Advertising

Tuesday 5 June 2012

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- MUNGKIN KITA HARUS Dng RENDAH HATI “BELAJAR DARI TURKI Yang SEKULER ,,

*Kolom IBRAHIM ISA*
*Selasa, 05 Juni 2012*
*---------------------*


*MUNGKIN KITA HARUS Dng RENDAH HATI "BELAJAR DARI TURKI Yang SEKULER
<Bagian – 3, Selesai>*

*<Kesan-kesan Kunjungan 08 hari ke Turki> *



Sempat kuceriterakan bahwa *ISMAIL*, ya, dia itu "guide" warga Turki
yang mengantar rombongan Indonesia dari Holland ke berbagai tempat di
Turki, --- betul adalah orang yang mengenal sejarah bangsanya. Baik
ketika zaman kuno. Maupun yang kontemporer. Ismail adalah seorang
intelektual. Dia pelajari benar hal itu. Karena pekerjaannya sebagai
pengantar tamu mengharuskannya sedikit-banyak mengetahui tentang negeri
dan rakyat Turki.


Ismail tidak hanya cerita tentang hasil-hasil pertanian Turki yang
berlimpah ruah, seperti zaitun, anggur (Sultana), fig, jeruk, semangka,
dll. Lalu ia certia mengenai luasnya pertanian kapas dan tembakau dll.
Tentang kekayaan bumi Turki, seperti minyak dan bahan-bahan tambang dan
mineral lainnya.


Ismail juga bisa bicara soal politik dewasa ini. Naah, ini interesan.
Karena tidak sering seorang pengantar orang setempat yang menjelaskan
masalah politik negerinya.


* * *


Suatu ketika dalam perjalanan peninjauan dengan bus, seperti biasa,
Ismail menjelaskan obyek yang akan ditinjau hari itu. Sebelumnya Ismail
sudah menyapa: "Selamat pagi !".

"Selamat pagi", jawab kami serempak sambil tertawa gembira. Menyambut
Ismail yang sudah pandai menyapa kami dalam bahasa Indonesia. Ismail
juga sudah tahu menyatakan: "selamat malam", "sampai besok" dll. Meski
sepatah dua saja bahasa Indonesia yang dihafalnya, tapi itu sudah
menambah keakraban kami dengan Ismail. Satu dua orang dari kami berusaha
mengingat-ingat, "selamat pagi", "selamat malam", dalam bahasa Turki.
Tapi, yah, tidak sempat dipraktekkan. Juga sementara ada yang sudah lupa.


* * *


Dalam perjalanan hari itu, penjelasan Ismail tiba pada situasi di Turki
dewasa ini. Dengan bangga Ismail cerita, bahwa sekarang ini, bukan
orang-orang Turki yang keluar negeri cari pekerjaan. "Sekarang ini
orang-orang Junani yang negerinya sedang krisis ekonomi itu, pada
berdatangan cari pekerjaan di Turki. Juga orang-orang Rumania, Bulgaria
dan Albania pada mencari kerja di sini", ujar Ismail.


Sekali dimulai pembicaraan situasi (politik Turki) dewasa ini, aku
segera 'masuki' pembicaraan tsb. "Ismail", kataku. "Seperti diketahui,
Turki sejak beberapa tahun yang lalu telah mengajukan untuk jadi anggota
Uni Eropah. Kita juga tahu, Turki adalah anggota persekutuan militer
Barat plus AS, NATO (North Atlantic Treaty Organization). Apa sebabnya
sampai sekarang Turki masih saja belum diterima dalam Uni Eropah?"tanyaku.


"Ya", jawab, Ismail, dengan wajah menunjukkan kejengkelannya. "Mereka
itu, Eropah Barat, terutama Jerman dan Perancis, TAKUT pada Turki.
Mereka khawatir bila Turki diterima masuk jadi angggota Uni Eropah, maka
orang-orang Turki akan berbondong-bondong membanjiri Eropah Barat."


Kukatakan kepada Ismail: Alasan atau dalih yang dikemukakan sementara
negeri dari Uni Eropah, ialah, bahwa mayoritas penduduk Turki beragama
Islam. Jadi, tidak cocok, tidak "nyambung" dengan kultur Eropah Barat
yang beragama Kristen. Mereka mengatakan sudah merasa "kewalahan" dan
khawatir dengan membengkaknya penduduk imigran di Eropah yang beragama
Islam.


Sebagai dampak sampingan dengan kedatangan puluhan ribu "buruh-tamu"
yang beragama Islam terutama dari Maroko dan Turki ke Belanda dan
Belgia' dan buruh Turki ke Jerman'; serta dari Aljazair, Maroko dan
Tunis ke Perancis, pada tahun 70-an abad lalu. Mereka-mereka itu seperti
sudah "lupa". Bahwa, ketika negeri-negeri Eropah tsb sedang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang menggebu-gebu. Saat itu Eropah Barat
membutuhkan banyak tenaga kerja (yang murah) untuk industri dan
modernisasi infra-struktur negeri mereka. Ketika negeri-negeri Eropah
itu memerlukan demi kepentingan pertumbuhan ekonominya, adalah mereka
sendikri yang mengundang "buruh tamu" dari negeri-negeri dunia ketiga.
Setelah mencapai kemajuan pesat, sudah "mapan", negeri-negeri Eropah
Barat itu megambil sikap "habis manis sepah dibuang". Malah seorang
politikus Kanan, dari parpol PVV di Nederland, berprovokasi, dengan
mengatakan bahwa bila perkembangan ini tidak distop, maka pada suatu
waktu kelak, "Eropah Barat yang Kristen, akan didominasi oleh Islam".


* * *


Jelas Ismail: Alasan sesunguhnya mengapa Eropah Barat tersendat-sendat,
mengulur-ulur bahkan berkecenderungan menolak masuknya Turki masuk
organisasi Uni Eropah, masalahnya adalah "pembagian kemakmuran". Soal
"Membagi-bagi kuéh Eropah", itulah yang menjadi penyebab penolakan
sementara negara Eropah Barat terhadap masuknya Turki. "Kuéh itu", kata
Ismail mau mereka makan sendiri. Memang mereka juga khawatir dan takut
bahwa bila Turki diterima menjadi anggota Uni Eropah, dan lalu-lintas
warga antar negara anggota Uni Eropah sudah menjadi bebas sepenuhnya,
maka orang-orang Turki akan berbondong-bondong membanjiri negeri-negeri
Eropah Barat. Membikin perimbangan penduduk "asli" yang Kristen
terbanding dengan kaum imigran yang Muslim, menjadi "jomplang".


"Ketakutan ini tak beralasan", kata Ismail. "Kami tidak akan
berbondong-bondong menuju ke Eropah Barat. Kami mencintai negeri ini".


Negeri-negeri Eropah memang juga merasa takut akan bertambah besarnya
pengaruh Islam terhadap Eropah Barat yang kulturnya Kristen itu. Mereka
takut pada fundamentralisme Islam.


Padahal, kata Ismail, 70% dari orang-orang Turki yang beragama Islam,
mereka adalah Muslim yang biasa-biasa saja. Seperti kebanyakan orang
Islam di dunia yang TIDAK FANDAMENTALIS. Yang benar-benar mempraktekkan
ajaran Islam dalam seluruh kehidupannya, jumlahnya hanya 30% saja.
Itupun bukan yang fundamentalis. Demikian Ismail.


* * *


Apakah sesungguhnya yang menjadi penyebab, mengapa Turki yang yang sudah
sejak awal abad keduapuluh-satu mengajukan ingin jadi anggota Uni
Eropah, sampai sekarang masing terkatung-katun? Menurut Ismail, yang
keras menolak adalah Jerman dan Perancis. Sampai di mana kebenaran
keterangan Ismail tsb, masih harus diteliti lebih lanjut.


Yang bisa jelas diketahui adalah sikap parpol-parpol Belanda yang duduk
dipemerintahan maupun yang oposisi.


Komentar-komentar di media Belanda menyatakan bahwa dengan masuknya
Turki ke Uni Eropah, Turkilah pertama-tama yang akan menarik manfaatnya
di bidang ekonomi. Belanda juga bisa menarik manfaatnya dengan
perhitungan akan menanjaknya ekspor ke Turki sebanyak 20%. Dikatakan
bahwa perkembangan ekonomi Turki berada jauh di belakang kebanyakan
ekonomi Eropah Barat. Alasan ini, merupakan faktor utama keberatan
negeri-negeri Eropah terhadap masuknya Turki.


Tapi mereka juga mengakui bahwa ekonomi Turki sedang tumbuh dinamis;
rata-rata sekitar 12% sampai 13% setahunnya. Bahkan komentar yang agak
obyektif menyatakan bahwa, Turki merupakan pasar luar biasa besar dengan
negeri-negeri Arab sebagai tetangga belakangnya. Dengan demikian Uni
Eropah memperoleh tambahan wilayah pasar yang luas. Penduduk Turki yang
muda itu, dapat memecahkan masalah 'penuaan penduduk' dan kekurangan
tenaga kerja yang diderita oleh Eropah Barat.


Keberatan lain negeri-negeri Eropah tsb, ialah masih belum diepnuhinya
syarat-syarat negra hukum, pelaksanaan HAM, politik pemerintah terhadap
golongan minoritas etnis KURDI, diskriminasi terhadap kaum perempuan
yang dinyatakan sebagai salah satu dari syariah Islam, dan last but not
least, adalah PERANAN MILITER.


Tercatat dalam sejarah Turki sejak berdirinya Republik Turki di bawah
Mustafa Kemal Attaturk, kaum militer selalu memainkan peranan
menentukan. Baik itu dilakukan melalui suatu kudeta, . . . atau dalam
situasi berlangsungnya kehidupan demokrasi parlementer, mereka main di
belakang layar. Jendral-jendral Turki yang setia pada prinsip yang
diletakkan oleh Mustafa Kemal Attaturk, akan segera BERTINDAK begitu d

ianggap ada bahaya bahwa prinsip NEGARA SEKULER, akan diubah menjadi
negara yang didasarkan atas Islam.


* * *


Ketika disinggung masalah politik pemerintah Turki terhadap suku Kurdi,
yang dianggap adalah suatu tindakan represif, Ismail menolak. "Ah,
mereka itu (Kurdi) adalah teroris yang merugikan rakyat. Dan perbuatan
teroris itu harus ditindak dengan tegas". Demikian Ismail.


Pada kesempatan lain, sahabatku *Chalik Hamid*, menegur aku: Bagaimana
pendapat Bung terhadap penjelasan Ismail mengenai masalah KURDI? Aku
nyatakan bahwa aku tidak sependapat dengan penjelasan Ismail.


Orang-orang yang membantu kami sekeluarga dari Stichting Vluchteling
Nederland, ketika kami baru tiba di Belanda dan sedang diproses, adalah
orang-orang Kurdi, kataku. Mereka itu korban persekusi pemerintah Turki
yang dengan kekerasan menindas tuntutan dan gerakan orang-orang Kurdi
Turki untuk hak-hak sama dan demokrasi. Mereka bukan teroris tetapi
DIPUKUL RATA, semuanya dicap sebagai teroris agar bisa ditindak di luar
hukum. Di sini kita berbeda pendapat dengan sahabat Turki, Ismail.


* * *


Mengunjungi negeri lain dengan berbagai motif, banyak seginya. Kali ini
berkunjung keTurki atas usaha salah satu perkumpulan Arisan Indonesia di
Belanda yang dikelola oleh sahabatku Taufik Tahrawi, sungguh dirasakan
manfaatnya. Wajarlah kunyatakan disini terimakasihku! Juga penghargaan
pada sahabatku Chalik Hamid yang membuat dan menyiarkan foto-foto yang
dibuat selama kunjungan.


Selama kunjungan ini selain kita orang-orang Indonesia yang bermukim di
negeri orang lebih saling mengenal dan menjadi lebih akrab.


Bagiku kunjungan ini merupakan suatu *EYE OPENER* . . . membuka mata
mengenai keadaan suatu negeri Asia/Eropah, yang besar dan penting
pengaruhnya di Asia, Eropah dan di dunia Islam.

Semoga pembaca sependapat dengan penulis untuk 'belajar kenal' dengan
Turki Modern yang Sekuler.


Maka kuakhiri tulisan ini dengan kata-kata: Betullah kiranya:


*Mungkin KITA HARUS Dng RENDAH HATI "BELAJAR" Dari TURKI Yang SEKULER.*


** * **






------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment