Di samping media massa sebagai agen perubahan, tokoh Daerah Lombok atau tetua yang tercerahkan kudu menjelaskan kepada publik dan generasi penerus bahwa virgin atau keperawanan tidak ada hubungannya sehingga dijadikan syarat untuk menjalankan fungsi sosial dan ekonomi, justru kalau keperawanan dijadikan syarat untuk belajar menenun kain, akan kontraproduktif.
Wassalam
Abdul Mu'iz
Betul sekali Pak Wikan. Pesan yg sudah bener dibungkus jadi nggak bener, padahal pembaca kan kebanyakan baca judulnya saja.
Heran sama media. Kalau saja para wartawan ini menyadari betapa kuatnya pesan mereka, dan gimana anak2 muda generasi selanjutnya belajar dari sini.
Lost in translation!
Salam
Mia
saya juga bingung
kalau syarat yang boleh jadi penenun adalah perawan, berarti habis
menikah sudah gak boleh menenun lagi ya?
lho katanya para gadis itu belajar menenun biar mandiri secara ekonomi
dan tidak tergantung pada suami
kok malah jadi kontradiktif
salam,
--
Wikan
2012/6/20 <aldiy@yahoo.com>
>
>
>
> Judul dan huruf merah ini maksutnya apa sih, cuma perawan yg boleh
> menenun? Pesan apa yg ingin disampaikan?
>
> Bahasa media kadang nggak menolong, maksutnya baik tapi diselipin pesan
> sponsor.
>
> Salam
> Mia
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment