Advertising

Thursday 23 June 2011

[wanita-muslimah] Dari Lembah Hitam Menjadi Pengusaha Sukses (4-Tamat)

 

Dari Lembah Hitam Menjadi Pengusaha Sukses (4-Tamat)
Allah Mengubah Nasibku Lewat Pak Adang
SEBELUMNYA diceritakan Sunarti kedatangan ibunya. Ia menceritakan
bahwa ayahnya telah menikah lagi dengan seorang wanita tuna susila,
yang masih tetangganya. Karena sakit hatinya, sang ibu ingin tinggal
bersama Sunarti di Batam dan bekerja sebagai PSK seperti anaknya.
Sunarti melarangnya, tapi sang ibu memaksanya. Bagaimana nasib Sunarti
dan keluarganya? Inilah akhir kisahnya yang ditulis H. Undang Sunaryo.

SUATU malam di akhir Desember 2006, di tempat mesum tempat kerjaku
datanglah rombongan tamu para pejabat yang berasal dari sebuah
kabupaten di Jawa-Barat. Di antara sekian banyak tamu ada yang naksir
padaku. Aku diajak ngamar oleh si tamu itu. Aku berjanji dalam hati
kalau ia tanya alamat dan identitasku, akan kusembunyikan karena aku
diberitahu oleh teman bahwa tamu itu berasal dari tatar Sunda.

Sebelum melakukan perbuatan tak terpuji si tamu ngajak ngobrol
ngaler-ngidul. Omongannya tak ubah sepertri seorang wartawan yang
sedang mewawancarai sumber berita. Di antara sekian banyak pertanyaan
ia tanya alamatku. Aku jawab alamat kampungku di salah satu daerah
tanah Sumatra.

Dasar si tamu itu cerdas orangnya, ia bertanya lagi, aku jawab lagi.
Eh, ternyata akhirnya ketahuan aku berasal dari kawasan Pantura karena
ia kenal dengan logat dan lentong ucapanku. Ya, karena aku ketahuan
membohong akhirnya blak-blakan, aku berasal dari salah satu kabupaten
di tatar pantura Jabar.

"Kamu jangan bohong. Ngaku dari Sumatera, eh tak tahunya kamu dari
Sunda ya! Saya tidak suka dengan pembohong! Jujur saja kamu asal dari
pantura, kan. Bapak juga ya satu daerah dengan kamu!" kata si tamu
yang mengaku bernama Pak Adang. Aku malu dibuatnya.

Si tamu itu orangnya baik sekali. Berkali-kali aku ajak berhubungan
intim dia tetap menolak. Selama berada di dalam kamar, ia menasihatiku
agar bisa melepaskan pekerjaan hina yang selama ini aku lakukan. Ia
menasihati kalau memang tujuan yang dicari ingin mendapatkan uang,
mengapa tidak ada jalan lain yang halal dan bisa mendapatkan uang
lebih besar ketimbang bekerja sebagai wanita penghibur.

"Bapak dan teman-teman datang ke sini merasa malu. Ternyata di Kota
Batam banyak sekali wanita penghibur seperti kamu berasal dari
kabupaten kami. Pejabat di Batam mengolok-olok daerah kita dikenal
sebagai kabupaten pengekspor "non migas" alias wanita penghibur," kata
Pak Adang.

Aku paparkan dengan terus terang. Kami sengaja datang ke Batam nenjual
harga diri karena di daerah kami sulit cari pekerjaan. Keluarga kami
adalah keluarga miskin. Nah, tiada jalan lain kecuali menjual diri.
Itulah jalan satu-satunya untuk mengubah kehidupan. Buktinya di
kampung kami banyak orang mendadak kaya karena anak perempuannya
terjun melacur di berbagai kota besar di kawasan Nusantara ini.

"Kamu cantik, agresif, pandai merayu, murah senyum dan mudah akrab
lagi. Nah, mengapa bakat yang kamu miliki tidak dipakai untuk mencari
uang halal. Padahal kalau kamu bisnis di Kota Batam mudah meraih
uang," kata Pak Adang lagi.

"Oh, tentu, Pak! Jangan aku yang masih muda, Ibuku sendiri yang dah
punya usia kerja di sini juga masih laris, kok!" kataku menambahkan.

"Masya Allah! Kamu di sini melacur bersama ibu kandungmu?" Pak Adang
sempat geleng-geleng kepala sambil membaca istigfar, membuat hatiku
seakan luluh mendengar kalimat itu.

"Habis gimana, Pak. Hanya pekerjaan seperti ini yang bisa kami
lakukan. Mumpung masih laku. Mungkin bila Tuhan menghendaki lain
kapan-kapan aku pulang kampung dan menjadi wanita yang baik," jawabku.

Pak Adang menjelaskan, katanya kalau tujuang ingi cari duit di Kota
Batam tak perlu menjual diri. Masih banyak cara lain yang bisa
mendatangkan uang dengan jalan halal dan barokah. Contohnya, banyak
sekali barang barang kerajinan asal Jawa-Barat laris dan laku terjual
di Kota Batam. Buktinya tidak sedikit pengusaha asal Jawa-Barat sukses
berniaga di kota ini.

"Kalau saja kamu punya kemauan dan merubah sikap, tanpa harus menjual
diri siapa tahu kamu akan menjadi kaya raya. Kebetulan Bapak dan
rombongan datang ke Batam dalam rangka studi banding tentang produksi
Jawa-Barat," kata si tamu lagi.

Pak Adang berjanji, jika aku punya niatan bisnis tinggal menelpon ke
nomernya dia. Katanya kapan-kapan barang hasil produksi dari
Jawa-Barat akan segera di kirimkan ke alamat aku di Batam. Adapun
dalam teknis penyetoran uang tinggal aku kirim via nomor rekeningnya
dia. Pak Adang juga memberikan beberapa lembar brosur jenis barang
kerajinan asal; Jawa-Barat yang sedang di pasarkan dan sudah laku di
Batam.

"Ah gampang sekali. Untuk memasarkan produk aku punya kiat, toh selama
tinggal di Batam bertahun-tahun banyak sekali kenalan dan langganan
pengusaha," begitu kata hatiku seakan tertarik dengan penjelasan Pak
Adang yang baik hati itu.

Sepulang di rumah aku berunding dengan ibu membicarakan apa yang telah
dipaparkan si tamu. Kebetulan sekali ibu menanggapi serius. Ibu
tertarik dengan bisnis karena selama tinggal di kampung ibu suka
dagangan kecil kecilan. Akhirnya kami putuskan akan memulai mencoba
bisnis barang kerajinan.

Sehari dua hari sambil kerja di bar, aku sampaikan kepada tamu dan
langgananku untuk memaskan produksi kerajinan Jawa-Barat. Kebetulan di
antara sekian banyak tamu ada satu dua yang tertarik. Mereka pesan
barang kerajinan topi buatan Rrajapolah, dan kelom buatan Gobras
tasikmalaya. Karena mereka percaya tanpa pikir lagi ia langsung
membayar uang kontan, padahal aku tidak tahu berapa harga barang
tersebut.

Ah aku terima uang itu. Aku janjikan dalam beberapa hari barang akan
ku serahkan di sebuah tempat. Aku segera telepon Pak Adang. Sekalian
pesan dua kodi topi Rajapolah dan lima kodi kelom Gobras. Pak Adang
merasa senang, ia berjanji akan segera mengirim barang dan uang
langsung kukirim ke nomor rekeningnya.

Selama enam bulan aku masih tetap melacur namun sembari memasarkan
produk kerajinan. Sementara ibu, sejak Pak Adang kirim barang total
tak melacur lagi. Ia aktif berjualan barang-barang kerajinan ke
pasar-pasar. Hasilnya lumayan juga. Pelanggan pun bertambah banyak
mereka pesan sekaligus bayar.

Singkat ceritera dalam dua tahun aku merubah sikap dari melacur hijrah
ke dunia bisnis hasilnya menggembirakan. Bukan hanya keuntungan yang
diraih, lebih dari itu hati kami merasa bahagia, karena secara moral
aku tidak lagi bergelut di dunia hitam yang penuh dengan dosa.

Aku dan ibu adalah pemeluk Islam yang sudah lama lupa akan perintah
agama, akhirnya aku pun menyadari bahwa Allah telah mengubah nasib
kami. Alhamdulillah, kami rajin ibadah sembari bertobat minta ampun
atas semua dosa besar yang pernah kami lakukan. Mudah-mudahan Allah
mengampuninya.

Bisnis di Batam meyakinkan apalagi sudah punya pelanggan-pelanggan
setia. Meski hasilnya tak seberapa, uang terus mengalir. Dari hasil
bisnis kerajinan kami tak ngontrak rumah lagi, melainkan mampu membeli
tanah dan rumah sendiri. Aku berjanji akan selamanya tinggal di Kota
Batam dan kedua adik akan tinggal di Batam. Kami tak mau pulang ke
tatar Sunda karena malu masyarakat sudah menghakimi aku adalah
keluarga pelacur. Alhamdulillkah Ya Allah! (tamat)**
--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment