This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Advertising

Monday, 31 January 2011

Re: [wanita-muslimah] Lazis PLN, Masjid Al-Muhajirin, Majlis Azzikra dan RMI Gelar Pengajian di Daerah Kristenisasi

 

Gimana reaksi mereka kalau ada media misionaris yang menulis usaha mereka mirip anjing kelaparan yang mencari tulang sisa gereja? Apa bisa terima ya? Padahal sejak jaman dulu daerah sekitar pegunungan [merapi] sudah menjadi basis misi gereja. Jadi Apanya yang dikristenisasi wong sudah lama banyak penganut kristennya

;D
--
Sent from my Android phone with K-9 Mail. Please excuse my brevity.

Yudi Yuliyadi <yudi@geoindo.com> wrote:

Lazis PLN, Masjid Al-Muhajirin, Majlis Azzikra dan RMI Gelar Pengajian di
Daerah Kristenisasi

Pada hari Sabtu, 29 Januari 2011 Lazis PLN area Jakarta-Tangerang, majlis
Azzikra dan Takmir Masjid Al-Muhajirin Bekasi berkerjasama dengan Relawan
Masjid Indonesia (RMI) menggelar "Silaturrohim Dakwah" sekaligus memberikan
bantuan untuk daerah bencana erupsi Merapi.

Acara diadakan didua tempat, yakni di dsn. Bakalan kec. Selo Boyolali dan
dsn. Surodadi kec. Sawangan Megelang. Untuk acara pengajian dan pemulihan
mental dan Aqidah diadakan di dsn. Bakalan yang jaraknya 4,5 km dari puncak
merapi, dengan dihadiri 500an warga dusun tsb. Acara diisi oleh ust. Hudanul
shidiq dari Majlis Azzikra dan Ust. Kang Puji dari Pesantren Masyarakat
Merapi Merbabu. Pengajian berjalan dg bagus, bahkan warga sangat antusias
atas uraian dua ustadz yang menyampaiman materi. Para ustadz menyemangati
mereka untuk tetap berIslam sampai mati, dan disambut siap Allahu Akbar oleh
hadirin. Di dsn. tsb setelah eruspi merapi ada 40an orang yang murtad karena
diberi beras dan mie instan.

Oleh karena itu dipilihnya daerah tsb untuk pemantapan aqidah memang daerah
tersebut sebelum erupsi Merapi belum ada pembinaan yang berkelanjutan. Untuk
itu pembinaan dan semangat berislam akan terus digaungkan, karena para
misionaris juga terus berkeliaran seperti anjing kelaparan.

Selain pengajian juga memberikan bantuan dana untuk pembangunan Mushola dan
TPA Assalam di Bakalan dan Untuk Masjid Surodadi.

Pemberian bantuan diwakili oleh Bp. Achmad Awaludin dari Lazis PLN
Jakarta-Tangerang dan secara spontan ust. Hudanul Shidiq Azzikra juga
memberikan bantuan untuk pembelian semen dan diterima oleh Kadus dsn
Bakalan, disaksikan penulis Pro-U Media Salim A. Fillah, jajaran Lazis PLN
bp. Giri, Pak sudarman, juga Tamir Al-muhajirin.

M. Fanni Rahman
Relawan Masjid Indonesia
sekretariat: Masjid Jogokariyan Jogja
email: abahhamzah@gmail.com

Selasa, 01/02/2011 06:38 WIB | email
<file:///D:\berita\info-umat\send\lazis-pln-masjid-al-muhajirin-majlis-azzik
ra-dan-rmi-gelar-pengajian-di-daerah-kristenisasi>

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] Kagum pada Ajaran Islam Soal Moral, Profesor Yahudi Bersyahadat

 

Mau kayak Amerika yg jelas bukan nggenjot kuantitas manusianya, yg PALING PENTING naekin kualitas, kualitasnya luar dalam, kalo sdh begitu nanti maju dg sendirinya, saling menebarkan rahmat, dunia jd damai krn egonya tiarap. Amerika kualitas luarnya maju, dalemannya arogan. Makanya Islam ke sesama saudaranya jgn arogan, nanti gak beda sm amerikia. Iya to pak Don, gitu kan maksutnya..

Wasalam
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Donnie <donnie.damana@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 01 Feb 2011 08:37:19
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Kagum pada Ajaran Islam Soal Moral, Profesor Yahudi Bersyahadat

Betul mas Yudi. Orang non Islam tertarik masuk Islam karena ajaran moralnya bukan karena idea politik kekhalifahannya. Yang terakhir itu gak beda dengan ide amerika buat menguasai dunia. Yang orang Islam sendiri tidak suka dengan ide Amerika. Kenapa justru pengin melakukan hal yang tidak disukainya sendiri?
--
Sent from my Android phone with K-9 Mail. Please excuse my brevity.

Yudi Yuliyadi <yudi@geoindo.com> wrote:




Kagum pada Ajaran Islam Soal Moral, Profesor Yahudi Bersyahadat

Sebut saja namanya Khadija, nama yang digunakannya setelah masuk Islam. Ia
seorang profesor keturunan Yahudi yang menemukan cahaya Islam setelah
menyaksikan kematian seorang sutradara bernama Tony Richardson akibat
penyakit AIDS. Khadija mengagumi Richardson sebagai sutradara panggung drama
yang profesional, brilian dan diakui kalangan seniman internasional.

Kehidupan Richardson sebagai homoseks menularkannya penyakit AIDS yang
mematikan. Dari situlah Khadija mulai memikirkan gaya hidup masyarakat Barat
dan masyarakat Amerika terutama dalam masalah moralitas. Khadija pun mulai
melirik ajaran Islam.

Khadija memulainya dengan mempelajari sejarah Islam. Sebagai seorang Yahudi,
ia masih mengingat sejarah nenek moyangnya, Yahudi Spanyol yang hidup di
tengah masyarakat Muslim dan terusir pada masa inkuisisi pada tahun 1942.
Khadija mempelajari bagaimana kekhalifahan Turki Ustmani memperlakukan para
pengungsi Yahudi dengan cara yang manusiawi pada masa pengusiran orang-orang
Yahudi dari daratan Eropa.

"Allah membimbing saya dalam belajar dan saya belajar Islam dari banyak
tokoh seperti Imam Siddiqi dari South Bay Islamic Association, Hussein
Rahima dan kakak angkat saya, Maria Abidin, seorang muslim orang Amerika
asli dan bekerja sebagai penulis di majalah SBIA, IQRA," kisah Khadija
mengawali ceritanya sebelum menjadi seorang muslim.

Saat melakukan riset tentang Islam, Khadija mewawancarai seorang pemilik
toko daging halal di sebuah distrik di San Francisco. Di toko itu ia bertemu
dengan seorang pembeli, perempuan berjilbab yang kemudian sangat
mempengaruhinya dalam memahami ajaran Islam. Khadija terkesan dengan
perilaku perempuan itu yang lembut dan ramah, apalagi perempuan berjilbab
itu ternyata menguasai empat bahasa asing.

"Kecerdasannya, membuat saya merasa terbebas dari sikap arogan dan
memberikan kesan mendalam di masa-masa awal saya mempelajari bagaimana Islam
bisa mempengaruhi perilaku manusia," ujar Khadija.

"Riset yang saya lakukan membuat saya tahu lebih banyak tentang Islam dari
sekedar sekumpulan fakta, bahwa Islam adalah agama yang hidup. Saya belajar
bagaimana kaum Muslimin memperlakukan diri mereka sendiri dengan penuh
martabat dan kebaikan sehingga bisa mengangkat mereka dari kekerasan dan
perbudakan di Amerika ..."

"Saya belajar bahwa lelaki dan perempuan Muslim bisa saling mendukung
keberadaan masing-masing, tanpa harus merusak keduanya secara verbal maupun
fisik. Saya juga belajar bahwa busana yang pantas menunjukkan semangat
spiritualitas dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia," papar Khadija.

Kondisi itu sangat berbeda dengan apa yang dialami Khadija selama ini,
sebagai perempuan yang hidup di tengah budaya masyarakat Amerika. Seperti
perempuan Amerika pada umumnya, ia ibarat hidup di tengah perbudakan
seksual. Sejak usia dini, Khadija belajar bahwa masyarakat AS pada umumnya
menilai manusia semata-mata dari penampilan luarnya saja sehingga banyak
remaja, baik perempuan maupun laki-laki yang putus asa karena merasa tidak
diterima oleh teman sebayanya.

Setelah mengetahui lebih banyak tentang Islam dan bergaul dengan beberapa
muslim Amerika, Khadija makin mencintai dan menghormati Islam. "Saya
mendukung dan mengagumi Islam karena Islam memberikan hak yang sama dalam
masalah pendidikan untuk laki-laki dan perempuan, menghormati hak laki-laki
dan perempuan dalam masyarakat dan ajaran tentang cara berbusana yang pantas
serta aturan Islam tentang perkawinan," tukas Khadija.

"Islam mengajarkan untuk menghargadi diri kita sendiri sebagai makhluk
ciptaanNya yang dianugerahi kemampuan untuk bertanggung jawab dalam hubungan
kita dengan orang lain. Lewat salat dan zakat, serta komitmen keimanan dan
pendidikan, jika kita mengikuti jalan Islam, kita memiliki kesempatan untuk
mendidik anak-anak yang akan terbebas dari ancaman kekerasan dan
eksploitasi," sambungnya.

Dalam perjalanannya memeluk Islam, Khadija aktif di organisasi AMILA
(American Muslims Intent on Learning and Activism) dan ikut mengelola situs
organisasi itu. Khadija dengan jujur mengakui bahwa komunitas Muslim adalah
komunitas yang mengagumkan. "Islam memberi petunjuk pada kita agar terhindar
dari api neraka," kata Khadija.

Khadija pun bertekad bulat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan
menjadi seorang muslim. "Sang Pencipta dikenal dengan banyak nama.
Rahmat-Nya kita rasakan dan kehadiran-Nya dimanifestasikan dengan cinta,
toleransi dan kasih sayang yang hadir di tengah kehidupan masyarakat,"
tandas Khadija. (ln/oi)

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links



__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] Kagum pada Ajaran Islam Soal Moral, Profesor Yahudi Bersyahadat

 

Betul mas Yudi. Orang non Islam tertarik masuk Islam karena ajaran moralnya bukan karena idea politik kekhalifahannya. Yang terakhir itu gak beda dengan ide amerika buat menguasai dunia. Yang orang Islam sendiri tidak suka dengan ide Amerika. Kenapa justru pengin melakukan hal yang tidak disukainya sendiri?
--
Sent from my Android phone with K-9 Mail. Please excuse my brevity.

Yudi Yuliyadi <yudi@geoindo.com> wrote:

Kagum pada Ajaran Islam Soal Moral, Profesor Yahudi Bersyahadat

Sebut saja namanya Khadija, nama yang digunakannya setelah masuk Islam. Ia
seorang profesor keturunan Yahudi yang menemukan cahaya Islam setelah
menyaksikan kematian seorang sutradara bernama Tony Richardson akibat
penyakit AIDS. Khadija mengagumi Richardson sebagai sutradara panggung drama
yang profesional, brilian dan diakui kalangan seniman internasional.

Kehidupan Richardson sebagai homoseks menularkannya penyakit AIDS yang
mematikan. Dari situlah Khadija mulai memikirkan gaya hidup masyarakat Barat
dan masyarakat Amerika terutama dalam masalah moralitas. Khadija pun mulai
melirik ajaran Islam.

Khadija memulainya dengan mempelajari sejarah Islam. Sebagai seorang Yahudi,
ia masih mengingat sejarah nenek moyangnya, Yahudi Spanyol yang hidup di
tengah masyarakat Muslim dan terusir pada masa inkuisisi pada tahun 1942.
Khadija mempelajari bagaimana kekhalifahan Turki Ustmani memperlakukan para
pengungsi Yahudi dengan cara yang manusiawi pada masa pengusiran orang-orang
Yahudi dari daratan Eropa.

"Allah membimbing saya dalam belajar dan saya belajar Islam dari banyak
tokoh seperti Imam Siddiqi dari South Bay Islamic Association, Hussein
Rahima dan kakak angkat saya, Maria Abidin, seorang muslim orang Amerika
asli dan bekerja sebagai penulis di majalah SBIA, IQRA," kisah Khadija
mengawali ceritanya sebelum menjadi seorang muslim.

Saat melakukan riset tentang Islam, Khadija mewawancarai seorang pemilik
toko daging halal di sebuah distrik di San Francisco. Di toko itu ia bertemu
dengan seorang pembeli, perempuan berjilbab yang kemudian sangat
mempengaruhinya dalam memahami ajaran Islam. Khadija terkesan dengan
perilaku perempuan itu yang lembut dan ramah, apalagi perempuan berjilbab
itu ternyata menguasai empat bahasa asing.

"Kecerdasannya, membuat saya merasa terbebas dari sikap arogan dan
memberikan kesan mendalam di masa-masa awal saya mempelajari bagaimana Islam
bisa mempengaruhi perilaku manusia," ujar Khadija.

"Riset yang saya lakukan membuat saya tahu lebih banyak tentang Islam dari
sekedar sekumpulan fakta, bahwa Islam adalah agama yang hidup. Saya belajar
bagaimana kaum Muslimin memperlakukan diri mereka sendiri dengan penuh
martabat dan kebaikan sehingga bisa mengangkat mereka dari kekerasan dan
perbudakan di Amerika ..."

"Saya belajar bahwa lelaki dan perempuan Muslim bisa saling mendukung
keberadaan masing-masing, tanpa harus merusak keduanya secara verbal maupun
fisik. Saya juga belajar bahwa busana yang pantas menunjukkan semangat
spiritualitas dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia," papar Khadija.

Kondisi itu sangat berbeda dengan apa yang dialami Khadija selama ini,
sebagai perempuan yang hidup di tengah budaya masyarakat Amerika. Seperti
perempuan Amerika pada umumnya, ia ibarat hidup di tengah perbudakan
seksual. Sejak usia dini, Khadija belajar bahwa masyarakat AS pada umumnya
menilai manusia semata-mata dari penampilan luarnya saja sehingga banyak
remaja, baik perempuan maupun laki-laki yang putus asa karena merasa tidak
diterima oleh teman sebayanya.

Setelah mengetahui lebih banyak tentang Islam dan bergaul dengan beberapa
muslim Amerika, Khadija makin mencintai dan menghormati Islam. "Saya
mendukung dan mengagumi Islam karena Islam memberikan hak yang sama dalam
masalah pendidikan untuk laki-laki dan perempuan, menghormati hak laki-laki
dan perempuan dalam masyarakat dan ajaran tentang cara berbusana yang pantas
serta aturan Islam tentang perkawinan," tukas Khadija.

"Islam mengajarkan untuk menghargadi diri kita sendiri sebagai makhluk
ciptaanNya yang dianugerahi kemampuan untuk bertanggung jawab dalam hubungan
kita dengan orang lain. Lewat salat dan zakat, serta komitmen keimanan dan
pendidikan, jika kita mengikuti jalan Islam, kita memiliki kesempatan untuk
mendidik anak-anak yang akan terbebas dari ancaman kekerasan dan
eksploitasi," sambungnya.

Dalam perjalanannya memeluk Islam, Khadija aktif di organisasi AMILA
(American Muslims Intent on Learning and Activism) dan ikut mengelola situs
organisasi itu. Khadija dengan jujur mengakui bahwa komunitas Muslim adalah
komunitas yang mengagumkan. "Islam memberi petunjuk pada kita agar terhindar
dari api neraka," kata Khadija.

Khadija pun bertekad bulat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan
menjadi seorang muslim. "Sang Pencipta dikenal dengan banyak nama.
Rahmat-Nya kita rasakan dan kehadiran-Nya dimanifestasikan dengan cinta,
toleransi dan kasih sayang yang hadir di tengah kehidupan masyarakat,"
tandas Khadija. (ln/oi)

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Re: Lazis PLN, Masjid Al-Muhajirin, Majlis Azzikra dan RMI Gelar Pengajian di Daerah Kristenisasi

 

Kalau Ahmadiyah menyebar ke seluruh penjuru dunia sudah lebih dari 1 abad, ke jantung-jantung kota-kota dimana didominasi oleh agama Kristen, untuk menunjukkan keunggulan agama Islam, kebenaran al-Qur'an dan kebenaran Rasulullah Muhammad SAW.

Other than that, Ahmadiyah memiliki televisi MTA (Muslim Television Ahmadiyya) yang beroperasi 24 jam non stop, yang dipancarkan ke seluruh dunia untuk menyebarkan Tauhid, kebenaran Islam, kebenaran al-Qur'an dan kebenaran Rasulullah Muhammad Musthafa SAW.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yudi Yuliyadi" <yudi@...> wrote:
>
>
> Lazis PLN, Masjid Al-Muhajirin, Majlis Azzikra dan RMI Gelar Pengajian di
> Daerah Kristenisasi
>
>
> Pada hari Sabtu, 29 Januari 2011 Lazis PLN area Jakarta-Tangerang, majlis
> Azzikra dan Takmir Masjid Al-Muhajirin Bekasi berkerjasama dengan Relawan
> Masjid Indonesia (RMI) menggelar "Silaturrohim Dakwah" sekaligus memberikan
> bantuan untuk daerah bencana erupsi Merapi.
>
> Acara diadakan didua tempat, yakni di dsn. Bakalan kec. Selo Boyolali dan
> dsn. Surodadi kec. Sawangan Megelang. Untuk acara pengajian dan pemulihan
> mental dan Aqidah diadakan di dsn. Bakalan yang jaraknya 4,5 km dari puncak
> merapi, dengan dihadiri 500an warga dusun tsb. Acara diisi oleh ust. Hudanul
> shidiq dari Majlis Azzikra dan Ust. Kang Puji dari Pesantren Masyarakat
> Merapi Merbabu. Pengajian berjalan dg bagus, bahkan warga sangat antusias
> atas uraian dua ustadz yang menyampaiman materi. Para ustadz menyemangati
> mereka untuk tetap berIslam sampai mati, dan disambut siap Allahu Akbar oleh
> hadirin. Di dsn. tsb setelah eruspi merapi ada 40an orang yang murtad karena
> diberi beras dan mie instan.
>
> Oleh karena itu dipilihnya daerah tsb untuk pemantapan aqidah memang daerah
> tersebut sebelum erupsi Merapi belum ada pembinaan yang berkelanjutan. Untuk
> itu pembinaan dan semangat berislam akan terus digaungkan, karena para
> misionaris juga terus berkeliaran seperti anjing kelaparan.
>
> Selain pengajian juga memberikan bantuan dana untuk pembangunan Mushola dan
> TPA Assalam di Bakalan dan Untuk Masjid Surodadi.
>
> Pemberian bantuan diwakili oleh Bp. Achmad Awaludin dari Lazis PLN
> Jakarta-Tangerang dan secara spontan ust. Hudanul Shidiq Azzikra juga
> memberikan bantuan untuk pembelian semen dan diterima oleh Kadus dsn
> Bakalan, disaksikan penulis Pro-U Media Salim A. Fillah, jajaran Lazis PLN
> bp. Giri, Pak sudarman, juga Tamir Al-muhajirin.
>
> M. Fanni Rahman
> Relawan Masjid Indonesia
> sekretariat: Masjid Jogokariyan Jogja
> email: abahhamzah@...
>
> Selasa, 01/02/2011 06:38 WIB | email
> <file:///D:\berita\info-umat\send\lazis-pln-masjid-al-muhajirin-majlis-azzik
> ra-dan-rmi-gelar-pengajian-di-daerah-kristenisasi>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Re: Atheisme Terselubung

 

FPI itu gemar merusak dan menutup mesjid atau gereja, yang mana aktivitas kekerasan tersebut dilarang menurut ajaran al-Qur'an, namun tetap didukung oleh segelintir kalangan Islam - apakah yang demikian juga disebut sebagai atheisme terselubung?

Monggo direnungkan ...

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yudi Yuliyadi" <yudi@...> wrote:
>
> Atheisme Terselubung
>
>
>
> Feb 1, '11 1:06 PM
>
> Akmal Sjafril, ST, MPdI
>
> assalaamu'alaikum wr. wb.
>
> Dahulu ada seorang dosen yang mungkin sudah kehabisan materi untuk diajarkan
> dalam kuliahnya, sehingga ia mengambil secarik kertas dan menulis lafadz
> "Allah" di atasnya. Sebagai bagian dari kontroversi yang dimaksudkan untuk
> memprovokasi akal pikiran para mahasiswanya, ia melempar kertas itu ke
> lantai dan menginjak-injaknya. Allah itu sakral, tapi tulisan namanya
> tidak, begitulah kira-kira nilai moral yang hendak diajarkannya. Entah apa
> yang ada dalam pikirannya saat itu, karena semua orang tahu bahwa
> menginjak-injak bendera merah putih pasti dianggap sebagai penghinaan
> terhadap keseluruhan bangsa Indonesia, apatah lagi lafadz nama Allah.
> Mungkin dia tidak tahu bahwa yang cinta kepada Allah jauh lebih banyak
> daripada yang cinta Indonesia, karena cinta yang satu ini tidak kenal batas
> geografis dan pewarisan kultur.
>
> Karena Allah adalah Dzat yang Maha Suci, maka beribadah kepada-Nya pun
> menjadi suatu hal yang suci. Untuk shalat, kita harus mensucikan diri.
> Untuk shaum, ada standar yang jelas mengenai perbuatan-perbuatan yang bisa
> membatalkannya. Untuk mensucikan harta, dikeluarkanlah zakat. Dalam ibadah
> Haji, jangankan kesucian tubuh, kesucian hati pun harus dibuktikan dengan
> menghindari marah dan debat. Karena shalat itu suci, maka masjid pun
> menjadi tempat yang suci. Mushola itu suci, bahkan pojokan ruangan di
> kantor pun, jika biasa dipakai shalat, maka kesuciannya harus dipertahankan.
> Kalau terlanjur kotor, maka harus disucikan. Demikian pula alat shalat,
> semuanya harus dijaga kesuciannya. Al-Qur'an adalah wahyu, bukan
> mushaf-nya, namun karena berisikan ayat-ayat suci, maka sucilah mushaf-nya.
> Dahulu para sahabat Rasulullah saw. mencatat ayat-ayat Al-Qur'an di atas
> pelepah daun, niscaya disucikanlah pelepah daun itu oleh penulisnya.
> Pastilah catatan ayat-ayat suci tadi disimpan dengan baik, dibersihkan
> secara berkala, dan diperlakukan dengan penuh hormat. Sungguh mengherankan
> jika ada seorang dosen agama Islam yang tidak memahami kesucian lafadz nama
> Allah dengan sebuah logika menyimpang (twisted logic) yang sebenarnya sudah
> sangat ketinggalan jaman.
>
> Di sebuah kampus Islam, bukan kesucian lagi yang dipermasalahkan, melainkan
> soal kebenaran yang seharusnya sudah diimani oleh setiap Muslim. Secara
> sistematis, sebagian pengajar di kampus ini melarang penulisan "Nabi" dan
> gelar "shallallaahu 'alaihi wa sallam", sehingga mereka terbiasa menyebut
> nama-nama "Muhammad", demikian juga "Ibrahim, "Musa", "Isa" dan seterusnya,
> tanpa memberikan penghormatan yang layak kepada para pemilik nama tersebut.
> Alasannya sungguh membuat dahi berkerut, yaitu semata-mata karena yang
> mengakui Rasulullah saw. sebagai Nabi hanya umat Islam saja. Kesimpulan
> mereka, jika kita sebut "Nabi Muhammad saw.", maka karya tulis kita menjadi
> tidak ilmiah lagi.
>
> Sungguh memprihatinkan nasib umat Muslim yang begitu mindernya sehingga
> untuk urusan agamanya pun mereka merasa harus minta persetujuan dari umat
> lain. Jika demikian, maka nama "Islam" yang mereka gunakan untuk kampus
> mereka boleh saja diganti dengan "teroris", "Agama Arab", "Mohammedanism",
> sedangkan Nabi Muhammad saw. bisa saja mereka sebut dalam karya-karya
> ilmiahnya sebagai "kepala perampok", "womanizer", "pemimpin tiran", dan
> seterusnya. Toh, predikat-predikat inilah yang dipercaya oleh sebagian umat
> di luar Islam. Barangkali, ke depannya mereka pun akan minta konfirmasi
> dari umat lain untuk memastikan bahwa Allah SWT itu tidak beranak dan tidak
> diperanakkan.
>
> Di sebuah stasiun televisi berlangganan, lulusan kampus-kampus 'Islam' ini
> melakukan ulah yang lain lagi. Dalam sebuah rapat yang menjadi dasar dari
> pembentukan sebuah saluran khusus Muslim, muncul sebuah urgensi baru, hingga
> akhirnya salah seorang peserta rapat berkata, "Bisa nggak dikondisikan
> supaya kita nggak usah shalat Zhuhur?" Yang dibicarakan di sini bukan soal
> men-jama' atau meng-qashar shalat (yang pasti akan menuai kontroversi juga
> untuk kasus semacam ini), melainkan soal meniadakan sebuah shalat wajib.
> Padahal, lulusan kampus mereka banyak disanjung sebagai "cendekiawan
> Muslim", "guru bangsa", "pembaharu", dan seterusnya.
>
> Menanggapi vonis yang telah dijatuhkan untuk kasus video zina Ariel,
> sebagian orang meradang di dunia maya. Menurut mereka, moral itu urusan
> masing-masing, yang harus dihukum adalah pelaku penyebarannya saja.
> Sebagian lagi mengatakan bahwa urusan korupsi lebih penting daripada perkara
> kelamin. Malahan ada seorang 'cendekiawan' yang menyindir dengan mengatakan
> bahwa kelak orang tua akan melarang anaknya untuk bercinta, tapi
> membolehkannya untuk korupsi. Sebab, di negeri ini bercinta bisa dilarang,
> tapi korupsi dibiarkan merajalela.
>
> Sulit bagi kita untuk berimajinasi di titik mana kesalahan pengasuhan
> terjadi pada orang-orang ini di masa kecilnya. Begitu jauhnya mereka dari
> Islam, sehingga cara berpikirnya pun tidak ada lagi 'aroma Islamnya'.
> Mengatakan bahwa korupsi lebih berbahaya daripada zina adalah sebuah
> pernyataan tak berdasar. Tingkat korupsi di negara-negara Barat memang
> lebih rendah daripada di Indonesia, namun tingkat perzinaannya jauh lebih
> tinggi. Masalah yang ditimbulkannya pun tidak kalah menyeramkan daripada
> korupsi. Itulah sebabnya Islam mensyariatkan hukuman yang sangat keras
> terhadap perzinaan, baik ia direkam atau tidak, baik dipublikasikan atau
> tidak. Dari penyakit kotor hingga runtuhnya rumah tangga; tak terkira
> betapa besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh zina, apalagi zina yang
> menginspirasi orang lain.
>
> Yang tidak kalah mengherankannya lagi adalah metamorfosis dari zina ke
> cinta, sehingga berzina pun bisa disebut bercinta. Padahal, cinta dalam
> Islam itu begitu suci, bersih dari kenistaan, meliputi cinta kepada Allah
> SWT, para Nabi dan Rasul, agama, Kitab-kitab Suci, orang tua, saudara, anak,
> sahabat, istri dan seterusnya. Jika syahwat dilampiaskan di tempat yang
> tidak semestinya, masih bisakah ia disebut cinta? Jika suatu perbuatan
> menodai kecintaan kita pada Allah dan agama, masihkah ia pantas disebut
> cinta?
>
> Dalam sebuah majalah Islam, fenomena atheisme terselubung di kalangan
> sebagian umat Islam Indonesia ini pernah diulas dalam laporan utamanya.
> Menurut salah seorang sumber yang berhasil taubat dari lingkungan kaum
> atheis bertopeng ini, mereka memang dengan sengaja mendorong diri
> masing-masing agar berani untuk nakal secara intelektual, dan kadang-kadang
> juga nakal secara seksual. Jadi, jika aktivisnya mencolek pipi
> sekretarisnya, kumpul kebo dengan pasangannya selama bertahun-tahun, atau
> secara terang-terangan menghalalkan zina, maka semua itu tidaklah
> mengherankan.
>
> Sangat disayangkan, orang-orang ini tidak berani untuk tampil jujur dan
> mengakui ketidakberimanannya. Padahal, tak pernah ada paksaan untuk memeluk
> agama Islam. Mau beriman silakan, hendak kafir pun silakan. Otoritas Allah
> SWT tidak membutuhkan konfirmasi manusia. Surga telah diciptakan tanpa
> menunggu permintaan dari manusia, demikian pula neraka telah diciptakan
> tanpa mengindahkan protes dari para calon penghuninya. Telah jelas yang haq
> dan yang bathil, sehingga kebenaran itu bisa dipahami oleh setiap manusia.
> Tinggallah hati yang memutuskan; akan merengkuh kebenaran yang hakiki
> ataukah tunduk pada syahwat yang serba sementara?
>
> Atheisme terselubung ini ada di mana-mana, mungkin lebih dekat daripada yang
> kita bayangkan sebelumnya. Mungkin ia telah masuk ke pintu rumah Anda, atau
> menyelusup ke benak orang-orang yang Anda sayangi. Ingatlah bahwa hubungan
> keluarga tidak bisa menyelamatkan kerusakan 'aqidah. Karena itu,
> selamatkanlah siapa saja yang bisa Anda selamatkan. Kita tidak punya waktu
> yang bisa dibuang percuma. Insya Allah, akan tiba waktunya kita
> beristirahat dalam keabadian bersama orang-orang yang kita cintai.
>
> wassalaamu'alaikum wr. wb.
>
>
>
> http://akmal.multiply.com/journal/item/819
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Lazis PLN, Masjid Al-Muhajirin, Majlis Azzikra dan RMI Gelar Pengajian di Daerah Kristenisasi

 


Lazis PLN, Masjid Al-Muhajirin, Majlis Azzikra dan RMI Gelar Pengajian di
Daerah Kristenisasi

Pada hari Sabtu, 29 Januari 2011 Lazis PLN area Jakarta-Tangerang, majlis
Azzikra dan Takmir Masjid Al-Muhajirin Bekasi berkerjasama dengan Relawan
Masjid Indonesia (RMI) menggelar "Silaturrohim Dakwah" sekaligus memberikan
bantuan untuk daerah bencana erupsi Merapi.

Acara diadakan didua tempat, yakni di dsn. Bakalan kec. Selo Boyolali dan
dsn. Surodadi kec. Sawangan Megelang. Untuk acara pengajian dan pemulihan
mental dan Aqidah diadakan di dsn. Bakalan yang jaraknya 4,5 km dari puncak
merapi, dengan dihadiri 500an warga dusun tsb. Acara diisi oleh ust. Hudanul
shidiq dari Majlis Azzikra dan Ust. Kang Puji dari Pesantren Masyarakat
Merapi Merbabu. Pengajian berjalan dg bagus, bahkan warga sangat antusias
atas uraian dua ustadz yang menyampaiman materi. Para ustadz menyemangati
mereka untuk tetap berIslam sampai mati, dan disambut siap Allahu Akbar oleh
hadirin. Di dsn. tsb setelah eruspi merapi ada 40an orang yang murtad karena
diberi beras dan mie instan.

Oleh karena itu dipilihnya daerah tsb untuk pemantapan aqidah memang daerah
tersebut sebelum erupsi Merapi belum ada pembinaan yang berkelanjutan. Untuk
itu pembinaan dan semangat berislam akan terus digaungkan, karena para
misionaris juga terus berkeliaran seperti anjing kelaparan.

Selain pengajian juga memberikan bantuan dana untuk pembangunan Mushola dan
TPA Assalam di Bakalan dan Untuk Masjid Surodadi.

Pemberian bantuan diwakili oleh Bp. Achmad Awaludin dari Lazis PLN
Jakarta-Tangerang dan secara spontan ust. Hudanul Shidiq Azzikra juga
memberikan bantuan untuk pembelian semen dan diterima oleh Kadus dsn
Bakalan, disaksikan penulis Pro-U Media Salim A. Fillah, jajaran Lazis PLN
bp. Giri, Pak sudarman, juga Tamir Al-muhajirin.

M. Fanni Rahman
Relawan Masjid Indonesia
sekretariat: Masjid Jogokariyan Jogja
email: abahhamzah@gmail.com

Selasa, 01/02/2011 06:38 WIB | email
<file:///D:\berita\info-umat\send\lazis-pln-masjid-al-muhajirin-majlis-azzik
ra-dan-rmi-gelar-pengajian-di-daerah-kristenisasi>

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Atheisme Terselubung

 

Atheisme Terselubung

Feb 1, '11 1:06 PM

Akmal Sjafril, ST, MPdI

assalaamu'alaikum wr. wb.

Dahulu ada seorang dosen yang mungkin sudah kehabisan materi untuk diajarkan
dalam kuliahnya, sehingga ia mengambil secarik kertas dan menulis lafadz
"Allah" di atasnya. Sebagai bagian dari kontroversi yang dimaksudkan untuk
memprovokasi akal pikiran para mahasiswanya, ia melempar kertas itu ke
lantai dan menginjak-injaknya. Allah itu sakral, tapi tulisan namanya
tidak, begitulah kira-kira nilai moral yang hendak diajarkannya. Entah apa
yang ada dalam pikirannya saat itu, karena semua orang tahu bahwa
menginjak-injak bendera merah putih pasti dianggap sebagai penghinaan
terhadap keseluruhan bangsa Indonesia, apatah lagi lafadz nama Allah.
Mungkin dia tidak tahu bahwa yang cinta kepada Allah jauh lebih banyak
daripada yang cinta Indonesia, karena cinta yang satu ini tidak kenal batas
geografis dan pewarisan kultur.

Karena Allah adalah Dzat yang Maha Suci, maka beribadah kepada-Nya pun
menjadi suatu hal yang suci. Untuk shalat, kita harus mensucikan diri.
Untuk shaum, ada standar yang jelas mengenai perbuatan-perbuatan yang bisa
membatalkannya. Untuk mensucikan harta, dikeluarkanlah zakat. Dalam ibadah
Haji, jangankan kesucian tubuh, kesucian hati pun harus dibuktikan dengan
menghindari marah dan debat. Karena shalat itu suci, maka masjid pun
menjadi tempat yang suci. Mushola itu suci, bahkan pojokan ruangan di
kantor pun, jika biasa dipakai shalat, maka kesuciannya harus dipertahankan.
Kalau terlanjur kotor, maka harus disucikan. Demikian pula alat shalat,
semuanya harus dijaga kesuciannya. Al-Qur'an adalah wahyu, bukan
mushaf-nya, namun karena berisikan ayat-ayat suci, maka sucilah mushaf-nya.
Dahulu para sahabat Rasulullah saw. mencatat ayat-ayat Al-Qur'an di atas
pelepah daun, niscaya disucikanlah pelepah daun itu oleh penulisnya.
Pastilah catatan ayat-ayat suci tadi disimpan dengan baik, dibersihkan
secara berkala, dan diperlakukan dengan penuh hormat. Sungguh mengherankan
jika ada seorang dosen agama Islam yang tidak memahami kesucian lafadz nama
Allah dengan sebuah logika menyimpang (twisted logic) yang sebenarnya sudah
sangat ketinggalan jaman.

Di sebuah kampus Islam, bukan kesucian lagi yang dipermasalahkan, melainkan
soal kebenaran yang seharusnya sudah diimani oleh setiap Muslim. Secara
sistematis, sebagian pengajar di kampus ini melarang penulisan "Nabi" dan
gelar "shallallaahu 'alaihi wa sallam", sehingga mereka terbiasa menyebut
nama-nama "Muhammad", demikian juga "Ibrahim, "Musa", "Isa" dan seterusnya,
tanpa memberikan penghormatan yang layak kepada para pemilik nama tersebut.
Alasannya sungguh membuat dahi berkerut, yaitu semata-mata karena yang
mengakui Rasulullah saw. sebagai Nabi hanya umat Islam saja. Kesimpulan
mereka, jika kita sebut "Nabi Muhammad saw.", maka karya tulis kita menjadi
tidak ilmiah lagi.

Sungguh memprihatinkan nasib umat Muslim yang begitu mindernya sehingga
untuk urusan agamanya pun mereka merasa harus minta persetujuan dari umat
lain. Jika demikian, maka nama "Islam" yang mereka gunakan untuk kampus
mereka boleh saja diganti dengan "teroris", "Agama Arab", "Mohammedanism",
sedangkan Nabi Muhammad saw. bisa saja mereka sebut dalam karya-karya
ilmiahnya sebagai "kepala perampok", "womanizer", "pemimpin tiran", dan
seterusnya. Toh, predikat-predikat inilah yang dipercaya oleh sebagian umat
di luar Islam. Barangkali, ke depannya mereka pun akan minta konfirmasi
dari umat lain untuk memastikan bahwa Allah SWT itu tidak beranak dan tidak
diperanakkan.

Di sebuah stasiun televisi berlangganan, lulusan kampus-kampus 'Islam' ini
melakukan ulah yang lain lagi. Dalam sebuah rapat yang menjadi dasar dari
pembentukan sebuah saluran khusus Muslim, muncul sebuah urgensi baru, hingga
akhirnya salah seorang peserta rapat berkata, "Bisa nggak dikondisikan
supaya kita nggak usah shalat Zhuhur?" Yang dibicarakan di sini bukan soal
men-jama' atau meng-qashar shalat (yang pasti akan menuai kontroversi juga
untuk kasus semacam ini), melainkan soal meniadakan sebuah shalat wajib.
Padahal, lulusan kampus mereka banyak disanjung sebagai "cendekiawan
Muslim", "guru bangsa", "pembaharu", dan seterusnya.

Menanggapi vonis yang telah dijatuhkan untuk kasus video zina Ariel,
sebagian orang meradang di dunia maya. Menurut mereka, moral itu urusan
masing-masing, yang harus dihukum adalah pelaku penyebarannya saja.
Sebagian lagi mengatakan bahwa urusan korupsi lebih penting daripada perkara
kelamin. Malahan ada seorang 'cendekiawan' yang menyindir dengan mengatakan
bahwa kelak orang tua akan melarang anaknya untuk bercinta, tapi
membolehkannya untuk korupsi. Sebab, di negeri ini bercinta bisa dilarang,
tapi korupsi dibiarkan merajalela.

Sulit bagi kita untuk berimajinasi di titik mana kesalahan pengasuhan
terjadi pada orang-orang ini di masa kecilnya. Begitu jauhnya mereka dari
Islam, sehingga cara berpikirnya pun tidak ada lagi 'aroma Islamnya'.
Mengatakan bahwa korupsi lebih berbahaya daripada zina adalah sebuah
pernyataan tak berdasar. Tingkat korupsi di negara-negara Barat memang
lebih rendah daripada di Indonesia, namun tingkat perzinaannya jauh lebih
tinggi. Masalah yang ditimbulkannya pun tidak kalah menyeramkan daripada
korupsi. Itulah sebabnya Islam mensyariatkan hukuman yang sangat keras
terhadap perzinaan, baik ia direkam atau tidak, baik dipublikasikan atau
tidak. Dari penyakit kotor hingga runtuhnya rumah tangga; tak terkira
betapa besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh zina, apalagi zina yang
menginspirasi orang lain.

Yang tidak kalah mengherankannya lagi adalah metamorfosis dari zina ke
cinta, sehingga berzina pun bisa disebut bercinta. Padahal, cinta dalam
Islam itu begitu suci, bersih dari kenistaan, meliputi cinta kepada Allah
SWT, para Nabi dan Rasul, agama, Kitab-kitab Suci, orang tua, saudara, anak,
sahabat, istri dan seterusnya. Jika syahwat dilampiaskan di tempat yang
tidak semestinya, masih bisakah ia disebut cinta? Jika suatu perbuatan
menodai kecintaan kita pada Allah dan agama, masihkah ia pantas disebut
cinta?

Dalam sebuah majalah Islam, fenomena atheisme terselubung di kalangan
sebagian umat Islam Indonesia ini pernah diulas dalam laporan utamanya.
Menurut salah seorang sumber yang berhasil taubat dari lingkungan kaum
atheis bertopeng ini, mereka memang dengan sengaja mendorong diri
masing-masing agar berani untuk nakal secara intelektual, dan kadang-kadang
juga nakal secara seksual. Jadi, jika aktivisnya mencolek pipi
sekretarisnya, kumpul kebo dengan pasangannya selama bertahun-tahun, atau
secara terang-terangan menghalalkan zina, maka semua itu tidaklah
mengherankan.

Sangat disayangkan, orang-orang ini tidak berani untuk tampil jujur dan
mengakui ketidakberimanannya. Padahal, tak pernah ada paksaan untuk memeluk
agama Islam. Mau beriman silakan, hendak kafir pun silakan. Otoritas Allah
SWT tidak membutuhkan konfirmasi manusia. Surga telah diciptakan tanpa
menunggu permintaan dari manusia, demikian pula neraka telah diciptakan
tanpa mengindahkan protes dari para calon penghuninya. Telah jelas yang haq
dan yang bathil, sehingga kebenaran itu bisa dipahami oleh setiap manusia.
Tinggallah hati yang memutuskan; akan merengkuh kebenaran yang hakiki
ataukah tunduk pada syahwat yang serba sementara?

Atheisme terselubung ini ada di mana-mana, mungkin lebih dekat daripada yang
kita bayangkan sebelumnya. Mungkin ia telah masuk ke pintu rumah Anda, atau
menyelusup ke benak orang-orang yang Anda sayangi. Ingatlah bahwa hubungan
keluarga tidak bisa menyelamatkan kerusakan 'aqidah. Karena itu,
selamatkanlah siapa saja yang bisa Anda selamatkan. Kita tidak punya waktu
yang bisa dibuang percuma. Insya Allah, akan tiba waktunya kita
beristirahat dalam keabadian bersama orang-orang yang kita cintai.

wassalaamu'alaikum wr. wb.

http://akmal.multiply.com/journal/item/819

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] Lagi-lagi Masjid Dituduh Sebagai Sarang Radikalisme

 

Bener bos. Ibarat kata, orang yang punya masalah bau badan biasanya akan bilang hal yang sama ketika ada orang lain bilang badannya bau. Dia merasa dipojokkan hanya karena definisi bau badannya beda dengan yang memberi tahu bahwa badannya bau.
--
Sent from my Android phone with K-9 Mail. Please excuse my brevity.

Yudi Yuliyadi <yudi@geoindo.com> wrote:

Penelitian yang tendensius ni,kaum sekuler Indonesia sudah mulai takut
dengan kebangkitan islam di Negara yang tercinta ini.

Makin banyak umat yang sadar betapa pentingnya syariat islam dan terikat
dengan hukum islam

Lagi-lagi Masjid Dituduh Sebagai Sarang Radikalisme

JAKARTA ( <http://voa-islam.com/> voa-islam.com) - Lagi-lagi proyek
deradikalisasi mengalir ke kantong-kantong LSM komparador yang selama ini
menjadi paket silabus BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) untuk
memojokkan umat Islam. Ya, inilah untuk kedua kalinya, CSRC (Center for
Study of Religion and Culture) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah - Ciputat melaporkan "proyek" tendensiusnya soal Masjid. Dalam
penelitian sebelumnya, CSRC juga menstigmakan takmir masjid sebagai agen
penebar radikalisme.

Di mata peneliti yang dibiayai oleh USAID Indonesia (AS) ini, fungsi masjid
dinilai ambivalen dan terjadi distorsi. Di satu sisi masjid raya dan agung
berhasil sebagai masjid pemersatu atau perekat umat Islam, namun di sisi
lain, belum berhasil menjadi perekat antar warga yang berbeda agama dan
keyakinan.

Sejauh ini masjid raya dan agung telah memfasilitasi konsolidasi internal
umat Islam untuk membela umat, terutama di masa konflik. Masjid raya maupun
agung telah berperan dalam mendukung perdamaian dengan kapasitasnya
masing-masing, baik pada masa konflik maupun pasca konflik."

Demikian kesimpulan umum yang diuraikan CSRC dalam Seminar Hasil Penelitian
"Masjid & Pembangunan Perdamaian: Studi Kasus Poso, Ambon Ternate dan
Jayapura" di Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta (26/1/2011). Seminar tersebut
menghadirkan dua peneliti CSRC Sukron Kamil dan Ridwan Al-Makassary, dan dua
pembahas, yakni: Ichsan Malik (ITPP) dan Chaider S Bamualim (National
University of Singapore).

Ada tiga ruang lingkup yang diteliti CSRC, yakni: Masjid di masa konflik,
Masjid dan radikalisme Islam, Masjid dan pembangunan perdamaian. Untuk
menjabarkan hasil penelitiannya, CSRC menggunakan metode penelitian
kualitatif, metode wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD),
Observasi, dan Studi Perpustakaan .

Setidaknya ada delapan peneliti CSRC yang dilibatkan, diantaranya: Amelia
Fauzia, Irfan Abubakar, Mohamad Nabil, Noorhaidi Hasan, Nur Imroatus S,
Ridwan al Makkasary, Rita Pranawati, dan Sukron Kamil. Penelitian yang cuma
tiga minggu ini dilaporkan dalam bentuk buku setebal 366 halaman. Durasi
waktu penelitian yang singkat ini berdampak pada hasil penelitian yang tidak
valid, subjektif, tergesa-gesa, dan kacangan. Demi memburu dollar, peneliti
"mahzab Ciputat" ini toh hanya ingin menyenangkan majikannya (USAID sebagai
steak holder-nya).

Dalam uraiannya Ridwan al Makassary menyatakan, gejala penguatan radikalisme
Islam (salafisme) dirasakan di kawasan Indonesia Timur, terutama di empat
titik yang menjadi penelitian CSRC, yakni Poso, Ambon, Ternate dan Jayapura.
Masjid tersebut berpeluang menjadi tempat "incubator of jihadism", yang akan
mengancam proses pembangunan perdamaian (peacebuilding process). Perluasan
riset "pesanan" itu juga memetakan ideology masjid di Jakarta dan Solo.

Alasan memilih masjid raya sebagai objek penelitian CSRC, dikatakan Ridwan
Al Makassary, karena sifatnya yang menyeluruh dan memayungi semua golongan
atau aliran dalam Islam di wilayah tersebut. "Karakter dasarnya moderat dan
kerap digunakan kelompok Islam radikal untuk menyebarkan pengaruhnya,"
ujarnya.

Masjid yang diteliti tersebut meliputi: Masjid Agung Baiturrahman di Poso,
Masjid Raya Al Fatah- Ambon, Masjid Agung Al-Muttaqien-Ternate, dan Masjid
Baiturrahim-Jayapura.

Peneliti CSRC UIN Ciputat ini mengakui, bahwa tidak ada definisi tunggal
yang disepakati di dunia akademik mengenai definisi radikalisme. Menurutnya,
radikalisme merupakan faham, wacana, dan aktivisme yang berupaya melakukan
perubahan yang radikal terhadap sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya
yang berlaku.

Radikalisme, lanjut Ridwan Al Makassary, memiliki dua dimensi terpenting,
yaitu: Pertama, kekerasan dalam pengertian menerima kekerasan sebagai cara
yang sah untuk mengubah sistem tersebut. Kedua, usaha aktif melakukan
perubahan di dalam masyarakat secara radikal, yang tidak selalu menggunakan
kekerasan.

"Radikalisasi itu merupakan proses bertahap di mana seseorang semakin
menerima perlunya penggunaan kekerasan, termasuk terorisme, dalam upaya
mencapai tujuan politik atau ideologis tertentu. Seseorang disebut radikal,
ketika ia terlibat secara aktif dan mendorong orang lain atau setidaknya
mendukung terjadinya perubahan yang radikal dalam masyarakat, yang akan
mengancam tatanan hukum demokratis," papar Ridwan nyinyir.

Namun demikian, radikalisme, kata Ridwan, tidak secara otomatis berhubungan
dengan terorisme. Tetapi radikalisme merupakan prakondisi terjadinya
terorisme. "Terorisme merupakan perbuatan yang dilakukan secara sengaja
untuk menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat atau memaksa pemerintah
melakukan atau tidak melakukan sesuatu atau merusak struktur politik,
ekonomi, dan sosial yang ada."

....Masjid pun dituding mengembangkan gerakan radikal Islam. Di Masjid al
Fatah-Ambon misalnya, dalam batas tertentu terdapat pembiaran
radikalisme....

Adapun deradikalisasi, dalam pandangan CRSC, adalah proses mengabaikan
pandangan dunia yang ekstrim dan berkesimpulan bahwa penggunaan kekerasan
untuk mempengaruhi perubahan sosial tidak dapat diterima.

Masjid Dituduh Sarang Radikalisme

Tak berbeda dengan rekan researcher-nya, Sukron Kamil, peneliti CSRC yang
kebagian tuga menyoroti ""Masjid, Perdamaian, dan Radikalisme Islam di
Wilayah Konflik", dengan gamblang menstigmatisasikan masjid sebagai sarang
radikalisme. Menurutnya, masjid berfungsi dalam pembentukan sentimen dan
solidaritas kemusliman, kurang memiliki komunikasi dan kerjasama dengan
gereja.

"Sejauh ini, masjid menjadi tempat pelepasan, kembalinya pasukan jihad dan
basis pertahanan tempat diserukannya jihad, sehingga suhu konflik tetap
memanas, meski etika jihad juga disampaikan. Pengaruh dari seruan jihad itu
berefek pada tuntutan social, semangat ukhuwah Islamiyah, dan ajaran qishash
atau jihad (perang)," papar Sukron dengan sikap paranoidnya yang
menggebu-gebu.

Syukron Kamil memaparkan dua peran dan fungsi masjid: Peran damai masjid
saat konflik dan peran masjid sebagai penetrasi radikalisme Islam. Adapun
peran damai masjid saat konflik, acapkali dijadikan tempat pengungsian,
menghimpun dan menyalurkan bantuan kemanusiaan. Di Ambon, masjid menjadi
rumah bersalin dan rumah sakit darurat. Masjid Al Muttaqien Ternate
menyuarakan masyarakat untuk bersabar, melarang merusdak atau mencuri milik
non-Muslim dan mengamankan hartanya. Masjid pula yang memerintahkan laskar
Mujahidin untuk menarik diri saat perdamaian disepakati. Di Malifut, masjid
bahkan menjadi tempat rekonsiliasi.

Sedangkan masjid yang di dalamnya terdapat penetrasi radikalisme Islam,
indikasinya, kata peneliti CSRC ini, umat menyambut dan mendukung Laskar
Jihad di Ambon. Di Poso Jemaah Islamiyah dianggap sebagai pihak yang
membangkitkan semangat jihad. Di Ambon pula, Laskar Mujahidin pendatang
memberikan latihan tempur, menaburkan ajaran Salafi, termasik menggunakan
media online untuk mensosialisasikan dakwah salafinya. Sedang di Poso, JI
merekrut anggota baru.

Masjid pun dituding mengembangkan gerakan radikal Islam. Di Masjid al
Fatah-Ambon misalnya, dalam batas tertentu terdapat pembiaran radikalisme.
CSRC menyebut para ustadz di Yayasan Abu Bakr ash Shiddiq (YABS) dan
Keputrian HTI sebagai benih radikalisme Islam. "Meski usaha YABS dalam
pengajuan sebagai khatib gagal. YABS juga mendapatkan tanah wakaf, begitu
juga HTI mendapat pengakuan dari pemerintah. "

Di Masjid Al Fatah - Ambon, TPA oleh CSRC dituduh menjadi penyemaian sikap
budaya Islam yang ultra-konservatif, di mana anak-anak TPA menjadikan cadar
sebagai busana muslim ideal. Di Poso, CSRC menyebut Wahdah Islamiyah (ormas
Islam) sebagai pegiat masjid yang menanam benih radikalisme Islam.

Pasca disepakati perjanjian damai, sebagaian Laskar Jihad berekspansi ke
Sorong untuk membangun militansi Islam melawan dominasi Kristen. Kaum
radikal di Ambon dan Poso memandang demokrasi tidak sesuai dengan Islam dan
peserta keputrian HTI di Ambon memandang sumber kerusakan adalah tidak
ditegakkannya khilafah.

....Disesi tanya jawab, peserta yang hadir turut mengkritik penelitian
tersebut yang cenderung tendensius dan subjektif....

Masjid Al Fatah, Masjid Baiturrahim - Jayapura dan banyak masjid di Ternate
menjadi tempat kegiatan khuruj Jama'ah Tabligh (JT). Tak jarang khutbah di
Masjid Baiturrahman Poso (2001-2008) berisi seruan jihad dan menganggap
pemerintah sebagai thagut. Demikian penelitian CSRC.

Masjid & Damai Negatif?

CSRC menilai positif terhadap masjid dalam menjalani perannya membangun
perdamaian. Itu bisa terlihat, dengan adanya pergeseran wacana khutbah dan
pengajian dari konflik ke perdamaian. Misalnya member pemahaman soal ide
rahmatan lil'alamin dan keragaman. Di Ambon, ada upaya dai yang berdiskusi
dan berdebat langsung dengan aktivis Islam radikal secara personal. Lalu ada
kerjasama medis antara dokter Muslim dan Kristen di Klinik Al Fatah yang
memiliki BMT dengan asset lebih dari Rp. 80 juta.

CRSC juga memuji Masjid Baiturrahman Jayapura menjadikan tempat ibadah dan
dakwah yang sejuk, termasuk dijadikan tempat bagi healing terhadap korban
konflik yang mengalami trauma. Peneliti ini memuji manajemen dan juru dakwah
masjid yang berpandangan moderat. Masjid Al Muttaqien - Ternate yang
melakukan komunikasi dan kerjasama dengan non Muslim. Lucunya, CSRC menilai
perdamaian di daerah konflik itu sebagai damai negatif. Kok ada damai
negatif???

....Chaeder S Bamualim selaku pembahas menilai penelitian ini hanya untuk
menjelek-jelekkan Islam, apalagi penelitian tersebut dibiayai oleh Barat....

Dengan strategi adu dombanya, CSRC juga memuji Masjid al Muttaqien Ternate
yang menolak kehadiran Jamaah Tabligh dan HTI yang selama ini menggunakan
masjid sebagai tempat kegiatannya. Di akhir presentasinya, peneliti CSRC,
Sukron Kamil, mengkritik masjid yang tidak mengusung pluralisme sebagai ciri
damai positif.

Disesi tanya jawab, peserta yang hadir turut mengkritik penelitian tersebut
yang cenderung tendensius dan subjektif. Chaeder S Bamualim selaku pembahas
menilai penelitian ini hanya untuk menjelek-jelekkan Islam, apalagi
penelitian tersebut dibiayai oleh Barat. [Desastian]

<http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/01/31/13033/lagilagi-masjid-
dituduh-sebagai-sarang-radikalisme/>
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/01/31/13033/lagilagi-masjid-d
ituduh-sebagai-sarang-radikalisme/

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___