Advertising

Sunday 26 June 2011

[wanita-muslimah] Perih Itu Mengoyak Hati

 

Perih Itu Mengoyak Hati
 
By: M. Agus Syafii
 
Kehidupan bagai ditengah samudra. Penuh misteri dan duka nestapa,
mengoyak luka dihati, terasa teriris perih. Setiap orang tidak pernah
mengerti apa yang akan terjadi di esok hari. Ujian dan cobaan bisa
datang tiba-tiba, silih berganti tanpa kita pernah menyadari. Begitulah
yang terjadi pada seorang ibu di Rumah Amalia. Ditengah kebahagiaannya
bersama suami dan dua anak laki yang dicintainya sekalipun sederhana
keluarga itu cukup bahagia. Dua anak laki-lakinya yang lucu dan manis.
yang kecil berusia lima tahun dan kakaknya berusia tujuh tahun.
Ditengah kehidupan kian sulit suaminya berhenti bekerja dan mengais
rizki dengan mengojek. Semuanya begitu indah, menjalani kehidupan penuh
syukur.
 
Sampai kemudian peristiwa tragis terjadi, suaminya mengalami
kecelakaan setelah mengantar penumpang. Nyawanya tidak mampu
diselamatkan. Air matanya tertumpah, sudah tak terbendung lagi,
kekuatan dan ketegaran hatinya runtuh ketika jenazah suaminya tiba di
rumah tangis itu meledak. Dua anak laki-lakinya tidak mengerti apa yang
sedang terjadi. 'Kenapa bapak?' tanya adik. Kakaknya menggeleng,
sambil menutup matanya. Orang-orang berdatangan memeluk sang ibu. Beban
itu begitu berat. Dua anak laki-laki itu berlarian keluar rumah.
Ibunya tenggelam dalam kedukaan. Kehidupan berjalan begitu cepat. Semua
dipikul dipundaknya seorang diri. Kerja keras memenuhi kebutuhan hidup
tak mampu ditanggungnya sendiri. Bekerja sebagai pembantu, nyuci dan
gosok dikerjakannya, untuk bisa mencukupi kehidupan sehari-hari.
 
Sementara dirinya bekerja, anak-anak tidak ada yang mengasuh dan
menjaga. Ia selalu berpesan agar sang kakak untuk menjaga adiknya.
Setiap sore pulang kerja, terkadang terkena damprat orang karena
anak-anaknya berantem dengan anak tetangga. Pernah satu hari dirinya
begitu sangat marah karena adiknya melempar jendela rumah tangga. Adik
kakak itu menangis tersedu-sedu. Tak kuasa hatinya terasa pilu
mendengar tangisan anak-anaknya. Namun beban itu begitu berat
dipundaknya. Tidak ada lagi yang diajaknya bicara, sampai pada suatu
hari ditengah luka perih dan beban kehidupan yang begitu berat. Dibawa
dua anak laki-lakinya kekuburan ayah mereka. Dengan isak tangis ibu itu
mengeluh dan berkata didepan makam almarhum suaminya. 'Bang, saya
sudah tidak sanggup lagi mengurus anak Abang, Abang aja yang
mengurusnya.' Sampai seminggu kemudian, kedua anak laki-laki itu
meninggal dunia, menurut dokter karena terkena demam berdarah.
 
'Ya Allah, Ya Rabb' Teriak ibu menangis menjerit-jerit melihat wajah
kedua anaknya yang dicintainya disaat terakhir. betapa hancur hatinya,
setelah kehilangan suami dan dirinya kehilangan kedua anak
laki-lakinya. Hatinya begitu kokoh, beliau menerima dengan penuh
keikhlasan atas kehilangan orang-orang yang dicintainya. Hanya
bersandar kepada Allahlah yang menguatkan hati beliau.
 
---
'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya
pelindung maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari
Allah, mereka ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan
Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran :173-174).
 
Wassalam,
M. Agus Syafii
---
Teman,Terima kasih atas doa & dukungan teman2 semua
terselenggaranya kegiatan 'Salam Amalia (SALMA) di Rumah Amalia, Ahad,
26 Juni 2011 jam 8 s.d 11 pagi

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment