Ali Munhanif wrote:
Jangan sampai komunitas Islam juga ikut mencaci intervensi NATO sebagai tuduhan perang melawan Islam.
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
HMNA:
Front Islamique du Salut (FIS) santer diberitakan menteror dan membantai warga sipil di Aljazair tidak terkecuali terhadap perempuan dan anak-anak, bahkan diberitakan pula telah menggorok leher tujuh pelaut Italia yang kapalnya berlabuh di pelabuhan Jenjen Aljazair.
Golongan Islam Aljazair membentuk kekuatan politik dalam wadah FIS. Pemilu permulaan FIS menang mayoritas, maka Pemilu lanjutan dibatalkan, kemudian FIS dibubarkan oleh rejim militer. FIS terpaksa angkat senjata melawan rejim militer itu, karena FIS lebih dahulu dikerasi dan dizalimi oleh rejim militer. Semutpun kalau diinjak, niscaya menggigit. Hanya saja perlawanan bersenjata FIS itu diberitakan membantai perempuan dan anak-anak, menggorok pelaut Italia, menterror.
Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua. Masih di dunia ini rejim berkuasa di Aljazair tidak dapat mencuci tangannya dari lumuran darah rakyatnya. Bungkusan yang berbau busuk ini berhasil dibongkar oleh para wartawan Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari harian Independent, John Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds dari The Times dan Sairah Shah dari TV Channel Four. Hasil investigasi dari para wartawan tersebut berhasil membongkar kejahatan Jenderal M.Lamari. Investigasi sejumlah media tersebut berhasil mendapatkan bukti bahwa sesungguhnya rejim yang berkuasa di Aljazairlah yang bertanggung-jawab atas tewasnya ribuan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak serta penggorokan leher tujuh pelaut Italia, yang dikambing-hitamkan selama ini atas FIS. Tidak kurang 60.000 jiwa termasuk perempuan dan anak-anak yang melayang dalam aksi militer itu. Di antara mereka yang tewas terdapat 70 orang wartawan yang semuanya mati secara mengenaskan oleh rejim militer Aljazair.
Amerika Serikat yang begitu menggemborkan dirinya pahlawan demokrasi bungkam, bahkan bersikap menyokong rejim militer Aljazair. Mengapa? Amerika sedang risau. Iran potensial bakal menggantikan kedudukan mantan Uni Sovyet untuk menantang, menjadi rival Amerika. Ambisi Amerika untuk menjadi negara adidaya tunggal, menjadi polisi dunia, bakal mendapat hambatan, gangguan bahkan ancaman dari Iran. Ini membentuk sikap Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam (doktrin Huntington) tidak terkecuali di Aljazair.
http://waii-hmna.blogspot.com/1997/12/303-ktt-oki-mengutuk-terrorisme-dan.html
Perhatikan:
1.. Saya garis bawahi: "Ini membentuk sikap Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam (doktrin Huntington)." Menurut Huntington benturan peradaban (clash of civilization) antara Barat vs Timur (demokrasi liberal kapitalis vs komunis), setelah komunis tumbang, akan beralih clash of civilization itu antara demokrasi liberal kapitalis vs Islam. Doktrin Huntington ini yang menjadi dasar kebijakan politik luar negeri Amerika. Itulah latar belakang yang membentuk sikap Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam.
Maka ibarat kaki gurita Amerika menjulurkan kakinya ke mana-mana. Di Indonesia kaki gurita itu berwujud "Jaringan Islam Liberal" (JIL). JIL berupaya "menjinakkan" gerakan yang memperjuangkan penerapan / penegakan Syari'at Islam yang dicapnya dengan stigma Islam Literal. Upaya JIL "menjinakkan" gerakan tsb yaitu mendengungkan Nash-nash Alquran, misalnya tentang qital (perang), jihad dll., tidak benar dipahami secara lteral, melainkan harus
dipahami ulang sesuai dengan semangat zaman. Jika tidak, maka keceknyo kecenderungan radikalisme atas nama agama tidak akan hilang. Pada pokoknya JIL sebagai kaki gurita Amerika, JIL berupaya membuat stigma Islam Literal (gerakan yang memperjuangkan penerapan / penegakan Syari'at Islam yang menjadi lawan Amerika dalam clash of civilization), itu identik dengan radikalisme atas nama agama.
Fenomena radikalisme yang belakangan banyak terjadi tidak dapat ditudingkan sebagai implikasi dari pemahaman nas-Nash Alquran yang literal. "Kekerasan" (baca: jihad dengan harta dan nyawa) yang dilakukan umat Islam sesungguhnya muncul sebagai reaksi atas ketertindasan dan perlakuan tidak adil yang kerap diterima umat Islam. Tak ada asap tanpa api. Seorang Muslim tidak mungkin berpangku tangan melihat saudara-saudaranya dizalimi. Ibarat satu tubuh, bila ada bagian tubuh yang sakit, maka yang lainnya turut merasakan.
JIL sebagai ujung kaki gurita Amerika di Indonesia ini menipu dengan menjungkir-balikkan ketentuan yang ada di dalam Alquran, ibarat membeli kopiah kekecilan, bukannya kopiah ditukar dengan yang lebih pas, tetapi kepala yang diperkecil.
2. Secara kuantitas 60.000 orang korban oleh rejim militer Aljazair itu jauh melampaui di atas ratusan orang korban oleh rejim penguasa Libya dalam konteks tindakan repressifnya terhadap rakyatnya. Sedangkan secara kualitas, yaitu perempuan dan anak-anak serta 70 orang wartawan yang semuanya mati secara mengenaskan termasuk penggorokan leher tujuh pelaut Italia oleh rejim militer Aljazair.
Itu menunjukkan sifat ular berbisa berkepala dua, pakai nilai ganda, DNA itu munafiq (hypocrite). Mengapa dahulu itu DNA tidak menindaki rejim militer penguasa Aljazair, sebagaimana tindakannya DNA sekarang? Ya karena di Aljazair itu tidak ada MINYAK, itulah jawabannya yang pertama. Dan jawaban yang kedua: Aplikasi doktrin Huntington clash of civilization antara demokrasi liberal kapitalis vs Islam yang menjadi dasar kebijakan politik luar negeri Amerika. Jadi omong kosong itu alasan DNA melindungi rakyat Libya. Yesterday it was Afghanistan and Iraq, today it is Libya and tomorrow it will be Iran. Pantas saja Iran sedang giat mengembangkan energi nuklir untuk "perdamaian".
Ali Munhanif sebagai Jubir JIL yang berupa ujung kaki gurita Amerika di Indonesia berupaya menutupi hakekat sesungguhnya dari dasar kebijakan politik luar negeri Amerika yaitu sikap Amerika berprasangka kepada setiap gerakan Islam. Yaitu Ali mengingatkan, jangan sampai komunitas Islam juga ikut mencaci intervensi NATO sebagai tuduhan perang melawan Islam.
Wassalam
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
----- Original Message -----
From: "Ari" <masarcon@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, April 02, 2011 2:36 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Aneh, Banyak Muslim Dukung Invasi AS ke Libya untuk Hisab Darah Umat
Ali Munhanif: NATO Serbu Libya Bukan Karena
Anti-Islam<http://islamlib.com/id/artikel/nato-serbu-libya-bukan-karena-anti-islam>
Demokratisasi yang melanda Timur Tengah dan Afrika Utara memasuki babak baru
yang paling brutal. Setelah dunia internasional terheran-heran menyaksikan
bagaimana diktator Libya, Moammar Qaddafi, memerintahkan pembantaian
terhadap seluruh demonstran anti-pemerintah, kini dunia terbelah dalam
menyikapi pilihan intervensi Amerika Serikat melalui kekuatan bersenjata.
Di Indonesia, kita melihat respon yang sangat beragam. Memang banyak pihak
yang menyesalkan bahkan mengutuk tindakan semena-mena Qaddafi terhadap
rakyatnya sendiri, tapi mereka juga memberi respon kritis terhadap
penggunaan kekuatan militer oleh Sekutu. Pertanyaannya, adakah pilihan lain?
Reportase talkshow Agama dan Toleransi hasil kerjasama antara KBR68,
Jaringan Islam Liberal dan TempoTV. Acara ini disiarkan secara langsung oleh
42 radio jaringan di seluruh Indonesia. Acara ini dipandu oleh Vivi Zabkie
dan Saidiman Ahmad.
Sumber:
http://www.kbr68h.com/perbincangan/agama-a-toleransi/4389-krisis-libya-dan-peran-komunitas-islam
KBR68H, Jakarta - Krisis Libya tak tampak akan selesai dalam waktu dekat.
Justru konflik politik domestik meluas menjadi sorotan internasional.
Apalagi setelah serbuan Nato di bawa komando AS, yang mengatasnamakan
intervensi HAM. Libya sedang berperang. Muammar Qaddafi menyerukan
peperangan melawan AS dan sekutunya, serta terhadap kaum pemberontak.
Bagaimana masyarakat dunia dan komunitas Islam dapat berperan mencari jalan
keluar damai bagi Libya? Program Khusus Agama dan Toleransi mengundang
pengamat dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Jakarta, Ali
Munhanif.
Sebuah artikel di New York Times menggambarkan, apa yang terjadi di Libya
berbeda dibanding gejolak politik di negara lainnya di Tumur Tengah. Sikap
keras Qaddafi terhadap warganya membuat Libya memang harus 'diserbu' untuk
selamatkan warga sipil. Ini yang menjadi alasan utama AS dan sekutunya
melancarkan serbuan yang mereka sebut intervensi kemanusiaan.
Namun pengamat politik Timur Tengah dari Pusat Pengkajian Islam dan
Masyarakat PPIM, Ali Munhanif mengatakan, "Kalau semua persoalan domestik
diselesaikan dengan cara-cara militer, maka dunia akan anarkis. Harus ada
penyelesaian politik oleh para elit". Sayangnya, lanjut Ali, di Libya,
elitnya tidak memanfaatkan proses demokratisasi yang muncul untuk mendorong
resolusi konflik dengan damai, sehingga menghindari intervensi asing.
Sementara apa yang dilakukan NATO dianggap wajar karena adanya norma baru
pasca Perang Dingin, yaitu ada semacam kewajiban suatu negara melindungi
warganya dalam konteks HAM. Kalau suatu negara tidak bisa melakukan itu,
maka negara lain akan melakukan intervensi HAM. Ini alasan yang dipakai
NATO. Menjamin keselamatan warga sipil.
Ali Munhanif menambahkan, intervensi HAM yang dilakukan NATO tidak semata
hanya untuk tujuan menjamin keselamatan warga sipil. Dalam berbagai
kesempatan, para pemimpin negara-negara anggota NATO, termasuk AS,
menyatakan bahwa Qaddafi harus turun. "Secara implisit, ada tujuan untuk
menjatuhkan Qaddafi", lanjut Ali.
Tumbangkan Diktator, Siapkah Civil Society Muncul?
"Tugas menumbangkan kediktatoran harus dibarengi dengan membangun civil
society", kata Ali Munhanif. Namun, Timur Tengah memang unik dalam hal
demokratisasi. Tidak bisa disamakan dengan konteks Amerika Latin dan Eropa
Timur (pasca-komunisme), bahkan dengan Asia Tenggara. Timteng unik karena
ini warisan lama dari proses terbentuknya negara itu.
Sejarah pembentukan negara di Timur Tengah sangat cepat, di mana pembentukan
konstitusi dan debat ideologi tidak berjalan baik. Sehingga negara yang
terbentuk adalah negara yang masih kental budaya kesukuan atau tribalisme.
"Ada negara modern tumbuh seperti Mesir. Tapi cepat disapu oleh militerisme.
Kalaupun ada demokratisasi, struktur masyarakat tradisional masih kental",
kata Ali.
Ali mengkhawatirkan, Libya akan muncul seperti Irak pasca invasi AS. Kini di
Irak yang muncul adalah elit-elit kesukuan yang saling berebut kuasa. Civil
society tidak terbentuk rapi, bahkan sulit terbentuk. "Nah, masyarakat
internasional harus memastikan suku-suku ini melebur dalam komunitas
internasional. Kenalkan konstitusi modern", lanjut Ali.
Peran Indonesia dan Komunitas Islam.
Ali Munhanif menyayangkan sikap dunia internasional seperti Organisasi
Negara-negara Islam OKI dan Liga Arab yang memberi angin pada intervensi
NATO. "Sekarang mereka menyesali dan berbalik mengkritik serbuan itu", kata
Ali.
Ali mengingatkan, jangan sampai komunitas Islam juga ikut mencaci intervensi
NATO sebagai tuduhan perang melawan Islam. Di Libya sendiri muncul sentimen
anti-Barat tapi bukan atas nama Islam, melainkan dari pro-Qaddafi saja.
"Harus ada kesadaran, politik adalah politik. NATO serbu Libya bukan karena
anti Islam, bukan karena gempur Islam, tapi ini karena soal minyak", lanjut
Ali.
Yang terpenting, kata Ali, dunia internasional saat ini harus mempelopori
penghentian serangan NATO dan memastikan elit-elit politik Libya berunding.
Dari mana elit itu muncul?
"Nah organisasi Islam, katakanlah seperti NU dan Muhammadiyah di Indonesia,
bisa mendorong pemerintah RI untuk inisiatif membangun itu", kata Ali.
Apalagi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pasti bisa memainkan peran lebih
banyak untuk membangun proses perundingan Libya
<http://papabonbon.wordpress.com>
2011/3/26 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
>
>
> Aneh, Banyak Muslim Dukung Invasi AS ke Libya untuk Hisab Darah Umat
>
> *Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
> Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Allahumma inna nas'alukal 'afiyah fid
> dunya wal akhirah. Amin ya Rahiim.*
>
> Sangat sulit dipahami, bagaimana mungkin banyak Muslim hari ini mendukung
> invasi Amerika Cs ke Libya. Baik itu ulama, ustadz, pengamat, pemerhati,
> jurnalis, dan sebagainya. Bagaimana mungkin akal kita bisa membenarkan
> invasi ke Libya itu? Sesempit itukah wawasan kita? Sependek itukah nalar
> sejarah kita? Tidakkah kita mau belajar dari penderitaan bangsa Irak dan
> Afghanistan, pasca invasi Amerika Cs tahun 2003 dan 2001 lalu?
>
> Alasan yang dipakai para AGRESSOR untuk menghujani Libya dengan rudal-rudal
> adalah: "Demi menyelamatkan warga Benghazi yang anti Qaddafi dari serangan
> brutalnya yang telah menewaskan manusia sampai 6000 orang lebih." Dengan
> alasan ini lalu kita membenarkan serangan udara negara-negara syaitan
> seperti Amerika, Inggris, Perancis, Italia, Kanada, dll.
>
> *Apakah Kalian Mendukung Mereka Menghisap Darah Kaum Muslimin??? *
>
> Mula-mula harus diklarifikasi dulu, benarkah korban yang jatuh dari pihak
> demonstran anti Qaddafi sampai 6000 jiwa lebih? Laporan ini berdasarkan
> pantauan TV *Aljazeera*, lembaga HAM Libya, dan lembaga HAM internasional.
> Sedangkan, korban menurut versi Pemerintah Libya sendiri tidak pernah
> dilihat. Setidaknya, kita harus melihat laporan kalangan *Islam independen*,
> yang tidak terlibat dalam pertikaian politik di Libya. Kalau Aljazeera kan
> jelas-jelas sudah terlibat dalam revolusi dunia Arab saat ini, malah TV ini
> merupakan PROVOKATOR paling sengit.
>
> Cobalah berpikir logis. Selama terjadi bentrok di Libya, pernahkah kita
> melihat mayat-mayat bergelimpangan dalam jumlah besar? Pernahkah kita lihat
> ke rumah-rumah sakit, di sana ada ribuan korban jiwa? Pernahkah kita lihat
> ada pekuburan-pekuburan massal untuk mengubur jenazah yang ribuan orang itu?
> Pernahkah kita lihat ada gambar-gambar mayat bertumpuk-tumpuk di Libya saat
> ini? Kalau ada semua itu, saya yakin rakyat Libya yang semula pro Qaddafi,
> mereka akan berbalik menyerang Qaddafi. Sebab fitrahnya manusia, tidak suka
> melihat kekejaman.
>
> Bukannya kita mendukung kekejaman Qaddafi. Tidak sama sekali. Tetapi jangan
> sampai kita zalim dengan enuduhkan sesuatu yang memang tidak ada
> realitasnya. Kekejaman Qaddafi kepada demonstran ya jelas harus dihentikan.
> Bukan seperti itu cara yang seharusnya dilakukan. Baik Qaddafi maupun
> pasukan NATO, haram berbuat kezaliman.
>
> Sekarang masalahnya, bagaimana bisa kita menolak kekejaman Qaddafi,
> sementara kita membenarkan kekejaman serangan NATO terhadap target-target
> sasaran sipil di Libya? Apakah kalau yang menyerang itu Qaddafi, ia
> dilarang; tetapi kalau NATO, ia dibenarkan? Itukah yang namanya keadilan?
>
> Seandainya NATO benar-benar adil -sedangkan syaitan tak ada yang bersikap
> adil- seharusnya mereka segera menghajar Israel dengan serangan ribuan ton
> rudal. Karena kita tahu betapa kejamnya Israel saat menyerang warga Ghaza
> pada 2008 lalu. Begitu pula betapa kejinya bangsa itu saat merampok kapal
> Mavi Marmara dan membunuhi puluhan manusia di dalamnya. Mengapa kita tidak
> meminta NATO menghajar Israel dengan segala kekejiannya itu?
>
> Apakah seorang Muslim pantas meminta orang kafir membunuhi sesama Muslim
> (warga Libya), sementara dia tidak pernah meminta orang kafir itu membalas
> kekejaman Yahudi Israel? *Siapapun yang merestui pembunuhan kaum Muslimin di
> Libya saat ini, dengan meminta bantuan tangan-tangan keji kaum kuffar,
> mereka bisa jatuh dalam kekufuran*. Berhati-hatilah wahai kaum Muslimin.
>
> Mungkin Anda akan membantah, "Tapi kan Qaddafi sudah kejam, sudah biadab,
> sudah membunuhi ribuan orang Muslim? Dia harus dihentikan bagaimanapun
> caranya, berapapun harganya?"
>
> Demi Allah, kekejaman Qaddafi -jika benar demikian adanya- tidak bisa
> dibenarkan dalam Syariat Islam. Dalam menyikapi pertikaian politik antar
> sesama Muslim (Pemerintah Qaddafi dan demonstran anti Qaddafi) seharusnya
> ditempuh jalan damai, jalan perundingan, dan kompromi. Bukan saling
> membunuh. Nabi Saw mengatakan, kalau dua orang Muslim berhadapan, keduanya
> sama-sama menghunus pedang, lalu salah satu darinya mati; maka keduanya
> masuk neraka. Yang terbunuh pun masuk neraka, sebab dia sudah ada niat
> membunuh kawannya.
>
> Cara terbaik mengatasi pertikaian antar sesama Muslim adalah JALAN DAMAI,
> bukan saling serang dan membunuh. Dan lebih keji lagi, kalau untuk urusan
> saling membunuh itu, kaum Muslimin meminta bantuan orang kafir -laknat Allah
> atas mereka-. Wong, saling serang antar Muslim saja haram, apalagi meminta
> bantuan kuffar untuk menyerang Ummat Islam lainnya. Ini adalah perbuatan
> terkutuk yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam.
>
> Andaikan Qaddafi telah berbuat kejam dengan membunuhi ribuan Muslim. Tetap
> saja solusinya bukan dengan mendatangkan kekuatan kuffar untuk menghancurkan
> seluruh negara Libya dan rakyatnya. Jangan sampai, hanya demi mengusir tikus
> yang masuk rumah, kita menyewa meriam milik orang kuffar. Nanti, bukan hanya
> tikus itu yang terbakar, tetapi seluruh rumah akan menjadi hancur
> berkeping-keping.
>
> Cobalah ingat bagaimana latar-belakang perang Afghanistan dan perang Irak!
> Alasan perang Afghan, adalah untuk menghajar Usamah bin Ladin dan Al
> Qa'idah. Tetapi yang dihancurkan oleh NATO adalah seluruh negara Afghan dan
> rakyatnya, sementara Al Qa'idah sampai sekarang masih terus eksis. Alasan
> perang Irak, adalah untuk menghajar Saddam yang memiliki senjata pemusnah
> massal. Ternyata kemudian terbukti, alasan itu bohong belaka. Tetapi bangsa
> Irak sudah remuk-redam dihajar ribuan ton rudal NATO.
>
> Kalau masalah kekejaman, Qaddafi bukan satu-satunya penguasa kejam. Coba
> hitung berapa ribu manusia yang telah tewas di Afghanistan dan Irak!
> Sebagian menyebut sudah jutaan. Lalu hitung berapa korban Muslim di
> Palestina akibat kekejaman Israel! Lalu hitung kekejaman di Somalia, di
> Rwanda, di Chechnya, di Bosnia, bahkan di Ambon, Maluku, Sampit, Sambas, dan
> lainnya. Ada berapa ribu manusia yang "disate" di tempat-tempat itu? *Lalu
> apakah NATO segera bergerak cepat untuk menghancurkan pihak-pihak pembantai
> di tempat-tempat itu?*
>
> Kita masih ingat bagaimana kekejaman regim militer di Aljazair ketika
> merampas kemenangan FIS pada tahun 1991-1992 lalu. Ketika itu regim militer
> tersebut *membunuh 50.000* lebih aktivis Islam, atas dukungan negara syaitan
> Prancis. Apa kita lupa dengan fakta sejarah itu? Lalu di mana pembelaan
> NATO terhadap FIS? Padahal FIS memenangkan pemilu secara demokratis? Mengapa
> penguasa militer Aljazair tidak dihajar oleh NATO dan negara sampah seperti
> Amerika, Inggris, Kanada, dan sejenisnya? *Di mana pembelaan mereka terhadap
> nasib 50.000 aktivis Islam di Aljazair? *
>
> Dan yang paling konyol lagi, ialah alasan: "*Menciptakan demokrasi di
> Libya*." Ini adalah alasan yang paling TOLOL yang bisa dikemukakan. Demi
> melaksanakan demokrasi, kita menghalalkan invasi negara-negara kuffar
> -semoga Allah
> mengutuk mereka dan menghancurkan ekonomi mereka-.
>
> Bagaimana mungkin negara-negara itu ingin memaksakan demokrasi dengan
> bahasa "rudal dan bom"? Ini adalah KEMUNAFIKAN yang sangat telanjang.
> Mungkinkah bisa terjadi demokrasi dengan bahasa rudal? Sangat sulit
> dimengerti. Apakah artinya demokrasi jika menghalalkan agresi, invasi, dan
> serangan rudal-rudal? Disebut demokrasi karena disana tidak digunakan
> cara-cara kekerasan. Kalau memakai cara kekerasan, yang terjadi bukan
> demokrasi,
> tetapi *demokrasi berdarah*. Lihatlah di Afghanistan, disana Amerika
> berusaha mendemokrasikan bangsa Afghan tetapi dengan memakai rudal.
> Akibatnya, rakyat Afghan merespon ajakan Amerika itu dengan
> serangan-serangan bom manusia, sampai saat ini. *Demokrasi darah, ya
> hasilnya akan dibayar dengan darah pula*.
>
> Satu hal yang harus disadari. Andaikan nanti Qaddafi berhasil dihancurkan
> oleh pasukan NATO, lalu diganti tokoh lain yang lebih demokratis.
> Pertanyaannya, apakah setelah itu NATO akan pulang ke rumah masing-masing
> secara damai dan penuh ikhlas? Jangan bodoh kawan! Mereka sudah keluar uang
> banyak untuk menjatuhkan Qaddafi. Mereka pasti akan meminta BAYARAN atas
> uang yang sudah mereka keluarkan untuk aksi militer itu. Sebagai catatan,
> harga 1 unit rudal Tomahawk saja bisa mencapai Rp. 5 miliar sampai Rp. 9
> miliar.
>
> Semua biaya-biaya itu pasti akan dimintakan agar diganti oleh negara Libya.
> Kalau bukan dibayar secara cash, bisa dikonversi dalam bentuk hutang negara.
> Atau dialihkan dalam bentuk penguasaan ladang-ladang minyak di Libya. Mana
> ada perang yang cuma-cuma, kawan? Jangan bodoh dan terlalu lugu.
> Negara-negara agressor seringkali memanfaatkan perang semacam itu untuk
> mendapat penghasilan ekonomi besar. Itulah yang disebut sebagai "*jualan
> amunisi berkuah darah*".
>
> Sehebat apapun konflik di tengah kaum Muslimin, solusinya bukan dengan
> meminta bantuan pasukan kuffar yang terkenal haus darah dan zhalim itu.
> Konflik di antara kaum Muslimin seharusnya diselesaikan dengan ISHLAH. Al
> Qur'an mengajarkan agar kita menempuh jalan damai ketika menyelesaikan
> sengketa suami-isteri. Bila konflik sudah serius, kita bisa
> mengambil,"*Hakaman min ahlihi wa hakaman min ahliha*" (seorang penengah
> dari pihak suami, dan
> penengah dari pihak isteri). Cara demikian diutamakan, karena Islam
> menganut prinsip, "*Was shulhu khair*" (perdamaian atau ishlah itu lebih
> baik).
>
> Kalau untuk konflik rumah-tangga diutamakan cara ishlah, apalagi konflik
> yang menyangkut darah, nyawa, harta, dan kehidupan kaum Muslimin dalam skala
> luas? Lalu dimana akal kita ketika kini menyetujui invasi Amerika Cs ke
> Libya? Itukah cara Islami yang diajarkan oleh Kitabullah dan As Sunnah?
> Sangat jauh, sangat jauh; seperti jauhnya langit dan bumi, serta jauhnya
> Barat dan Timur.
>
> *"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali
> dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian,
> niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat)
> memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah
> memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah
> kembali (mu)"** *(TQS Ali Imran: 28).
>
> Cukuplah ayat di atas sebagai peringatan bagi kita semua. [Abinya Syakir]
>
>
> http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2011/03/26/13939/aneh-banyak-muslim-dukung-invasi-as-ke-libya-untuk-hisab-darah-umat/
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment