Sebanyak 49 tahanan di Penjara Raba dilepas.
Aksi massa kembali terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat, kemarin. Puluhan ribu warga dari empat kecamatan mengamuk dan membakar kantor Bupati Bima. Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Komisi Pemilihan Umum Daerah yang berada di dekat lokasi juga dibakar. "Semua ludes," kata Muhammad Syafi'i, seorang saksi mata, yang dihubungi Tempo kemarin.Syafi'i mengatakan massa dari Kecamatan Lambu, Sape, Langgudu, dan Wera sudah berdatangan sejak pagi. Mereka mendatangi kantor Bupati Bima di Jalan Soekarno-Hatta menggunakan puluhan truk, mobil, dan ratusan sepeda motor. Aksi yang diawali orasi di depan kantor bupati ini tidak mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. "Polisi paling banyak sekitar ratusan orang," kata Syarif, saksi mata lainnya.
Aksi memanas karena tidak ada respons sama sekali. Bupati Bima Ferry Zulkarnain dikabarkan tidak berada di Bima, sedangkan di kantor bupati juga tidak ada karyawan sama sekali. Massa yang beringas berhasil melewati barikade polisi dan langsung membakar kantor.
Massa kemudian bergerak menuju Lembaga Pemasyarakatan Raba, yang terletak di Jalan Ishak Abdullah, Kelurahan Raba Ngodu Selatan. Setelah mengancam akan membakar penjara, mereka berhasil memaksa petugas LP membebaskan 47 tahanan yang terlibat dalam insiden berdarah di Pelabuhan Sape pada 24 Desember 2011.
Anggota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Delian Lubis, menyebutkan pembakaran terjadi karena provokasi yang menyebabkan amarah warga. Aksi yang dipimpin oleh Mulyadi dari Lambu ini, kata Delian, tidak memiliki target untuk melakukan pembakaran. "Ada provokasi preman yang membuat kesal warga," ujarnya.
Aksi ini merupakan lanjutan dari insiden di Pelabuhan Sape, 24 Desember tahun lalu. Saat itu
masyarakat Kecamatan Lambu melakukan protes dan meminta Bupati mencabut izin tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara. Pendudukan ini kemudian berakhir dengan pembubaran paksa oleh polisi, yang menewaskan tiga orang.Koordinator Front Rakyat Anti Tambang, Lukman, menyatakan akan terus melakukan aksi jika surat keputusan izin eksplorasi tambang di Kecamatan Sape tidak segera dicabut Bupati. Menurut dia, masyarakat telah lelah dengan berbagai janji yang selama ini mereka terima. "Tekad kami sejak awal adalah terus melakukan aksi sampai SK itu dicabut." Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menyatakan akan
mengusut aksi anarkistis tersebut. "Akan kita lakukan penyelidikan, kalau melanggar hukum, kita minta tanggung jawab,"katanya di kompleks Istana Negara kemarin.Timur mendapat informasi tidak ada korban dalam aksi tersebut. Timur menyatakan tidak mengetahui posisi Bupati Bima.
Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan 500 personel sudah disiagakan untuk mengamankan Bima. Ia mengatakan belum ada rencana menambah personel.
SUPRIYANTHO KHAFID | JALIL HAKIM | FEBRIYAN | NUR ALFIYAH | MUNAWWAROH | RAJU FEBRIA
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment