Itu misionaris qadiyanisme "ma_suryawan" perlu balas jasa kepada yang bersarang di utan kayu, karena "Islam" Liberal yang bersarang di utan kayu adalah pembela sengit qadiyanisme.
Kalau terjadi tabrakan antara mobil dengan sepeda, melihat sepeda yang rusak dan pengendaranya luka-luka, maka orang serta merta tanpa berpikir panjang akan menyalahkan mobil dengan pertimbangan kok orang sudah korban disalahkan lagi.
Mengapa selama ini terjadi tabrakan? Itulah yang perlu dan cukup untuk dipertimbangkan.
Karena umat Islam dan qadianisme selama ini berada pada satu rumah besar di mana qadiyanisme telah merusak rumah besar sehingga terjadi bentrokan di dalamnya. Menurut demokrasi siapakah yang salah? Penghuni minoritas yang merusak rumah itu atau penghuni mayoritas yang mempertahankan rumah tersebut agar tidak rusak?
Karena qadiyanisme pekerjaannya merusak rumah, sehingga jalan keluarnya adalah pisah rumah. Qadiyanisme perlu mendirikan rumah sendiri. Apakah ini tidak demokratis?
Karena Umat Islam di Indonesia adalah agama mayoritas pemeluknya dan telah diakui oleh Negara. Untuk itu umat Islam perlu dilindungi Hak Asasinya oleh negara sesuai dengan alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Itukan demokratis !?
Wassalam, bukan untuk misionaris qadiyanisme
HMNA
----- Original Message -----
From: "N17R4 H4F45" <nitra_hafas@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>; <ma_suryawan@yahoo.com>
Sent: Sunday, February 27, 2011 18:15
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Teori-teori Pendidikan Kekinian Terlalu Liberal
<p>anda kyknya tambah ngawur.model org utan kt2nya. sotoy lu...<br><br><br></p>
<p>Sent from Yahoo! Mail on Android</p>
----- Original Message -----
From: "ma_suryawan" <ma_suryawan@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, February 27, 2011 17:59
Subject: [wanita-muslimah] Re: Teori-teori Pendidikan Kekinian Terlalu Liberal
Satu komentar saja atas judul dan isinya: SOTOY!
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@...> wrote:
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
460. Teori-teori Pendidikan Kekinian Terlalu Liberal
Elok kiranya terlebih dahulu dikutip sebagian dari Kolom Unik, FAJAR, halaman 1, edisi 24 Januari 2001: "Malaysia mulai gerah dengan masalah kenakalan remaja dan ulah bengal (bahasa Makassar: banna', pen.) ABG (anak baru gede, red.). Negeri jiran ini menerapkan satu hukuman keras yang sementara ini dinilai kontroversi oleh sebagian ahli pendidikan anak dan remaja. Pelajar yang kedapatan berjudi, membawa rokok atau kesalahan lain seperti misalnya: mengecat rambut, bermain dengan kapur, berteriak-teriak dalam kelas, berkelahi dengan guru, diancam dengan pukulan tongkat di negara bagian Penang, Malaysia. Tiap pelanggaran yang mendapatkan angka 10, dipukul satu kali. Mengecat rambut dan bermain dengan kapur mendapat angka 5. Berkelahi dengan guru mendapat angka 30, berarti dipukul tiga kali. Pelajar yang mengumpulkan angka 50 diskors selama sepekan. Tahun lalu aturan ini sudah diuji-cobakan pada 30 sekolah di Penang."
Di Indonesia kita yang tercinta ini media elektronik menayangkan melalui sinetron-sinetron kebengalan anak-anak sekolah di dalam kelas, kebebasan yang kebablasan seperti saling ejek antar siswa, berteriak, mengejek guru, yang kesemuanya itu karena timbulnya sikap tidak hormat pada guru. Sinetron-sinetron itu tanpa disadari menjadi provokator bagi anak-anak sekolah di desa-desa untuk meniru-niru sikap tidak hormat kepada guru. Para pakar kita dalam bidang pendidikan seyogianya merenung, tepekur bahwa niscaya ada sesuatu yang salah dalam teori pendidikan yang disauk dari barat, yang diterapkan di negeri kita ini. Cobalah direnungkan bahwa sesuatu yang salah itu terletak dalam hal teori-teori yang bertumpu pada paradigma filsafat liberalisme dan individualisme. Dikatakan teori-teori dalam kalimat di atas, tidak hanya dikhususkan pada teori-teori pendidikan, oleh karena teori-teori politik dan kemanusiaan seperti demokrasi dan HAM juga bertumpu pada paradigma liberalisme dan inbdividualisme. (Insya-Allah kita akan membahas nanti dalam seri tersendiri tentang demokrasi yang bertumpu pada liberalisme dan HAM yang bertumpu pada individualisme).
Dalam Kongres Ummat Islam Sulawesi Selatan di Sudiang pada bulan Oktober tahun yang lalu para peserta kongres menginginkan agar semuanya, lebih 3000 orang, datang ke DPRD membawa hasil kongres. Demikian kuatnya dorongan itu sehingga Steering Committee merasa perlu mendengarkan pendapat Dewan Penasihat. Dalam sidang kilat itu saya melihat bagaimana sikap dan perangai hasil didikan pesantren. Usulnya sangat sejuk dan simpatik: "Dalam kondisi seperti sekarang ini sebaiknya kita mengikuti tradisi pesantren, menyerahkan seluruhnya kepada guru-guru kita Dewan Penasihat untuk mengambil keputusan." Setelah itu Steering Committee meninggalkan ruangan untuk memberikan kesempatan Dewan Penasihat untuk bermusyawarah. Musyawarah Dewan Penasihat memutuskan supaya tidak perlu seluruh peserta kongres berkunjung ke DPRD, cukup dengan mengutus dua orang wakil setiap kabupaten. Keputusan ini dibawa ke ruang sidang pleno, yang pada waktu itu masih dengan semangat tinggi ingin semuanya berkunjung ke DPRD. Setelah keputusan itu disampaikan, maka semangat tinggi ingin semuanya berkunjung ke DPRD itu beralih kepada semangat menghormati para guru-gurunya yang duduk dalam Dewan Penasihat.
Syari'at Islam memberikan tuntunan mengenai teori pendidikan. Firman Allah SWT (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- WADZQLNA LLML^KT ASJDWA LADM FSJDWA ILA ABLYS ABY WASTKBR WKAN MN ALKFRYN (S. ALBQRT, 34), dibaca: waidz qulna- lilmala-ikatis judu- lia-dama fasajadu- illa- ibli-sa aba- waka-na minal ka-firi-n (s. albaqarah), artinya:
-- ingatlah tatkala Kami berkata kepada malaikat sujudlah kamu sekalian kepada Adam, maka mereka sujud, kecuali Iblis, enggan, dan jadilah ia (termasuk) di antara para kafir (2:34).
Apa latar belakang mengapa para malaikat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam? Tatkala Allah SWT memberitahu malaikat bahwa Allah akan menjadikan khalifah dari spesi manusia, maka para malaikat bertanya (transliterasi huruf demi huruf demi keotentikan):
-- ATJ'AL FYHA MN YFSD FYHA WYSFK ALDMA^ (S. ALBQRT, 30), dibaca: ataj'alu fi-ha man yufsidu fi-ha- wayasfikud dima-a (s. albaqarah), artinya:
-- apakah Engkau menjadikan di atasnya (dunia), yang merusak di atasnya dan menumpahkan darah (2:30). Kemudian Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama serta kegunaan tiap-tiap benda, lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda itu, namun malaikat menjawab tidak mempunyai ilmu tentang nama-nama benda itu. Selanjutnya Allah memerintahkan supaya Adam mengajarkan nama-nama itu kepada para malaikat, artinya dalam hal ini Adam menjadi guru bagi para malaikat itu.
Alhasil latar belakang mengapa para malaikat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam, karena Adam adalah guru bagi para malaikat itu. Pesan-pesan nilai menurut tuntunan Syari'at Islam yaitu murid wajib menghormati gurunya. Perilaku murid yang tidak mau menghormati gurunya sama dengan perilaku Iblis.
Maka teori-teori pendididkan menurut Syari'at Islam haruslah bertumpu pada paradigma nilai penghormatan kepada guru. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b.
*** Makassar, 28 Januari 2001
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2001/01/460-teori-teori-pendidikan-kekinian.html
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment