Bismillahirrohmaanirrohiim.
Seorang
sahabat bertanya, Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan
dan persahabatanku?" Nabi Sallallahu alayhi wassalam menjawab,
"ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat
kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.
(Mutafaq'alaih).
___________
Lihatlah
tempat kelahiran atau di KTP saudara masing-masing, kebanyakan disitu
pasti tertuliskan kampung ibu kita berasal, bahkan bila saudara mau repot merekam intonasi dan cara
saudara bicara,
maka hasilnya tak akan berbeda dengan cara ibu saudara bicara, tak heran bila wawancara di
perusahaan asing sering ditanyakan Mother Tongue Language bukannya Father
tounge Language atau parahnya lagi Neighbor Tongue Languge.
Ibu hamil
itu luar biasa, jangankan mengingat bagaimana dengan
penuh perasaan dia mengasuh kita sewaktu kecil, sejak dalam kandungan pun kasih
sayangnya sudah tercurah secara biologis, Ketika kita masih berupa janin
seorang ibu harus ngidam hal yang di luar dugaan, dan biasanya ngidamnya justru
sesuatu kesukaan kita ketika dewasa, sesudah kita ditiupkan nyawa oleh Alloh
Subhanahu Wa Ta'ala, porsi makanannya kita rebut.
Saat
melahirkan lebih dramatis lagi, demi melihat kita keluar menghirup
dunia, seorang ibu rela meregang nyawa, itulah sebabnya Alloh Subhanahu Wa
Ta'ala menggolongkan seorang ibu menjadi para syuhada, mereka seolah tak peduli apakah
setelah kita dewasa menjadi orang yang penurut atau pembangkang padanya, anehnya lagi ketika melahirkan
seorang ibu justru mengingat ibunya yaitu nenek kita, bukan bapaknya, kebanyakan justru kelahiran yang
lancar ketika sang ibu berada di sampingnya.
Saat ibunya
melahirkan sedapat mungkin mereka mendapatkan gambaran bagaimana saat dulu dia
dilahirkan, maka tak heran wanita berubah drastis
ketika sudah menjadi ibu, hampir seluruhnya kebiasaan saat
lajang mulai ditinggalkan secara perlahan.
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdo'a: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah
kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya
aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri (QS. Al-Ahqof [46] : 15)
Sang anak,
secara alami terkoneksi dengan sangat menakjubkan dengan para ibunya, kita pasti pernah mendengar ada anak
seumur 3 tahun sudah dapat menghapal banyak ayat Al-Quran, bila dirunut ternyata sang ibu sering
mengaji Al-Quran saat mengandung, Polisi menyadari benar hal ini,
maka ketika mengejar buronan biasanya Polisi mencari ibunya terlebih dahulu.
Ketika wajah
Tuhan tidak
lagi ditakuti, bayangkanlah wajah bunda –Ust. Yusuf Mansur/Uang Gampang Dicari.
Bila harus
menuliskan bagaimana kasih sayang ibu tercurah mungkin perlu berjuta-juta
kalimat, itu sebabnya seluruh Negara di dunia
memiliki tanggal masing-masing untuk memperingati Hari Ibu, terlebih Indonesia yang menganut
faham matrilineal dalam urusan nasab, dan hari kemarin adalah tanggal 22
Desember.
Demikianlah
sifat manusia, semuanya harus ditandai dengan
simbolisasi, Piala
dibuat untuk menghargai para atlet yang mungkin latihannya bertahun-tahun,
bahkan bila ditukar dengan harga jerih payahnya maka piala tak seperberapanya, Begitupun dengan kasih sayang Ibu,
ditetapkanlah hari ibu padahal bila tak ada hari ibu pun kasih sayangnya rela
tak terbalas, seolah simbol yang ditunjukkan cukup
untuk mewakili usaha bertahun-tahun.
Sebaiknya
tak harus menunggu hari ibu untuk memperlihatkan bakti kita pada orangtua
khususnya ibu, UNTUK URUSAN INI JADIKAN SETIAP HARI ADALAH HARI IBU, dengan begitu kita sepakat bahwa
membhaktikan diri kepada ibu (orang tua) adalah wajib setelah menghambakan diri
kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala SWT.
Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (QS.Al-Isra [17] : 23-24)
_________
Walaupun ada hadits yang menerangkan dan bercerita
tersebut dibawah ini, tetap saja kedudukan ayah dalam penghormatan dan pelayanan ada dibawah
ibu 3 derajat.
Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah berkata kepada seseorang, Kamu dan
hartamu adalah milik ayahmu. (Asy-Syafi'i dan Abu Dawud)
Keterangan :
Terdapat satu riwayat yang
cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dan melapor. Dia berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin
mengambil hartaku .... Pergilah Kau membawa ayahmu kesini, perintah beliau.
Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Alloh kepada beliau. Jibril berkata:
"Ya, Muhammad, Allah 'Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan
berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa
yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang
tua itu tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: Mengapa anakmu mengadukanmu?
Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya? Lelaki tua itu menjawab: Tanyakan
saja kepadanya, ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk
beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara
ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri? Rasulullah bersabda lagi: Lupakanlah
hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu
dan tak pernah didengar oleh telingamu! Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba
menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: Demi Alloh, ya Rasulullah, dengan ini Alloh Subhanahu wa ta'ala berkenan menambah kuat keimananku
dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua
telingaku tak pernah mendengarnya ... Nabi mendesak: Katakanlah, aku ingin
mendengarnya. Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: Saya
mengatakan kepadanya kata-kata ini: 'Aku mengasuhmu sejak bayi dan
memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk
puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit
dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau
yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku
takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah
engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan
kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan
keutamaan. Sayang..., kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku
seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah
kebenaran selalu menempel di dirimu ..., seakanakan kesejukann bagi orang-orang
yang benar sudah dipasrahkan.' Selanjutnya Jabir berkata: Pada saat itu
Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata: Engkau
dan hartamu milik ayahmu !
(HR. At-Thabarani dalam As-Saghir dan Al-Ausath).
Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri
nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal
shaleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.
Wassalamualaykum Warohmatullohi Wabarokatuh
Mujiarto Karuk
Sumber : http://www.percikaniman.org
Hadits web ver 3.0 kumpulan dan reverensi
belajar hadits
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment