Advertising

Wednesday, 30 November 2011

Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

 

Terima kasih, Mas Mu'iz.

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: "Mu'iz, Abdul" <quality@posindonesia.co.id>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, November 30, 2011 4:26 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Tambahan dari saya, pak Chodjim :

Abah HMNA memang tidak utuh dalam mengutip perjanjian lama, kitab kejadian
(genesis) yang dijadikan rujukan abah, tidak satupun yang menyebut ibrahim
(Abram) sebagai Raja (kepala negara) di wilayah yang didiami Ibrahim.

Jadi setiap response Abah dalam membagun argumentasi bahwa Ibrahim adalah
kepala negara di kan'an amat rapuh dan tidak didukung oleh literatur yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 29 Nov 2011 22:19:27
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Ooaalah Abah... Abah. Lha, Gen 14: 18 kan menyebutkan sebagai berikut:
Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah yang
mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya:.....

Jadi, Ibrahim diberkati Melkisedek, raja Salem. Kalau raja Salem itu berbeda
dengan raja sodom --sekiranya berbeda dan tidak sambung dengan Gen:14:17,
itu cuma salah kutip, Abah.. dan bukan manipulasi. Yang penting adalah
Ibrahim diberkati seorang raja. Itu lho Abah, fokusnya.

Dan, kita tak perlu berputar-putar, yang penting Ibrahim bukan kepala
negara, dan tak ada ayat yang menyatakan bahwa beliau kepala negara.
Bukankah itu yang kita diskusikan? Mengapa Abah lebih menjurus ke
pernik-pernik argumentasinya dan bukan pada KEPALA NEGARA yang tidak
disandang oleh Ibrahim?

Benarkan, tidak elok? hehehe....

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 9:41 PM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

chodjim wrote:
1 Lalu, Ibrahim diberkati Raja Sodom.

2 Tetapi, saya bisa mengerti koq, mengapa Abah tidak mau menyatakan salah
menyebut Ibrahim sebagai kepala negara, karena Abah mempertahankan martabat
Abah, hanya saja tidak elok.
((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
HMNA:
1. Raja Sodom sama sekali tidak memberkati Ibrahim. Pak Chodjim bikin
manipulasi, untuk menunjukkan bahwa Ibrahim bernaung di bawah kedaulatan
Kerajaan Sodom. Tujuan manipulasi ini supaya perbandingan Ibrahim dangan
Imam pesantren Gontor adalah apple to apple.

2. Jadi justru sebaliknya, saya faham, nyaeta Pak Chodjim yang ngotot
bahwa perbandingan Ibrahim dangan Imam pesantren Gontor adalah apple to
apple dengan jalan manipulasi Ibrahim di bawah kedaulatan Kerajaan Sodom,
karena Pak Chodjim mempertahankan martabat Pak Chodjim, hanya saja tidak
cuantik, he, he, he.

Wassalam
)))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

----- Original Message -----
From: chodjim
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 8:19 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Yaaah, Abah... Perang Badar koq disamakan dengan Ibrahim yang menggerakkan
anak buah yang diasuhnya. Jadi, 314 orang itu anak buah asuhan keluarga
Ibrahim, Abah. Lha, perang Badar itu terjadi setelah deklarasi Madinah.
Pasukan Badar bukanlah anak asuh Nabi Muhammad, tetapi pengikut Muhammad
saw. Jadi, jelas sekali bahwa Nabi Muhammad itu kepala negara, sedangkan
Ibrahim adalah imam agama yang tinggal di sebauah kemah di Mammre, dekat
Hebron. Oleh karena atas jasa Ibrahim itulah Raja Kanaan memberikan hadiah
besar kepada Ibrahim.

Sudah jelas kan Abah, kalau kita mau jujur membaca Kitab Genesis 14:7-18
yang Abah sampaikan ternyata Ibrahim, orang Ibrani itu, tinggal dekat
pohon-pohon kepunyaan temannya di Mammre (dekat Hebron), kepunyaan teman
sekutu Ibrahim. Jelas bukan, bahwa Ibrahim itu orang Ibrani, dan
menggerakkan anakbuah/budak/pelayannya yang terlatih itu untuk mengejar
musuh. Lalu, Ibrahim diberkati Raja Sodom.

Jadi, benar-benar Ibrahim tinggal di tanah perdikan Abah. Ibrahim hanya
tinggal di tenda di tanah kepunyaan temannya di Mammre. Baca saja lagi Abah
Genesis 13 dan 14.

Tetapi, saya bisa mengerti koq, mengapa Abah tidak mau menyatakan salah
menyebut Ibrahim sebagai kepala negara, karena Abah mempertahankan martabat
Abah, hanya saja tidak elok.

Wassalam,

chodjim

----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 29, 2011 1:48 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

chodjim wrote:
1. Yang penting di situ adalah kata "tsalaatsa miatin wa tsamaaniyata
'asyara min ghilmaanihi al-mudarrabiina al-mawluudiina fii baytihi", yaitu
318 budak (pemuda) yang dilatih, dibesarkan (dilahirkan) di rumahnya (rumah
Ibrahim). Jadi, dalam PL berbahasa Arab pun tidak disebut "jund atau
junayd".

Jadi, jelas sekali bahwa Ibrahim menggerakkan orang-orang yang dilahirkan
dan dibesarkan di lingkungan rumahtangganya. Kata "bayt" secara literal
adalah rumah. Dengan demikian Ibrahim itu seperti orang yang mendapat tanah
perdikan di masa Majapahit atau Mataram II, yaitu orang tersebut berkuasa
penuh pada masyarakat yang tinggal di tanah perdikan itu. Orang yang
mendapat tanah perdikan tidak dipungut pajak oleh kerajaan, dan berkuasa
penuh untuk menjadi kepala perdikan itu. Di daerah Madiun muncul warok-warok
atau jago silat yang menjaga tanah perdikan itu.

Pondok pesantren Gontor-Ponorogo juga mendapatkan wilayah yang ratusan
hektar. Tanah di desa Gontor itu praktis wilayahnya pesantren Gontor, dan
hidup ratusan petani di dalamnya. Para petani itu mengerjakan sawah-ladang
milik Gontor, dan menyerahkan hasilnya kepada ponpes Gontor, disamping
komunitas petani itu menerima upah atau bagian hasil dari ponpes Gontor.
Pada zaman dulu, Gontor pun mempunyai warok-warok dan jago silat untuk
mengamankannya. Mereka juga berani melakukan perlawanan kepada Belanda. Toh,
imam Gontor tidak disebut kepala negara Gontor.

2. Yang terakhir yang perlu saya sampaikan dalam menanggapi Abah ialah
perang Dipanegara (Diponegoro). Beliau punya lahan di Tegal Reja yang
ditrabas oleh Kompeni. Terjadilah perang yang besar antara Diponegoro
melawan Kompeni dan tentaranya yang dari Nusantara. Kompeni bangkrut!
Kompeni dengan puluhan ribu tentara dan Diponegoro dengan lebih dari 300.000
ribu tentara. Coba bandingkan dengan Ibrahim yang 318 pelayan/budaknya.Toh,
Diponegoro tidak disebut Kepala Negara Tegal Reja, hehehe....

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
HMNA:
1. Pak Chodjim itu tebang pilih.
=>Di satu pihak, 318 al-mawluud yang terlatih dilihat secara tekstual itu
bukan tentara, karena tidak dinyatakan dengan teks al-jundu(*). 318 orang
terlalu sedikit untuk dimaknai sebagai 318 angkatan perang, padahal itu
lebih banyak dari 314 orang mujahidin dalam Perang Badar. Kalau secara
tekstual 314 orang mujahidin itu bukanlah sebuah angkatan perang,
lalu.apakah dengan itu Madinah bukan sebuah negara?.
=>Pada pihak lain PakChodjim tidak tekstual dalam memaknai al-baytu,
melainkan pakai takwil dimaknai sebagai tanah perdikan di masa Majapahit
ataupun pesantren Gontor.
-----------
(*)
mestinya al-junuudu, karena jamak, bukan junayd itu bentuk mutsanna, dual.
Dalam bahasa Arab ada tiga tingkatan: mufrad - mutsanna - jamak.

Ada perbedaan antara al-baytunya Ibrahim dengan tanah perdikandi masa
Majapahit dan pesantren Gontor. Al-baytunya Ibrahim seperti City State
Madinah pada zaman Rasulullah SAW. City State Madinah satu Negara Kota yang
independen berdaulat penuh atas wilayahnya, tidak di bawah kedaulatan dari
Kerajaan manapun. Demikian pula Ibrahim berdaulat penuh atas wilayah
al-baytu nya, independen tidak di bawah kedaulatan manapun. Ini dapat
ditakwilkan dari:
LAI-Kejadian 13:14-15
Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
"Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke
timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu
akan Kuberikan kepadamu.

Wilayah al-baytu Ibrahim itu adalah pemberian Allah, di bawah naungan
kedaulatan Allah, independen tidak di bawah kedaulatan dari kerajaan
manupun.

Berbeda dengan tanah perdikan, itu adalah wilayah di bawah kedaulatan
Majapahit. Demikian pula pesantren Gontor yang wilayahnya adalah di bawah
kedaulatan kedaulatan NKRI. Tentu saja imam Gontor tidak bia disebut kepala
negara Gontor, karena imam itu mengepalai wilayah yang bukan di bawah
kedaulatannya, melainkan di bawah kedaulatan NKRI. Sami mawon dengan kepala
tanah perdikan Majapahit itu tidak bisa dikatakan raja perdikan, karena
wilayah perdikan itu di bawah kedaulatan Kerajaan Majapahit. Jadi
perbandingan Pak Chodjim antara al-baytu Ibrahim dengan tanah perdikan di
saman Kerajaan Majapahit ataupun pesantren Gontor, itu bukan apple to
apple..

Sebuah ilustrasi:
Salah satu diktum Perjanjian Hudaibiyah, yaitu perjanjian di antara dua
Negara Kota: Madinah dengan Makkah yang ditanda-tangani oleh Nabi Muhammad
SAW di satu pihak dan Suhail di lain pihak, bahwa qablilah-qabilah Arab
diberi kesempatan untuk bergabung ke dalam salah satu di antara kedua negara
kota tersebut. Juga pada salah satu diktum disepakati gencetan senjata di
antara kedua pihak selama sepuluh tahun. Sesuai dengan kesepakatan itu
qabilah Banu Bakr bergabung ke dalam aliansi kaum kafir Quraisy, sementara
Banu Khuza'ah ke dalam aliansi kaum Muslimin Madinah.

Ternyata dua tahun kemudian Banu Bakr dengan dukungan pihak Makkah
menuyerang Banu Khuza'ah. Dalam penyerangan itu banyak penduduk Banu
Khuza'ah yang terbunuh. Utusanpun dikirim ke Madinah melaporkan pihak Makkah
telah melanggar Perjanjian Hudaibiyah. RasuluLlah SAW segera mengumpulkan
pasukan, lalu bergerak menuju Makkah, dan dalam perjalanan beberapa qabilah
lain datang bergabung dengan RasuluLlah SAW. Tatkala pasukan itu tiba di
FARAN jumlahnya telah mencapai SEPULUH RIBU orang. RasuluLlah SAW yang
memimpin pasukan SEPULUH RIBU orang dari FARAN ini dinubuwatkan/diprofesikan
jauh sebelumnya oleh Nabi Musa AS. Kita kutip dari The Holy Bible, King
James (authorized) Version:

"And this is the blessing, where-with Moses the man of God blessed the
Children of Israel before his death. And he said the Lord came from Sinai,
and rose up from Seir unto them; he shined(#) forth from mount PARAN and he
came with TEN RHOUSAND of saints; from his right hand sent a fiery law for
them" (Deuteronomy 33:1-2).

TEN RHOUSAND of saints itu (tidak pakai al-junuudu) sesungguhnya adalah
10.000 orang dari Angkatan Perang City State Madinah.
----------------------
(#)
Dalam bahasa Semit (Arab dan Ibrani) bentuk past tense dipakai untuk
nubuatan, karena dalam ilmu nahwu, fi'il madhiy (past tense) di samping
untuk masa lalu juga bermakna suatu peristiwa yang pasti akan terjadi.
Peristiwa kiamat dikissahkan dalam Al-Quran dengan tasrif (konyugasi) dalam
bentuk fi'il madhiy.

2. Ha, ha, ha, Pak Chidhim membandingkan Ibrahim dengan Diponegoro dari
segi jumlah tentara, itu sudah terjawab di atas, bahwa angka 314 orang
mujahidin/angkatan perang dari City State Madinah dalam Perang Badar lebih
kecil jumlahnya dari 318 al-mawluud yang terlatih / junuudu / angkatan
perang Ibrahim. Apa Madinah akan disangkal oleh Pak Chodjim sebagai City
State, yang dalam sejarah dahulu negara-negara itu banyak yang berupa
City-States ???!!!

Wassalam
))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

----- Original Message -----
From: chodjim
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, November 28, 2011 9:28 AM
Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Khilafah tidak ada dalam Al-Quran?

Mas Mu'iz, ini saya sekadar memberikan tambahan dan pas baca surel Anda
untuk Abah. Saya coba ambil Alkitab berbahasa Arab di perpus saya, dan saya
cuplik bagian ini.

"Falamma sami'a abraamu anna abna akhiihi qad usira jarrada tsalaatsa
miatin wa tsamaaniyata 'asyara min ghilmaanihi al-mudarrabiina
al-mawluudiina fii baytihi wa ta'aqqabahum hattaa balagha daana."
(al-Takwiin 14:15)

Saya tidak terjemahkan ke bahasa Indonesianya karena terjemahan bahasa
Indonesianya sudah diberikan pada surel-surel sebelumnya.

Yang penting di situ adalah kata "tsalaatsa miatin wa tsamaaniyata 'asyara
min ghilmaanihi al-mudarrabiina al-mawluudiina fii baytihi", yaitu 318 budak
(pemuda) yang dilatih, dibesarkan (dilahirkan) di rumahnya (rumah Ibrahim).
Jadi, dalam PL berbahasa Arab pun tidak disebut "jund atau junayd".

Jadi, jelas sekali bahwa Ibrahim menggerakkan orang-orang yang dilahirkan
dan dibesarkan di lingkungan rumahtangganya. Kata "bayt" secara literal
adalah rumah. Dengan demikian Ibrahim itu seperti orang yang mendapat tanah
perdikan di masa Majapahit atau Mataram II, yaitu orang tersebut berkuasa
penuh pada masyarakat yang tinggal di tanah perdikan itu. Orang yang
mendapat tanah perdikan tidak dipungut pajak oleh kerajaan, dan berkuasa
penuh untuk menjadi kepala perdikan itu. Di daerah Madiun muncul warok-warok
atau jago silat yang menjaga tanah perdikan itu.

Pondok pesantren Gontor-Ponorogo juga mendapatkan wilayah yang ratusan
hektar. Tanah di desa Gontor itu praktis wilayahnya pesantren Gontor, dan
hidup ratusan petani di dalamnya. Para petani itu mengerjakan sawah-ladang
milik Gontor, dan menyerahkan hasilnya kepada ponpes Gontor, disamping
komunitas petani itu menerima upah atau bagian hasil dari ponpes Gontor.
Pada zaman dulu, Gontor pun mempunyai warok-warok dan jago silat untuk
mengamankannya. Mereka juga berani melakukan perlawanan kepada Belanda. Toh,
imam Gontor tidak disebut kepala negara Gontor.

Kalau kita lihat kisah kuli kontrak di Sumatra UItara, maka para kuli itu
bisa dicambuk atau dibunuh atas perintah para tuan tanah. Dan, para tuan
tanah ini memiliki tentara bayaran, tapi toh para tuan tanah tidak disebut
sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan, meski punya wilayah yang
ribuan hektar.

Yang terakhir yang perlu saya sampaikan dalam menanggapi Abah ialah perang
Dipanegara (Diponegoro). Beliau punya lahan di Tegal Reja yang ditrabas oleh
Kompeni. Terjadilah perang yang besar antara Diponegoro melawan Kompeni dan
tentaranya yang dari Nusantara. Kompeni bangkrut! Kompeni dengan puluhan
ribu tentara dan Diponegoro dengan lebih dari 300.000 ribu tentara. Coba
bandingkan dengan Ibrahim yang 318 pelayan/budaknya.Toh, Diponegoro tidak
disebut Kepala Negara Tegal Reja, hehehe....

Wassalam,

chodjim

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment