Advertising

Tuesday, 31 July 2012

[wanita-muslimah] Ngabuburit Zaman Baheula (4)

 

Ngabuburit Zaman Baheula (4)

Antre nasi padang di Pasar Senen

Antre nasi padang di Pasar Senen
Kondisi Pasar Senen pada 1940-an. (tropenmuseum.nl)


Siapa tidak kenal Pasar Senen, Jakarta Pusat. Bagi sebagian orang, kurang afdal bila datang ke Ibu Kota tanpa mampir ke sana. Kawasan perbelanjaan ini pertama kali dibuka oleh Yustinus Vinck pada 1733. Setelah masa kemerdekaan, pada 1945 hingga 1975, Senen menjadi pusat perdagangan paling terkenal di Jakarta.

Berada di pusat kota, Pasar Senen juga dekat dengan stasiun kereta api, penghubung Jakarta dengan kota-kota besar lain di Jawa. Laiknya pasar pada umumnya, rupa-rupa jenis jajanan, makanan, dan minuman juga dijual di sana. Namun ada fenomena menarik saban Ramadan tiba di pasar itu, yakni keramaian menjelang buka.

Menurut sejarawan Jakarta, Alwi Shahab, zaman dulu Senen juga menjadi lokasi favorit buat ngabuburit menjelang buka puasa. "Penjual jajanan dan minuman berderet di pinggiran pasar, melayani orang-orang antre membeli makanan. Ramai sekali, kalau bedug ditabuh, banyak di antara mereka makan di lokasi," kata dia saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya, Rabu pekan lalu.

Saban sore, usai salat asar, bekas wartawan ini biasa keliling Jakarta mengendarai sepeda ontel dari kampungnya di Kwitang, Jakarta Pusat. Dari sana dia keliling mengunjungi beberapa lokasi ramai, salah satunya di sekitar Pasar Senen. Dulu, kata dia, ada satu rumah makan Padang terkenal di daerah Senen paling ramai dikunjungi warga.

"Orang-orang berdiri, mengantre, menunggu giliran masuk mendapat bungkusan nasi. Seingat saya cuma itu nasi padang terkenal, ramai sekali, antrenya sampai jalan raya," ujarnya.

Dulu Pasar Senen memang terkenal. Sejak awal abad ke-20, Senen telah menjadi jantung ibu kota dengan denyut perdagangan hampir tak pernah mati. Beberapa toko besar dan terkenal berdiri di sepanjang Jalan Kramat Bunder, Kramat Raya, Jalan Kwitang, dan Jalan Senen Raya. "Apotek Rathkamp", setelah kemerdekaan menjadi Kimia Farma, berdiri di seberang Segi Tiga Senen.

Di Gang Kenanga terdapat toko sepeda "Tjong & Co". Sementara di Jalan Kramat Bunder terdapat rumah makan terkenal "Padangsche Buffet". Pada 1960-1970, beberapa toko di atas telah lenyap atau berubah kepemilikan. Pada masa kepemimpinan Ali Sadikin, pemerintah DKI menghidupkan lagi kawasan Senen dengan membangun pusat perdagangan Senen.

Pembangunan Proyek Senen diikuti pasar inpres dan terminal Senen. Pada awal 1990 dibangun pula super blok modern, Atrium Senen. Atrium Senen diisi sejumlah produk skala internasional, seperti Yaohan dan Mark & Spencer, yang pada akhirnya menarik diri karena krisis ekonomi.

Pasar Senen memang sudah berulang kali berubah. Namun bagi Alwi, kenangan Senen tempo dulu, terutama menjelang buka puasa, tetap lekat dalam ingatan. "Dulu enak rasanya keliling Jakarta. Di Pasar Senen melihat orang dari mana-mana antre jajanan di pinggir jalan menunggu buka," ujarnya.

[fas]


--



sudah banyak bukti sukses dari JSS makanya buruan daftar disini Profit 2%/hari dan cashback menanti anda...

untuk info lengkap & petunjuk lebih lanjut silahkan hubungi saya di
FaceBook : hanjakal@gmail.com
YM           : Desatura@yahoo.com
Gtalk        : hanjakal@gmail.com




__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment