Advertising

Monday 31 January 2011

[wanita-muslimah] Mesir: Masa Depan Baru

 

Mesir: Masa Depan Baru

Oleh Adnan Khan

Masa depan Mesir berakar pada Islam, yakni agama dan cara hidup penduduknya

Ketika situasi di Mesir menjadi ekstrem setelah selama puluhan tahun dibawah
penindasan beberapa rezim secara berturut-turut, kita berada dalam posisi di
mana kita bisa mendiskusikan skenario potensial setelah penguasa muslim itu
digulingkan. Hingga sekarang aturan yang brutal yang dilakukan rezim korup
itu berhasil mempertahankan kekuasaan mereka melalui layanan para agen
rahasia yang memastikan lumpuhnya setiap langkah bagi sebelum mendapatkan
momentum apapun. Kejadian-kejadian di Tunisia telah menggema di seluruh
dunia Arab dan kini mulai mendidih di Mesir, negara terbesar di dunia Arab.

Sementara massa di Mesir telah mendorong untuk perubahan rezim dan hanya
masalah waktu sebelum rezim Mubarak tumbang, dengan menggaris bawahi keadaan
setelah rezim Mubarak dibuang ke tempat sampah sejarah dan jika tidak maka
ada kemungkinan nyata bahwa seruan perubahan ini dibajak oleh
kekuatan-kekuatan asing. Menlu Inggris William Haag berada di Suriah pada
miggu ini. Inggris merupakan sebuah negara yang kemungkinan besar akan ikut
campur dalam perubahan ini. Mohamed ElBaradei telah kembali ke Mesir dengan
beberapa ambisi yang dipertanyakan. Kepala Staf Mesir Lt.Gen. Sami Annan
berada di Washington pada tanggal 24 Januari 2011 dengan mengepalai suatu
delegasi militer berpangkat tinggi. Utusan pejabat tinggi Amerika untuk
Timur Tengah, Jeffrey Feltman, adalah pejabat asing pertama yang tiba di
Tunisia setelah Presiden Zine El Abidine Ben Ali digulingkan.

Mengingat hal-hal tersebut, 3 bidang kebijakan digarisbawahi untuk Mesir:

Stabilitas Ekonomi - Mesir telah mengalami salah urus besar-besaran selama
beberapa dekade terakhir. Menurut Bank Dunia, 40% dari penduduk Mesir, yakni
sekitar 30,8 juta orang, hidup dalam kemiskinan. Ekonomi Mesir telah hancur
sebagian besar oleh kebijakan rezim yang secara berturut-turut merusak diri
sendiri. Mesir juga mengalami malapetaka di bawah reformasi ekonomi IMF dan
Bank Dunia, Mesir dipaksa untuk memotong subsidi pangan dan
merestrukturisasi ekonomi kepada jasa dan pariwisata. Perekonomian Mesir dan
strukturnya adalah masalah yang terbesar karena tidak diarahkan kepada
kekuatan sumber daya alam Mesir dari pertanian dan manufaktur.

Pada tahun 1960, Mesir bisa melakukan swasembada gandum, biji-bijian dll
untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Pada tahun 1990 di bawah tekanan IMF dan
Bank Dunia, Mesir dipaksa untuk merestrukturisasi ekonomi melalui
peningkatan ekspor dan mengurangi ketergantungan pada pertanian. Sejak tahun
2000, Mesir telah mengalami berbagai bentuk kerusuhan pangan pada negara
yang pernah melakukan swasembada pangan menjadi negara yang tergantung pada
impor pangan. Makanan impor juga menyebabkan rakyat Mesir akan terkena
kenaikan harga pangan karena pasar keuangan telah berspekulasi pada bidang
komoditas. Saat ini Mesir memproduksi 8 juta ton gandum per tahun, yang
sangat jauh dari kebutuhan sebesar 14 juta ton untuk memberi makan 80 juta
penduduknya. Kekurangan ini dipenuhi dengan gandum yang diimpor dari Amerika
Serikat, dengan dibiayai oleh uang yang berasal dari bantuan.

Dibawah Khilafah, Terusan Suez di mana 5% minyak dunia melaluinya dan
dianggap sebagai titik sumbatan. Mesir bisa mengenakakan biaya kargo untuk
melaluinya dan melakukan penyulingan minyak mentah yang melewati
pelabuhan-pelabuhannya yang akan menghasilkan miliaran dolar bagi negara.
Mesir pada hari ini memiliki 9 kilang minyak yang memproduksi 710.000 barel
minyak mentah per hari, yang bisa meningkat secara signifikan.

Dalam pertanian, lahan pertanian gurun yang ditawarkan secara teratur pada
tingkat dan harga yang berbeda dibatasi hanya kepada sekelompok elit yang
dipilih secara sangat hati-hati, yang kemudian mengambil keuntungan dari
menjual secara eceran lahan pertanian gurun yang kuas. Hal ini mengubah
lahan pertanian gurun menjadi tempat-tempat wisata. Khilafah akan
meningkatkan produksi pertanian dalam negeri dan mengakhiri negara untuk
menjadi pasar bagi pertanian AS. Itulah kebijakan pemerintah saat ini yang
telah membuat Mesir bergantung pada impor.

Pemerintah yang bertanggung jawab - Pada tahun 1880-an, Mesir tidak mampu
membayar hutang dan akibatnya, Kerajaan Inggris, yang merupakan negara
pemberi pinjaman terbesar, menggunakan alasan ini untuk menduduki Mesir
selama setengah abad berikutnya. Inggris mengangkat penguasa kaki tangannya
yang setia kepadanya hingga Amerika muncul sebagai kekuatan dunia setelah PD
itu mendapatkan pengaruh atas Mesir dan mendapatkan loyalitas penguasa Mesir
secara berturut-turut. Rezim Mesir menormalisasi hubungan dengan Israel dan
menekan segala tanda-tanda kebangkitan Islam. Selama kekuasaan para penguasa
Mesir yang lama itu selalu ditopang oleh kekuatan-kekuatan eksternal dan
karenanya mereka tidak pernah menjadi wakil rakyat dan akibatnya itu tidak
pernah bertanggung jawab kepada rakyatnya sendiri. Kekuatan-kekuatan asing
telah mendanai dan mempersenjatai rezim itu dan menjaga kesetiaan mereka.

Dibawah Khilafah, penguasa dipilih oleh rakyat dan mewakili rakyat. Setiap
pengaruh asing menyebabkan dia diganti. Tanggung jawab praktis dilakukan
melalui Majlis Ummah, sebuah dewan yang para anggotanya yang terpilih dapat
bisa merupakan kaum Muslim, dan non-Muslim, laki-laki maupun perempuan. Para
anggota itu mewakili kepentingan konstituen mereka dalam Khilafah. Majlis
tidak memiliki kekuasaan legislatif tetapi memiliki banyak kekuatan yang
bertindak untuk mengimbangi kekuasaan eksekutif Khalifah. Majlis memiliki
hak untuk membuat daftar calon untuk jabatan Khalifah.

Visi - Kaum Muslim memiliki sejarah yang terkenal di Afrika, inilah yang
menyebabkan 52% penduduk Afrika saat ini terdiri adalah Muslim. Islam datang
ke Afrika Utara setelah Al Sham berada di bawah Islam. Dikenalnya Islam di
benua itu diawali melalui penaklukan Mesir. Mesir ketika itu dihuni oleh
berbagai macam orang, seperti Kristen Koptik, Yahudi dan Romawi. Demikian
pula Afrika Utara adalah wilayah dimana orang Berber hidup di bawah dominasi
Romawi. Bangsa Roma memandang Afrika sebagai koloni mereka dan melalui para
penguasa kaki tangannya itu mereka mempertahankan cengkeramannya di benua
itu. Serangkaian operasi militer untuk menaklukkan Afrika Utara dimulai pada
tahun 663, dan kaum Muslim segera mengendalikan kota terbesar di Libya.
Tripoli jatuh pada tahun 666 dan tahun 670 kaum Muslim menaklukkan Tunisia.
Wilayah Maghrib yang sekarang terdiri dari Libya, Tunisia, Aljazair, dan
Maroko, dan secara kolektif dikenal sebagai Bizantium provinsi Afrika
akhirnya menyerah dan mengirimkan gelombang kejut di wilayah Romawi.
Jatuhnya Mesir, yang merupakan keranjang roti bagi Kekaisaran Romawi, adalah
kerugian Romawi yang tidak pernah pulih.

Kaum Muslim membangun kota Qairouan (kira-kira delapan puluh kilometer di
selatan kota Tunis modern). Kota ini menjadi ibu kota Islam Afrika. Awalnya
merupakan lokasi pangkalan militer, seperti banyak pangkalan-pangkalan
militer kemudian menjadi kota-kota dan pusat-pusat ilmu pengetahuan. Mesjid
Al Qayeawm (Jamil Uqba) dibangun oleh umat Islam dan menjadi pusat ilmu
pengetahuan dari seluruh wilayah Islam. Adalah kaum Muslim Baru Afrika Utara
yang membawa Islam ke Eropa. Orang Berber yang masuh Islam, Tariq Bin Ziyad,
kemudian memimpin pasukannya melintasi selat Gibraltar yang mulai terkenal
dalam sejarah Islam di Eropa.

Sementara saat ini para penguasa di Afrika Utara secara berturut-turut
menjual rakyatnya untuk kepentingan Barat, Islam menjadikan wilayah itu di
masa lalu sebagai sebuah ilmu pengetahuan dan pintu masuk ke Eropa. Itu
adalah visi Khilafah yang akan membawa Mesir sebagaimana yang terjadi di
masa lalu. Khilafah tidak akan menjadi budak yang tunduk patuh kepada
kekuasaan Imperial tetapi memiliki ambisi global seperti yang terjadi di
masa lalu dengan memberikan visi dunia bagi penduduk di wilayah itu.

Kesimpulan

Saat ini, tekanan-tekanan telah dibangun ke tingkat yang belum pernah
terjadi sebelumnya di dunia Muslim dan sekarang rezim-rezim itu menawarkan
remah-remah untuk memenuhi tuntutan rakyat dan berusaha membeli mereka,
dengan berharap mereka cukup puas untuk sesuatu yang sifatnya kosmetik yang
akan muncul seolah-olah seperti kemenangan, tetapi sebenarnya hanya akan
mempertahankan status quo rezim yang bobrok. Mungkin rezim itu akan
menawarkan reformasi, beberapa kantung uang atau makanan, janji pemilihan
atau bahkan wajah baru untuk menggantikan seorang tiran tua, tapi yang akan
terus menindas mereka dan mencegah solusi nyata atas situasi bencana yang
muncul. Perubahan yang nyata tidak datang melalui perubahan wajah. Tidak
juga datang melalui reformasi yang lamban. Melainkan melalui perubahan yang
tiba-tiba, menyapu bersih, tanpa kompromi dan bersifat komprehensif.
Perubahan yang sebenarnya adalah untuk menghapus sistem-sistem kafir di
negeri-negeri Muslim secara menyeluruh. Perubahan yang sebenarnya adalah
untuk mengembalikan suatu sistim dimana penduduk di wilayah itu telah hidup
di bawah Khilafah selama lebih dari seribu tahun. perubahan Perubahan yang
sesungguhnya adalah agar Umat membebaskan dirinya dari belenggu penindas dan
kembali lagi untuk hidup di bawah naungan negara Khilafah Islam.

Sumber: Khilafah.com (30/1/2011)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment