oh, iya. mungkin ada yang bertanya, emangnya penting yah ngebahas Bonobo ?
1. mungkin ini bisa jadi penjelasan. hehehe. secara genetik, 98% mirip ama manusia.
http://en.wikipedia.org/wiki/Bonobo
Initial genetic studies characterised the DNA of chimpanzees (common chimpanzee and bonobo, collectively) as being as much as 98% (99.4 in one study) identical to that of Homo sapiens. Later studies showed that chimpanzees are more closely related to humans than to gorillas
2. kalau dari analisis strukturalnya levi strauss, nggak masalah menjelaskan suatu tema dari legenda suatu suku bangsa dengan legenda dari suku bangsa lainnya yg tidak berkaitan. yg perlu diperhatikan adalah bagaimana pola itu terbentuk dan bisa dibaca. mungkin ... sekali lagi mungkin. kita bisa membaca manusia lebih dekat melalui si bonobo ini. :D
salam,
Ari
status : mahasiswa
apa yang anda pikir dari artikel ini ?
sampai ikra, si bapak guru Harfan di Laskar Pelangi bilang, (saya tulis dengan bahasa saya sendiri),
masyarakat yg suka perang seperti simpanse, warrior dan kepahlawanan dipuja
masyarakat yang cinta damai kelakuannya seperti bonobo, free sex di mana mana :D
tembakan pertama
gimana dengan case Jogja kemarin yg bolak balik masih penelitian (yg entah gimana
metodologinya), banyak mahasiswinya nggak perawan.
tembakan kedua
mengarahnya ke masyarakat cinta damai identik dengan freesex ?
say no to war, say yes to sex ? ampyun dah ?!
tembakan ketiga
Gimana dengan papua ? sering dolan ke pelacuran,
karena para lelakinya bosan perang ?
kan cinta damai ? hahaha :D
tembakan ke nol, mohon bisa diinterpretasi sendiri mengarah kemana :D
salam,
Ari
status : mahasiswa
===Masyarakat Bonobo
http://www.superkoran.info/forums/viewtopic.php?f=1&t=35477
Aku baru membaca Scientific American Special Edition terbaru: Becoming Human, Evolution and the Rise of Intelligence (sept 2006). Terutama karena tulisan Kate Wong ttg Homo floresiensis.
Ternyata artikel2 disitu sangat menarik, ada perjalanan evolusi kecerdasan dari Planet of the Apes sampai tulisan Calvin ttg role language.
Nah, kira2 di setengah depan ada tulisan Frans de Waal ttg Bonobo, Sex and society -- yg menarik dibahas disini.
Kita pernah gegeran soal simpanse bonobo - kuulang, karena simpanse bonobo / pygmy chimpanzee, ini mempunyai sexual attitude yg sangat beda dari simpanse biasa.
Kehidupan sex Bonobo 'permisif' dalam arti mereka main sex sangat sering, dan tidak hanya terbatas untuk reproduksi, tetapi juga untuk role sosial.
Bonobo juga disebut simpanse pigmi (=kecil) karena ukurannya yg memang lebih kecil dari simpanse. Pada awalnya kedua species ini dikira sama hanya beda ukuran, hanya belakangan diketahui bahwa ada dua species simpanse yg beda.
Secara genetis keduanya 'berpisah' dari manusia kira2 8 juta tahun yl. Setelah itu baru simpanse dan bonobo berpisah.
Studi ttg kehidupan big-apes (keluarga 'kera manusia' yg terdiri dari simpanse, manusia, gorilla, orang utan) dan old-world-monkeys (= keluarga 'kera anjing' spt monyet, makak dll) sudah dibahas meluas.
Ada yg bersifat solitary (orang utan) sampai sistem harem (gorilla).
Yang menarik adalah perbandingan kelompok apes ini, di artikel ini ada skema grafis membandingkan organisasi sosial male-female dari species2 apes, dari gorilla, orang utan, manusia (ya, manusia! ) sampai simpanse dan bonobo.
Manusia memiliki struktur yg paling kompleks, karena banyak cara sosial bisa diterima, baik itu pasangan tetap, kontak sosial male-male (male bonding), female-female maupun hetero. Ini sesuai dengan idea bahwa manusia itu makluk programmable -- apa yg terjadi pada manusia dewasa tergantung pada masa kecil dan preferensi nya.
Gorilla mempunyai sistem harem, satu male (m) besar memiliki banyak females(f) atau m-fs.
Gibbon (lutung) bersifat monogamous, satu pasang m-f memiliki area sendiri. Orangutan soliter dalam arti f hidup sendiri dari m, hanya bertemu sesaat2.
Rata2 semua apes ini m lebih besar fisiknya dari f.
Nah, simpanse memiliki struktur sosial terpisah m dan f. Ada male bonding, spt berburu yg hanya dilakukan oleh males. Lalu masyarakat 'pemuda' sering grooming sendiri. Access ke females juga melalui alpha-males, dengan males yg dekat dengan alpha bisa mendapat bagian access. Simpanse sangat agresif, hampir semua permasalahan diselesaikan dengan 'siapa kuat menang'. Saat pembagian makanan, hal ini sangat nyata, 'asu gede menang kerahe' -- dan semua males junior maupun females harus menunggu sisa2 alpha males. Kayak masyarakat feudal kingdom manusia.
Bonobo sungguh berbeda. Walau struktur banyak miripnya, spt females yg meninggalkan suku dan bergabung ke suku 'suami'nya (kayak manusia2 timur ya?). Tetapi pada bonobo masalah sosial tidak diselesaikan secara kekerasan. Melainkan -- secara sexual! Studi de Waal ini (sebagian besar dari nongkrongin masyarakat bonobo di San Diego zoo modal kamera) menunjukkan bahwa setiap kali ada masalah yg membuat bonobo excited -- misalnya pembagian makanan, atau bentrok antar individu -- maka bonobo rame2 'gosok2an' alias kopulasi.
Jadi ada kopulasi m-f, ada f-f (sering sekali! gosok2an!) ada m-m ('penthung2an') ada main2 juvenile, satu hal yg diawasi de Waal adalah incest (kopulasi parent-child) tidak ada.
Selain itu, cara main mereka juga tidak hanya 'doggy style' kayak simpanse, segala style dipakai (bahkan juga orogenital!) terutama style yg dulu dianggap hanya ada pada manusia yaitu 'missionary position' alias face to face.
(katanya style ini dinamai demikian karena dulu kaum penyebar agama misionaris menganggap bahwa hanya manusia yg main face-to-face, jadi kaum misionaris mengajarkan 'kaum barbar' untuk main cara ini .. entah bener entah nggak - misionarisnya pasti bukan katolik! )
Malah de Waal mengatakan bahwa dari studi bentuk dan arah vulva serta klitoris bonobo, model f2f ini sudah diadaptasi oleh bonobo dengan evolusi fisik.
Nah, pengamatan de Waal yg menarik adalah role sex dalam society bonobo ini, sebagai 'alat pelancar / pelicin' social conflicts. Masing2 sexual encounter juga pendek2 saja, rata2 13 detik! Terkadang juga spt simbolisme saja, spt genital female digosok sekejap ke pundak atau tangan partnernya. Langsung kemarahan hilang, dan makanan bisa dishare secara damai. Konflik kekerasan jauh lebih rendah daripada simpanse, rata2 kemarahan hanya simbolis saja.
Dan efek lain yg luarbiasa adalah struktur society bonobo yg menjadi matrilineal. Walau secara fisik females tetap lebih kecil, tetapi leader dari suatu grup biasanya adalah 'top female' yg mempunyai anak lelaki terkuat. Sons (anak lelaki) cenderung tetap dekat dengan ibunya. Lalu social contacts terjadi diantara semua jenis, ada grup m-m, m-f, dan banyak f-f.
Masa subur females bonobo juga jauh lebih panjang, bukan hanya pendek2 spt pada kera anjing (atau anjing juga) sampai simpanse. Pada manusia masa subur females ini selain sangat panjang juga tersembunyi -- bahkan sang wanita ybs juga tidak tahu kalau dirinya sedang subur.
Indikasi2 ini,missionary position, masyarakat yg beda dari kekerasan males - sampai ke masa subur panjang, dan bentuk social contacts yg luas, hetero + homosexuality menjadi ciri khusus bonobo.
Hal lain yg dicantumkan de Waal adalah, di masyarakat bonobo tidak ada hubungan monogamous m-f secara tetap. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa masyarakat manusia adalah sama spt bonobo.
-
Lebih menarik adalah pelajaran yg bisa ditarik dari pengetahuan ini semua adalah sifat dari masyarakat manusia.
Ciri2 soliter orangutan, monogamous m-f gibbon, sistem harem gorilla , klik lelaki simpanse (aku rasa ini mirip spt masyarakat feudal cina / jepang sampai arab) sampai masyarakat bebas free-sex bonobo -- semua nya ada apes.
Di manusia semuanya juga ada -- pada orang2 yg berbeda dalam species yg sama. Karena manusia programmable, beda dari apes yg 'firmware based' (OS nya sudah di burn di ROM ).
Dan jika anda 'memeluk' salah satu sistem itu - baik itu monogamous, male supremacy atau free-sex -- maka selalu ada penjelasannya mengapa demikian. Bahkan pada masyarakat2 Apes ini masing2 society 'sukses' berkembang biak menganut sistem yg sama terus ber-juta2 tahun.
Bagaimana evolusi fisik pada manusia? De Waal berspekulasi bahwa manusia mungkin lebih dekat ke bonobo daripada simpanse, karena alasan bahwa tampaknya ciri machismo simpanse itu yg berkembang belakangan (bonobo lebih mirip ke 'nenek moyang bersama' dengan manusia). Lalu kita melihat indikasi bahwa kesuburan f manusia dihilangkan serta sex tidak dibatasi pada masa2 tertentu saja - spt pada bonobo.
Dari sini kesimpulan yg paling jelas adalah: cara bermasyarakat pada manusia itu programmable. Anda bisa membentuk harem, membentuk alpha male societies, atau female centred, asal diajarkan secara paksa saja.
Kecenderungan sesungguhnya kemana itu tidak penting.
Dari sinilah, maka ajaran2 agama yg memaksakan satu bentuk masyarakat sosial (mis. harem, lelaki diatas) itu tidak mungkin mutlak -- bukan 'ajaran allah' yg benar. Jika allah mengatakan demikian berarti itu bukan Allah. Karena masa sih Allah malah kalah pengetahuan sama de Waal soal bonobo ...
b@b
010706
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment