Advertising

Thursday 4 February 2010

[wanita-muslimah] Dasar dari semua hak azasi manusia

*Dasar dari semua hak azasi manusia*

Diterbitkan 10 Desember, 2008 islam
<http://id.wordpress.com/tag/islam/> Tinggalkan
a Komentar
<http://sinarislam.wordpress.com/2008/12/10/dasar-dari-semua-hak-azasi-manusia/#respond>
Sunting<http://sinarislam.wordpress.com/wp-admin/post.php?action=edit&post=235>
Tags: Hak Asasi Manusia <http://id.wordpress.com/tag/hak-asasi-manusia/>,
Kemanusiaan <http://id.wordpress.com/tag/kemanusiaan/>, Kerendahan
hati<http://id.wordpress.com/tag/kerendahan-hati/>,
Muhammad Rasulullah saw.<http://id.wordpress.com/tag/muhammad-rasulullah-saw/>

*diambil dari Majalah Sinar Islam bulan Ikha 1355 HS/ Oktober tahun 1976
No.23 – Th. IV, hal.8-12 *

*Oleh : Sir Muhammad Zafrullah Khan**
*

*"Laqad kaana lakum fii rasuuli-l-laahi uswatun hasanah". Artinya, "Pada
diri Rasulullah (Muhammad) sesungguhnya ada pola utama bagimu" (33:22).*

*
*


*Dasar dari semua hak azasi manusia*

*D*ewasa ini kita sering dan banyak membicarakan hak-hak azasi manusia. Hak
azasi manusia yang paling penting, yang tanpa itu semua hak lainnya tiada
artinya, ialah kemerdekaan kepercayaan dan hati sanubari. Perhatikanlah apa
yang dikatakan oleh Al-Qur'an Suci dan dua tiga contoh yang diperlihatkan
oleh Rasulullah saw.

Al-Qur'an Suci menerangkan: *"La ikraaha fi-d-din, qad tabayana-r-rusydu
mina-l-ghayyi". *

Artinya, Tiada paksaan dalam agama; sesungguhnya jalan yang lurus telah
dibedakan dari kesesatan" (2:257).

Maksudnya, telah dinyatakan, bahwa manusia dengan mempergunakan akal
anugerah Tuhan mampu memperbedakan kesesatan dari petunjuk; maka oleh karena
itu sama sekali tidak perlu untuk mengadakan paksaan dalam urusan agama.
Jadi segala macam paksaan dalam urusan agama itu sia-sia, sebab tiada suatu
kekerasan pun yang dapat memaksa seseorang untuk beriman. Mungkin dalam
keadaan tertentu ada orang yang dapat dipaksa untuk mengatakan, bahwa ia
percaya, padahal dalam hatinya ia tidak percaya, tetapi tiada seorang pun
yang dapat dipaksa untuk beriman. Hati sanubari itu tidak dapat dipaksa.

*
*

*Paksaan tidak dapat dipakai*

*"Wa lau syaa rabbuka laamana man fi-l-ardhi kulluhum jami'a; afaanta
tukrihu-n-naasa hatta yakunu mu'minin".* Artinya : "Dan bila Tuhanmu
menghendaki, manusia di bumi semuanya tentu akan beriman. Apakah kini engkau
akan memberati dirimu sehingga mereka menjadi orang-orang yang beriman"?
(10:100).

Hal itu menetapkan suatu pokok penting, bahwa jika Tuhan, Yang berkuasa atas
hati dan alam pikiran manusia, tidak memaksakan kehendak-Nya agar manusia
beriman, tetapi telah membiarkannya bebas dalam memilih, maka apakah engkau
ya Rasulullah, atau orang lain mempunyai prakasa sendiri untuk memaksa orang
untuk beriman? Hal ini berarti, bahwa paksaan itu adalah usaha yang sia-sia
belaka.

*"Wa quli-l-haqqu min rabbikum; faman syaa fal-yu'min, wa man syaa
fa-l-yakfur".* Artinya :

"Dan katakanlah : Ini kebenaran dari Tuhanmu; maka siapa mau beriman,
berimanlah, dan siapa mau, kafirlah. (18: 30).


*Semua muslim harus bertabligh*

Amanat harus disampaikan, sebab tabligh itu kewajiban Rasulullah saw. dan
oleh karena itu adalah kewajiban kaum Muslimin juga untuk menyampaikan
"amanat suci" itu seluas-luasnya. Untuk itu pun kita ditunjuki: *"Ud'u ila
sabiili rabbika bi-l-hikmati wal mau'izati-l-hasanati wa jadilhum billati
hiya ahsan; inna rabbaka huwa a'lamu biman dhalla 'an sabiilihi wa huwa
a'lamu bi-l-muhtadin".* Artinya "Panggilah kepada jalan Tuhanmu dengan
kebijkasanaan dan anjuran yang baik dan bermujadalahlah dengan mereka secara
baik. Sesungguhnya Tuhanmu tahu benar siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dia mengetahui mereka yang memperoleh petunjuk" (16:126).

Seperti telah saya katakan tadi, peperangan dipaksakan kepada Rasulullah
saw. dalam beberapa tahun dari masa kenabian beliau sesudah beliau berhijrah
ke Medinah. Masa itu penuh dengan gerakan-gerakan permusuhan dan pertempuran
serta segala macam perlampauan batas dan pelanggaran dari pihak lawan. Dan
pada kejadian-kejadian itu mungkin ada orang dari pihak lawan, yang
mencahari perlindungan pada Rasulullah saw. Kepada beliau dikatakan *: "Wa
in ahadun minal musyrikiinastajaaraka, faajirhu hatta yasma'a
kalaama-l-laahi; tsumma ablighhu ma'manahu dzalaalika biannahum qaumun la
ya'lamun"* : Artinya "Dan bila ada orang dari kaum musyrik mencahari
perlindungan pada kamu, lindungilah dia sehingga ia dapat mendengar
kalamullah; kemudian antarkanlah dia ketempat yang aman baginya; hal itu
disebabkan mereka itu orang-orang yang tidak berpengetahuan" (9:6).

Dalam keadaan demikian ada kesempatan untuk usaha memaksa si pelarian itu
untuk beriman atau mengadakan tekanan atasnya. tetapi petunjuk yang
diberikan adalah : "Jika salah seorang musyrik mencahari perlindungan
padamu, lindungilah dia sehingga ia dapat mendengar Kalamullah" dan
perhatikan kelanjutannya, "Kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman
baginya, sebab mereka itu orang-orang yang tidak mempunyai pengetahuan".
Yang diizinkan paling jauh ialah "menyampaikan kalamullah kepadanya".
Kewajiban sesudah itu ialah mengantarkannya ketempat yang aman baginya!

Sekarang, seperti yang saya janjikan, akan saya sampaikan dua tiga contoh
tentang pelaksanaan petunjuk itu.


*Agama adalah soal hati nurani*

Abu Jahal adalah musuh Rasulullah saw. yang paling gigih di Mekkah dan ia
telah berbuat aniaya terhadap beliau dengan berbagai cara. (Pada pertempuran
pertama di Badar ia gugur). Anaknya — Ikramah — yang telah dibesarkan dalam
suasana permusuhan demikian, adalah prajurit ulung dan kemudian menjadi
panglima yang termasyhur. Atas usahanya, kemenangan dapat diraih dan direbut
dari tangan angkatan bersenjata Muslim pada Pertempuran Uhud yang terkenal
itu, sehingga keadaan berubah dan hampir-hampir menjadi kekalahan mutlak
bagi pasukan-pasukan Muslim. Pada waktu kemudian, ketika Mekkah terpaksa
membuka pintu-pintu gerbangnya untuk menerima Rasulullah saw. maka pada saat
itu Ikramah yang didorong oleh rasa cemas dan putus-asa, bahwa baginya di
Mekkah sudah tiada hari depan yang memberi harapan lagi, telah berangkat
meninggalkan kota yang sangat dicintainya itu dan menuju ke pantai laut
dengan niat meninggalkan Mekkah dan naik perahu menuju luar negeri, mungkin
ke Abyssinia.

Istrinya menghadap Rasulullah saw. dan menerangkan niat suaminya itu dan
menanyakan, apakah Ikramah, yang sangat mencintai mekkah, dapat memperoleh
jaminan keselamatan baginya, jika ia kembali dan diizinkan menetap dengan
aman damai sebagai warga-kota yang tetap berpegang kepada kepercayaan agama
nenek-moyangnya. Rasulullah saw. bersabda, "Memang demikian, di daerah yang
ada dalam kekuasaanku ada keamanan dan perlindungan bagi setiap orang yang
menjadi penghuninya". "Tetapi ia sangat keras kepala, ya Rasulullah, dan
tidak mau melepaskan kepercayaanya yang lama". Rasulullah saw. bersabda,
"Agama adalah urusan hati sanubari dan aku tidak diizinkan melakukan paksaan
untuk memasukkan siapapun ke dalam agama Islam. Ia bebas tinggal di Mekkah
dan beribadah menurut kepercayaannya". Wanita itu minta diri dan pergi ke
pantai untuk menyusul suaminya dan menyampaikan pernyataan tegas tiada
paksaan dalam Islam, yang diberikan Rasulullah saw. sendiri. Ikramah
menjawab, "Aku tidak percaya". Istrinya berkata lagi, "Engkau dapat
menghadap Rasulullah dan menanyakan sendiri tentang kebenaran berita yang
kubawa". Maka Ikramah datang menghadap dan bertanya kepada Rasulullah saw.,
"Apakah benar berita yang disampaikan kepadaku, bahwa aku dapat hidup dengan
aman tentram di Mekkah dan tetap berpegang kepada kepercayaan dan agamaku
sendiri?" Rasulullah saw. menjawab, bahwa berita itu memang benar. Atas
jawaban itu iman masuk ke dalam hati Ikramah dan dengan sepenuh hati
dinyatakannya: *"Asyhadu alla ilaaha illa-l-lah waasyhadu anna
muhammada-r-rasulullah".*

*
*

* *

*Islam tidak disiarkan dengan pedang*

Peristiwa kedua terjadi di luar Medinah. Rasulullah saw. beserta para
sahabat ada dalam perjalanan pulang dari suatu perjalanan jauh dan dalam
terik matahari lepas tengah hari. Seluruh rombongan mengambil istirahat
dalam keteduhan pepohonan. Rasulullah saw. menggantungkan pedang beliau pada
dahan pohon dan berbaring di bawah pohon itu.

Ketika beliau sudah tidur, ada orang yang diam-diam mengikuti rombongan itu
datang mengendap-endap mendekati beliau. Pedang beliau diambilnya dan dengan
tiba-tiba datang menyergap sambil memegang pedang terhunus itu. Rasulullah
saw. tersentak bangun dan segera mengetahui, bahwa beliau ada dalam keadaan
yang sangat berbahaya. Orang itu berkata, "Siapa sekarang yang dapat
menyelamatkanmu?" Dengan tenang Rasulullah saw. menjawab, "ALLAH".
Sungguh-sungguh keteguhan keimanan kepada Tuhan yang tiada taranya. Ketika
beliau mengatakan "Allah" orang itu terkesiap dan pedang pun jatuh dari
tangannya. Rasulullah saw. bangkit, meraih pedang beliau dan bersabda,
"Siapa sekarang yang dapat menolong?" Dengan gemetar orang itu menjawab,
"Tiada seorangpun".

Sementara itu orang-orang di sekitar itu telah berkumpul. Rasulullah saw.
menceriterakan apa yang telah terjadi. Beliau kemudian bertanya, apakah
orang ini mau membaca "kalimah syahadat", yang dijawab orang itu dengan,
"Tidak, tetapi aku berjanji tidak akan mengangkat senjata lagi terhadap
tuan". Rasulullah saw. membebaskan orang itu. Padahal itu adalah kesempatan
baik, orang itu atas perbuatannya layak dihukum mati. Ia dapat memperlakukan
dengan segala macam paksaan. Ia diberi kesempatan untuk masuk Islam dan
menyelamatkan diri, tetapi ia telah menolaknya. Meskipun demikian Rasulullah
saw. memberikan ampun dan ia pulang kembali kepada kaumnya dengan tidak
kurang sesuatu apa pun, tanpa gangguan, bebas dan merdeka.

(Terjemahan Sukri Barmawi)


http://sinarislam.wordpress.com/2008/12/10/dasar-dari-semua-hak-azasi-manusia/

--
"Segala sumber karunia terletak ditangan Tuhan"- (Khalifatul Masih V)

http://www.alislam.org


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment