Advertising

Friday 29 October 2010

Re: [wanita-muslimah] Syahadat ketiga agama qadiyani

Al-QURAN menurut Wansbrough

Sumber2 menunjukkan bahwa buku ini disusun secara tergesa2. Wansbrough mengatakan bahwa ''nampak jelas bahwa buku ini tidak memiliki struktur keseluruhan, sering tidak jelas, baik dari segi bahasa maupun isi, menghubung2i materi yang terpisah2 dan cenderung mengulang-ulang anak-kalimat dalam berbagai versi. Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa buku ini adalah produksi editing tidak sempurna di masa kemudian dari bermacam2 tradisi'' seperti dikutip dalam buku Crone-Cook ''Hagarism''.

Mengenai kapan Quran itu disusun kami hanya bisa menerka dari penanggalan manuskrip2 yang ada. Dari sini, kami bisa menyimpulkan bahwa Quran tidak eksis sebelum akhir abad ke 7. Referensi tertua dari luar tradisi literatur Islam mengenai sebuah buku yang dinamakan dengan ''Quran'' timbul pada pertengahan abad 8 dari tulisan pembicaraan antara seorang Arab dan seorang pendeta dari Bet Hale. Namun ini belum tentu menunjuk pada buku yang kita kenal sekarang. Baik Crone maupun Cook menyimpulkan bahwa selain referensi kecil ini, tidak ada indikasi apapun bahwa Quran eksis sebelum akhir abad ke 7.

Dalam riset mereka, baik Crone dan Cook bersikeras bahwa kemungkinan besar, Quran (atau dalam bentuk permulaan) disusun sebagai bukunya Muhamad pada masa gubernur HAJJAJ BEN YUSUF (663-714), sekitar tahun 705. Dari kesaksian Leo by Levond, gubernur Hajjaj nampak telah mengumpulkan semua tulisan2 lama kaum Hagarene dan menggantikannya dengan versi yang disusun ''menurut keinginannya, dan membagikannya kepada siapaun di negerinya''. Ini juga sesuai dengan fakta bahwa baik manuskrip Quran di Samarqand dan Topkapi (di Turki), Quran tertua yang kita miliki, ditulis dalam bahasa Kufic, dialek Persia dari Kufa, dan bukan bahasa Arab.

Kesimpulan masuk akal adalah bahwa dalam masa inilah Quran memulai perkembangannya, kemungkinan ditulis, sampai akhirnya disahkan pada pertengahan sampai akhir abad 8 sebagai Quran yang kita kenal sekarang.

Namun demikian, bukti2 arkeologis tentang keberadaan Quran adalah yang paling problematik. Bekas2 bangunan dan inskripsi dari daerah itu dari abad 7 dan 8 tidak hanya menunjukan kontradiksi bahwa Muhamad mengesahkan Kiblat semasa hidupnya, atau bahwa ia yang menyusun Quran yang kita kenal sekarang, bahkan asal usul ke-nabiannya juga diragukan. Ini merupakan penemuan penting dan problematik.

Sekarang kita menemukan coin2 yang katanya mengandung tulisan Quran, tertanggal 685, yang dibuat pada masa Abdul Malik. Lebih2 lagi, the Dome of the Rock yang dibangunnya pada tahun 691 menunjukkan ketidaksesuaian antara inskripsinya dengan pernyataan dalam Quran.

Dua ahli etymologi, Van Berchem and Grohmann, setelah riset ekstensif terhadap inskripsi ini mengatakan bahwa mereka mengandung ''variant verbal forms, extensive deviances, as well as omissions from the text which we have today'' (''Arabic Papyri from Hirbet el-Mird'' as cited by Crone-Cook).

Jika inskripsi2 ini berasal dari Quran, dengan berbagai macam variasi. bagaimana mungkin Quran disahkan (dikanonisasi) sebelum akhir abad ke 8 ? Orang hanya bisa menyimpulkan bahwa terjadi sebuah evolusi dalam penyusunan Quran, KALAU MEMANG MEREKA ASALNYA DIKUTIP DARI QURAN.

[The whole article relies on the authority of John Wansbrough (from SOAS, University of London ) ''Quaranic Studies : Sources and Methods of Scriptural Interpretation'' (1977) and his ''The Sectarian Milieu : Content and Composition of the Islamic Salvation History'' (1978). Also on the authority of Patricia Crone and Michael Cook (from Oxford University ) ''Hagarism : The Making of the Islamic World''. Then of Patricia Crone's ''Slaves on Horses : The Evolution of the Islamic Polity'' (1980) and ''Mecca Trade and the Rise of Islam'' (1987).]

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mushaf Al-QURAN San'a'

A few more examples of the 1st and 1st / 2nd century Qur'anic manuscripts can be found in the book Masahif San'a' (1985, Dar al-Athar al-Islamiyyah). This book is a catalogue of an exhibition at the Kuwait National Museum, with articles by Hussa Sabah Salim al-Sabah, G. R. Puin, M. Jenkins, U. Dreibholz in both Arabic and English. It is expected that the San'a' manuscripts will throw a great deal of light on the early Islamic history of calligraphy and illumination and even the various ahruf (they were seven) in which the Qur'an was revealed.


^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

JAWABAN

Kekeliruan para orientalis
oleh:Oleh Syamsuddin Arief(#)

Al-Qur`an merupakan target utama serangan misionaris dan orientalis—Yahudi dan Kristen--setelah gagal menghancurkan sirah dan sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Sayangnya, serangan tersebut didasari oleh asumsi yang keliru.

Mereka mengasumsikan bahwa Al-Qur`an adalah dokumen tertulis atau teks, bukan "hafalan yang dibaca". Padahal, pada prinsipnya Al-Qur`an bukanlah tulisan (rasm atau writing), tetapi bacaan (qira'ah atau recitation) dalam arti ucapan dan sebutan. Baik proses turunnya (pewahyuan), penyampaian, pengajaran, sampai periwayatannya dilakukan melalui lisan dan hafalan, bukan tulisan. Dari dahulu, yang dimaksud dengan "membaca Al-Qur`an" adalah membaca dari ingatan (qara'a 'an zhahri qalbin atau to recite from memory).

Tulisan yang ada berfungsi sebagai penunjang semata-mata. Sebab pada awalnya ayat-ayat Al-Qur`an dicatat di atas tulang, kayu, daun, berdasarkan hafalan sang qari'/muqri'. Proses transmisi semacam ini--dengan isnad (narasumber) secara mutawatir dari generasi ke generasi--terbukti berhasil menjamin keutuhan dan keaslian Al-Qur`an hingga hari ini. Ini sungguh berbeda dengan kasus Bibel. Tulisannya—fakta manuskrip dalam bentuk papyrus, perkamen, dan sebagainya--memegang peran utama dan berfungsi sebagai acuan dan landasan bagi Testamentum (perjanjian) alias Gospel.

Dengan asumsi keliru ini—menganggap Al-Qur`an semata-mata sebagai teks-- mereka lantas mau menerapkan metode-metode filologi yang lazim digunakan dalam penelitian Bibel, seperti historical criticism, source criticism, form criticism, dan textual criticism. Akibatnya, mereka menganggap Al-Qur`an sebagai produk sejarah, hasil interaksi orang Arab abad ke-7 Masehi dan 8 dengan masyarakat sekeliling mereka.

Mereka mengatakan bahwa mushaf yang ada sekarang tidak lengkap dan berbeda dengan aslinya (yang mereka sendiri tidak tahu pasti!). Karena itu mereka mau membuat edisi kritis, merestorasi teksnya, dan hendak membuat naskah baru berdasarkan manuskrip-manuskrip yang ada.
-----------------------------
(#) Syamsuddin Arief, Memperoleh gelar PhD dari ISTAC-IIUM Kualalumpur (Malaysia), sekarang sedang menulis disertasi PhD kedua di Departemen Orientalistik Universitas Frankfurt (Jerman)

*******

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
916 Gaya Redaksional Umur Nabi Nuh AS dalam Al-Quran

Gaya redaksional Al Quran tentang umur Nabi Nuh AS:
ALF SNt ALA KhMSYN (S.AL'ANKBWT, 29:14), dibaca: alfa sanatin illa- khamsi-n, artinya:
-- 1000 tahun kecuali 50.

Tidak dinyatakan secara langsung 950 tahun, itu merupakan isyarat ada hikmah yang terkandung dalam gaya redaksional dari ayat (29:14) tsb. Karena ini mengenai bilangan, maka akan dikemukakan dahulu semua bilangan yang ada dalam Al-Quran:

bilangan no.urut substansi yang ditunjuk
1 1 Allah [112:1], orang [18:10]
2 2 kerusakan [17:4]
3 3 hari [2:196]
4 4 bulan [2:26]
5 5 orang [18:22]
6 6 periode, hari [7:54]
7 7 langit [2:29], tahun [2:47], tangkai pohon [2:261], tangkai gandum [12:43], jalur [22:17],
malam [69:7]
8 8 binatang ternak [39:6], hari [69:7]
9 9 tahun [18:25]
10 10 orang [8:65]
11 11 bintang [12:4]
12 12 bulan [9:36]
19 13 tidak menunjuk substansi apa-apa [74:30]
20 14 orang [8:65]
30 15 malam [7:142], bulan [46:15]
40 16 malam [251]
50 17 tahun [29:14]
60 18 orang [58:4]
70 19 ampunan [9:80], laki-laki [7:155], hasta [70:32]
80 20 cambukan [24:4]
99 21 kambing [38:23]
100 22 orang [8:66]
200 23 orang [8:65]
300 24 tahun [18:25]
1.000 25 malaikat [8:9], bulan [97:3], tahun [22:47], [29:14]
2.000 26 orang [8:66]
3.000 27 malaikat [3:124]
5.000 28 malaikat [3:125]
50.000 29 tahun [70:4]
100.000 30 orang [37:147]

Di antara ke-30 jenis bilangan di atas itu hanya bilangan 19 yang lain daripada yang lain, yaitu tidak menunjuk pada substansi, jadi angka 19 ini istimewa. Itu terletak dalam S. Al Muddatstsir, 74:30.
-- 'ALYHA TS'AT 'ASYR, dibaca: 'Alayha- tis'ata 'asyar, artinya:
-- Padanya 19.

Yang menarik, Allah men-design (artinya bukan kebetulan), jumlah ke-30 jenis bilangan itu kelipatan 19:
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 + 11 + 12 + 19 + 20 + 30 + 40 + 50 + 60 + 70 + 80 + 99 + 100 + 200 + 300 + 1000 + 2000 + 3000 + 5000 + 50,000 + 100,000 = 1621146 = 8534 x 19.

Jika umur Nabi Nuh AS dinyatakan langsung dengan 950 tahun, maka bilangan 950 yang sebelumnya tersembunyi akan muncul. Coba perhatikan persamaan ini: 1000 - 50 = 950. Yang muncul dalam gaya redaksional 1000 tahun kecuali 50 ini adalah bilangan 50 dan 1000 (lihat no.urut 17 dan 25 dalam tabel di atas). Bilangan 950 tersembunyi, baru muncul setelah dilakukan operasi kurang. Alhasil, angka 950 karena tidak nyata, maka tidak dicantumkan dalam deretan bilangan dalam Al-Quran. Gaya redaksional 1000 tahun kecuali 50 menghasilkan jenis bilangan 30 buah, dan jumlah ke-30 bilangan itu kelipatan 19.

Maka terungkaplah hikmah gaya redaksional tsb. Jangan coba-coba ada tangan-tangan gatal mengubah Al-Quran, atau berani mengatakan Al-Quran sudah mengalami perubahan. Lihatlah itu mengubah gaya redaksional 1000 tahun kecuali 50 menjadi 950 akan langsung "disengat" oleh sistem kontrol angka 19, jumlah bilangan dalam Al-Quran bukan lagi kelipatan 19. Asal tahu saja Luthfi Asysyaukani, benggolan yang menamakan diri dengan "Islam" Liberal, yang mengekor pada orientalis, ia nyeletuk bahwa Al-Quran mengalami berbagai proses "copy-editing" oleh para sahabat, tabi'in, ahli bacaan, qurra, otografi, mesin cetak, dan kekuasaan.

Itu "sengatan" berupa kontrol yang pertama. Kontrol yang kedua yaitu dari bacaan (Al-Quran = Bacaan). Bacaanlah yang menjadi standard / patokan (teks mengacu pada bacaan). Dan bacaan Nabi Muhammad SAW dikontrol oleh Jibril AS dalam bulan Ramadhan, dan selanjutnya setiap bulan Ramadhan terkontrol oleh Imam al-Haramain yang membacakan penuh seluruh Al-Quran dalam shalat Tarwih di Masjid al-Haram, Makkah. Dan bacaan Imam al-Haramain dikontrol langsung oleh ma'mum yang jumlahnya banyak sekali yang hafal Al-Quran yang datang dari seluruh pelosok dunia untuk shalat Tarwih di Masjid al-Haram. Wajib hukumnya dalam shalat ma'mum langsung memperbaiki kesalahan bacaan imam. Alhasil pada Al-Quran tidak relevan kritik teks, sehingga tidak ada tempatnya pemakaian hermeneutik.

Kesalahan vital orientalis, karena mereka tidak faham, bahwa seperti yang ditekankan di atas, pada Al-Quran teks dikontrol oleh bacaan. Berbeda dengan kritik teks terhadap Bible, dimana teks Bible itu tidak ada alat kontrolnya.

Sebuah ilustrasi:
-- KDzLK WZWJNHM BhWR 'AYN (ALDKhAN, 44:54), dibaca: kadza-lika wa zawwajna-hum bihu-rin 'i-nin, artinya:
-- demikianlah, dan Kami jodohkan mereka dengan bidadari.

Menurut Luxenberg, karena huruf mula-mula Al-Quran tidak pakai titik maka Zay dan Jim bisa dibaca Ra dan ha, sehingga katanya dalam ayat (44:54) ZWJNHM bisa dibaca zawwajna-hum (Kami jodohkan mereka), atau rawwahna-hum (Kami tenteramkan mereka. Orientalis jahil ini seenaknya sesuai dengan seleranya memilih bacaan rawwahna-hum. Untuk itu ia bermain akrobat hWR 'AYN adalah metaphor dari anggur putih. Jadi ia artikan ayat (44:54):
-- demikianlah, dan Kami tenteramkan mereka dengan anggur putih.

Karena pada Al-Quran, teks mengacu pada bacaan, dan bacaan itu adalah zawwajna-hum, maka menjadi standar adalah zawwajna-hum, bukan rawwahna-hum. Maka dalam bermain akrobat itu Luxenberg tersungkur. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 28 Maret 2010
[H.Muh.Nur Abdurrahman
http://waii-hmna.blogspot.com/2010/03/916-gaya-redaksional-umur-nabi-nuh-as.html


----- Original Message -----
From: awatimena@aol.com
To: H. M. Nur Abdurahman
Cc: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, October 29, 2010 11:04
Subject: Re: [wanita-muslimah] Syahadat ketiga agama qadiyani


Apa yang anda sampaikan sangat jauh berbeda, itulah persepsi salah anda selama ini.....semua anda persepsikan sesuka hati anda, dan sepertinya tidak akan berhasil....

Bagimana jika anda juga membuat CV Muhammad dengan apa adanya?...hehehehe...

Bagaimana tanggapan anda tentang hal ini dibawah ini?


Naskah Quranic SANA'A
http://secretofquran.wordpress.com/

Di tahun 1972, saat perombakan mesjid besar di Sana'a, ibukota Yaman, para kuli menemukan kumpulan naskah dalam jumlah yang sangat besar di ruang atas dekat atap. Seluruh tumpukan naskah ini berada diantara tumpukan karung kentang. Tumpukan naskah itu tetap akan tidak diketahui jika saja Dr. Gerard Puin tidak datang ke tempat itu 7 tahun kemudian.

Dr. Gerard Puin adalan ilmuwan Jerman yang ahli Qur'an.Di tahun 1972, saat perombakan mesjid besar di Sana'a, ibukota Yaman,para kuli menemukan kumpulan naskah dalam jumlah yang sangat besar diruang atas dekat atap. Seluruh tumpukan naskah ini berada diantara tumpukan karung kentang. Tumpukan naskah itu tetap akan tidak diketahui jika saja Dr. Gerard Puin tidak datang ke tempat itu 7 tahun kemudian.

Dr. Gerard Puin andalan ilmuwan Jerman yang ahli Qur'an. Naskah dibukukan.Puin seketika menyadari pentingnya penemuan itu. Bekerja sama dengan ahli Qur'an lokal, dia menyusun dengan hati² naskah² tersebut dan membuat ribuan foto. Pecahan naskah Qur'an dan gambar mesjid. Empat pecahan naskah menangkap perhatian Puin seketika, karena berisi bagian Sura terakhir Qur'an. Dan tidak seperti Qur'an² yang ada sekarang, naskah itu mencantumkan gambar mesjid. Hal ini merupakan bukti penting keaslian naskah tersebut.

Dr. Gerard Puin: Karena gambar ini dan pesan historisnya, kita bisa menentukan waktu sangat tepat bahwa Qur'an ini dibuat di jaman Al Walid, yakni tahun 705 –715 M. Arab gundul. Dengan begitu kumpulan naskah ini merupakan Qur'an tertua di dunia, yang dibuat 70 tahun setelah Muhammad mati. Dari kumpulan naskah diantara karung² kentang, Puin juga menemukan naskah-naskah dari hampir 1000 Qur'an yang berbeda. Perbedaan jenis tulisan di naskah-naskah Qur'an ini dengan tulisan di Qur'an modern sangatlah mencengangkan. Tulisan di naskah tanpa tanda baca koma atau titik sama sekali (Arab gundul). Hal ini berarti satu huruf bisa mengandung sampai 30 arti yang berbeda.

Dr. Gerard Puin: Banyaknya kemungkinan cara membaca Qur'an ini menunjukkan bahwa Qur'an ini tidak ditulis melalui pengimlaan per kata. Qur'an ini tidak bermakna sejelas seperti Qur'an versi Kairo.Hasil forensik menunjukkan tulisan-tulisan lain yang ditindihi tulisan baru. Juga terdapat penemuan lain yang peting. Teknik forensik sederhana menunjukkan bahwa tulisan lain yang telah dihapus dan ditindihi dengan tulisan lain di atasnya. Meskipun tulisan yang tersembunyi itu menunjukkan makna yang tidak bertentangan dengan tulisan di atasnya,tapi kata-kata telah diubah, dan ayat-ayat dan seluruh Sura disusun ulang kembali.

Dr. Patrick Sookhdeo: Jika penelitian ini benar, terutama tentang tahunnya, maka ini berarti,berdasarkan fakta, Qur'an tidak tersusun sebagai satu rangkuman dan satu keseluruhan di tahun 650M, tapi dikembangkan lama setelah itu,berdasarkan tumpukan tulisan di atas naskah tersebut. Berkenaan dengan Qur'an Sana'a ini,berikut adalah tambahan komentar Gerard Puin, kafirun Jerman yang ahli text Qur'an: http://www.theatlantic.com/past/issues/99jan/koran.htm

"In a 1999 Atlantic Monthly article, Gerd Puin is saying:"My idea is that the Koran is a kind of cocktail of texts that were notall understood even at the time of Muhammad. Many of them may even be ahundred years older than Islam itself. Even within the Islamic traditions there is a huge body of contradictory information, including asignificant Christian substrate; one can derive a whole Islamic anti-history from them if one wants. The Qur'an claims for itself that it is 'mubeen,' or clear, but if you look at it, you will notice that every fifth sentence or so simply doesn't make sense. Many Muslims will tell you otherwise, of course, but the fact is that a fifth of theQur'anic text is just incomprehensible. This is what has caused the traditional anxiety regarding translation. If the Qur'an is not comprehensible, if it can't even be understood in Arabic, then it's not translatable into any language. That is why Muslims are afraid. Since the Qur'an claims repeatedly to be clear but is not—there is an obviousand serious contradiction. Something else must be going on.

"terjemahan: Pendapatku adalah Qur'an itu bagaikan campur aduk berbagai tulisan yang tidak sepenuhnya dimengerti bahkan di jaman Muhammad. Banyak dari tulisan ini yang bahkan berusia ratusan tahun lebih tua daripada Islam itu sendiri. Bahkan dalam tradisi Islam sendiri terdapat keterangan yang bertentangan dalam jumlah yang sangat besar, termasuk bahasa Kristiani yang penting. Jika ingin, orang bisa mendapatkan seluruh keterangan sejarah yang bertolak belakang dengan Islam. Qur'an sendiri mengaku sebagai 'mubein' atau jelas, tapi jika kau mencoba membacanya, kau akan menyadari bahwa ada seperlima kalimat-kalimat dalam Qur'an yang tidak bisa dimengerti. Tentu saja banyak Muslim yang tidak akan mengakui hal ini, tetapi pada kenyataannya seperlima dari ayat-ayat Qur'an memang tidak bisa dimengerti. Hal ini menyebabkan adanya usaha penolakan terhadap usaha penerjemahan. Jika Qur'an sendiri tidak bisa dimengerti,bahkan tidak juga dalam bahasa Arab, maka tentunya Qur'an tidak bisa diterjemahkan dalam bahasa lain apapun.Itulah sebabnya mengapa Muslim ketakutan. Karena Qur'an mengaku sebagai tulisan yang jelas padahal tidak, maka terdapat kontradiksi yang jelas dan serius. Tentunya ada maksud terselubung di belakangnya


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


------------------------------------------------------------------------------

From: "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Date: Thu, 28 Oct 2010 17:27:48 +0800
To: <awatimena@aol.com>
Cc: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Syahadat ketiga agama qadiyani


URRICULUM VITAE dari PAULUS

Nama : Paulus/Saulus (Gal. 5:2, Kis.13:9).

Pekerjaan : Pengangguran (Rm 15:23).

Kedudukan di mata salibis:
- Rasul bagi Non Yahudi (Rm 11:13, Ef. 3:8; 1 Tim.2:7; Gal. 2:7)
- Bapa bagi umat Kristen (1 Kor. 4: 15)
- The Founding Father of Christianity (Kis. 11:26; 1 Kor. 9: 1-2).

Asal : Yahudi dari Tarsus, Kilikia (Kis. 21:39; 22: 3).

Keturunan : Israel (Roma 11:1), Ibrani asli (Filipi 3: 5).

Suku : Benjamin (Filipi 3:5; Roma 11:1).

Kewargaan : Romawi (Kis. 22: 25-29, 23:27).

Status : bujangan (1 Kor. 7:8).

Agama : Yahudi, tak bercacat (Fil. 3:6; Kis. 24:14).

Guru Besar : Ahli Taurat suku Farisi, Gamaliel (Kis. 5:3; 22:3).

Disunat : hari ke 8 (Fil. 3:5).

Kubu : Farisi (Fil. 3:5).

Pengalaman :
- Penganiaya pengikut jalan Tuhan sampai mati, ganas tanpa batas & penghujat (Fil. 3:6; Kis. 8:1-3; 22:4-5; 26:10-11; Gal. 1:13; 1 Tim. 1:13; 1 Kor. 15: 8-9; Kis. 9: 1-2)
- Perampok (2 Kor. 11:7-8).
- Keahlian khusus : - bersifat bunglon (1 Kor. 9:20-22; Kis. 23:6)
- Punya kelainan (Rm 7:15-26)
- Munafik (Kis. 21:20-26; Fil. 3:8-9; Gal. 5:18; Rm. 6:14, 7:6; 1 Kor. 15: 55-56; 2 Tim.1:10); Ibr. 2:14-15 vs Ibr 10:28; Ef. 2:15; Ibr.8:7, 8:13; Kis. 21:25 vs 1 Kor.10: 25)
- Memberitakan kebenaran Allah dgn dusta (Roma 3:5-7)
- Sangat gembira memberitakan yesus dgn kepalsuan (Filipi 1:18).
- mulutnya ditampar atas perintah Imam Besar (Kis. 23:2).

Siapa Paulus?
HASIL RESEARCH BIOGRAFI PAULUS
pakai tool: hermeneutika (interpretasi-epistemologis)
oleh:
Saul 2 Paul
Semoga bermanfaat!!!

Dalam banyak hal diri Paulus memang misterius. Tapi dari hasil penelitian serius, Paulus ternyata adalah manusia rekayasa Romawi yang seluruh hidupnya dipakai untuk menghadapi kedatangan raja Israel yang dinubuatkan oleh nas-nas kitab suci itu (Mesias Yesus). Dusta apapun menurut kata orang yang dia lakukan melalui pengajarannya, dia hanya mau menjadi apa adanya dirinya sesuai dengan kelahirannya yang direkayasa oleh para konspirator Romawi. Untuk konspirasinya itu Romawi melakukan 2 rencana besar: Rencana I, membunuh anak-anak 2 tahun ke bawah semacam yang dilakukan Firaun Mesir. Rencana II, antisipasi kalau-kalau Rencana I gagal seperti kejadian Musa (lolos), yaitu dengan merekayasa mesias tandingan untuk menghadapi secara pribadi mesias yang asli nantinya. Romawi juga memanfaatkan ini untuk melunakkan hati sebagian imam Israel, seolah-olah mereka akan mempersiapkan kebebasan untuk Israel.

Tentunya mesias tandingan inilah yang dikondisikan sebagai mesias yang asli oleh konspiratornya, diterima seperti itu oleh mereka yang merasa dipersiapkan kebebasannya. Tampaknya pandangan itu terbentuk dengan baik karena tidak ada berita apapun tentang Yesus selama kurang lebih tiga puluh tahun. Apalagi perkembangan otak Paulus yang begitu luar biasa. Orang-orang yang mengetahui keadaan Paulus tidak akan ragu-ragu mengatakan 'orang ini pasti akan menjadi orang besar'.

Nama lahir Paulus adalah Saulus. Paulus itu nama baptisnya. Ibunya suku Binyamin kalangan Farisi, kelompok yahudi yang terkenal ketat tradisi keyahudiannya tapi disebut oleh Yesus sendiri keturunan ular beludak, bapaknya seorang penguasa Romawi yang namanya dirahasiakan, sangat mungkin itu Raja Herodes yang pernah didatangi oleh orang-orang majusi itu.

Romawi secara licik berpura-pura menjanjikan kebebasan bagi Israel. Mengajak para imam untuk mempersiapkan mesias yang dinubuatkan itu bersama-sama dengan Romawi sendiri. Tapi menggunakan anak yang akan dilahirkan dari suatu 'sandiwara' yang diatur dengan sangat rapi oleh Romawi.

Tampaknya bagi para konspiratornya, nama yang paling cocok untuk anak ini adalah Saulus (nama raja black list dalam sejarah Israel), supaya mentalitas yang dihasilkan nantinya tidak merugikan pihak Romawi. Akal-akalan ini tidak disadari oleh para imam. Maka dalam sandiwara itu mereka mendatangkan seorang wanita suku Binyamin (suku raja black list itu) untuk mengandung benih yang telah direncanakan, mungkin dengan 'kecelakaan' yang diatur sedemikian rupa. Maka ketika waktunya tiba, lahirlah anak rekayasa, 'calon' mesias Israel - Saulus! seperti nama raja yang kacau dalam sejarah Israel.

Gombal itu pada akhirnya sedikit-banyak menyenangkan hati sebagian imam Israel karena merasa dipersiapkan kebebasan mereka (tentunya hanya imam-imam tertentu yang tahu akan persiapan tersebut). Siapa tahu yang terjadi nanti benar-benar seperti yang dijanjikan Romawi, yaitu Israel mendapatkan mesias seperti yang mereka harapkan. Imam-imam Israel itu betul-betul dikibuli habis-habisan oleh Romawi, itulah yang mereka tidak sadari.

Sang 'calon' mesias diserahkan untuk dididik secara ketat dalam hal keagamaan dibawah pengawasan salah seorang imam terpandang bernama Gamaliel, tidak diserahkan kepada ibunya di Tarsus makanya ia tidak banyak dikenal, namun di belakang punggung Gamaliel, Romawi juga mempunyai planning sendiri tentang pendidikan Paulus, yaitu didoktrin secara halus agar suka membela Romawi dan senang pada kekuasaan. Tidak mungkin Romawi membiarkan Paulus berkembang tak terkontrol yang dapat merugikan mereka sendiri. Sangat kuat dugaan Paulus juga mendapat teman dekat, bahkan seorang saudara romawi sedarah, yaitu anak Raja Herodes sendiri yang diberi nama Herodes juga yang kemudian menjadi raja pengganti untuk Wilayah Galilea. Hal ini adalah untuk menciptakan ikatan batin sedemikian rupa kepada Romawi. Jika bapak asli Paulus adalah Raja Herodes yang pernah didatangi oleh orang-orang majusi itu, berarti Paulus memang mempunyai saudara romawi sedarah, yang juga bernama Herodes. Tapi hal ini tidak banyak diketahui orang untuk menjaga hal-hal tertentu.

Pemberian nama Herodes terhadap anak raja Herodes berkaitan erat dengan konspirasi yang dibuat atas diri Paulus yang diberi nama lahir Saulus ini. Herodes adalah nama raja, Saulus juga nama raja, mesias itu juga adalah raja. Suatu perencanaan yang sangat nyata.

Selain itu Paulus juga diberi kawan yang lain, yang kemudian menjadi guru agama yang dipandang aman oleh Romawi. Mungkin yang satu ini disetting untuk menjadi penengah antara Herodes dan Paulus apabila suatu hari nanti mereka sama-sama menjadi raja di tanah Yehuda, terlepas dari soal mesias yang asli. Betul-betul terapi psikologis yang luar biasa. Darah romawi dalam dirinya, adanya saudara romawi sedarahnya, didoktrin suka kekuasaan dengan dipahamkan sebagai mesias untuk Israel, diberi nama Saulus, - benar-benar suatu strategi yang luar biasa untuk menghadapi kedatangan ancaman terhadap Romawi - raja Israel - sekaligus untuk mengikat sang mesias rekayasa ini, supaya nantinya ia menjadi mesias yang tetap loyal kepada Romawi.

Melalui perilaku teman setia dan saudara romawi sedarahnya, Herodes, yang tercatat membunuh bapaknya sendiri untuk mengambil-alih kekuasaan, sedikit banyak Paulus juga pasti mempunyai emosi yang tidak jauh, karena seseorang bisa dinilai dari kawan dekatnya! Bedanya, Paulus lebih mampu menahan diri, kelihatan lebih sabar dan bijaksana, karena ia mendapat pendidikan agama yang sangat ketat. Tetapi akhirnya nafsu kekuasaan itu tampak juga dengan jelas ketika ia begitu bernafsu memberantas pengikut-pengikut Yesus sampai keluar Yerusalem. Jelas sekali Paulus merasa amat terserang dengan munculnya mesias lain yang mendapat dukungan dari banyak orang Israel itu, baik di Yerusalem maupun di luar Yerusalem. Rencana Romawi dalam diri Paulus benar-benar berjalan sesuai harapan.

Ia tidak rela membuang nama Saulusnya itu secara total disaat ia harus memilih nama baptis ketika ditarik kedalam jemaat. Padahal seharusnya dia tahu nama itu atau bunyi yang serupa dengan itu tidak etis dipakai oleh seorang Ibrani yang relijius, seorang yang calon Mesias Israel pula. Semua orang tahu Raja Saulus black list itu musuh Raja Daud, sedangkan mesias yang akan bangkit itu semua orang juga tahu akan disebut Anak Daud. Kombinasi settingan ibu dari Suku Benyamin, nama Saulus dari Suku Benyamin yang tercatat sebagai raja dalam sejarah, bentukan emosi yang dijejalkan kepadanya sejak kecil melalui nama itu, membuat Paulus tidak sanggup merubah total nama itu. Rencana Romawi berjalan mulus. Mungkin Paulus menghibur dirinya dengan bertekad mau memperbaiki nama baik Suku Benyamin dengan berjanji kecil-kecilan pada dirinya sendiri untuk tidak mengikuti langkah-langkah Raja Saulus black list itu, jika nanti ia benar-benar menjadi Mesias Israel.

Settingan mentalitas dan struktur emosi yang sedemikian rupa itu membuat Paulus tidak sanggup untuk menjadi sekedar sebagai bawahan saja ketika dia ditarik ke dalam jemaat, apalagi levelnya secara hirarkis dalam jemaat hanyalah dibawah murid-murid. Ditambah dengan nalar mereka yang jauh ketinggalan dibandingkan Paulus. Untuk hal nalar Paulus memang ada diatas, tapi untuk masalah kerendahan hati murid-muridlah yang diatas.

Walaupun Yesus sudah pergi meninggalkan Yerusalem saat dia masuk jemaat, tidak ada jalan buat Paulus menempati posisi yang lebih tinggi dari yang dia dapatkan saat itu, sangat berbeda dari apa yang selalu dikondisikan oleh para pendidiknya dan yang dia kira tentang dirinya selama ini. Ternyata, pengetahuan dan pengalaman Paulus tidak berlaku dalam jemaat Yesus. Ini membuat Paulus sesak dada, seolah-olah mendapat nasib yang tidak adil dari Tuhan. Berada dalam jemaat Tuhan yang sesungguhnya tentunya adalah segalanya bagi Paulus, tetapi berada disitu untuk menjadi 'kambing congek' nanti dulu bagi Paulus. Ternyata menjadi bagian dari jemaat Tuhan yang sesungguhnya tidak seseru yang dia bayangkan. Membosankan!

Yesus sendiri membuat antisipasi yang cemerlang dengan tidak membaptisnya sendiri, dia hanya menyuruh orang yang levelnya bahkan dibawah murid-murid, supaya di masa mendatang dia nggak menyerobot tempat murid-murid yang sudah disetting oleh Yesus sendiri, dengan berkat dan pengesahan darinya yang diakui dan disaksikan oleh yang lain. Kalau memang Paulus bagi Yesus itu sepenting anggapan orang-orang Kristen, tidak mungkin Yesus tidak membaptisnya sendiri. Dan tidak benar itu tidak dilakukan oleh Yesus karena ia sudah menjadi arwah.

Ingat, Yesus pernah makan ikan goreng di hadapan Thomas sambil mengatakan dirinya bukan arwah tapi masih daging dan tulang. Tidak mungkin hadir hanya untuk makan ikan goreng di depan Thomas yang dikenal sebagai the doubting Thomas itu lebih urgen dari hadir untuk membaptis Saulus yang menurut pengakuan orang-orang Kristen akan menjadi andalan Yesus, melebihi dari murid-murid. Kalau Yesus yang membaptiskan, itu bukan hanya soal mengesahkan seseorang menjadi anggota jemaat, tetapi juga merupakan suatu pernyataan tentang nilai orang yang bersangkutan bagi Yesus, tapi jika ia berkhianat seperti Yudas Eskariot, maka semua nilai itu gugur. Ketika Yesus mengatakan yang dibawah ini, waktu itu Yudas Eskariot masih termasuk jemaat murid-murid Yesus

Mat 19:28 >> Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Satu-satunya cara buat Paulus memuaskan kecenderungan hatinya itu adalah memisahkan diri dari jemaat. Bagaimana caranya? Tidak ada cara lain dari ia harus membuat ajaran lain!! Ketika dia mempunyai ajaran sendiri, tentu dia akan menjadi tuan dari semua orang yang bergabung kedalam ajaran tersebut (Ga 1:15-17). Dengan begitu dia bisa melejit melebihi posisi Petrus, bahkan bisa menempati posisi Yesus dan menuai hak-hak seorang mesias. Caranya? Merombak kembali perjanjian Yesus, atau membuat perjanjian lebih baru lagi diatas perjanjian baru Yesus (Ga 2:9). Perjanjian Yesus itu justeru harus dianggap masih termasuk dalam Perjanjian Lama.

Dalam rombak-konstruksi yang akan dia lakukan itu, tentu saja dia tidak boleh melupakan kejadian dirinya yang lahir diluar prosedur hukum yang wajar, diluar garis tradisi yang baik, kelahiran yang tidak mengenal hukum. Ingat ibunya orang Farisi Tarsus dari suku Benyamin dan ia mengakui mempunyai darah romawi (dari bapak yang tidak pernah jelas). Berkaitan dengan itu, maka ajaran itu adalah MEMBATALKAN HUKUM.

Dengan pertimbangan kejadian dirinya sendiri itu, tidak mungkin ia menjadi mesias yang mengajarkan untuk menggenapkan hukum seperti yang dilakukan oleh Yesus. Hanya saja supaya mudah dalam menawan pengikut, nama Yesus harus tetap dibawa-bawa. Namun sebenarnya ketika dia menyebut nama Yesus, bukanlah Yesus yang dia maksudkan, tetapi pikiran terkutuknya sendiri yang telah meninggalkan jemaat Yesus (Roma 9:3). Di depan layar ia menampakkan membatalkan hukum itu hanya berkaitan dengan kegagalan Israel menerima rekonstruksi hukum Musa dan pengajaran para nabi melalui Yesus.

Di kemudian hari ia membuat keputusan yang tampak sangat licik dan penuh putus asa, yaitu mengambil-alih kemesiasan Yesus dengan memanfaatkan isu kematian Yesus di tiang yang menjadi persengketaan sepanjang sejarah itu. Ia mengatakan Yesus mati di tiang lalu bangkit hidup dalam dirinya. Kenapa dia harus menyatakan itu? Logikanya sederhana, harus ada kematian yang mematikan hukum dan penggenapannya untuk membenarkan kelahiran atau kejadian dirinya yang tidak mengenal hukum itu, dengan itu menjadi pengajar yang membatalkan hukum. Tapi dengan demikian secara otomatis ia menghapuskan segala sesuatu tentang Yesus dalam ingatannya, kecuali 'kematian' di tiang salib yang amat penting baginya.

Terpaksa harus ada yesus-imajiner sebagai pelaku 'yesus-setelah-kematian', yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah pikirannya sendiri. Tentu tidaklah sulit untuk mengadakan imajiner. Dengan semua itu, maka terwujudlah cita-citanya menjadi mesias seperti yang ketahuinya pantas dia dapatkan selama ini!, padahal dia termasuk orang yang mengetahui dengan nyata bahwa Yesus tidak mati di tiang.

Haruslah diketahui bahwa pertemuan di gurun itu adalah pertemuan langsung dengan Yesus dalam keadaan masih hidup, bukan pertemuan dengan arwah dalam wujud cahaya yang menyilaukan. Untuk melindungi ajaran kematian-kebangkitannya yang secara dusta telah membebaskannya dari kepemimpinan Kefas itu, dan yang telah memungkinkan ia mengangkat dirinya menjadi rasul itu, maka ia harus menceritakan pertemuan di gurun itu dalam bahasa mitos supaya terkesan pertemuan itu pertemuan dengan Yesus arwah.
\
Yang dia maksudkan dengan CAHAYA dalam pengakuannya tentang pertemuan itu (Kis 9:3) tidak secara langsung ia maksudkan pada wujud fisik Yesus, tetapi lebih pada perkataan-perkataan Yesus yang bagaikan cahaya menyialaukan, karena dengan tangkas membuktikan dengan nas-nas kitab suci, bahwa orang yang diserahkan untuk dibunuh itu sama sekali tidak palsu seperti anggapan mereka semua, karena orang itu tidak mati di tiang salib seperti janji nas kitab suci. Jadi orang yang diserahkan itu benar-benar mesias yang asli yang ditunggu Israel. Disitu Paulus yang luas ilmu dan pengalaman itu tidak bisa berkutik.

Menyamar sambil menjelaskan ketidakmatiannya seperti kepada Paulus itu, bukan hal yang pertama kali dilakukan oleh Yesus. Yang seperti itu pernah dilakukannya juga terhadap dua muridnya sendiri dalam perjalanan menuju Emaus, sebagai awal dari rangkaian misi-40-harinya membuat klarifikasi banwa dirinya tidak palsu, karena ia tidak mati di tiang. Dalam rangka menyatakan kepada semua murid-muridnya yang sempat terpengaruh oleh isu dan tidak mengerti rencana Tuhan itu, bahwa, sekali lagi, dirinya tidak palsu, karena ia tidak mati di tiang!! Itu aja pokoknya yang perlu mereka ketahui dan ingat-ingat, sebelum dia tarik dari tugas olehNya.

Terhadap Paulus Yesus juga menyampaikan itu dalam penyamaran yang hati-hati, hingga kemudian dibukanyalah penyamarannya itu di hadapan Paulus setelah semuanya jelas, seperti yang juga ia lakukan kepada murid-muridnya sebelum itu.

Hal itu membuat Paulus jatuh tersungkur gemetar, dan buta selama 3 hari. Itu bukan matanya yang buta, tapi ia kehilangan pengangan untuk sementara waktu. Dibahasakan secara mitos juga. Maksudnya ia tidak tahu harus meyakini yang mana. Tidak mudah untuk meyakini sesuatu dalam waktu sesingkat itu, sementara mengingkarinya tidaklah mungkin mengingat bukti-buktinya yang demikian nyata. Apa yang diketahuinya selama ini, bahwa orang yang dianggap palsu itu ternyata benar-benar utusan Allah, dan bahwa dirinya yang calon mesias untuk Israel, juga ternyata palsu belaka. Tentang Romawi, tentang imammat Israel, tentang kondisi keagamaan yang ada saat itu, semuanya palsu, jauh dari kebenaran yang didengarnya sendiri melalui mesias yang asli sepanjang perjalanan menuju Damsyik itu!!

Mungkin juga saat itu ia sudah menangkap sekilas bahwa bisa jadi dirinya anti-kristus yang sudah diramalkan itu. Disamping itu, sebagai orang yang mendapat pengajaran agama yang teliti, ia dihajar habis-habisan oleh perasaan bersalah yang amat mendalam karena ia juga bertanggungjawab terhadap pemberantasan atas umat Allah termasuk atas tewasnya Stefanus, yaitu umat dari Tuhan yang selama ini ia sendiri amat agung-agungkan, Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub. Siapa yang tidak akan jatuh tersungkur dalam kondisi seperti itu?

Di kala Paulus sudah masuk jemaat, walaupun ia ikut serta mendukung pemberitaan yang dilakukan oleh murid-murid, terapi psikologi yang diterapkan oleh Romawi atas dirinya sejak kecil tetap bekerja dengan sangat baik sesuai harapan Romawi. Yaitu, ia relijius tapi haus kekuasaan, nggak jauh lah dari saudaranya Herodes yang membunuh bapaknya sendiri itu. Akibatnya ia juga tidak pernah bisa berlaku setia kepada Kefas dan murid-murid yang menjadi soko guru jemaat, sehingga ia dirasuki oleh pikiran-pikiran yang dari sudut pandang tertentu merupakan pikiran terkutuk, yaitu ingin memisahkan diri dari kebenaran. Itu ia akui sendiri dengan seolah-olah menunjukkan rasa prihatin atas terusirnya bangsanya dari Kerajaan Allah, yang mana akan digantikan oleh bangsa lain yang akan memetik buah dari kerajaan itu (Roma 9:3, Matius 21:43)

Mengetahui kejadian dan kelahiran dirinya yang tidak sesuai prosedu hukum itu, Paulus menyadari dirinya memang dibangkitkan sebagai anti-kristus sejak dalam rahim ibunya, namun semuanya dia sampaikan dengan pernyataan yang harus diputar-balik sedemikian rupa supaya terlihat sebagai malaikat Kristus yang asli, untuk bisa menawan orang-orang ke dalam jemaat kematian-kebangkitannya yang harus membatalkan hukum. Tidak ada istilah dusta bagi anti-kristus yang membatalkan hukum, dan memisahkan diri dari tubuh Kristus itu.

Ga 1:15-17 >> 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.

Yang bersemayam dalam dirinya itu bukanlah Yesus seperti yang ia propagandakan, melainkan roh Iblis yang dinyatakan kedalam dirinya lantaran ia tidak pernah bisa berlaku setia. Jemaat yang dibangunnya bukan kasih karunia untuk kemuliaan Tuhan seperti yang ia propagandakan, melainkan wujud ia menarik orang secara licik kedalam keterkutukan yang sama seperti dirinya dalam dusta yang tak perlu disesalkannya (Roma 7:3). Dia mengaku sebagai rasul untuk bukan-yahudi bukan karena ia dipilih untuk itu, tapi karena ia sudah putus asa mengharapkan karunia Allah melalui menghormati hukum Allah seperti yang diajarkan Yesus dan para nabi dengan beralasankan kelahirannya yang diluar prosedur hukum. Ia tidak sanggup melawan bentukannya.

Tidaklah mungkin Tuhan mengajarkan menggenapkan hukum dan membatalkan hukum sekaligus. Dalam keadaan seperti itu, hanya mungkin apabila yang satu dari Tuhan sedangkan yang lainnya dari Iblis.

Apakah yang menggenapkan hukum ataukah yang membatalkan hukum yang berasal dari Tuhan? Itu tidaklah terlalu sulit melacaknya, jika kita berlaku jujur ketika membuka Alkitab.

2 Petrus 3: 17 >> Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.

Terbukti akhirnya pengajaran Paulus yang ia propagandakan sebagai ajaran Yesus Nazareth itu tidak berpusat di Yerusalem - tempat di mana Yesus Nazareth masuk disertai pengikut-pengikutnya sambil mengendarai anak keledai, dimana ia disambut dengan pekikan "Hosana Anak Daud!!", melainkan di Romawi, jauuuuhhh dari Yerusalem. Namun sebelum ia sempat menjadi Imam Besar dalam Kerajaan Romawi yang menjadi sasarannya, ia dibunuh oleh Romawi sendiri. Paulus diciptakan oleh Romawi, dan akhirnya dihancurkan kembali oleh Romawi.

Ia sebenarnya tidak bekerja untuk Israel, sekalipun secara lisan ia mengaku begitu, jadi dusta apapun yang dilakukannya melalui membangun apa yang ia akui sebagai Kerajaan Israel itu tetap mempersembahkan kemuliaan kepada tuannya, yaitu Romawi dan tuhan orang Romawi.

===============================================

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment