Advertising

Monday, 30 August 2010

[wanita-muslimah] Mengenal Allah Subhanahu Wata'ala

 



MENGENAL ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA

 

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. QS. Al-Baqarah [2] : 21.

 

Tak kenal maka tak
sayang, demikian bunyi pepatah, banyak orang mengaku mengenal Allah Subhanahu
Wa Ta'ala, tapi mereka tidak cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, buktinya,
mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka
tidak mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sebenarnya.

Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah Subhanahu
Wa Ta'ala bukan sesuatu yang asing, bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk
apa hal yang demikian itu dibahas ?, Bukankah kita semua telah mengetahui dan
mengenal pencipta kita ?, Bukankah kita telah mengakui itu semua ?

Kalau mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebatas di masjid, di
majelis dzikir, atau di majelis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu,
ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan
kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian.

Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah
Subhanahu Wa Ta'ala yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal,
berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita
bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang
oleh-Nya.

 

Yang akan
menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup,
mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani
menghadapi segala macam problema hidup.

 

Faktanya, banyak yang
mengaku mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapi mereka selalu bermaksiat
kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau
keadaannya demikian ?, Dan apa artinya kita mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala
sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya ?

Maka dari itu mari kita sama sama mengoreksi pada diri kita
masing masing dengan membabaca dan menghayati pembahasan tentang masalah ini,
agar kita mengerti hakikat mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan bisa memetik
buahnya dalam wujud amal.

Mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala ada empat cara yaitu :

ü         Mengenal
wujud Allah,

ü         mengenal
Rububiyah Allah,

ü         mengenal
Uluhiyah Allah,

ü         dan
mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.

Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur'an dan
di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci.

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan:
"Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam
Al Qur'an dengan dua cara yaitu :

 

Pertama, melihat
segala perbuatan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan yang kedua, melihat dan
merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala
seperti dalam firman-Nya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi
dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang memiliki akal. (QS. Al- Imran [3] :
190)

Juga dalam firman-Nya yang lain:

 

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi
dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang
bermanfaat bagi manusia. (QS. Al-Baqarah [2] :
164)

 

1.      MENGENAL WUJUD ALLAH.

 

Yaitu beriman bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala  itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh
fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari'at.

Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda
bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu
tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya.

 

Dan
panca indera kita mengakui adanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala di mana kita
melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah
mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah Subhanahu
Wa Ta'ala di dalam Al Qur'an  

   

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), atau
agar kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya orang-orang tua kami telah
mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan
yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ? (QS. Al A'raf [7] :
172 - 173)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah
seseorang mengakui adanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan juga menunjukkan, bahwa
manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari'at, kita
menyakini bahwa syari'at Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dibawa para Rasul yang
mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari'at itu datang
dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin hal 41-45)

 

2.      MENGENAL RUBUBIYAH ALLAH

 

Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara
yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah
Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin hal 14)

Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan,
menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak
segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan
selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.

 

Dari
sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi
Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam hal ini. Allah mengatakan :

   

 Katakanlah
! Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan-Nya. (QS.
Al-Ikhlash [112] : 1-4)

Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah Subhanahu Wa
Ta'ala ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti
orang tersebut telah mendzalimi Allah  dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam masalah rububiyah Allah, sebagian orang kafir jahiliyah
tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan
demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama
ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu.

 

Lalu
apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu ? Apakah mereka tidak
mengetahui jikalau 'tuhan-tuhan' mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa ? Dan
apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu ?

Allah telah menceritakan di dalam Al Qur'an bahwa mereka
memiliki dua tujuan.

 

Pertama,
mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman
Allah :

  

Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar. (Az Zumar [39] : 3 )

 

Kedua, agar mereka
memberikan syafa'at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman :

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang
tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada
kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada
Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di
bumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan
(itu). (QS. Yunus [10] :
18, Lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab)

Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah
telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya :

Dan
sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka
dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?, (QS.
Az-Zukhruf  [43] : 87)

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka:
"Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan
bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah
mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS.
Al-Ankabut  [29] : 61)

ŸDan
sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan
air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?"
Tentu mereka akan menjawab: "Allah". 
Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka
tidak memahami (nya). (QS. Al-Ankabut [29] : 63)

Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap
tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan
mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka
sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.

Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di
tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang
melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah,
ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa'at, meluluskan dalam
ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit.
Sehingga, mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang
shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat.

Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan
tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan
keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada
Allah.

Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan
segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam
manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya,
yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam
ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali
Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan
tidak kepada selain-Nya.

3.      MENGENAL ULUHIYAH ALLAH

 

Uluhiyah
Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo'a,
meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya
dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam.

Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk
perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik
kepada Allah. Allah berfirman di dalam Al Qur'an :

 

Hanya kepada-Mu ya
Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta. (QS.
Al Fatihah [1] : 5)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah membimbing
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu dengan sabda beliau :

 

"Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan
apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah." (HR.
Tirmidzi)

Allah berfirman :

  

Dan sembahlah Allah
dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun (QS.
An-Nisa [4] : 36)

Allah berfirman :

Hai sekalian
manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang
sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa." (QS.
Al Baqarah [21] : 21)

Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah
jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan
peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik
Allah semata.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Allah
berfirman kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. 'Kalau seandainya
kamu memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah
kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: 'Sungguh Aku telah
menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada di tulang
rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku." ( HR.
Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu 'Anhu )

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Allah
berfirman dalam hadits qudsi: Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka
barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan
selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya. (HR. Muslim dari Abu
Hurairah Radhiallahu 'Anhu )

Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika
seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas dari musibah
tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada seorang
dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya.

 

Ia
meminta di tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa melepaskannya
dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi
keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan bahkan bernadzar, berjanji
akan beri'tikaf di tempat tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar
dari lilitan hutang.

Ibnul Qoyyim mengatakan: Kesyirikan adalah penghancur tauhid
rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap
Allah.

4.      MENGENAL NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH

Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia
telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman
bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan
yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan
sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah :

Dan Allah memiliki
nama-nama yang baik. (Qs.
Al A'raf [7] : 186)  

"Dan Allah
memiliki permisalan yang tinggi." (QS. An Nahl [16] :
60)

Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan
sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak
menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi'i meletakkan kaidah dasar ketika
berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: "Aku
beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa
yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang
dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah" (Lihat
Kitab Syarah Lum'atul I'tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36)

Ketika berbicara tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah yang
menyimpang dari yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah
berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan
dan dibenci dalam agama. Allah berfirman :

Katakanlah: 'Tuhanku
hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang
tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tampa alasan yang benar,
(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan
hujjah (keterangan) untuk itu dan (mengharamkan) kalian berbicara tentang Allah
tampa dasar ilmu. (QS. Al A'raf [7] : 33)

 

Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. (QS. Al Isra [17] : 36)

 

Wahai saudaraku mari kita masuk dan
melaksanakan serta mengerjakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana
yang telah digariskan melalui Agama yang diridhoi Nya yakni Agama Islam, dengan
keseluruhan dan seutuhnya sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah [2] : 208.  

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata
bagimu.

 

Wallahu 'alam

 

Wassalamualaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh

 

 

Mujiarto KarukSumber http://abulfudhail.com/?cat=9

Penulis : Ustadz
Abu Usamah bin Rawiyah an Nawawi

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment