Advertising

Sunday 9 September 2012

[wanita-muslimah] Ngruki Disebut Cetak Teroris

 

 
 

Ngruki Disebut Cetak Teroris

alt
 

JAKARTA-Ketika aksi terorisme muncul di tengah kehidupan masyarakat, sejumlah kalangan termasuk pemerintah, selalu mengaitkan benih pembuat teror itu dengan Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Saat mencuat penembakan polisi di Solo, misalnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan, pelaku teror di Solo bukan pemain baru. Dia juga menyebut-nyebut Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki pimpinan ustad Abu Bakar Baasyir. ''Itu dari Hizbah, Solo. Kemudian juga masuk Mujahidin Jakarta. Soal nama organisasi itu tidak terlalu penting,'' kata Ansyaad seusai menghadiri pelantikan duta besar di Istana Negara, (3/9).

Dia lantas membeberkan sejumlah penangkapan teroris. Antara lain di Bali sebanyak lima orang, penangkapan Abu Umar, penangkapan di Medan, Palembang, dan Bandung. ''Mereka punya dana miliaran. Ratusan juta sudah sampai ke Poso untuk pelatihan,'' bebernya.

Menurutnya, puluhan orang sudah dilatih, di antaranya yang sudah tertangkap, yakni Naim dan Mujid. Ansyaad menyebut mereka diketahui sudah merangkai bom dan menyiapkan penyerangan untuk 17 Agustus di Solo, Poso, dan Jakarta. ''Di Jakarta ketat, di Solo dia main. Dan tiga-tiganya mereka Ngruki. Ditangkap itu baru keluar dari Ngruki,'' katanya.

Ansyaad mengatakan, pergerakan teroris tersebut sudah lebih dulu diikuti selama beberapa bulan. ''Jaringannya itu-itu juga. Komandonya tetap,'' sambungnya.

Sementara itu, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mukmin Ngruki memastikan dua terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan Densus 88 di Tipes, Solo, jebolan ponpes setempat. Namun, pengurus ponpes menolak dikaitkan dengan aksi yang dilakukan mantan anak asuhnya itu.

''Dari informasi sedikit di media massa, kami mencari data dan memang Farhan serta Muchsin ada (di daftar santri). Tapi keduanya jebolan karena belum memenuhi persyaratan (lulus),'' ungkap Direktur Ponpes Al-Mukmin Ngruki Ustaz Wahyuddin.

''Farhan keluar dari ponpes 2008. Sementara Muchsin dua tahun lalu. Jadi keduanya sebenarnya tidak pernah menimba ilmu dalam kurun waktu yang sama, meski bisa dikatakan satu angkatan,'' terang dia.

Meski keduanya jebolan ponpes pimpinannya, Wahyuddin menegaskan Al-Mukmin Ngruki tidak terkait dengan tindakan Farhan dan Muchsin. Pasalnya, ponpes tidak lagi bertanggung jawab atas segala aktivitas alumninya. Selain itu, tindakan yang dituduhkan dilakukan keduanya hanya merugikan Al-Mukmin, baik secara kelembagaan maupun keumatan. Namun dia merasa perlu meminta maaf atas kejadian yang ditimbulkan mereka.
 

Ngruki Membantah

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay mengatakan, publik tak bisa terus-menerus menyalahkan Ngruki dan menggeneralisasi semua lulusan Ngruki sebagai jaringan teroris.
''Ngruki selalu dijadikan landasan ketika ada teror. Jika memang lembaga itu menghasilkan terorisme, kenapa tidak ditutup saja Ngruki, kenapa pemerintah mau terus memelihara, kalau memang dianggap berbahaya,'' ujar Saleh dalam diskusi Teror Tak Kunjung Usai di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).
Saleh mempertanyakan aparat, pemerintah maupun BNPT yang mengaku telah memiliki data identitas orang yang diduga terkait teroris. Jika memang memiliki, kata dia, kenapa tidak ditangkap dan diamankan. Pemerintah dan aparat justru baru bertindak setelah ada aksi teror.
''Aparat dan sejumlah kalangan selalu mengambinghitamkan Ngruki, ketika mereka tidak bisa menyelesaikan masalah terorisme. Banyak aliran radikal, tapi kenapa Ngruki yang selalu dituju.BNPT punya data lengkap, kenapa tidak diantisipasi saja,'' sambungnya.
Sementara itu, menurut Peneliti Gerakan Islam Indonesia, Edy Sudarjat, lulusan pesantren di Ngruki kebanyakan melakukan jihad sesuai ajaran Islam di Afghanistan dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Jadi salah besar jika beberapa kalangan selalu menyudutkan bahwa mereka adalah benih teroris.
''Sudah pernah ada penelitian ke ke sana dan tidak ajaran yang menyesatkan. Ada yang pulang dari Afghanistan dan mereka berjualan sepatu, baju dan buka warung, jadi tidak semua lulusan Ngruki seperti itu,'' paparnya.
Menurutnya, Pemerintah dan aparat perlu berkaca diri, mencari tahu penyebab adanya gerakan radikal yang diselipi anarkisme tersebut. Ngruki, tuturnya, tak bisa terus menjadi kambinghitam dalam masalah terorisme.
''Jika ada yang lulusan dari Ngruki keluar dan menjadi teroris, bukan berarti di Ngruki mereka belajar menjadi teroris. Jika di luar ada lulusan yang berbuat jahat, itu bukan lagi tanggung jawab Ngruki,'' pungkasnya.
 

Diduga Bom Meledak

Sementara itu, tadi malam, pukul 21.50, bom diduga meledak di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Jawa Barat. Akibatnya, satu lupa parah, dan dua luka ringan.

''Iya, ada ledakan. Tidak ada korban jiwa. Namun kami belum bisa menyimpulkan itu bom atau bukan karena masih diselidiki,'' kata Kapolsek Beji, Depok, AKP Agus Widodo kepada wartawan tadi malam.

Atap rumah yang diketahui Yayasan Pondok Yatim Piatu Bidara itu hancur berantakan. Atap rumah yang tersusun dari seng berhamburan di sekitar rumah. Kaca jendela rumah itu pecah dan pintunya rusak. Kondisi rumah juga gelap gulita. Saat ini rumah yang diketahui sebagai Yayasan Pondok Yatim Piatu Bidara itu dipasangi police line. Tim Gegana saat ini sedang melakukan penanganan. Hingga berita ini diturunkan, petugas masih menyelidiki ledakan yang diduga bom tersebut. (dfi/flo/jpn

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment