Advertising

Wednesday 22 June 2011

[wanita-muslimah] Presiden Disarankan Temui Raja Arab Saudi

 

Refeleksi : Memberi saran boleh saja, tetapi apakah yang bersangkutan bersedia berhadapan dengan sang raja yang maha mulia? Bagaimana kalau sang raja bilang tidak ada waktu untuk memerima tamu?

http://www.komhukum.com/kriminal-feed-6288

Presiden Disarankan Temui Raja Arab Saudi

Komhukum (Jakarta) - Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholar KH Hasyim Muzadi menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menemui Raja Arab Saudi membicarakan nasib warga negara Indonesia yang terjerat masalah hukum di negara itu, terutama yang terancam hukuman mati.

"Hanya ada dua cara menyelamatkan Darsem dan yang berderet terancam hukuman mati di belakangnya yakni Presiden Yudhoyono datang sendiri ke Saudi berunding langsung dengan Raja atau membayar seluruh tebusan kepada keluarga," kata Hasyim di Jakarta, Selasa (21/6).

Darsem yang dimaksud Hasyim adalah tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia yang divonis hukuman mati karena membunuh majikannya.

Namun karena ada pihak keluarga korban yang memberi maaf maka Darsem dibebaskan dari hukuman mati dengan syarat membayar denda sebesar dua juta Riyal Arab Saudi atau setara dengan Rp 4,7 miliar dalam tempo enam bulan.

Menurutnya, tugas itu juga tidak bisa diwakilkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. "Tidak bisa diwakilkan kepada Muhaimin yang kurang punya kemampuan untuk itu," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Menurut Hasyim, apabila Yudhoyono tidak menyelesaikan deretan WNI yang terancam hukuman mati, akan berdampak kurang baik buat pemerintah karena hal ini lebih tajam dari kasus politik atau ekonomi. "Orang akan banyak nimbrung dengan kepentingannya masing-masing, dan rakyat tidak berpihak kepada pemerintah," katanya.

Pada bagian lain Hasyim menyatakan TKW yang terancam hukuman mati karena melakukan pembunuhan, termasuk Ruyati yang dihukum pancung, Sabtu (18/6) lalu, kebanyakan karena membela kehormatan diri mereka dari perilaku majikannya. "Saya percaya bahwa perlawanan TKW kita karena membela kehormatan," katanya.

Dikatakannya, sangat sulit mencegah kekerasan majikan di Saudi kepada TKW yang menjadi pembantu rumah tangga. "Karena faktor budaya yang menganggap pembantu sangat rendah dan sudah merasa "dibeli"," katanya. Selain itu, kata Hasyim, ada kebiasaan majikan laki-laki memperlakukan perempuan pembantu secara tidak senonoh yang mengakibatkan kecemburuan majikan perempuan yang berujung pada kekerasan bahkan penyiksaan. (K-4)

Berita Terkait
a.. Terkait Kasus TKI, Pemkab Karawang Benahi Prosedur Keberangkatan TKI
b.. SBMI : Raja Arab dan SBY, Pelanggar HAM
c.. Mantan TKI: Pemerintah Arab Anggap TKI Budak
d.. Ratusan TKI Asal NTT Disekap di Tanjunguma
e.. KBRI Riyadh Proses Pembayaran Diyat Darsem

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment