanita2 dalam pemasaran ...agar menarik mata dan hati para
nasabah / calon pembeli padahal diharamkan Allah SWT..... itulah bisnis :
penerbangan, perkantoran, hotel, restoran, cafe, hiburan yang berbagai
ragamnya bahkan sampai ke pelacuran yang legal itu maupun yang
terselubung ...na'udzzubillah .. bayangkan gilanya zaman ini ...Pemda2
berbagai kota / kabupaten ada yang lazim untuk menghalalkan perzinahan
dengan mengizinkan LOKALISASI PELACURAN !!!
>
> Kalau manusia tahu sungguh wanita itu benar2 makhluk sangat mulia
.. bayangkan saja seorang istri kalau sudah ( 1 ) ta'at pada Allah SWT
..yang fardhu saja, ( 2 ) taat suaminya dan ( 3 ) jaga kehormatan
tubuhnya ... silakan masuk Surga dari pintu mana saja yang kalian pilih
...itulah ujian Allah SWT. yang bikin repot wanita didunia ..tetapi
tidak berat bukan dan balasannya tidak tanggung2 ..
>
> Sudah tentu dengan tanggung jawab suami yang mampu mencari nafkah /
jihad untuk keluarganya dengan sungguh2 .. dan tak adanya peluang
bisnis penerbangan dll ( luar rumah ) ..yang harusnya kesempatan
kerjanya diserahkan saja pada laki2 semua ..tidak salah dan akan jadi
biasa pramugara, waiter, salesman, penyanyi, penari ..gak apa2 asalkan
jangan wanita ...sungguh BISA KARENA BIASA ...lama2 akan lazim bahwa
angkatan keraja adalah laki2 semua yang diluar rumah ...
>
> Kalaupun mau diciptakan pekerjaan untuk wanita karena kebutuhan
yang demikian mendesak .buatlah usaha.yang pekerjanya semua wanita ..tak
boleh satupun laki2 disitu bahkan office boy, satpam semuanya wanita
..itu baru Allah SWT. akan Ridha ...
>
> Kalau di Indonesia ini taruhlah misalnya saja 50 juta tenaga kerja (
laki-wanita 50/50 ) yang menganggur kebetulan 25 juta laki2 .. maka
kalau wanita semua dirumah ..bukankah tak akan ada pengangguran lagi
dnegeri kita .. ini hanya pendapat ekstrim semata ..
>
> Wallahu a'laam bish shawwab / ISMAIL
>
> --- On Wed, 23/6/10, Yudi Yuliyadi <yudi@...> wrote:
>
> From: Yudi Yuliyadi <yudi@...>
> Subject: [wanita-muslimah] tentang syariah islam
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, 23 June, 2010, 8:01 AM
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment