Berandalan Bermotor Merenggut Anak Kesayanganku (1)
Remaja yang Berbakat dan Banyak Teman
PERISTIWA ini terjadi bertahun-tahun lalu, namun rasanya selalu menghantui dan selalu mengganggu pikiran Ramdani (bukan nama sebenarnya). Anak lelakinya yang sulung meninggal dunia ketika masih belia dengan cara yang tidak wajar. Butuh bertahun-tahun bagi Dani 7--panggilan akrab Ramdani-- untuk melupakan kejadian itu dan mengikhlaskan semuanya. Rasa marah dan penyesalan selalu membayanginya selama sekian lama. Namun ia kemudian menyadari bahwa semuanya sudah ada yang mengatur, sehingga ia berusaha keluar dari bayang-bayang kejadian buruk itu dan menata hidupnya lagi agar menjadi lebih baik. Berikut kisahnya seperti yang dituturkan Ramdani kepada Yulinda Andriani. Semoga bisa diambil hikmahnya.
AKU mungkin termasuk ayah yang beruntung memiliki anak seperti Rangga (bukan nama sebenarnya). Ia selalu mematuhi nasihatku dan tak pernah lalai mengerjakan semua perintahku. Selain itu, ia pun tak pernah meninggalkan salat lima waktu dan mengaji di surau seusai magrib. Pun demikian dengan urusan sekolah, walaupun ia tidak termasuk anak yang menonjol prestasinya, namun tak pernah sekali pun ia membolos atau melakukan kenakalan-kenakalan selayaknya remaja seusianya. Pendek kata, ia adalah anak yang menjalani hidupnya dengan lurus dan tak banyak ulah.
Dalam pergaulan, Rangga memiliki banyak teman karena ia memang tipe orang yang menyenangkan dan senang bergurau. Ditunjang dengan postur tubuh yang tinggi dan wajah yang tampan, lengkaplah sudah anakku memiliki segala hal yang diidam-idamkan para gadis dari seorang pria. Teman-temannya selalu bilang, kalau tak ada Rangga suasana enggak seru karena terasa hambar. Anakku pun aktif dalam kegiatan karang taruna dan remaja masjid. Ia selalu tampil sebagai salah satu anggota panitia dalam berbagai kegiatan di kampung kami, seperti dalam pesta menyambut hari kemerdekaan, acara musik, pengajian, dan kegiatan olahraga. Peran sertanya dalam penyelenggaraan acara-acara itu selalu dikenang oleh sahabat-sahabatnya.
Anakku dianugerahi bakat dalam bidang musik. Ia piawai bermain gitar dan juga menguasai beberapa alat musik lainnya. Teman-temannya selalu menjadikannya mentor dalam bermain musik. Teknik-tekniknya dalam memainkan gitar selalu mengundang decak kagum. Dan itu semua dipelajarinya secara otodidak dari buku yang kubelikan di pasar buku bekas. Tak heran kalau ia kemudian membentuk band dan sering tampil di beberapa parade musik di sekitar daerah kami.
Tentu saja aku selalu mendukung kegiatan anakku sepanjang itu adalah kegiatan yang positif. Justru aku senang melihatnya selalu sibuk dengan berbagai kegiatan dan organisasi. Menurutku, hal itu akan melatih kemampuannya dan memperluas cakrawala berpikir yang pasti akan dibutuhkannya nanti di masa depan. Terkadang saking sibuknya, Rangga sering pulang larut karena menghadiri berbagai rapat.
Sebagai orangtua, aku memang tak bisa memberi limpahan materi pada anakku. Aku hanyalah tenaga kerja kontrak di sebuah instansi pemerintahan, sehingga penghasilanku hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari saja. Meski demikian, hal itu tidak menjadi masalah bagi Rangga. Ia tak pernah rewel dan banyak permintaan. Ia mengerti dengan keadaan orangtuanya. Bahkan untuk menambah uang sakunya, terkadang ia diam-diam menjadi kernet atau sopir tembak angkot milik tetangga. Untuk beraktivitas sehari-hari, ia pun tak pernah malu mengendarai motor butut punyaku yang merupakan produk tahun '80-an.
Beranjak remaja, biasanya para orangtua mulai menghadapi masa transisi karena harus menghadapi kenakalan anaknya. Namun tidak demikian dengan anakku. Walaupun memiliki band dan sering menghadiri acara-acara musik, namun Rangga tidak larut dalam pergaulan di antara temannya yang selalu dekat dengan minuman keras dan merokok. Ya, Rangga bahkan tidak pernah merokok. Menurutnya, ia bisa saja merokok di belakangku, namun ia tidak mau karena memang tidak suka merokok. Ia tidak mau mencoba hal yang katanya justru bisa merusak kesehatannya.
Ketika duduk di bangku kelas dua SMA, Rangga mulai berpacaran. Setidaknya itulah menurut pengakuannya padaku. Bahkan tanpa malu-malu, pada suatu hari ia memperkenalkan pacarnya kepadaku. Bagiku itu tidak masalah. Anak remaja berpacaran adalah hal yang biasa. Ketertarikan kepada lawan jenis justru bagus sebagai tanda ia normal. Dan sepanjang gaya berpacarannya wajar-wajar saja tanpa melewati batas-batas norma agama dan etika, aku tidak akan melarangnya. Justru kalau dilarang dan dikekang, anak muda biasanya berontak dan melakukan perbuatan yang nekat. Sehingga pada akhirnya mencoreng aib di muka orangtua.
Meski demikian, aku tetap mewanti-wanti Rangga agar tidak sampai kebablasan. Berpacaran boleh saja, asal tetap mewaspadai rambu-rambunya. Syukurlah anakku menurut. Ia justru yang mengatakan tidak akan pernah berani merusak kehormatan wanita yang dicintainya. Bahkan untuk sekadar mencium pun tidak akan dilakukannya. Ia hanya menginginkan teman wanita yang bisa diajak sharing dan saling berbagi pemikiran dalam berbagai masalah. Karena itu, katanya, pacarnya tentu saja harus gadis yang pintar dan memiliki wawasan yang luas agar nyambung ketika diajak bicara. Tentu saja aku lega mendengarnya. Sekali lagi aku harus angkat jempol untuk prinsip anakku itu.
Dalam pergaulan, Rangga memiliki banyak teman karena ia memang tipe orang yang menyenangkan dan senang bergurau. Ditunjang dengan postur tubuh yang tinggi dan wajah yang tampan, lengkaplah sudah anakku memiliki segala hal yang diidam-idamkan para gadis dari seorang pria. Teman-temannya selalu bilang, kalau tak ada Rangga suasana enggak seru karena terasa hambar. Anakku pun aktif dalam kegiatan karang taruna dan remaja masjid. Ia selalu tampil sebagai salah satu anggota panitia dalam berbagai kegiatan di kampung kami, seperti dalam pesta menyambut hari kemerdekaan, acara musik, pengajian, dan kegiatan olahraga. Peran sertanya dalam penyelenggaraan acara-acara itu selalu dikenang oleh sahabat-sahabatnya.
Anakku dianugerahi bakat dalam bidang musik. Ia piawai bermain gitar dan juga menguasai beberapa alat musik lainnya. Teman-temannya selalu menjadikannya mentor dalam bermain musik. Teknik-tekniknya dalam memainkan gitar selalu mengundang decak kagum. Dan itu semua dipelajarinya secara otodidak dari buku yang kubelikan di pasar buku bekas. Tak heran kalau ia kemudian membentuk band dan sering tampil di beberapa parade musik di sekitar daerah kami.
Tentu saja aku selalu mendukung kegiatan anakku sepanjang itu adalah kegiatan yang positif. Justru aku senang melihatnya selalu sibuk dengan berbagai kegiatan dan organisasi. Menurutku, hal itu akan melatih kemampuannya dan memperluas cakrawala berpikir yang pasti akan dibutuhkannya nanti di masa depan. Terkadang saking sibuknya, Rangga sering pulang larut karena menghadiri berbagai rapat.
Sebagai orangtua, aku memang tak bisa memberi limpahan materi pada anakku. Aku hanyalah tenaga kerja kontrak di sebuah instansi pemerintahan, sehingga penghasilanku hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari saja. Meski demikian, hal itu tidak menjadi masalah bagi Rangga. Ia tak pernah rewel dan banyak permintaan. Ia mengerti dengan keadaan orangtuanya. Bahkan untuk menambah uang sakunya, terkadang ia diam-diam menjadi kernet atau sopir tembak angkot milik tetangga. Untuk beraktivitas sehari-hari, ia pun tak pernah malu mengendarai motor butut punyaku yang merupakan produk tahun '80-an.
Beranjak remaja, biasanya para orangtua mulai menghadapi masa transisi karena harus menghadapi kenakalan anaknya. Namun tidak demikian dengan anakku. Walaupun memiliki band dan sering menghadiri acara-acara musik, namun Rangga tidak larut dalam pergaulan di antara temannya yang selalu dekat dengan minuman keras dan merokok. Ya, Rangga bahkan tidak pernah merokok. Menurutnya, ia bisa saja merokok di belakangku, namun ia tidak mau karena memang tidak suka merokok. Ia tidak mau mencoba hal yang katanya justru bisa merusak kesehatannya.
Ketika duduk di bangku kelas dua SMA, Rangga mulai berpacaran. Setidaknya itulah menurut pengakuannya padaku. Bahkan tanpa malu-malu, pada suatu hari ia memperkenalkan pacarnya kepadaku. Bagiku itu tidak masalah. Anak remaja berpacaran adalah hal yang biasa. Ketertarikan kepada lawan jenis justru bagus sebagai tanda ia normal. Dan sepanjang gaya berpacarannya wajar-wajar saja tanpa melewati batas-batas norma agama dan etika, aku tidak akan melarangnya. Justru kalau dilarang dan dikekang, anak muda biasanya berontak dan melakukan perbuatan yang nekat. Sehingga pada akhirnya mencoreng aib di muka orangtua.
Meski demikian, aku tetap mewanti-wanti Rangga agar tidak sampai kebablasan. Berpacaran boleh saja, asal tetap mewaspadai rambu-rambunya. Syukurlah anakku menurut. Ia justru yang mengatakan tidak akan pernah berani merusak kehormatan wanita yang dicintainya. Bahkan untuk sekadar mencium pun tidak akan dilakukannya. Ia hanya menginginkan teman wanita yang bisa diajak sharing dan saling berbagi pemikiran dalam berbagai masalah. Karena itu, katanya, pacarnya tentu saja harus gadis yang pintar dan memiliki wawasan yang luas agar nyambung ketika diajak bicara. Tentu saja aku lega mendengarnya. Sekali lagi aku harus angkat jempol untuk prinsip anakku itu.
(bersambung)**
--
silahkan bantu kami dengan bergabung dan daftarkan diri anda di sini
__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
.
__,_._,___
0 comments:
Post a Comment