Arcon aku rada heran ni, kok bacanya ndak rajin ya, kan no 3, 4, 5 dan 7 bukan soal tanah? Khusus no 7 banyak amat kasus di daerah.
Aku curiga kamu nggak runut bacanya karena tulisanku panjang. Ya habis gimana lagi nulisnya?
Ada yg terlewat no 8, yaitu mata rantai di dunia finansial yg saya saksikan kerja di pasar modal selama 12 tahun. Aktivitas goreng-menggoreng saham, Repo, urusan KTP utk nominee, dan surat berharga fiktif. Jangan salah paham, saya selalu berusaha menjaga diri dan reputasi dari hal2 yg demikian, padahal relatif mudah dilakukan, apalagi di surat utang. Namun demikian pernah nyaris jadi korban. Singkat kata saya pucat pasi dan sakit perut ketika berhasil mengecek suatu skema fiktif bernilai USD 5jt. Untung belum terjadi settlement, karena kucek langsung. Big boss (yg namanya ada di 40Forbes) langsung terbang membujuk pihak lain utk mbatalin transaksi.
Lalu saya pindah dari situ, beberapa lama kemudian dua direktur di situ ditangkap, yang satunya lolos karena emang boss bagian utama dari mata rantai, yg satunya dikorbankan karena anak buah ecek2. Kasus ini ada di koran bersama dua kasus besar lainnya yg serupa.
Yg kita sering denger juga mafia/mata rantai di urusan tagih hutang perbankan, atau kasus2 Melinda Dee.
Sektor di pertambangan kita sudah sering denger! Bahkan juga sektor CPO lantaran jadi sumber energi mata rantai mafia sudah terbentuk. Gara2 urusan dengan MNC pertambangan aku dibikin susah dan diomelin big boss melulu. Gara2 rantai mafia CPO sekarang ini aku kehilangan pekerjaanku, karena bossku yg sekarang ndak mau membela.
Lha emangnya mata rantai sampah dari rumah sampe Bantar Gebang, nggak ada mafianya?
Emangnya bisnis TKI nggak ada mafianya kerjasama dengan Depnaker, yg dinilai KPK berintegritas rendah itu?
Emangnya bisnis haji nggak ada mafianya? Aku pernah terpaksa mesti ngurusin mereka, dan kena semprot lagi. KPK menempatkan Dep Agama dengan integritas terburuk.
Dan lihatlah sekeliling parpol sudah membentuk kartel2nya, ini yg membuat aku kesel juga (secara urusan pribadi).
Apalagi ormas2 di urusan hankam? Di daerah mereka sering clash. FPI itu contoh yg baik.
Temenku PRD yg dulunya idealis jadi avonturir digunakan mafia oleh militer intel.
Kedutaan2 kita tau sarangnya mafia, dan gimana Deplu kita? Akupun pernah dipermalukan oleh urusan duit Deplu ini. Alhasil diomelin di depan semua orang/dubes - karena mesti ada yg diomelin, lantaran kita melakukan hal yg benar.
Pernah denger Mafia peradilan?
Mafia, mata rantai konglomerasi, kartel, oligopoli, monopoli, fraud, korupsi, broker kasus, broker politik, itu semua bentuk2 konsentrasi penguasaan yg kadang2 kita sebut mafia. Disebut mafia, exactly karena memfasilitasi dan difasilitasi oleh kebijakan dan pola permainan, bagian dari sistem.
Namanya pengalaman pribadi tentu saja terbatas dan subyektif. Tapi ini hanya contoh, yg aku bisa bikin novel, maksudnya saking panjangnya.
Tapi kalau aku tulis panjang dan membosankan, ya mohon dirunut dong. Habis di situ kan minta dijabarkan.
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Ari <masarcon@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wed, 30 Nov 2011 05:02:25
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Cara Mafia di negara TIP
mafia urusan tanah ini biasanya berkait dengan elit masyarakat dan
melibatkan birokrat, intinya tarik menarik kepentingan antara banyak pihak,
keluarga besar pemilik tanah, penjual tanah, elit masyarakat, birokrat,
yang sama sama punya kepentingan dengan penguasaan tanah (yg dalam
thesisnya marx dianggap kepemilikan atas modal). di masyarakat rural,
faktor kepemilikan tanah adalah hal yang sangat penting.
kalau di jaman dulu menurut mbak mia ada perubahan hukum, sehingga
pemerintah yang dulunya support pengembangan lahan berbalik support
kepemilihan lahan oleh pihak swasta (komersialisasi), untuk jaman sekarang
tarik menarik kepentingannya ditambah lagi dengan faktor pemerintah yang
saat ini mainannya pakai landasan konstitusi untuk mendapatkan hak
penguasaan tanah dengan alasan kepentingan umum. kejadian mirip mbak mia
juga terjadi di keluarga kami, mbak. dengan penyebab yang beda. menampung
beberapa keluarga yang terkena banjir, dan diijinkan menempati petak tanah
terluar di bantaran sungai, belakangan mereka tidak mau pindah dan
menggerogoti lahan.
itu soalan lain sih, tapi memang polanya tetap, mafia tanah tetap ada di
semua jenis kepentingan tadi dari masa ke masa. mungkin sependapat dengan
yg mbak mia sebut pola di negara TIP - mafia tanah dimasukkan dalam
kelindan sistem. hanya saya masih kurang yakin, kalau di china, mafia nya
dilokalisir dari sistem. apakah pola umumnya sedemikian.
jadi ingat teman, yg temennya herni juga, yg kerap membahas konflik tanah
di pulau Tanimbar.
salah satu papernya :
bayuni shantiko (2008) unfinished business : the customary land
individualization in olilit village tanimbar islands
salam,
Ari
status : mahasiswa
<http://papabonbon.wordpress.com>
2011/11/30 <aldiy@yahoo.com>
> Itu dulu sebagian pengalaman pribadi, nanti saya kirim satu jurnal yg
> mendukung riset keberadaan mafia2 di negara TIP, yg menurut penulis
> "difasilitasi" oleh negara!
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
0 comments:
Post a Comment