Advertising

Sunday, 3 June 2012

[wanita-muslimah] Peluru Kosong Hemat Energi

 

 
 
Peluru Kosong Hemat Energi
 
 
Sabtu, 02 Juni 2012 00:00 WIB
GERAKAN penghematan energi kembali diserukan pemerintah. Padahal, seruan bagi penghematan energi selama ini terbukti bak peluru kosong karena begitu miskin keteladanan justru dari pemerintah.

Selasa (29/5) malam, di Istana Negara Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan dimulainya gerakan nasional penghematan energi, baik bahan bakar minyak maupun listrik, mulai Juni ini.

Ada lima langkah penghematan. Pertama, mengendalikan sistem distribusi di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kedua, melarang kendaraan pemerintah, BUMN, dan BUMD memakai BBM bersubsidi. Ketiga, melarang BBM bersubsidi untuk kendaraan perkebunan dan pertambangan. Keempat, konversi BBM ke bahan bakar gas untuk transportasi. Dan kelima, penghematan penggunaan listrik dan air di kantor-kantor pemerintah, BUMN, BUMD, dan penerangan jalan.

Penghematan energi memang langkah yang wajib dilakukan. Sebab, beban anggaran subsidi terus membengkak dari waktu ke waktu, apalagi setelah pemerintah gagal menaikkan harga BBM bersubsidi.

Anggaran subsidi energi untuk tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp225 triliun bisa membengkak di atas Rp300 triliun dengan terus meningkatnya konsumsi BBM. Bahkan kuota yang ditetapkan APBN Perubahan 2012 sebesar 40 juta kiloliter hanya cukup sampai hari kesepuluh Oktober mendatang.

Bukan kali ini saja Presiden menyerukan perlunya penghematan energi. Pada 2005, ia bahkan telah mengeluarkan Inpres Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi. Hasilnya? Pemborosan terus saja terjadi.

Instruksi Presiden itu dianggap angin lalu saja karena miskin teladan. Kini, Yudhoyono kembali menegaskan agar para pejabat pusat maupun daerah memberikan contoh nyata dalam gerakan penghematan energi.

Sebenarnya banyak contoh yang bisa ditunjukkan. Dan mestinya itu dimulai dari Yudhoyono sendiri. Misalnya saja, mengurangi jumlah kendaraan yang mengiringi pejabat tinggi di jalan raya. Bukankah sebaiknya hal itu dimulai dengan mengurangi jumlah kendaraan yang mengiringi Presiden? Begitu juga ketika Presiden datang ke daerah, kendaraan yang menyambut perlu ada pembatasan.

Selain itu, gerakan penghematan energi haruslah ditempatkan dalam konteks yang lebih besar, yakni penghematan anggaran. Pembangunan kantor dan rumah dinas yang mewah, misalnya, jelas pemborosan. Pengadaan mobil-mobil mewah bagi pejabat pemerintah maupun lembaga-lembaga negara yang umumnya di atas 2000 cc dan kerap menggunakan

premium juga pemborosan dan karena itu layak segera dihentikan.

Masih banyak langkah penghematan lain yang bisa dilakukan. Celakanya, keteladanan yang ditunjukkan pejabat hanya sesaat. Cuma heboh ketika ada instruksi Presiden, tapi kemudian lenyap tak berbekas.

Karena itu, selain perlu dibarengi dengan pemberian sanksi, keteladanan yang dicontohkan pejabat mestinya konsisten dan berkesinambungan hingga menciptakan budaya dalam keseharian. Dan itu, tidak bisa lain, haruslah dimulai dari pimpinan tertinggi di negeri ini.

Tanpa itu, gencarnya seruan penghematan energi ibarat berperang dengan peluru kosong karena bermodal omong kosong.

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment