Advertising

Tuesday 2 February 2010

Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

 


----- Original Message -----
From: "Ari Condro" <masarcon@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, February 03, 2010 04:36
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

ada di sirah nabi. kan nabi belajar mengetahui tentang agama yahudi dan
kristen juga dari para pemeluk teguh ini. ada beberapa nama yang disebut
dalam sirah yang standar. abah ngetes, ya ?
#############################################################################################
HMNA:
Nabi belajar mengetahui tentang agama yahudi dan kristen ? Ini ditolak oleh ayat:
-- WMA KNT TTLWA MN QBLH MN KTB WLA TKhThH BYMYNK ADzA LARTAB ALMBThLWN (S.AL'AKBWT, 29:48), dibaca:
-- wama- kunta tatlu- ming qablihi- min kita-bin wala- takhuththuhu- biyami-nika izal larta-bal mubthiluwn, artinya:
-- Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu orang-orang ingkar.

Jadi sirah nabi dari mana kalimat "nabi belajar mengetahui tentang agama yahudi" , itu tidak benar, karena itu karangan manusia.
Silakan simak Seri 740 di bawah !

**********************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
740. Islam Phobia yang Bersifat Proaktif

Penderita Islam Phobia yang bersikap prokatif, yaitu yang berprasangka terhadap Islam dengan senjata "pseudo science", yaitu Orientalis seperti Samuel Huntington, yang berprasangka Islam mengancam demokrasi barat dengan ia punya wishful thinking "Clash of Civilization", dan para misionaris Kristian yang berprasangka bahwa "Muhammad knew all the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the Qur'ân."

Yang pertama menjadi landasan sikap politik luar negeri Amerika Serikat dan yang kedua dengan telak disungkurkan oleh Al-Quran:
-- WMA KNT TTLWA MN QBLH MN KTB WLA TKhThH BYMYNK ADzA LARTAB ALMBThLWN (S.AL'AKBWT, 29:48), dibaca:
-- wama- kunta tatlu- ming qablihi- min kita-bin wala- takhuththuhu- biyami-nika izal larta-bal mubthiluwn, artinya:
-- Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu orang-orang ingkar.

Kalau dalam kolom ini saya nyatakan saya tidak pernah membaca referenspun sebelum saya tulis Seri 740 ini dan juga saya nyatakan pula saya tidak pernah menulis sebuah Seripun dalam kolom ini, apakah para pembaca akan percaya apa yang saya nyatakan itu? Tentu pembaca akan mendustakan saya, karena dalam kenyataannya saya menulis dengan membaca referens dan tidak benar bahwa saya tidak pernah menulis satu Seripun.

Demikian pula halnya, andaikata Nabi Muhammad SAW sebelum menyampaikan Al-Quran membaca sumber-sumber dari Kristian, Yahudi, Zarathustra, dsb., maka itu akan ketahuan karena beliau tidak pernah hidup seorang diri bertapa di tempat yang terisolasi, berliau aktif bersosialisasi. Andaikata apa yang dituduhkan oleh para misionaris Kristian itu benar, maka tatkala beliau menyampaikan ayat (29:48) kepada penduduk Makkah, niscaya penduduk Makkah mendustakan ayat (29:48), dan akibatnya sesudah ayat (29:48) itu dikemukakan oleh beliau kepada penduduk Makkah, maka tentu tak seorang juapun yang akan mempercayai seluruh ayat Al-Quran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Karena kenyataannya kaum elit komunitas Makkah, seperti Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali dll. tidak menyatakan ayat (29:48) itu dusta, berarti Nabi Muhammad SAW tidaklah menulis Al-Quran, dan tidaklah beliau telah membaca sumber-sumber dari Kristian, Yahudi, dsb., Al-Quran itu bukanlah daur ulang dari sumber-sumber Kristian, Yahudi, dsb., melainkan bersumber dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik melalui Malaikat Jibril AS, maupun secara langsung.(*)

Taufik Adnan Amal, salah seorang pengagum Orientalis, yang dosen di Fakultas Syariah UIN (IAIN) Alauddin, Makassar, menulis:
"Tuntutan pemberlakuan syariat Islam yang dikemukakan sejumlah daerah di Indonesia beberapa waktu lalu telah menarik perhatian kalangan yang berkepentingan dengannya. Ketidakjelasan konsep syariat di balik usulan itu telah menyeret masyarakat ke dalam ajang kontroversi yang akut. Kalangan (yang menamakan diri Islam Liberal-HMNA-) yang menduga tuntutan tersebut merupakan upaya pengejawantahan syariat model kaum Taliban di Afganistan atau model beberapa negeri di Timur Tengah (ini istilah yang dipake JIL-HMNA-), berusaha menolak dan memandangnya sebagai upaya mereorientasikan dan memasung masyarakat ke "masa lampau," abad ke-7 di Makkah dan Madinah, atau abad ke-9 di Bagdad."

Menurut ushul fiqh: bahwa hukum asal dalam bidang ibadah mahdhah adalah ikut pada apa yang diperintahkan Nash, tidak boleh menambahi, ataupun mengurangi, tegasnya semua tidak boleh kecuali atas petunjuk Nash. Sedang untuk masalah duniawi, ibadah mu'amalaat, menyangkut hubungan sosial/mu'amalah, kita berlomba-lomba untuk terus berkarya, berkreasi, tegasnya semua boleh kecuali yang dilarang Nash. Ushul fiqh ini amat bijak dan berwatak antroposentris. Allah tidak menghendaki hambaNya menambah beban berat dalam hal ibadah mahdhah, cukup melaksanakan apa-apa yang secara eksplisit diperintahkan Nash, sedangkan yang mu'amalaat, kita disuruh berpikir kreatif, tetapi tidak liberal, semua boleh kecuali yang dilarang oleh Nash. Alhasil Taufik Adnan Amal menderita Islam Phobia yang proaktif berprasangka dengan pernyataannya "memukul rata" bahwa pelaksanaan Syari'at Islam memasung masyarakat ke "masa lampau," abad ke-7 di Makkah dan Madinah. Ungkapan: "Syariat model kaum Thaliban atau Thalibanisasi", yang dikemukakan Taufik Adnan Amal itu sebenarnya mengandung stigmatisasi yang sangat keji, karena di dalamnya mengandung tudingan miring terhadap penerapan Syariat Islam dan sosok Negara Islam.

Para kaki tangan Orientalis yang menamakan diri Jaringan Islam Liberal (JIL) dan International Center for Islam and Pluralism (ICIP), pernah mengadakan workshop bertemakan "Kritik Wacana Agama" di Jakarta, di mana Nasr Hamid Abu Zayd sebagai pembicara utama. Sementara itu Rektor UIN Yogyakarta telah menerbitkan buku Islamic Studies. Isinya memuja dan menjadikan pemikiran para pemikir liberal, seperti antara lain Nasr Hamid Abu Zayd sebagai rujukan, tanpa sikap kritis. Nasr Hamid yang di Mesir sudah divonis murtad, di sini malahan diagung-agungkan.

Menurut Dr.M. Emarah, dari sudut latarbelakang pemikiran, Nasr merupakan seorang kader Sosialis-Marxis Arab muda, sehingga kunci untuk memahami pemikiran Nasr ada pada methodologi dialektika Marxisme-Materialisme yang ia gunakan dalam menelaah al-Qur'an, kenabian dan wahju, aqidah, syari'ah, serta "historiografi" nash-nash dan hukum.

Nasr menjelaskan bahwa bahwa Al Quran terbentuk dalam realita dan budaya selama dua puluh tahun, jadi budaya menjadi fa'il (subyek), sedangkan Al Quran hanya merupakan maf'ul (pelengkap penderita). Bahwa kenabian hanya merupakan tingkatan yang kuat dari tingkatan-tingkatan khayal yang timbul dari efektifitas daya khayal manusia. Bahwa wahyu bukanlah merupakan fenomena di luar undang-undang materialisme dan aqidah dibangun di atas landasan persepsi-persepsi "mitos", dalam kebudayaan komunitas manusia. Ini semua menguatkan bahwa pemikiran Nasr bertumpu pada paradigma filsafat positivisme.

Adapun strategi untuk menyungkurkan pola-pikir Nasr adalah dengan menebas teori dialektika historische materialisme dengan senjata latar belakang sejarah juga. Artinya sejarah dipakai untuk menebas teori historische materialisme dari Marx. Ini telah dikupas dalam Seri 418, yang menunjukkan konsep Marx yang materialistik dalam mentafsirkan sejarah yang menjadi paradigma dari seluruh sistem pemikiran Marx, itu ditolak oleh kenyataan sejarah sendiri.

Maka pantaslah Nasr Hamid Abu Zayd di Mesir divonis murtad. Pandangannya yang sesat itu bertumpu di atas paradigma filsafat positivisme terkhusus historische materialisme dengan metode dialektika, yang ditolak sendiri oleh sejarah. Itulah dia Nasr Hamid Abu Zayd yang menjadi pion para Orientalis, itulah dia Abu Zayd yang diagung-agungkan komunitas yang menamakan diri Jaringan Islam Liberal (JIL) dan International Center for Islam and Pluralism (ICIP), ya dialah itu Nasr Hamid yang disanjung oleh Rektor UIN Yogyakarta. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 13 Agustus 2006
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2006/08/740-islam-phobia-yang-bersifat-proaktif.html
-----------------------------------------
(*)
Tambahan pula, bagaimana orang-orang Yahudi dan Kristian saat itu bisa masuk Islam, andaikata Muhammad SAW mencontek Quran dari kitab suci mereka ??
###############################################################################

===

tentang converting secara instan ini menurut saya bermasalah. karena orang
cenderung masih ikut dengan cara lama, meskipun formalnya punya identitas
baru. makanya akhirnya ali r.a mental dari kekuasaan, dan muawiyah (anak
abu sofyan) yang akhirnya jadi khalifahnya umat islam.

ini seperti islam kejawen ala syekh siti jenar yang akhirnya pegang
kekuasaan. yang notabene merupakan penerus genealogi filsafat ala
majapahit.
########################################################################
HMNA:
Syaikh Sidi Jenar bukan penganut filsafat ala Majahpahit.

********************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
151. Manunggal Ing Kawula Gusti

Dalam Seri 019 dikemukakan cerita tiga orang tokoh di negeri Makassar, yang diambil dari sebuah Lontara tentang hikayat Syaikh Yusuf Tuanta Salamaka. Ketiga tokoh itu adalah Lu'muka ri Antang, Datoka ri Pa'gentungang dan Tuanta Salamaka. Sebenarnya di situlah letak kejeniusan nenek moyang kita. Menyelipkan cerita yang berbau mistik dalam suatu cerita, yang sebenarnya mengandung sebuah pesan berupa ilmu yang tersirat, yang perlu disimak, dicerna dengan mempergunakan akal budi.

Marilah kita simak yang berikut ini. Al Qissah, tersebutlah konon Wali Songo(*) risau karena terkabar Syaikh Sidi Jenar menyiarkan ajaran sesat kepada orang-orang awwam. Sunan Kalijaga turun ke lapangan menyelidik, dan hasilnya: Syaikh Sidi Jenar menyebarkan ajaran Manunggal Ing Kawula Gusti, Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah dan Yang Disembah menyatu. (Dalam realitas sejarah Wali Songo tidak mungkin dapat bertemu, karena tidak hidup dalam satu zaman, sehingga qissah ini tidak berbeda dengan hikayat Syaikh Yusuf, yang perlu disimak karena mengandung pesan berupa ilmu yang tersirat).

Wali Songo memutuskan mengirim utusan khusus membawa surat undangan. "Ini undangan untuk sampeyan dari Wali Songo", kata utusan. "Sampeyan siapa?" tanya Syaikh Sidi Jenar, dengan tekanan pada kata sampeyan. "Saya utusan Wali Songo", jawab sang utusan. "Bukan sampeyan itu yang saya maksudkan", ujar Syaikh Sidi Jenar sambil menunjuk sang utusan, "melainkan sampeyan yang ini", sambil menunjuk dirinya sendiri", menegaskan Syaikh Sidi Jenar sambil tersenyum. Dengan agak gugup utusan menjawab: "Ya, sampeyan, Syaikh Sidi Jenar". Maka Syaikh Sidi Jenar menulis surat jawaban, ringkas saja. Isinya mengatakan bahwa surat itu salah alamat, karena yang menerima surat undangan itu adalah Allah.

Menerima jawaban sedemikian itu, gusarlah para Wali Songo kecuali Sunan Kudus. Beliau manggut-manggut lalu berkata: "Bukan main, Syaikh Sidi Jenar menyatakan ajarannya kepada siapa saja, kepada utusan, dan kepada kita. Tulis surat undangan lagi, undang Allah dan Syaikh Sidi Jenar". Barulah Syaikh Sidi Jenar berkenan memenuhi undangan Wali Songo untuk bermusyawarah.
Kesimpulan musyawarah: Syaikh Sidi Jenar telah bersalah menyesatkan orang-orang awwam, ia harus dihukum mati. Namun Wali Songo tidak mengambil sikap terhadap ajaran Manunggal Ing Kawula Gusti, karena Syaikh Sidi Jenar akan membuktikan bahwa ajarannya tidak sesat. Rupanya Syaikh Sidi Jenar tidak dapat memenuhi janjinya, karena sampai pada pelaksanaan eksekusi, ia belum membuktikan apa-apa. Setelah pelaksanaan eksekusi, maka darah mengalir membentuk tulisan: La- ila-ha illa Lla-h, tiada Tuhan melainkan Allah.

Dalam Seri 001 telah dikemukakan bahwa filsafat dan tasawuf harus dibingkai oleh Al Quran dan Hadits shahih, sebab kalau tidak demikian, maka filsafat dan tasawuf itu menjadi liar. Sungguh-sungguh suatu keniscayaan, para penganut dan pengamal filsafat dan tasawuf tanpa kendali itu menjadi sesat. Pesan yang disampaikan oleh cerita di atas itu ialah, bahwa Manunggal Ing Kawula Gusti harus dibingkai oleh La- ila-ha illa Lla-h, tiada Tuhan melainkan Allah.

***

Saya mempunyai warisan yang tak ternilai harganya, yaitu sebuah "Handbook", berisi ilmu bertuliskan aksara lontara dan huruf Arab, dituliskan oleh Kakek saya, Opu Tuan Imam Barat Batangmata, Selayar. Menurut hemat saya beliau mempunyai otoritas tentang ilmu yang direkam dalam "Handbook" itu, karena beliau sekitar 12 tahun menimba ilmu di AlMakkah lMukarramah. "Handbook" itu diberikan kepada ayah saya, diteruskan kepada saya, disertai dengan pesan: Ajaran dalam "Handbook" tidak boleh sembarang diajarkan secara terbuka, dikuatirkan yang menerimanya salah faham sehingga dapat menyesatkan. Namun pesan itu tidak saya tanggapi secara kaku, melainkan sekali-sekali beberapa materi saya ungkapkan keluar secara umum, baik dalam khutbah, maupun dalam bentuk tertulis.

Berikut ini saya kutip dari "Handbook" tersebut, dalam fasal Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun. Kutipan dalam bahasa daerah (Makassar, dialek Selayar) bertuliskan aksara lontara dan yang selainnya dalam huruf Arab.

Iyaminni passala Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, tunyomba na turisomba assilennarang. Nubajiki pahanna. Inni paruntu' kananni gelepi ganna'. Riye' tambana iyamintu: Tunyomba ma'nassa atatonji, turisomba ma'nassa karaengtonji, La- ila-ha illa Lla-h.
Inilah fasal Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah dan Yang Disembah melebur. Camkan baik-baik. Kata-kata mutiara ini tidak lengkap, harus ditambah dengan: penyembah tetaplah hamba, Yang Disembah tetaplah Raja, La- ila-ha illa Lla-h.

Anggu'rangiko, assikirikko, solanna assilennarangi pikkirannu surang pakkasiqnu(**) ri hidayana Allahu Ta'a-lay, nasurangampole limannu battuanna panggaukannu assilennarantommi ri pappageo'na Allahu Ta'a-lay. Nasaba' lakuana Allahu Ta'a-lay lalang ri Koraang S. Al Fatah,10: Yadu Lla-hi fawqa Aydiyhim. Nainjo limanna Karaeng Allahu Ta'a-lay lapageoi limanna atanna tungngu'ranginjo ri Iya. Akolalo salapahang rikuanjo limanna Karaeng Allahu Ta'a-lay lalang ri ayainjo. SubhanaLla-h, injo rikuanjo limanna Allahu Ta'a-lay, gelesikali assipole surang limanna atanna, nasaba' injo Allahu Ta'a-lay tide' sipolena: Lam Yakun laHu Kufuwan Ahadun .
Ingatlah, berdzikirlah, maka pikiranmu dan rasamu senantiasa melebur dan menyatu ke dalam Hidayat Allah SWT, maka tanganmu dalam arti perbuatanmu melebur pula dalam Kendali Allah SWT. Sebab bersabda Allah SWT dalam Al Quran, S. Al Fatah,10: Yadu Lla-hi fawqa Aydiyhim. Bahwasanya Tangan Allah SWT di atas tangan hambaNya yang selalu ingat kepadaNya.(**) Jangan sekali-kali salah faham dengan istilah Tangan Allah SWT dalam ayat itu. SubhanaLlah, adapun yang dimaksud dengan Tangan Allah SWT tidaklah sama dengan tangan hambaNya, sebab Allah SWT tak ada samanya: Lam Yakun laHu Kufuwan Ahadun.

Nampa baji'mi sikkiri ri atinu, assilennarammi pikkirannu surang pakkasiqnu ri hidayana Allahu Ta'a-lay, nasurangampole assilennarantommi panggaukannu ri pappageo'na Allahu Ta'a-lay, ma'nassa atamakontu ri karaennu, gelemakontu akkulle laatai ibilisi. Appakonjominjo ara'na rikuanjo: Al 'Abidu wa lMa'budu Wahidun, tunyomba na turisomba assilennarang, tunymba ma'nassa atatonji, turisomba ma'nassa karaengtonji, La- ila-ha illa Lla-h.
Kalau sudah berkualitas dzikirmu dalam qalbu, maka meleburlah pikiranmu dan rasamu senantiasa dalam Hidayah Allah SWT, demikian pula perbuatanmu melebur dalam Kendali Allah SWT, maka sesungguhnya engkau telah menjadi hamba yang sejati dari Tuhanmu, tidak kuasalah Iblis untuk memperhambamu. Demikianlah makna: Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah dan Yang Disembah menyatu, penyembah tetaplah hamba, Yang Disembah tetaplah Raja, La- ila-ha illa Lla-h.

Apa yang dapat kita simpulkan adalah: Manunggal Ing Kawula Gusti, Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah dan Yang Disembah menyatu, bukanlah ajaran yang sesat, namun cenderung menyesatkan, apabila tidak dipagar oleh: Sesungguhnya penyembah tetaplah hamba, turisomba tetaplah Raja, La- ila-ha illa Lla-h. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 2 November 1994
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/1994/11/151-manunggal-ing-kawula-gusti.html
------------------------------
(*)
Sunan Ampel alias Bong Swie Ho
Sunan Drajat alias Bong Tak Keng
Sunan Bonang alias Bong Tak Ang
Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang
Sunan Gunung Jati alias Du Anbo - Toh A Bo
Sunan Kudus alias Zha Dexu - Ja Tik Su
Sunan Giri adalah cucunya Bong Swie Ho
Sunan Muria
Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat
(**)
pikkiran, pikiran berhubungan dengan filsafat dan pakkasiaq (sauq), rasa berhubungan dengan tasawuf
(***)
Ayat yang sejenis dengan ayat ini, yang artinya: "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS Al-Anfaal
8:17).
Hadits yang substansinya sama:
"Seorang hamba-Ku yang senantiasa berusaha mendekat kepada-Ku dengan mengerjakan ibadah nafal sehingga Aku mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi matanya...; Aku akan menjadi telinganya...; Aku akan menjadi tangannya...; Aku akan menjadi kakinya...; Aku akan menjadi hatinya...; Aku akan menjadi lidahnya...;..." (HR. Bukhari)

###########################################################################
pertama bisa back to kekuasaan adalah di jaman jaka tingkir, dan
selanjutnya di jaman mataraman. demak berakhir kekuasaannya di jaman sultan
pertama, sultan trenggana. gitu deh.

salam,
Ari

2010/2/2 H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>

>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ari Condro" <masarcon@gmail.com <masarcon%40gmail.com>>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>>
> Sent: Tuesday, February 02, 2010 21:40
> Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar:
> Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme
>
> > yg di makkah nggak nggak semuanya pagan ala quraisy. ada macam macam
> > agama
> > juga (pagan yg lain), termasuk ada yahudi dan kristen juga. kan katanya
> > di
> > jaman nabi masih di makkah sudah ada beberapa pemeluk teguh yg beragama
> > nasrani.
> #########################################################
> HMNA:
> Itu KATANYA dari mana refrensnya
> #####################################################
>
> >
> > agama kok tribal banget, pemimpin pindah agama, semua penduduk pada
> ikutan
> > semua.
> ############################################################
> HMNA:
> Itu memang kenytaaan sejarah. Tetapi cobalah simak kenyataan sejarah ini:
>
> Setelah itu Nabi Muhammad SAW mengumpulkan penduduk Makkah, kemudian beliau
>
> mengingatkan perlakuan mereka, yaitu penghinaan, terror, penyiksaan,
> pembunuhan, pengasingan, pemboikotan ekonomi, pengisolasian sosial, dan
> pengusiran ummat Islam. Beliau bertanya: "Sekarang perlakuan apa yang
> seharusnya ditimpakan atas kamu sekalian?" Hampir semuanya penduduk Makkah,
>
> terutama para petingginya, hanya menundukkan kepala. Maka RasuluLlah SAW
> bersabda pula: "Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni kamu sekalian. Hari ini
> tidak ada tuntutan tanggung-jawab atas kesalahan kalian. Pulanglah semuanya
>
> ke rumah kalian masing-masing dengan damai." Dan khusus kepada Abu Sufyan
> RasuluLlah SAW bersabda: "Engkau kutunjuk menjadi gubernur Makkah."
>
> Kekejaman selama tiga belas tahun yang dimaafkan RasuluLlah SAW dalam waktu
>
> beberapa menit itu, sangatlah menyentuh hati semua penduduk Makkah. Abu
> Sufyan dan semua penduduk Makkah dengan ikhlas berduyun-duyun masuk Islam.
> Kemenangan atas Makkah tanpa pertumpahan darah, penaklukan territorial dan
> penaklukan hati nurani hanya berlangsung satu hari. Inilah Social
> Enginering
> yang paling singkat, serta paling sukses dalam sejarah. (Social
> Engineering,
> adalah suatu upaya mengubah kondisi masyarakat agar sesuai dengan tatanan
> yang diinginkan. Mekanismenya terutama dalam bidang hukum, yang dalam hal
> kemenangan atas Makkah itu ialah amnesti umum). Setelah amnesti umum itu,
> Nabi Muhammad SAW bersama pasukan SEPULUH RIBU itu semuanya kembali ke
> Madinah, tak seorang juapun yang tinggal berfungsi sebagai tentara
> pendudukan. Kemenangan atas Makkah itu terpateri dalam Al Quran:
>
> "Idza- Ja-a Nashru Lla-hi wa lFathu . Wa Ra.ayta nNa-sa Yadkhuluwna fiy
> Diyni Lla-hi Afwa-jan . FaSabbih biHamdi Rabbika wa sTaghfirhu Innahu-
> Ka-na
> Tawwa-ban (S. AnNashr, 1-3). Apabila datang pertolongan Allah dan
> kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk ke dalam agama Allah
> berduyun-duyun
> . Maka tasbihlah dan tahmidlah kepada Maha Pengaturmu dan minta ampunlah
> engkau kepadaNya, sesungguhnya Ia Maha Penerima tawbat (110:1-3). Ini
> adalah
> satu-satunya Surah yang secara penuh turun di Makkah (Surah Makkiyah) pada
> periode setelah hijrah (periode Madinah).
> #########################################################
>
> kalau saya sih males, biar pak camat atau pak bupati pindah agama,
> > saya tetap dengan agama saya :))

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment