Advertising

Wednesday 30 November 2011

Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

 

Hehehe.... , Abah menggunakan penafsiran Paulus untuk menguatkan pendapat bahwa Ibrahim tidak diberkati oleh seorang raja. Yang Abah cuplik itu kan surat Paulus kepada warga Ibrani? Di luar dari surat tersebut ya tidak ada penjelasan seperti itu. Misalnya, orang Yahudi sendiri belum tentu mau menerima penafsiran itu. Kalau di Jawa itu penafsiran gaya "Gatholoco", seperti "Makkah" artinya mekakah (Indonesia, kakinya mekangkang).

Dalam Alkitab bahasa Arab yang diterbitkan oleh International Bible Society disebutkan:
"Fa inna malkiishaadaq al-madzkuura kaana malikan madiinati saliima wa kaahinan lii allaahi al-'alii".

Jadi, Malkisedek itu memang raja kota Salem di masa Ibrahim, dan selain itu dia adalah seorang pendeta Allah yang mahatinggi.

Dengan demikian, Malkisedek itu ditafsirkan oleh Paulus atau tidak, dia adalah seorang raja kota Salem yang juga menjabat sebagai pendeta Allah yang mahatinggi. Dus, Raja Salem itulah yang memberkati Ibrahim.

Tetapi, Abah mengambil penafsiran Paulus itu hak Abah sepenuhnya, dan saya tidak berhak melarang Abah. Dan, orang lain yang tetap memahami sebagaimana yang dipahami Paulus, juga tidak bisa disalahkan bukan? hehehe...

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, November 30, 2011 12:42 PM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

chodjim wrote:
Jadi, Ibrahim diberkati Melkisedek, raja Salem. Kalau raja Salem itu berbeda dengan raja sodom --sekiranya berbeda dan tidak sambung dengan Gen:14:17, itu cuma salah kutip, Abah.. dan bukan manipulasi. Yang penting adalah Ibrahim diberkati seorang raja. Itu lho Abah, fokusnya.
((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
HMNA:
Hi, hi, hi, salah kutip bukan manipulasi. Ibrahim diberkati seorang raja, itu fokusnya. Lebih baik saya lebih pertajam itu fokus, yaitu
Siapa itu Melkisedek ?

LAI-Ibrani: 7:
1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
2 Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja Kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja Damai Sejahtera.
3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
4 Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.
5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham.

Jadi Melkisedek bermakna raja Kebenaran, raja Salem, raja Damai Sejahtera, bukan nama pribadi seorang Raja yang berdaulat memerintah sebuah wilayah kerajaan, melainkan nama gelar Jabatan seseorang Imam Allah Yang Maha Tinggi. Itulah sebabnya dikatakan tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, karena dia bukan nama manusia pribadi melainkan nama gelar Jabatan Imam yang menerima (zakat) 10%. Jabatan imam yang menerima (zakat) 10% diteruskan oleh cicit Ibrahim salah seorang anak Israil yaitu Lewi dan keturunannya sehingga Lewi ini tidak tercantum namanya dalam 12 suku-suku Israil.

Anak-anak Yakub atau Israil berjumlah 12 orang. Sering ditulis "dua belas" tetapi suku bangsa Israel itu jumlahnya "tiga belas". Dua anak Yusuf diangkat sebagai anak oleh Yakub dan memiliki status yang sama:
[Kejadian 48:3,5] Berkatalah Yakub kepada Yusuf: "Allah, Yang Mahakuasa telah menampakkan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati aku. Maka sekarang kedua anakmu yang lahir bagimu di tanah Mesir, sebelum aku datang kepadamu ke Mesir, akulah yang empunya mereka; akulah yang akan empunya Efraim dan Manasye sama seperti Ruben dan Simeon.

[Yosua 14:4] Sebab bani Yusuf merupakan dua suku, Manasye dan Efraim. Maka kepada orang Lewi tidak diberikan bagiannya di negeri itu, selain dari kota-kota untuk didiami, dengan tanah penggembalaannya untuk ternak dan hewan mereka.

Suku Lewi "dipisahkan" dari bani Israel karena tugas mereka melayani Bait Allah. Tatkala Perjanjian Lama menulis "dua belas" orang dari bangsa Israel, maka suku Lewi tidak termasuk di dalamnya karena mereka bertugas di kemah suci.

[Yosua 3:12] Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku.

Dengan ini Manasye dan Efraim masing-masing menjadi nama suku. Demikianlah sesudah Israel meninggalkan Mesir dan Tuhan memberikan kepada mereka tabernakel itu di padang gurun, kita melihat di situ bagaimana suku Lewi melayani bagi keduabelas suku Israel yang dinamai :

1. Ruben,
2. Simeon,
3. Isakhar,
4. Yehuda,
5. Zebulon,
6. Benyamin,
7. Dan,
8. Naftali,
9. Gad,
10. Asyer,
11. Efraim,
12. Manasye
Catatan:
Lewi tidak disebutkan sebab mereka melayani Bagi 12 suku Israel.
Yusuf juga tidak disebutkan, karena digantikan oleh kedua anaknya: Efraim dan Manasye, yang di Kashmir disebut Yusafzai artinya Bani Yusuf atau anak-anak Yusuf. Di Srinagar Kashmir ada kuburan dari seorang bernama Yus Asaf yang disangka Yesus anak Maryam, padahal sebenarnya tidak demikian, dia hanya seorang tokoh dari Suku Manasye.

Wassalam
))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

----- Original Message -----
From: chodjim
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 11:19 PM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Ooaalah Abah... Abah. Lha, Gen 14: 18 kan menyebutkan sebagai berikut:
Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah yang mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya:.....

Jadi, Ibrahim diberkati Melkisedek, raja Salem. Kalau raja Salem itu berbeda dengan raja sodom --sekiranya berbeda dan tidak sambung dengan Gen:14:17, itu cuma salah kutip, Abah.. dan bukan manipulasi. Yang penting adalah Ibrahim diberkati seorang raja. Itu lho Abah, fokusnya.

Dan, kita tak perlu berputar-putar, yang penting Ibrahim bukan kepala negara, dan tak ada ayat yang menyatakan bahwa beliau kepala negara. Bukankah itu yang kita diskusikan? Mengapa Abah lebih menjurus ke pernik-pernik argumentasinya dan bukan pada KEPALA NEGARA yang tidak disandang oleh Ibrahim?

Benarkan, tidak elok? hehehe....

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 9:41 PM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

chodjim wrote:
1 Lalu, Ibrahim diberkati Raja Sodom.

2 Tetapi, saya bisa mengerti koq, mengapa Abah tidak mau menyatakan salah menyebut Ibrahim sebagai kepala negara, karena Abah mempertahankan martabat Abah, hanya saja tidak elok.
((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
HMNA:
1. Raja Sodom sama sekali tidak memberkati Ibrahim. Pak Chodjim bikin manipulasi, untuk menunjukkan bahwa Ibrahim bernaung di bawah kedaulatan Kerajaan Sodom. Tujuan manipulasi ini supaya perbandingan Ibrahim dangan Imam pesantren Gontor adalah apple to apple.

2. Jadi justru sebaliknya, saya faham, nyaeta Pak Chodjim yang ngotot bahwa perbandingan Ibrahim dangan Imam pesantren Gontor adalah apple to apple dengan jalan manipulasi Ibrahim di bawah kedaulatan Kerajaan Sodom, karena Pak Chodjim mempertahankan martabat Pak Chodjim, hanya saja tidak cuantik, he, he, he.

Wassalam
)))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

----- Original Message -----
From: chodjim
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 8:19 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Yaaah, Abah... Perang Badar koq disamakan dengan Ibrahim yang menggerakkan anak buah yang diasuhnya. Jadi, 314 orang itu anak buah asuhan keluarga Ibrahim, Abah. Lha, perang Badar itu terjadi setelah deklarasi Madinah. Pasukan Badar bukanlah anak asuh Nabi Muhammad, tetapi pengikut Muhammad saw. Jadi, jelas sekali bahwa Nabi Muhammad itu kepala negara, sedangkan Ibrahim adalah imam agama yang tinggal di sebauah kemah di Mammre, dekat Hebron. Oleh karena atas jasa Ibrahim itulah Raja Kanaan memberikan hadiah besar kepada Ibrahim.

Sudah jelas kan Abah, kalau kita mau jujur membaca Kitab Genesis 14:7-18 yang Abah sampaikan ternyata Ibrahim, orang Ibrani itu, tinggal dekat pohon-pohon kepunyaan temannya di Mammre (dekat Hebron), kepunyaan teman sekutu Ibrahim. Jelas bukan, bahwa Ibrahim itu orang Ibrani, dan menggerakkan anakbuah/budak/pelayannya yang terlatih itu untuk mengejar musuh. Lalu, Ibrahim diberkati Raja Sodom.

Jadi, benar-benar Ibrahim tinggal di tanah perdikan Abah. Ibrahim hanya tinggal di tenda di tanah kepunyaan temannya di Mammre. Baca saja lagi Abah Genesis 13 dan 14.

Tetapi, saya bisa mengerti koq, mengapa Abah tidak mau menyatakan salah menyebut Ibrahim sebagai kepala negara, karena Abah mempertahankan martabat Abah, hanya saja tidak elok.

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 1:48 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

chodjim wrote:
1. Yang penting di situ adalah kata "tsalaatsa miatin wa tsamaaniyata 'asyara min ghilmaanihi al-mudarrabiina al-mawluudiina fii baytihi", yaitu 318 budak (pemuda) yang dilatih, dibesarkan (dilahirkan) di rumahnya (rumah Ibrahim). Jadi, dalam PL berbahasa Arab pun tidak disebut "jund atau junayd".

Jadi, jelas sekali bahwa Ibrahim menggerakkan orang-orang yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan rumahtangganya. Kata "bayt" secara literal adalah rumah. Dengan demikian Ibrahim itu seperti orang yang mendapat tanah perdikan di masa Majapahit atau Mataram II, yaitu orang tersebut berkuasa penuh pada masyarakat yang tinggal di tanah perdikan itu. Orang yang mendapat tanah perdikan tidak dipungut pajak oleh kerajaan, dan berkuasa penuh untuk menjadi kepala perdikan itu. Di daerah Madiun muncul warok-warok atau jago silat yang menjaga tanah perdikan itu.

Pondok pesantren Gontor-Ponorogo juga mendapatkan wilayah yang ratusan hektar. Tanah di desa Gontor itu praktis wilayahnya pesantren Gontor, dan hidup ratusan petani di dalamnya. Para petani itu mengerjakan sawah-ladang milik Gontor, dan menyerahkan hasilnya kepada ponpes Gontor, disamping komunitas petani itu menerima upah atau bagian hasil dari ponpes Gontor. Pada zaman dulu, Gontor pun mempunyai warok-warok dan jago silat untuk mengamankannya. Mereka juga berani melakukan perlawanan kepada Belanda. Toh, imam Gontor tidak disebut kepala negara Gontor.

2. Yang terakhir yang perlu saya sampaikan dalam menanggapi Abah ialah perang Dipanegara (Diponegoro). Beliau punya lahan di Tegal Reja yang ditrabas oleh Kompeni. Terjadilah perang yang besar antara Diponegoro melawan Kompeni dan tentaranya yang dari Nusantara. Kompeni bangkrut! Kompeni dengan puluhan ribu tentara dan Diponegoro dengan lebih dari 300.000 ribu tentara. Coba bandingkan dengan Ibrahim yang 318 pelayan/budaknya.Toh, Diponegoro tidak disebut Kepala Negara Tegal Reja, hehehe....

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
HMNA:
1. Pak Chodjim itu tebang pilih.
=>Di satu pihak, 318 al-mawluud yang terlatih dilihat secara tekstual itu bukan tentara, karena tidak dinyatakan dengan teks al-jundu(*). 318 orang terlalu sedikit untuk dimaknai sebagai 318 angkatan perang, padahal itu lebih banyak dari 314 orang mujahidin dalam Perang Badar. Kalau secara tekstual 314 orang mujahidin itu bukanlah sebuah angkatan perang, lalu.apakah dengan itu Madinah bukan sebuah negara?.
=>Pada pihak lain PakChodjim tidak tekstual dalam memaknai al-baytu, melainkan pakai takwil dimaknai sebagai tanah perdikan di masa Majapahit ataupun pesantren Gontor.
-----------
(*)
mestinya al-junuudu, karena jamak, bukan junayd itu bentuk mutsanna, dual. Dalam bahasa Arab ada tiga tingkatan: mufrad - mutsanna - jamak.

Ada perbedaan antara al-baytunya Ibrahim dengan tanah perdikandi masa Majapahit dan pesantren Gontor. Al-baytunya Ibrahim seperti City State Madinah pada zaman Rasulullah SAW. City State Madinah satu Negara Kota yang independen berdaulat penuh atas wilayahnya, tidak di bawah kedaulatan dari Kerajaan manapun. Demikian pula Ibrahim berdaulat penuh atas wilayah al-baytu nya, independen tidak di bawah kedaulatan manapun. Ini dapat ditakwilkan dari:
LAI-Kejadian 13:14-15
Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu.

Wilayah al-baytu Ibrahim itu adalah pemberian Allah, di bawah naungan kedaulatan Allah, independen tidak di bawah kedaulatan dari kerajaan manupun.

Berbeda dengan tanah perdikan, itu adalah wilayah di bawah kedaulatan Majapahit. Demikian pula pesantren Gontor yang wilayahnya adalah di bawah kedaulatan kedaulatan NKRI. Tentu saja imam Gontor tidak bia disebut kepala negara Gontor, karena imam itu mengepalai wilayah yang bukan di bawah kedaulatannya, melainkan di bawah kedaulatan NKRI. Sami mawon dengan kepala tanah perdikan Majapahit itu tidak bisa dikatakan raja perdikan, karena wilayah perdikan itu di bawah kedaulatan Kerajaan Majapahit. Jadi perbandingan Pak Chodjim antara al-baytu Ibrahim dengan tanah perdikan di saman Kerajaan Majapahit ataupun pesantren Gontor, itu bukan apple to apple..

Sebuah ilustrasi:
Salah satu diktum Perjanjian Hudaibiyah, yaitu perjanjian di antara dua Negara Kota: Madinah dengan Makkah yang ditanda-tangani oleh Nabi Muhammad SAW di satu pihak dan Suhail di lain pihak, bahwa qablilah-qabilah Arab diberi kesempatan untuk bergabung ke dalam salah satu di antara kedua negara kota tersebut. Juga pada salah satu diktum disepakati gencetan senjata di antara kedua pihak selama sepuluh tahun. Sesuai dengan kesepakatan itu qabilah Banu Bakr bergabung ke dalam aliansi kaum kafir Quraisy, sementara Banu Khuza'ah ke dalam aliansi kaum Muslimin Madinah.

Ternyata dua tahun kemudian Banu Bakr dengan dukungan pihak Makkah menuyerang Banu Khuza'ah. Dalam penyerangan itu banyak penduduk Banu Khuza'ah yang terbunuh. Utusanpun dikirim ke Madinah melaporkan pihak Makkah telah melanggar Perjanjian Hudaibiyah. RasuluLlah SAW segera mengumpulkan pasukan, lalu bergerak menuju Makkah, dan dalam perjalanan beberapa qabilah lain datang bergabung dengan RasuluLlah SAW. Tatkala pasukan itu tiba di FARAN jumlahnya telah mencapai SEPULUH RIBU orang. RasuluLlah SAW yang memimpin pasukan SEPULUH RIBU orang dari FARAN ini dinubuwatkan/diprofesikan jauh sebelumnya oleh Nabi Musa AS. Kita kutip dari The Holy Bible, King James (authorized) Version:

"And this is the blessing, where-with Moses the man of God blessed the Children of Israel before his death. And he said the Lord came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined(#) forth from mount PARAN and he came with TEN RHOUSAND of saints; from his right hand sent a fiery law for them" (Deuteronomy 33:1-2).

TEN RHOUSAND of saints itu (tidak pakai al-junuudu) sesungguhnya adalah 10.000 orang dari Angkatan Perang City State Madinah.
----------------------
(#)
Dalam bahasa Semit (Arab dan Ibrani) bentuk past tense dipakai untuk nubuatan, karena dalam ilmu nahwu, fi'il madhiy (past tense) di samping untuk masa lalu juga bermakna suatu peristiwa yang pasti akan terjadi. Peristiwa kiamat dikissahkan dalam Al-Quran dengan tasrif (konyugasi) dalam bentuk fi'il madhiy.

2. Ha, ha, ha, Pak Chidhim membandingkan Ibrahim dengan Diponegoro dari segi jumlah tentara, itu sudah terjawab di atas, bahwa angka 314 orang mujahidin/angkatan perang dari City State Madinah dalam Perang Badar lebih kecil jumlahnya dari 318 al-mawluud yang terlatih / junuudu / angkatan perang Ibrahim. Apa Madinah akan disangkal oleh Pak Chodjim sebagai City State, yang dalam sejarah dahulu negara-negara itu banyak yang berupa City-States ???!!!

Wassalam
))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

----- Original Message -----
From: chodjim
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, November 28, 2011 9:28 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Mas Mu'iz, ini saya sekadar memberikan tambahan dan pas baca surel Anda untuk Abah. Saya coba ambil Alkitab berbahasa Arab di perpus saya, dan saya cuplik bagian ini.

"Falamma sami'a abraamu anna abna akhiihi qad usira jarrada tsalaatsa miatin wa tsamaaniyata 'asyara min ghilmaanihi al-mudarrabiina al-mawluudiina fii baytihi wa ta'aqqabahum hattaa balagha daana." (al-Takwiin 14:15)

Saya tidak terjemahkan ke bahasa Indonesianya karena terjemahan bahasa Indonesianya sudah diberikan pada surel-surel sebelumnya.

Yang penting di situ adalah kata "tsalaatsa miatin wa tsamaaniyata 'asyara min ghilmaanihi al-mudarrabiina al-mawluudiina fii baytihi", yaitu 318 budak (pemuda) yang dilatih, dibesarkan (dilahirkan) di rumahnya (rumah Ibrahim). Jadi, dalam PL berbahasa Arab pun tidak disebut "jund atau junayd".

Jadi, jelas sekali bahwa Ibrahim menggerakkan orang-orang yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan rumahtangganya. Kata "bayt" secara literal adalah rumah. Dengan demikian Ibrahim itu seperti orang yang mendapat tanah perdikan di masa Majapahit atau Mataram II, yaitu orang tersebut berkuasa penuh pada masyarakat yang tinggal di tanah perdikan itu. Orang yang mendapat tanah perdikan tidak dipungut pajak oleh kerajaan, dan berkuasa penuh untuk menjadi kepala perdikan itu. Di daerah Madiun muncul warok-warok atau jago silat yang menjaga tanah perdikan itu.

Pondok pesantren Gontor-Ponorogo juga mendapatkan wilayah yang ratusan hektar. Tanah di desa Gontor itu praktis wilayahnya pesantren Gontor, dan hidup ratusan petani di dalamnya. Para petani itu mengerjakan sawah-ladang milik Gontor, dan menyerahkan hasilnya kepada ponpes Gontor, disamping komunitas petani itu menerima upah atau bagian hasil dari ponpes Gontor. Pada zaman dulu, Gontor pun mempunyai warok-warok dan jago silat untuk mengamankannya. Mereka juga berani melakukan perlawanan kepada Belanda. Toh, imam Gontor tidak disebut kepala negara Gontor.

Kalau kita lihat kisah kuli kontrak di Sumatra UItara, maka para kuli itu bisa dicambuk atau dibunuh atas perintah para tuan tanah. Dan, para tuan tanah ini memiliki tentara bayaran, tapi toh para tuan tanah tidak disebut sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan, meski punya wilayah yang ribuan hektar.

Yang terakhir yang perlu saya sampaikan dalam menanggapi Abah ialah perang Dipanegara (Diponegoro). Beliau punya lahan di Tegal Reja yang ditrabas oleh Kompeni. Terjadilah perang yang besar antara Diponegoro melawan Kompeni dan tentaranya yang dari Nusantara. Kompeni bangkrut! Kompeni dengan puluhan ribu tentara dan Diponegoro dengan lebih dari 300.000 ribu tentara. Coba bandingkan dengan Ibrahim yang 318 pelayan/budaknya.Toh, Diponegoro tidak disebut Kepala Negara Tegal Reja, hehehe....

Wassalam,

chodjim

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment