Saya nggak pernah ke Merapi dan liat gundukan pasir dari muntahan Merapi. Jadi nggak bisa komen spesifik. Terimakasih atas perbandingannya. Pernah denger orang2 di situ bener2 jaga pasirnya.
Menurut seorang ilmuwan di suatu konferens, terjadi intrusi pasir di pesisir selatan puluhan juta tahun lalu.
Yg jadi persoalan adalah gundukan pasir sudah hadir puluhan juta tahun ini, lalu dibuat nenek moyang kita sbg pelindung sawah/palawija, tambak,kebun, pemakaman, dan sbg zona bencana. Dengan kata lain sudah terbentuk ekosistem dimana manusia termasuk di dalamnya. Pelajarannya: nenek moyang kita membangun dengan memahami sifat alam.
Lalu ingatan kita terhapus ttg itu, "lupa" sejarah ekosistemnya. Jalan propinsi pun dibangun, tanpa membangun jalan desa, apalagi desa2 di atas bukit yg mestinya penting utk ketersediaan air gunung. Setelah jalan propinsi terbangun, mafia pertambangan memanfaatkan ini. Yg namanya mafia itu termasuk orang desa, aparat pemerintah, TNI sampe MNC. Sementara orang2 kampung yg tertinggal dalam banyak aspek kehidupan, tambah ditinggal..
Permasalahannya bukan pasir BESI (bukan pasir biasa loh!), diharamkan untuk dimanfaatkan. Namun kalau kita melakukan itu tanpa membuka mata, memahami warisan nenek moyang, dan yg paling parah pertambangan dikuasai mafia - pendapatan daerah tak akan berdampak pada kesejahteraan manusia dan lingkungan - yg ada kita menuai bencana, sekarang dan nanti.
Ada test case utk para mafia. Silakan menggali tambang dan pada waktu yg bersamaan menggantikan yg digali. Saya jamin, nggak ada mafia yg mau melakukan ini, karena yg namanya mafia indikatornya hanya keuntungan untuk dia dan temen2nya sendiri. Mana peduli pada manfaat kesejahteraan, kalo peduli ya bukan mafia namanya hehe.
Salam
Mia
Sebagai perbandingan saja : Beberapa bulan lalu saya ke daerah bekas
letusan Merapi (Jateng) Kami lihat gunungan pasir hasil letusan Merapi.
Kata
sang 'pemanduwisata' yg kebetulan orang sekitar Merapi. Dia bilang, pasir
itu gratis, karena sampai puluhan tahun kedepan gak akan habis. Justru
harus diambil karena banyak lautan/gundukan pasir yg menghambat aliran air
kali. Katanya sih dikelola pemda dengan kerjasama swasta yg bisa
menyediakan truk2 untuk membawa/menjual pasir ke seantero Jateng.
Salam,
l.meilany
Aku foto plang kantor TNI di tepi jalan di Sindangbarang. Lucunya, persis
di belakang plang besar dan kantor TNI ini, penambangan pasir dengan
peralatan berat termodern di daerah itu.
Hello Arcon, copas ini ke TANDEF, tks.
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: aldiy@yahoo.com
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wed, 6 Jun 2012 02:18:27
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tasikmalaya Segera Terapkan Wajib
Jilbab
Fundamentalisme adalah ekses beragama yg timbul akibat modernisasi ke arah
perkotaan. Tahun 2025 diperkirakan 75% daerah menjadi perkotaan/urban.
Jangan biarkan "ekses" menguasai kita dan dipolitisasikan.
Setiap kali mereka berkilah, tantang saja langsung, berani nggak papas
mafia tambang pasir di pesisir Selatan yg sedang merusak ekosistem?
Jangan beraninya sama perempuan saja!
LAWAN!
Salam
Mia
"Kota Tasikmalaya terletak di jalur utama selatan Pulau Jawa di wilayah
provinsi Jawa Barat. Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa,
dan pusat industri di priangan timur dan selatan berada di kota ini"
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: "Waluya" <waluya56@yahoo.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wed, 06 Jun 2012 01:39:05
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tasikmalaya Segera Terapkan Wajib Jilbab
Berduaan dengan lawan jenis bukan muhrim juga bakal dilarang seperti
dikhabarkan detikNews dibawah ini. Cuma bagaimana yah kalau perempuan naek
ojeg? Dimana-mana juga naek ojeg itu pasti "berduaan" dengan tukang ojeg.
Atau nanti akan ada profesi baru, tukang ojeg perempuan?
Aurat Wajib Ditutup, Bukan Muhrim Berduaan Juga Dilarang di Tasik
Indra Subagja - detikNews
Selasa, 05/06/2012 14:02 WIB
Jakarta Pemkot Tasikmalaya tengah menggodok aturan baru dan dlam waktu
dekat akan diterapkan. Bagi para wanita wajib menutup aurat di tempat umum
dan bagi yang bukan muhrim dilarang berduaan.
"Kalau bukan muhrim berduaan itu menjurus ke perbuatan maksiat," jelas
Asisten II Kota Tasikmalaya, Edi Sumardi, saat berbincang dengan detikcom,
Selasa (5/6/2012).
Aturan ini akan diterapkan paling cepat pada Ramadhan mendatang. Saat ini
aturan yang akan dibuat dalam bentuk peraturan wali kota ini masih dalam
tahap penyelesaian.
"Kita menganjurkan, mendakwahkan, menjaga agar antisipasi dari kejahatan.
Seperti pemerkosaan atau pelecehan," jelasnya.
Apa yang dilakukan Pemkot Tasikmalaya ini diharapkan didukung semua
lapisan masyarakat. Pemkot Tasikmalaya ingin kota menjadi agamis.
"Mudah-mudahan political will ini mendapat dukungan," harapnya.
Kota Tasikmalaya terletak di jalur utama selatan Pulau Jawa di wilayah
provinsi Jawa Barat. Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa,
dan pusat industri di priangan timur dan selatan berada di kota ini.
(ndr/nrl)
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy@... wrote:
>
> Halah, masak sih jilbab diwajibkan di Tasik? Pancasila mau dikemanain?
> Beraninya sama perempuan ni pejabat Tasik. Coba usir babat tambang pasir
> besi sepanjang pantai selatan dari hulu-hilir, para perusak ekosistem,
> brani nggak?
>
> Salam
> Mia
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment