Advertising

Wednesday 29 December 2010

[wanita-muslimah] A’a Gym dan Teh Ninih Telah Cerai Secara Agama

http://sosbud.kompasiana.com/2010/12/29/aa-gym-dan-teh-ninih-telah-cerai-secara-agama/

A'a Gym dan Teh Ninih Telah Cerai Secara Agama

Judul ini saya kutip dari FEMME, salah satu media yang beredar minggu ini.
Kata-kata lain yang tertera di media ini mengawali uraian yang panjang
lebar tentang dai kondang A'a Gym adalah:

- Saat menikahi teh Rini, ternyata tidak pernah minta izin teh Ninih

- Sejak menikah lagi, lebih banyak waktunya dengan istri kedua

Sungguh saya terhenyak membaca berita ini. Ibarat luka lama yang terkuak
kembali, tentu berita ini menarik terutama bagi kaum ibu. Kita tidak lupa
betapa A'a Gym telah membuat gempar para perempuan Indonesia khususnya para
jemaah setianya. Pernikahannya dengan Rini, perempuan cantik yang mengaku
masih keluarga BJ Habibie itu membuat patah arang orang-orang yang rajin
mengunjungi pesantren Daarut Tauhid maupun para peserta pengajian di
berbagai kawasan. Reaksi orang hampir senada semua, dengan kekecewaan yang
amat sangat. A'a Gym dikecam habis, dan seketika itu pula 'tamatlah
riwayatnya' karena orang mundur teratur tak berminat lagi memanggilnya,
maupun mendengarkan ceramahnya. "Manajemen cinta yang mana yang harus
diikuti para jemaahnya? Yang seperti cara dia itu?!," begitu rata-rata orang
berkomentar.

Yang juga galak pada saat itu adalah, ibu-ibu Dharma Wanita dari berbagai
instansi pemerintah juga menuntut para suami mereka untuk tidak lagi
memanggil A'a Gym untuk berceramah di depan mereka. Kawasan Daarut Tauhid
yang boleh disebut menjadi sumber mata air berlimpah untuk mencari
penghasilan dari datangnya para umat dari pelosok kota manapun, sudah bisa
diduga lambat laun bagai lokasi mati dan sepi.

Tentu kita masih ingat bagaimana seorang istri berkerudung berkacamata yang
dipanggil Teh Ninih begitu tegar mendampingi suaminya yang diberitakan
menikah lagi. Ia masih mencoba menyimpulkan senyum di kulum, beradegan mesra
berboncengan sepeda dengan suami, dan berfoto lengkap bersama keluarga
bahkan memakai baju muslim yang kembaran dengan madunya, berjalan di tengah
kerumunan orang banyak.

Banyak pula orang geleng-geleng kepala melihat reaksi kaum ibu yang
amarahnya meledak saat itu. Sehingga, ada pula para suami yang usil mengejek
istrinya, "Lho, teh Ninih saja yang istri pertamanya nggak sewot, kok mama
sih yang jadi sewot?"

Tak luput dari yang memboikot A'a Gym secara terang-terangan saat itu
adalah Ibu Ainun Habibie. Rupanya sebelum ada kejadian pernikahan keduanya,
dai ini menjadi salah satu penceramah agama di pengajian yang
diselenggarakan oleh Ibu Ainun di rumahnya jalan Patra Kuningan Jakarta.
Setelah Ibu Ainun meninggal, pengajian ini masih terus berjalan, dan salah
satu anggota keluarga terdekat dari BJ Habibie terang-terangan berbicara di
muka kelas di depan para ibu baru-baru ini, "Justru karena A'a Gym menikah
dengan salah satu wanita yang masih ada hubungan keluarga dengan di sini,
maka Ibu Ainun khusus melarang A'a Gym untuk datang ke tempat ini lagi ,"
ujarnya tegas.

Cerita kelanjutan A'a Gym, sekali lagi saya peroleh dari FEMME. Saya hanya
mengutip ulang sebagian yang tertulis, dan bukan reportase. Media ini
mengutus wartawannya untuk melacak tentang gosip perceraian A'a Gym dan teh
Ninih yang akhirnya terjadi juga. Sumber yang dijadikan berita adalah
ibunda kandung dari teh Ninih sendiri, yang bermukim di Ciamis Selatan.
Seperti yang sudah diketahui, orang tua teh Ninih adalah pemilik pesantren
Kalangsari Cijulang yang sejak lama berdiri. Berita ini adalah sebuah berita
kelanjutan yang mengabarkan bahwa istri pertama A'a Gym sudah menotariskan
usaha milik bersama Daarut Tauhid diubah kepemilikannya atas nama Darul
Muthmainnah yang dimilikinya sendiri. Sumber FEMME juga mengabarkan bahwa
perceraian secara agama itu sesungguhnya sudah terjadi sekitar bulan Oktober
tahun ini.

Dari tutur cerita seorang ibunda yang amat kecewa itulah FEMME berhasil
mengorek cerita. Semula suaminya, HM Mukhsin sangat mengagumi sang menantu
yang dianggapnya serius belajar agama dan rajin ikut dai-dai ke berbagai
pengajian. Setelah menuntut ilmu agama di salah satu pondok pesantren di
daerah Manonjaya Tasikmalaya dan dukungan penuh dari sang bapak mertua dan
istrinya sendiri, A'a Gym melaju menjadi seorang dai. Kepopularitasannya
tentu membawa konsekwensi tersendiri. A'a Gym mulai dikagumi banyak orang
karena memang pandai menarik perhatian jemaahnya. Tiba-tiba kedua orang tua
teh Ninih mendengar kabar pernikahan sang menantunya. Dan, ia mengaku bahwa
sang menantu sama sekali tidak pernah minta izin apapun kepada istrinya
untuk berpoligami, juga kepada kedua mertuanya. Beban berat dipikul
berhari-hari bagi sang ibunda, sehingga ia segan untuk sering-sering ke luar
rumah. "Ibu nggak keluar rumah karena malu kalau ditanya-tanya", ujar sang
ibunda teh Ninih.

Ibunda teh Ninih juga merasakan perubahan dari A'a Gym setelah beristri
Rini. "Sejak beristri dua, A'a jadi cuek ke orang-orang. Kalau jalan nunduk
aja dan nggak ada bercanda-bercandanya, mungkin takut dimarahin sama
istrinya", ujar sang ibu mertua. Menurutnya lagi, setelah mengikuti
pengajian rutin tiap malam Jumat di Daarut Tauhid, si menantu langsung
balik ke Jakarta, tidak mampir ke teh Ninih lagi, apalagi mengunjungi kedua
mertuanya. Sang ibunda juga juga berkata bahwa dirinya hanyalah orang
kampung biasa dan tak sebanding dengan keluarga dari A'a Gym. "Ibu kan orang
kampung, orang kecil, sedangkan keluarga A'a kan rata-rata orang kaya,
bapaknya aja tentara. Gda (anak pertama A'a Gym dari teh Ninih ) pernah
bilang, Ibu mah keturunan orang miskin," ujar sang Ibunda dengan sedih.

Selanjutnya, ia berkata, " Memang poligami itu dibolehkan, tapi kan harus
adil, sedangkan A'a kelihatannya nggak adil karena lebih mementingkan istri
keduanya. A'a sosok yang baik, tapi semua orang pasti ada kekurangannya. A'a
pernah bilang ke ibu dengan nada tinggi untuk tidak ikut campur urusan rumah
tangga orang lain, nanti takut salah. Sakit dibentak seperti itu, tapi mau
gimana lagi, memang sudah begini jalannya. Ibu sebagai orang tua lebih baik
diam saja," ujarnya sambil menahan tangis.

Sang ibunda juga sangat paham bila putrinya sesungguhnya sering menangis
namun juga merasa harus ikhlas. "Teh Ninih itu sangat tertutup," ujar sang
Ibu lagi. Dan ia bercuriga saat pernah tersebar cerita A'a Gym bercerai yang
lalu itu, sumbernya adalah istri kedua A'a Gym sendiri."Sebenarnya Rini yang
bicara seperti itu, jadi di mata orang lain Teh Ninih tuh nggak baik karena
menggugat cerai suami," katanya dengan nada kesal. Bahwa kini ada lagi
berita perceraian itu, ia mengakui belum mengetahuinya lagi.

Sumber berita memang harus diperoleh secara berimbang. Saya melihat bahwa
wartawan FEMME berusaha cek ulang dengan menghubungi sumber utama, yaitu A'a
Gym sendiri. Dikejar sampai ke lokasi German Center yang tak jauh dari
Teras Kota Bumi Serpong Damai, A'a Gym diam seribu bahasa saat dikonfirmasi
wartawan. Tampaknya ia sudah tahu akan diterjang para pencari berita, maka
tangga darurat dilaluinya untuk keluar dari gedung itu.

Wajah yang semula berseri-seri di depan para jemaahnya, mendadak berubah
kesal. Bahkan, menurut FEMME lagi, di depan pintu masuk gedung, A'a Gym
sempat menghampiri sang wartawan dan menyuruh mematikan telefon genggam yang
saat itu sedang merekam. "Berikan saya kesempatan untuk tidak usah terlibat
dan tolong hargai ulama," ujar Aa Gym. Saat ia sudah berada di dalam
mobilpun, A'a Gym masih membuka jendela kaca mobil sembari berkata, "Tolong
ya hargai ulama".

Saya kembali terhenyak. Seorang dai terkenal, saat dimintai konfirmasi
tentang berita yang sebenarnya, dengan lantang berkata, "Tolong ya hargai
ulama". Seketika saya teringat seorang ulama besar, terkenal, bijak, yang
saya kenal baik, tinggal di luar Jakarta. Saat peristiwa A'a Gym meledak,
orang pertama yang saya hubungi lewat telefon adalah ulama ini. Sengaja saya
bertanya kepadanya karena saya yakin ia sangat mengetahui duduk soal yang
sebenarnya. Cerita sang kiyai saat itu kepada saya adalah, ia merasa
dibohongi oleh A'a Gym yang semula menikahi Rini dengan mengaku kepadanya
sudah atas sepengetahuan istri pertamanya. Percakapan dengan ulama bijak
itu, tetap saya simpan saat itu dengan terbesit kecewa. Saya tidak
berminat mencari konfirmasi kepada yang bersangkutan. Untuk apa, toh saya
bukan wartawan lagi yang mengejar sumber berita investigasi seperti dahulu
yang memang harus saya lakukan. Semua saya simpan….sampai saya membaca
FEMME minggu ini…., dan mencocokkan dengan cerita pak Kyai , sambil saya
berupaya menyadarkan diri saya sendiri berulang kali, bahwa kesempurnaan
hanyalah milik Allah…. dan manusia adalah gudangnya ketidaksempurnaan…..

(bagian yang dikutip dari FEMME sudah atas seizin Pemimpin Umum/ redaksi -
yang saya lakukan pagi ini)


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment